You are on page 1of 12

STATUS REFKAS PASIEN KULIT DAN KELAMIN

I.

II.

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. UR

Usia

: 20 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Mahasiswa

No RM

: Tanggal Periksa

ANAMNESA
A. Keluhan Utama
Pada pergelangan tangan kanan-kiri, sela jari tangan kanan-kiri, lengan atasbawah kanan-kiri, punggung, dan tungkai kanan-kiri terdapat bintik-bintik
merah gatal.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan muncul bintik-bintik merah dan gatal mulai 5 hari yang lalu.
Bintik-bintik awalnya muncul pada pergelangan tangan kiri lalu menyebar ke
lengan kiri, lengan kanan, punggung dan kedua tungkai kaki. Rasa gatal paling
dirasakan menjelang malam hari. Pasien juga mengatakan bahwa beberapa
bintik-bintiknya mengeluarkan darah karena ia merasa tidak tahan dengan rasa
gatalnya sehingga ia menggaruknya. Pasien tidak mengalami keluhan yang
lain.
C. Riwayat penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

Pasien menyangkal memiliki penyakit yang harus mengkonsumsi obat


rutin.

D. Riwayat Operasi
Riwayat operasi disangkal oleh pasien.

E. Riwayat Alergi
Riwayat alergi terhadap obat, makanan, ataupun hal-hal tertentu disangkal oleh
pasien.
F. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal ada anggota keluarga pasien atau orang yang dekat dengan
pasien yang memiliki keluhan serupa dengan pasien.
G. Riwayat Pengobatan
Pasien menggunakan bedak caladine untuk mengurangi keluhan, tetapi pasien
tidak merasakan adanya perbaikan.
H. Gaya Hidup

Pasien tinggal di kos, 1 kamar berisi 1 orang.

Pasien suka bermain dengan kucing, tetapi tidak memelihara kucing.

Pasien memiliki kebiasaan memakai pakaian tertutup (berhijab) dalam


jangka waktu yang lama ( 10 12 jam/hari).

Pasien mandi 2 kali/hari, tetapi 5 hari terakhir pasien hanya mandi 1


kali/hari karena takut bila penyakitnya menyebar.

Kebiasaan saling meminjam dan memakai barang pribadi (pakaian,


handuk, selimut, dll) disangkal pasien.

III.

PEMERIKSAAN FISIK:
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran

: Compos Mentis

3. GCS

: 15 (E4V5M6)

4. Tanda Vital

: TD

: 110/70 mmHg

HR : 76 kali/menit
RR : 18 kali/menit
Suhu : Tidak dilakukan

5. Status gizi

: Cukup

6. Status Generalis :

Wajah

: Tidak ditemukan kelainan.

Leher

: Tidak ditemukan kelainan.

Thorax

: Tidak ditemukan kelainan.

Abdomen

: Tidak ditemukan kelainan.

Ektremitas

: Sesuai status lokalis.

7. Status Lokalis ( Ujud Kelainan Kulit) :

Pada pergelangan tangan kanan-kiri, sela jari tangan kanan-kiri, lengan


atas-bawah kanan-kiri, punggung, dan tungkai kanan-kiri terdapat papul
eritem, berbatas tegas, multipel, diskret dengan erosi dan ekskoriasi.

Pada punggung tangan dan pergelangan tangan kiri terdapat papul


hipopigmetasi liniar soliter berbatas tidak tegas dengan papul eritem di
ujungnya serta terdapat erosi.

IV.

V.

DIAGNOSIS BANDING:

Skabies

Prurigo

Insect bite

Folikulitis

Pedikulosis korporis

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

Sebagai saran, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menemukan


tungau :
1. Mula-mula cari kunikulus/terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat
papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah
object glass, ditetesi KOH 10% lalu ditutup deck glass dan dilihat
menggunakan mikroskop cahaya akan ditemukan gambaran tungau
(telur atau skibala).
2. Membuat biopsi irisan. Cara : Lesi dijepit menggunakan 2 jari kemudian
dibuat irisan tipis dengan scalpel lalu biopsi diperiksa menggunakan
mikroskop cahaya akan ditemukan gambaran tungau (Sarcoptes
scabiei).
3. Membuat

biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.

(Hematoxcillin Eosin).
VI.

DIAGNOSA KERJA:
Skabies

VII.

TATALAKSANA

A. Nonfarmakologi

Pasien diberi penjelasan bahwa penyakit dapat menular melalui kontak


langsung dan tidak langsung.

Mencegah dan menanggulangi penularan secara langsung meminimalisir


kontak fisik dengan orang lain; rajin mencuci tangan.

Mencegah dan menanggulangi penularan secara tidak langsung Perbaikan


higiene dan lingkungan Tidak menggunakan peralatan pribadi secara
bersama-sama; mencuci pakaian, selimut, sprei serta barang-barang yang
berpotensi menjadi tempat penyebaran skabies dengan air panas sebelum
dicuci menggunakan detergen.

Bila menemui orang terdekat yang mengalami keluhan yang sama sarankan
untuk periksa ke dokter.

B. Farmakologