You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah Jurnalisme Warga
Jurnalisme warga atau citizen journalism mulai berkembang di seluruh dunia sejak kehadiran
internet di seluruh dunia. Perkembangan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir adalah
penemuan dan pertumbuhan internet. Lahirnya komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya
diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi
menjadi satu, dan menandai teknologi yang disebut dengan internet. Teknologi yang tergolong
baru ini membuat sekat antarmanusia semakin tak terlihat seberapa pun jauhnya jarak yang
memisahkan. Dalam dunia internet semua hal bisa diperoleh hanya dalam one click way.
Sejarah dan perkembangan citizen journalism di dunia sebenarnya telah berlangsung lama,
sekitar dua dekade belakangan. Nicholas Lemann, profesor di Columbia University Graduate
School of Journalism, New York City, Amerika Serikat, mencatat, kelahiran jurnalisme publik
dimulai melalui gerakan pada Pemilu 1988. Saat itu publik mengalami erosi kepercayaan
terhadap media-media mainstream seputar pemilihan presiden AS.
Ada dua hal setidaknya yang memunculkan corak citizen journalism seperti sekarang ini.
Pertama, komitmen pada suara-suara publik. Kedua, kemajuan teknologi yang mengubah
lansekap modus komunikasi. Sejarah citizen journalism sendiri bisa dilacak sejak konsep public
journalism dilontarkan oleh beberapa penggagas, seperti Jay Rozen, Pew Research Center, dan
Poynter Institute. Bersama Wichita News, Eagle, Kansas, para penggagas citizen
journalism mencobakan konsep public journalism dengan membentuk panel diskusi bagi publik
guna mengidentifikasi isu-isu yang dianggap penting bagi publik. (communicare.com, 1
Desember 2007)
Jay Rozen, seorang profesor bidang jurnalistik di New York University (NYU), adalah salah satu
pelopor pertama citizen journalism atau jurnalisme publik. Sejak tahun 1993 hingga 1997, dia
memimpin Proyek dalam Kehidupan Publik dan Pers, berdasarkan Knight Foundation di NYU.
Dia juga yang menjalankan Press Think weblog.
Bill Gates pernah meramalkan bahwa digitalisasi dalam bidang komunikasi dan informasi pada
tahun 1990 akan mematikan surat kabar. Kehadiran situs-situs berita di pertengahan tahun 1990an dikhawatirkan bisa menjadi ancaman seluruh media massa konvensional, seperti surat kabar,
radio, maupun televisi. Akan tetapi, dalam hal kecepatan menyampaikan informasi, konon
seluruh jenis media massa terancam oleh kehadiran mailing list atau blog.
Jurnalisme warga dapat berlindung pada pasal 28F UUD 1945. Media cetak menjadi primadona
masa lalu, media televisi primadona saat ini, media internet primadona masa depan. Media cetak
hanya bisa bertahan jika mampu mengembangkan bisnis di multimedia. Media bisa mati jika
tidak bisa menjadi bagian dari komunitas konsumennya. Harus ada interaksi antara media
dengan konsumennya. Pesta blogger bisa digunakan untuk menyosialisasikan draft etika
jurnalisme warga yang digagas dewan pers. Di Indonesia belum banyak jurnalisme warga
mengembangkan audio video.
Kapan citizen journalism bangkit? Banyak kalangan menilai peristiwa bom yang mengguncang
London, Inggris, 7 Juli 2005 lah sebagai tonggaknya. Tragedi yang menewaskan lebih dari 50

orang itu, menginspirasikan Tim Porter untuk menuangkan unek-unek di situs pribadinya, First
Draft. Ia berselancar di dunia maya sesaat setelah kejadian mencari informasi lebih lanjut setelah
menjemput istrinya yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
Porter dengan cepat menemukan informasi terkini tentang ledakan tersebut dari sebuah situs
pribadi. Di sisi lain media konvensional seperti Radio, TV atau situs dot.com bahkan belum
menyiarkan berita tersebut. Apalagi koran, butuh satu hari baru dapat dibaca oleh orang banyak.
Jeff Jarvis dan Steve Yelvington lah, dua warga yang berada paling dekat dengan pusat ledakan.
Keduanya mengirimkan hasil rekaman video kepanikan orang di dalam stasiun kereta api bawah
tanah ke situs pribadi. Gambar tersebut hasil shootingan Adam Stacey, seorang penumpang
dengan kamera handphonenya. Beberapa menit kemudian, gambar tersebut telah disiarkan
televisi BBC.
Perkembangan citizen journalism di Indonesia masih belum lama. Yang mengawali mungkin
adalah detik.com, yang menampilkan berita-berita segar dan tidak terkungkung. Akan tetapi situs
seperti detik.com dibuat oleh satu pihak untuk dibaca banyak orang. Berbeda dengan blog yang
berbeda-beda, yang disiapkan oleh banyak orang untuk dibaca orang banyak pula.
(perspektifonline.com)
Sedangkan citizen journalism yang paling fenomenal di dunia saat ini adalah situs Oh My News
(OMN). Berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, situs ini pertama terbit 22 Februari 2000
dengan moto Setiap Warga adalah Seorang Reporter. Pemunculan Oh My News juga dilatar
belakangi pemilihan presiden korea selatan. Hingga kini OMN telah memiliki 60 ribu reporter
seluruh dunia 80% berasal dari citizen journalism dan hanya 40 orang berasal dari wartawan
tradisional.
Media internet sendiri, sebagai suatu media baru, pada gilirannya juga telah menghadirkan
sekian banyak bentuk jurnalisme yang sebelumnya tidak kita kenal. Salah satunya adalah
kemunculan jurnalisme warga. Citizen journalism tumbuh subur di di Amerika Serikat dalam
waktu enam tahun terakhir yang antara lain dipelopori oleh sejumlah wartawan veteran dan
sekolah jurnalistik yang ingin mengeksplorasi partisipasi masyarakat dalam ekosistem media
massa. Model jurnalisme ini memiliki banyak nama di berbagai belahan dunia. Antara
lain, netizen, partisipatory journalism, dan grassroot journalism.
Kemunculan jurnalisme warga di Indonesia bermula pada masa Orde Baru, saat Soeharto
berkuasa, di mana pada saat itu arus informasi dari media massa kepada masyarakat dijaga ketat
oleh pemerintah dan aparatnya. Masa Orde Baru yang dikenal dengan sistem pers tertutupnya,
memaksa pers untuk lebih mengedepankan agenda kebijakan, khususnya kebijakan eksekutif.
Pers lebih banyak memberitakan kebijakan pemerintah. Dominannya penggunaan sumber berita
eksekutif menjadikan pemberitaan pers menjadi top down.
Di Indonesia, jurnalisme ala warga telah hadir dalam keseharian melalui acara-acara talkshow di
radio khususnya sejak awal tahun 90-an. Karena dilarang pemerintah menyiarkan program siaran
berita, beberapa stasiun radio mengusung format siaran informasi. Pada program siarannya,
stasiun radio tersebut (diantaranya adalah Radio Mara 106,7 FM di Bandung yang menjadi pionir
siaran seperti ini) menyiarkan acara talkshow yang mengajak pendengar untuk aktif
berpartisipasi melalui telepon untuk menyampaikan informasi maupun pendapat tentang sebuah
topik hangat. Pada masa orde baru acara siaran tersebut efektif menjadi saluran khalayak
menyampaikan keluhan terhadap kelemahan atau kezaliman penguasa.

Setelah UU Penyiaran No.32 Tahun 2002, kehadiran community based media di bidang
penyiaran pun akhirnya terakomodasi. kehadiran radio dan televisi komunitas menjadi legal.
legalitas ini membuat peluang jurnalisme ala warga menjadi semakin terbuka. melalui radio atau
televise komunitas, warga bisa bertukar informasi atau pendapat, tentang hal-hal terdekat dengan
keseharian mereka, yang biasanya luput diliput oleh media-media besar. Pada radio siaran, biaya
peralatan, operasional siaran dan pesawat penerima yang relative murahbahkan sangat murah
bila dibandingkan operasional tv atau akses ke internetpeluang jurnalisme ala warga menjadi
semakin besar untuk bisa dilakukan oleh lebih banyak orang termasuk di pedesaan.
Sejumlah mailing list menjadi pelarian warga yang mampu mengakses internet akibat media
massa konvensional saat itu tidak ada yang berani mengkritik rezim. Kehadiran blog ini baru
dianggap sebagai ancaman karena sifat interaktifnya, yang tidak mungkin dilakukan media
massa konvensional.
CJ murni dijadikan tonggak dimana konsep CJ dikenal di masyarkat Indonesia ini. Yang
dimaksud CJ murni disini adalah CJ tersebut berupa blog pribadi/ web yang isinya sesuai
konsep CJ atau blog/ web yang bermisi dan bervisi menjalankan CJ. Dari database CJ murni ini,
menemukan bahwa CJ yang pertamakali muncul di Indonesia adalah rumahkiri.net yaitu pada
tahun 2005, disusul tahun 2006 dengan
munculnya wikimu.com, panyingkul.com dan kabarindonesia.com. Sementara CJ murni terbaru
adalah pewarta-indonesia.com yang didirikan pada akhir tahun 2008. Perkembangan selanjutnya
adalah kemunculan kolaborasi antara warga dengan CJ yang dipelopori oleh Kompas, Suara
Merdeka, Metro TV dan Elshinta. Facebook mendukung aktivitas CJ di Indonesia. Pada
beberapa kasus facebook justru memiliki peran besar dalam proses demokratisasi dan
mengalahkan aktivitas blog CJ. Misal pada kasus Prita vs RS Omni dan KPK vs Polri. Youtube
mendukung perkembangan CJ di Indonesia, terutama penyebaran video amateur oleh warga.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam hal ini kami ingin membatasi permasalahan dalam makalah ini. Permasalahanya meliputi:
1.

Peran Jurnalisme Warga?

2.

Perkembangan Jurnalisme Warga ?

3.

Etika Jurnalisme Warga?

4.

Tanggung jawab Jurnalisme Warga?

5.

Perbandingan Jurnalisme Warga Antara Luar Negeri dengan Indonesia ?

6.

Tantangan di Indonesia ?

7.

Dampak Citizen Jurnalism?

1.3 Tujuan Makalah

1.

Untuk mengetahui peran jurnalisme warga dalam kehidupan.

2.

Sejauh mana jurnalisme warga berkembang dewasa ini.

3.

Etika apa yang seharusnya ditanam saat kita ingin memuat berita.

4.

Tanggung jawab apa yang harus dipegang pada setiap Jurnalisme warga

5.

Berapa besar perbandingan antara jurnalisme local maupun internasional.

6.

Tantangan maupun dampak yang dihasilkan dari jurnalisme warga.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Jurnalisme Warga
Citizen Journalism jika diartikan menurut bahasanya berarti jurnalisme warga, aksi dari warga
kota/negara yang memainkan peran aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisa, serta
diseminasi berita dan informasi. Citizen journalism melibatkan warga dalam memberitakan
sesuatu peristiwa dengan begitu setiap orang adalah wartawan dan kerja wartawan bisa dilakukan
oleh setiap orang, baik itu ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa bahkan para pekerja kantoran.
Karena tidak terikat dengan salah satuprofesi tertentu maka citizen journalism dikategorikan
sebagai jurnalisme publik. Maksud dari partisipasi publik ini untuk menghadirkan independensi,
reliabilitas, akurasi, wide-ranging dan relevansi informasi yang ada dalam demokratisasi.
Jurnalisme warga menurut definisi ensiklopedia IT adalah berita dan komentar dari publik secara
luas. Melalui blog, situs wiki, siapapun dapat memberikan konstribusi informasi atas beragam
peristiwa yang ada. Sedangkan menurut definisi dari Jay Rousen, jurnalisme warga adalah ketika
orang-orang yang sebelumnya dikenal sebagai konsumen media pers mempunyai kekuatan
kontrol untuk untuk berbagi informasi satu sama lain dengan sesama konsumen
(pembaca/pemirsa/pendengar media).
Di sini setiap orang dapat menjadi subjek sekaligus objek dari dari media massa, bukan lagi
hanya menjadi subjek seperti dalam media-media konvensional. Dalam media konvensional
biasanya hanya mereka yang terdaftar sebagai wartawan dalam media tersebut saja yang dapat
memberikan berita, sedangkan masyarakat pada posisi pasif sebagai penonton, pemirsa ataupun
pembaca saja. Masyarakat tidak dilibatkan terlalu jauh untuk dapat menentukan topik, tema
maupun bahasan dalam setiap pemberitaannya. Karena sejauh ini ternyata media-media
utama, mainstream yang ada, tidak bisa memenuhi kebutuhan dengan alasan space, industri,
bisnis serta alasan lainnya.
Citizen journalism tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik namun lebih
menitikberatkan pada inilah yang terjadi di lingkungan kita. Pemberitaan citizen
journalism lebih mendalam dengan proses penayangan berita di televisi, dengan menggunakan
visual dari masyarakat. Citizen journalism dinilai sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat
untuk menyuarakan pendapat secara lebih leluasa, tersruktur, serta dapat diakses secara umum

dan sekaligus menjadi rujukan alternatif Fenomena weblog pribadi sebenarnya telah
mencerminkan passion to share dengan baik. Orang-orang membuat blog karena ingin berbagi
cerita, menyuarakan opini, mendokumentasi peristiwa yang disaksikan atau diketahui.
Walau wartawan atau pers menganggap diri mereka sebagai media komunikasi publik, bahkan
disebut sebagai pilar keempat dari demokrasi namun dalam praktiknya, media massa terjebak
pada kungkungan institusionalisasi suatu lembaga. Maksudnya, mereka telah menjelma menjadi
institusi yang mandiri dari publik yang melahirkannya. Jika di masa lalu media massa menjadi
milik para wartawannya, kini bahkan media massa menjadi milik para pemodal. Jika pemodal
memiliki kepentingan dengan kekuasaan, maka pers tak lagi menjadi kekuatan masyarakat dan
gagal menjadi pilar keempat demokrasi. Pers tidak lagi menjadi pembela masyarakat, justru
menjadi kekuatan yang bisa membahayakan masyarakat.
2.2 Perkembangan Jurnalisme Warga
Jurnalisme warga mencuatkan lagi persoalan profesionalisme wartawan dan wartawan sebagai
profesi terbuka. Dengan adanya jurnalisme warga, setiap orang dapat menjalankan fungsi sebagai
jurnalis. Karena itu, untuk membedakan antara pelaku jurnalisme warga dengan jurnalisme
media konvensional, diusulkan ada pendidikan khusus dan pernyataan sumpah bagi jurnalis
seperti yang selama ini berlaku di bagi penerjemah.
Jurnalisme mempertegas perubahan ke arah kekuatan rakyat secara kolektif untuk menentukan
kebenaran terhadap informassi yang disebarluaskan. Informasi tidak lagi didominasi kalangan
elite. Jurnalisme warga memunculkan keberagaman informasi dan informasi seperti apa yang
dibutuhkan warga. Kekurangan dan kelebihan dari informasi yang disampaikan melalui
jurnalisme warga akan bermuara pada munculnya informasi berkualitas. Diperkirakan di
Indonesia saat ini ada 650 ribu blog berbahasa Indonesia.
Perkembangan jurnalisme warga saat ini baru seumur kepompong, belum menjadi kupukupu. Karena untuk melahirkan jurnalisme warga yang indah dibutuhkan pembelajaran.
Beberapa media besar di Amerika menyediakan link ke blog jurnalisme warga. Tiap bulannya
blog yang paling banyak diakses akan mendapat hadiah dari media tersebut. Rubrik jurnalisme
warga yang dikelola media-media besar di Jakarta, diisi wartawan daerah. Wartawan lokal
mengirim tulisan ke rubrik jurnalisme warga karena alasan politis atau ekonomis. Sebenarnya
honor yang diberikan kepada penulis rubrik jurnalisme warga dapat mengikis tujuan awal
keberadaan jurnalisme warga.

2.3

Citizen Journalism di ranah Internet

Dalam format berbeda, yaitu melalui saluran Internet, warga dunia pun sudah keranjingan
melaporkan berita, baik melalui blog bersama [untuk memudahkan penyebutan] maupun blog
pribadi. Contoh blog bersama yang paling fenomenal ialah weblog OhMyNews di Korea Selatan
dan NowPublic di Kanada. OhMyNews didirikan Oh Yeon-ho, yang sebelumnya memang

bekerja sebagai wartawan media, dengan slogan Setiap warga adalah reporter. Jumlah
kontributornya sudah berkisar di angka 50 ribu warga dari seluruh dunia. Sedangkan NowPublic
hingga kemarin telah memiliki 132.173 kontributor dari 4.581 kota, yang rajin mengirim naskah
berita, foto, suara, dan video.
Kedua blog ini bukan jenis blog ecek-ecek seperti Blog Berita; mereka sudah menghasilkan
uang lewat iklan. NowPublic diberitakan telah meraup laba tahun ini lebih dari 10 juta US dollar,
dan situs ini dicatat majalah Time sebagai salah satu dari 50 situs terbaik tahun 2007.
Situs bersama lainnya yang menerapkan citizen journalism ialah WikiNews. Di sini para penulis
diberi honor, karena ia adalah situs non-profit alias tidak memasang iklan. . Tetapi Sudah ada 35
ribu orang lebih yang telah menyumbangkan dana [donatur] ke Wiki Media Foundation. Tetapi
Oh MyNews memberikan honor kepada penulis yang ikut berperan penuh didalamnya.
Dalam era globalisasi ini, maka pilihan internet merupakan akses masuk menjadi warga dunia.
Ohmy News sudah membuktikan, dari skala nasional Korea Selatan mereka sekarang sudah
merambah warga dunia dengan Ohmy News International. Perjuangan mereka untuk sampai
pada posisi sekarang ini tidak lain dari kontribusi para netizen (sebutan mereka untuk jurnalis
warga dalam dunia internet) selama 7 tahun pertumbuhannya. Kebanyakan netizen berbobot
yang masuk dalam featured writers Ohmy News International adalah jurnalis profesional, kenapa
mereka mau menyumbangkan tulisan untuk Ohmy News International? Menurut Oh Yeon-ho,
CEO dan pendiri Ohmy News, mereka mau ikut serta karena mereka ingin merubah dunia!
Semua netizen yang bergabung menulis terutama karena adanya idealisme bahwa pemikiran
yang ditulis akan bergaung dan membawa perubahan.
Dahulu buku memang jendela dunia, tetapi sekarang internet adalah pintu globalisasi!
Membuka wikimu.com berarti membuka pintu untuk mengenal Indonesia dan dunia tanpa
pernah beranjak keluar dari pekarangan rumah tercinta.
Fenomena jurnalisme publik ini pun telah diterapkan. Situs pemain lama seperti Yahoo dan BBC.
Misalnya Yahoo, punya rubrik You witness news dan People of the web di mana setiap
orang bisa mengirim artikel, foto, dan video. BBC juga punya rubrik sejenis. Banyak warga
mengirim materi berita ke sana walaupun tidak dibayar.
Di Indonesia sendiri memang ada beberapa blog-bersama yang menerapkan citizen journalism,
namun gregetnya belum gedubrak. Yang justru punya hits pembaca yang banyak adalah blog
pribadi semisal CosaAranda [berisi tips mencari uang lewat iklan Google], Blogombal [catatan
ringan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari], Blog Enda [seluk-beluk blog],
atau KafeMotor [modifikasi sepedamotor].
Di ranah Internet sudah banyak kritik yang menyangsikan kredibilitas bloger yang menulis
berita atau peristiwa. Bloger kerap dituduh tidak punya kode etik dan standar jelas dalam meliput
maupun menulis selayaknya reporter media tradisional. Dalam banyak kasus penilaian itu bisa
diterima. Namun bukan berarti tulisan bloger-citizen reporter otomatis harus dianggap sampah.
Justru terkadang berita karya para bloger bisa eksklusif, kritis, demi kepentingan publik, dan
sama sekali tidak dipublikasikan di media biasa seperti koran dan tivi.
Contoh teraktual adalah tulisan dan foto karya para bloger di Burma, yang melaporkan
kekejaman junta militer menghadapi aksi demo rakyat. Koran dan tivi di sana tidak berani
memberitakannya secara apa adanya karena ditekan oleh junta; tapi bloger apakah itu
mahasiswa maupun orangtua mampu melaporkan berita tersebut via Internet hingga diketahui

dunia. Dalam kasus Burma, para bloger, meskipun terpaksa memilih anonim, tidak boleh
dipandang sebelah mata.
Berdasarkan data yang di peroleh, ada hal lain yang lebih mendasar bagi kepopuleran radio,
televise, dan internet nantinya. Hal ini tidak lain daripada koneksi internet yang masih sangat
rendah di Indonesia (8%). Bila dibandingkan dengan negara tetangga Singapura (66,3%),
Malaysia (38,9%), serta negara tempat lahirnya Ohmy News (Korea Selatan 66,1%) maka
tidak heran kalau citizen journalism di internet belum bisa berkembang sepesat citizen
journalism di radio.
Berdasarkan penelitian GlobeScan (2006) untuk BBC, Reuters, dan The Media Center di
Indonesia televisi masih menduduki peringkat pertama media sebagai sumber berita (56%),
peringkat kedua adalah koran (21%), sementara radio dan internet sebenarnya berada pada posisi
seimbang (9%). Seandainya koneksi internet lebih merakyat dengan biaya yang terjangkau
rakyat, maka bisa dipastikan lahirnya sumber informasi baru yang memiliki kekuatan pasar yang
besar.

2.4 Etika Jurnalisme Warga


Kode etik jurnalistik yang berlaku bagi wartawan media konvensional bisa berkembang
mengikuti arus etika jurnalisme warga. Sebab berbagai isu dan perdebatan sekarang ini banyak
dimulai dari para pegiat jurnalisme warga melalui blog-blog mereka. Ambil contoh kasus Prita.
Media konvensional memiliki tugas untuk memberikan edukassi kepada pegiat jurnalisme warga
mengenai etika dan praktik jurnalistik. Sayangnya, rubrik jurnalisme warga yang dikelola media
besar saat ini tidak cukup mendorong tumbuhnya jurnalisme warga yang berkualitas. Karena,
misalnya rubrik mereka lebih banyak memuat tulisan-tulisan tentang sex.
Beberapa media tidak memberi izin wartawannya memuat tulisan di blog yang isinya mengenai
bagaimana mereka memperolaeh berita yang telah dipublikasikan. Ada 10 panduan bagi
jurnalisme warga yang bisa diikuti :
1. Tidak plagiat
2. Cek dan ricek fakta dan data
3. Jangan gunakan sumber anonim
4. Utarakan rahasia secara selektif
5. Hati-hati dengan pendapat narasumber
6. Pelajari batas daya ingat
7. Hindari konflik kepentingan
8. Dilarang lakukan pelecehan
9. Pertimbangkan setiap pendapat

10. Perhatikan dan peduli kaidah / nasehat hukur. Prinsip dasar citizen journalism adalah :

Pewarta (reporternya) adalah pembaca, khalayak ramai, siapapun yang mempunyai


informasi atas sesuatu,

Siapa pun dapat memberikan komentar, koreksi, klarifikasi atas berita yang diterbitkan,

Biasanya non-profit oriented

Masih didominasi oleh media-media online,

Memiliki komunitas-komunitas yang sering melakukan gathering,

Walaupun ada kritik, tidak ada persaingan antarpenulis (reporter),

Tidak membedakan pewarta profesional atau amatir,

Tidak ada seleksi ketat terhadap berita-beritanya,

Ada yang dikelola secara profesional ada pula yang dikelola secara amatir,

pembaca dapat langsung berinteraksi dengan penulisnya melalui kotak komentar atau email.

Blogger senior dan praktisi komunikasi Wimar Witoelar pernah mengungkapkan, blog
boleh dibilang bersifat komunal. Di dunia blog, transparansi dan akuntabilitas menjadi kata
kunci. Seorang penulis blog tidak lagi dianggap yang paling tahu. Pendapat-pendapatnya
bisa dikritisi oleh siapa pun lantaran sifat blog yang transparan. Inilah paradigma baru dari
blog. Melalui blog akan tercipta citizen journalism, di mana setiap orang bebas berpendapat.

Karena itu, menjadi citizen journalist juga ada etikanya. Etika citizen journalism kurang lebih
sama dengan etika menulis di media online. Di antaranya sebagai berikut:
v Tidak menyebarkan berita bohong
v Tidak mencemarkan nama baik
v Tidak memicu konflik SARA
v Tidak memuat konten pornografi
2.5 Tanggung jawab Jurnalisme Warga
Jurnalis yang menjadi blogger sudah mendapat bekal mengenai etika menjalankan peran
jurnalisme warga, berbeda dengan warga biasa. Karena itu sasaran bagi kampanye etika
jurnalisme warga sebaiknya ditujukan kepada warga biasa yang mengembangkan jurnalisme
warga. Pertanggung jawaban terhadap konten dari jurnalisme warga yang dipublikasikan media

mainstream, ada pada penulisnya kemudian penyedia konten. Pendapat lain, yang paling
bertanggung jawab terhadap isi konten jurnalisme warga adalah penanggung jawab media.
Komunitas blog harus membuat aturan yang jelas mengenai pengelolaan blog. Aturan disini,
misalnya, soal copyright artikel yang dimuat.
Gillmor, penulis buku We the Media: Grassroots Journalism by the People for he People
(2006) yang juga mantan kolumnis teknologi di San Jose Mercury News, mengatakan, abad ke
21 ini akan menjadi tantangan berat bagi media massa konvensional atas lahirnya jurnalisme
baru yang sangat berbeda dengan jurnalisme terdahulu. Kelahiran citizen journalism diperkuat
oleh kekecewaan warga akan pemberitaan di mainstream media yang sarat kepentingan politik
dan ekonomi. Agenda setting yang ditetapkan mainstream media, seringkali tidak sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan warga. maka ketika teknologi internet muncul, warga memiliki
aternatif cara untuk mencapatkan informasi sekaligus bereaksi atas informasi yang ia terima.
Makin banyaknya pengguna internet membuat citizen journalism berkembang pesat.
2.6 Perbandingan Jurnalisme Warga Antara Luar Negeri dengan Indonesia
Perkembangan juunalisme warga di Indonesia sudah cukup bagus secara tematik. Semua
peristiwa diliput oleh orang biasa, bisa dijadikan sebuah isu di masyarakat yang cukup menarik.
Di luar negeri, ada seorang wartawan Amerika datang ke liputan Amerika menyerang Irak. Ide
tersebut datang dari jurnalisme warga atau citizen journalism. Jurnalisme warga kalau di luar
negeri itu sampai ada seorang pengelola blog menghasilkan tulisan hingga ribuan. Jadi, dia
didanai oleh pembaca blog-nya.
JD Lasica, senior editor Online Journalism Review mengatakan, ada 6 kategori jurnalisme
partisipasi, yaitu:
1.

Partisipasi khalayak dalam mainstream media.

Di Indonesia praktik-praktik seperti ini juga telah banyak dilakkan baik di media cetak
(suratkabar maupun majalah), media elektronik (radio maupun televise) serta media online.
partisipasi ini dapat berbentuk: komentar khalayak (media online biasanya menyediakan ruang
untuk berkomentar berdampingan dengan beritanya, radio dan tlevisi biasa menyediakan acara
talkshow untuk memberikan kesempatan khalayak menyampaikan komentar); forum diskusi
pembaca/khalayak; kolom artikel; juga termasuk foto, video, laporan yang dikirim oleh
khalayak; serta bentuk-bentuk kontribusi khalayak lainnya.
2. Berita independen dan situs yang berisi informasi (weblog individual maupun situs dengan tema
khusus, misalnya situs yang menyediakan berita kota) .
2.

Situs dengan partisipasi penuh, di mana hampir semua beritanya diproduksi olehreporter
warga (citizen reporters), seperti OhmyNews di Korea Selatan atau panyingkul di Makasar
Sulawesi Selatan.

2. Collaborate and Contributory media sites


2. Media kecil lainnya, termasuk milis, email newsletter, dan media digital lainnya.
2. Situs penyiaran personal, yang memublikasikan penyiaran radio maupun TV.

2. CJ yang membuka ruang untuk komentar publik, di mana pembaca atau khalayak bisa
bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan jenis ini bisa kita kenal sebagai ruang
surat pembaca.
2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis. Warga diminta
untuk ikut menuliskan pengalamannya, pada sebuah topik utama liputan yang dilaporkan
jurnalis.
2. Kolaborasi antara jurnalis porfesional dengan nonjurnalis yan gmemiliki kemampuan dalam
materi yang dibahas, sebagai bantuan dalam mengarahkan atau memeriksa keakuratan
artikel. Terkadang professional nonjurnalis ini dapat juga menjadi contributor tunggal yang
menghasilkan artikel tersebut.
2. Bolghouse warga. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia, dan bisa
menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.
2. Newsroom citizen transparency blogs, merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi
media sebagai upaya transparansi, di mana pembaca bisa memasukkan keluhan, kritik, atau
pujian atas pekerjaan media tersebut.
2.

Stand-alone CJ sites, yang melalui proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya
tentang hal-hal yang sifatnya sangat lokal yang dialami langsung oleh warga. Editor
berperan untuk menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga (kontributor) tentang topiktopik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.

2. Stand-alone CJ sites, yang tidak melalui proses editing.


2. Gabungan stand-alone CJ journalism website dan edisi cetak
2. Hybrid: Pro+CJ. suatu kerja organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis
professional dengan journalis warga. Situs OhmyNews, Radio Elshinta, atau Radio Mara
FM bandung termasuk ke dalam kategori ini. dalam OhmyNews, kontribusi berita tidak
otomatis diterima sebagai sebuah berita. Editor berperan dalam menilai dan memilih berita
yang akan diangkat ke halaman utama.
2. Penggabungan antara jurnalis professional dan jurnalis warga dalam satu atap, di mana
website membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan jurnalis warga.
2. Model Wiki, di mana pembaca adalah juga edior. setiap orang bisa menulis artikel dan setiap
orang bisa memberi tambahan atau komentar yang terbit.
2.7 Tantangan di Indonesia
Saat ini, pers berada dalam situasi di mana pengertian wartawan dan media massa mengalami
pergeseran penting sebagai akibat dari berkembangnya dual hal, yakni perkembangan jurnalistik
dan perkembangan media. Dunia jurnalistik kini telah mengalami perubahan. Setiap warga, kini,
bisa melaporkan peristiwa kepada media. Tren munculnya jurnalisme warga semacam ini

tampaknya semakin kuat. Kehadiran jurnalisme warga ini juga telah menjadi tantangan bagi jenis
jurnalisme mapan, yang diterapkan media-media konvensional, seperti suratkabar, radio, dan
televisi.
Jumlah informasi yang ditawarkan citizen journalism akan lebih banyak dan beragam
sementara mainstream media terikat dengan jumlah halaman, durasi penayangan, atau durasi
penyiaran. Pemilihan terhadap peristiwa atau isu tertentu, mutlak dilakukan karena terbatasnya
kemampuan wartawan mainstream media menjangkau semua lokasi pusat berita.
Sementara citizen journalism menawarkan perputaran tanpa batas. Tak ada halaman yang
mengikat, atau pun durasi yang memusingkan kepala redaksi. Pemberitaannya dapat diakses di
mana saja dan kapan saja.
Pada sisi lain, kondisi masyarakat kita yang kurang menyadari terhadap konsep dalam
melakukan lompatan dan percepatan penerapan teknologi informasi tersebut membuat potensi
media belum secara optimal berfungsi. Bukan hanya soal minimnya penetrasi infrastruktur
internet ke lapisan masyarakat, melainkan juga disebabkan oleh ketidakmapuan sumber daya
masyarakat kita dalam mengadaptasi perubahan yang cepat.
Citizen journalism tidak hadir sebagai saingan, tapi sebagai alternatif. yang memperkaya pilihan
dan referensi. Berita tidak lagi dilihat sebagai produk yang didominasi wartawan dan institusi
pers. Masyarakat biasa seharusnya masuk dalam ekosistem media sebagai unsur yang aktif
berinteraksi. Johnny berpendapat bahwa adanya citizen journalism ini bukanlah ancaman bagi
media massa konvensional. Media massa konvensional kita beradaptasi terhadap situasi.
Masyarakat harus melihat secara kredibilitas berita itu. Corak baru media massa ini menambah
khasanah terhadap jurnalisme yang ada selama ini yang mungkin dianggap kaku.
Masalah yang dihadapi dari munculnya citizen journalism adalah citizen journalist hanya eksis di
beberapa blog saja. Kenyataannya bisa dilihat dari empat kategori citizen journalism:
1)
citizen journalist adalah orang yang memiliki kamera digital atau kamera ponsel dan
menyunting karya mereka, seperti peristiwa utama (tsunami, bom di London) atau kecelakaan
mobil, ke organisasi berita
2)
citizen journalist adalah orang yang ingin menemukan komunitas lokal
atau cybercommunity dan memproduksi tulisan tentang komunitasnya
3)

citizen journalist adalah orang yang mengkritisi dan mengampanyekan sebab-sebab politik;

4)
citizen journalism adalah orang yang berpartisipasi ke dalam sebuah percakapan dengan
para jurnalis profesional dan para pemilik blog.
Tidak ada yang meragukan bahwa sesuatu yang baru telah muncul dan kantor berita tradisional
harus setuju dengan citizen journalist. Akan tetapi, esensi citizen journalism telah menggantikan
jurnalisme tradisional yang dianggap mati. Para citizen journalist adalah bagian dari keluarga.
Dan perbedaannya terletak pada sebutan yang diberikan kepada mereka, yaitu intelegensi
kolektif. Bagi seorang jurnalis, kantor berita adalah ekspresi intelegensi kolektif dengan
hubungan horizontal antara kolega, tetapu juga memiliki hubungan vertikal dengan editor.
(editorsweblog.org, 29 Desember 2005)
Siapa yang diuntungkan?

Perkembangan teknologi informasi juga mengubah hakekat media. Dengan internet, kini
berkembang situs-situs lembaga maupun pribadi. Selain itu, berkembang juga weblog atau blog,
di mana setiap orang bisa melaporkan peristiwa di sekelilingnya, atau paling tidak, melaporkan
gagasannya kepada publik. Dengan demikian, kalau dulu media didirikan oleh lembaga, atau
individu yang mempunyai uang dan kekuasaan (power), kini setiap individu bisa membuat
media. Karena itu, di zaman internet ini, setiap individu juga adalah media.
Kalau ditanya siapa secara politis siapa yang dapat keuntungan dari blog, maka keuntungan ini
bisa kita kategorikan menjadi 3 hal: finansial, sikap politis, dan keuntungan dari sisi negatif.
Untuk keuntungan finansial mungkin agak sulit karena blog pada dasarnya tidak ada aspek
komersil, akan tetapi keuntungan itu dalam bentuk lain yaitu publisitas. Kalau keuntungan dari
sisi negatif, maksudnya adalah orang-orang yang ingin mengacau, bisa saja melakukan hal
tersebut.
2.8 Dampak JurnaIlisme Warga
Secara praktis, kehadiran jurnalisme warga (citizen journalism) membawa beberapa dampak.
1. Menjadi pesaing baru bagi media-media tradisional, Antara lain menyangkut kecepatan
menyampaikan informasi.
2. jurnalisme warga berkembang cepat, mungkin dari menit ke menit. Setiap orang dan setiap
saat dapat menjadi bagian jurnalisme warga.
3. jurnalisme warga secara ekstrim dapat menimbulkan anarkhi informasi seperti soal akurasi,
pemalsuan penyampaian informasi dan lain-lain.
Jalan yang tepat adalah menemukan kebijaksanaan yang tepat agar jurnalisme warga memberi
manfaat sebagai perwujudan kebebasan berkomunikasi dan sarana informasi public yang
bermanfaat bagi masyarakat tanpa mencederai hukum dan etik yang akan menimbulkan
kekacauan informasi, kegaduhan kehidupan social, politik dan ekonomi.
Jurnalisme warga adalah pranata yang dalam kenyataan menjalankan fungsi-fungsi jurnalistik
seperti menyampaikan informasi dan melakukan kritik sosial dan lain-lain, asas dan kaidah etik
untuk mewujudkan tanggung jawab sosial. Demikian juga dengan kewajiban taat pada hukum.
Kewajiban taat kepada hukum merupakan tuntutan peradaban (law abiding society). Karena itu,
terlepas dari apakah jurnalisme warga adalah bagian dari jurnalisme atau di luar jurnalisme, sama
sekali tidak mengurangi kewajiban untuk menjunjung tinggi asas dan kaidah etik dan hukum.
BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Jurnalisme warga atau citizen journalism mulai berkembang di seluruh dunia sejak kehadiran
internet di seluruh dunia. Perkembangan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir adalah

penemuan dan pertumbuhan internet. Lahirnya komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya
diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi
menjadi satu, dan menandai teknologi yang disebut dengan internet. Teknologi yang tergolong
baru ini membuat sekat antarmanusia semakin tak terlihat seberapa pun jauhnya jarak yang
memisahkan. Dalam dunia internet semua hal bisa diperoleh hanya dalam one click way.
Jurnalisme warga dapat berlindung pada pasal 28F UUD 1945. Media cetak menjadi primadona
masa lalu, media televisi primadona saat ini, media internet primadona masa depan. Kemunculan
jurnalisme warga di Indonesia bermula pada masa Orde Baru, saat Soeharto berkuasa, di mana
pada saat itu arus informasi dari media massa kepada masyarakat dijaga ketat oleh pemerintah
dan aparatnya. Masa Orde Baru yang dikenal dengan sistem pers tertutupnya, memaksa pers
untuk lebih mengedepankan agenda kebijakan, khususnya kebijakan eksekutif. Pers lebih banyak
memberitakan kebijakan pemerintah. Dominannya penggunaan sumber berita eksekutif
menjadikan pemberitaan pers menjadi top down.
Peran jurnalisme wargaCitizen journalism tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini
publik namun lebih menitikberatkan pada inilah yang terjadi di lingkungan kita.
Pemberitaan citizen journalism lebih mendalam dengan proses penayangan berita di televisi,
dengan menggunakan visual dari masyarakat. Citizen journalism dinilai sebagai bentuk
partisipasi aktif masyarakat untuk menyuarakan pendapat secara lebih leluasa, tersruktur, serta
dapat diakses secara umum dan sekaligus menjadi rujukan alternatif Fenomena weblog pribadi
sebenarnya telah mencerminkan passion to share dengan baik.
Perkembangan jurnalisme warga yaitu memunculkan keberagaman informasi dan informasi
seperti apa yang dibutuhkan warga. Kekurangan dan kelebihan dari informasi yang disampaikan
melalui jurnalisme warga akan bermuara pada munculnya informasi berkualitas. Diperkirakan di
Indonesia saat ini ada 650 ribu blog berbahasa Indonesia. Perkembangan jurnalisme warga saat
ini baru seumur kepompong, belum menjadi kupu-kupu. Karena untuk melahirkan
jurnalisme warga yang indah dibutuhkan pembelajaran.
Etika jurnalisme warga yaitu , Tidak plagiat, Cek dan ricek fakta dan data, Jangan gunakan
sumber anonym, Utarakan rahasia secara selektif, dll. Yang paling bertanggung jawab terhadap
isi konten jurnalisme warga adalah penanggung jawab media. Komunitas blog harus membuat
aturan yang jelas mengenai pengelolaan blog. Aturan disini, misalnya, soal copyright artikel
yang dimuat. Ada Perbandingan jurnalisme warga antara luar negeri dengan Indonesia. Di
luar negeri, ada seorang wartawan Amerika datang ke liputan Amerika menyerang Irak. Ide
tersebut datang dari jurnalisme warga atau citizen journalism. Jurnalisme warga kalau di luar
negeri itu sampai ada seorang pengelola blog menghasilkan tulisan hingga ribuan.
Tantangan di Indonesia adalah:
1)
citizen journalist adalah orang yang memiliki kamera digital atau kamera ponsel dan
menyunting karya mereka, seperti peristiwa utama (tsunami, bom di London) atau kecelakaan
mobil, ke organisasi berita
2)
citizen journalist adalah orang yang ingin menemukan komunitas lokal
atau cybercommunity dan memproduksi tulisan tentang komunitasnya
3)

citizen journalist adalah orang yang mengkritisi dan mengampanyekan sebab-sebab politik;

4)
citizen journalism adalah orang yang berpartisipasi ke dalam sebuah percakapan dengan
para jurnalis profesional dan para pemilik blog.
Dampak yang dihasilkan dari citizen journalism
1. Menjadi pesaing baru bagi media-media tradisional, Antara lain menyangkuy kecepatan
menyampaikan informasi.
2. jurnalisme warga berkembang cepat, mungkin dari menit ke menit. Setiap orang dan setiap
saat dapat menjadi bagian jurnalisme warga.
3. jurnalisme warga secara ekstrim dapat menimbulkan anarkhi informasi seperti soal akurasi,
pemalsuan penyampaian informasi dan lain-lain.

You might also like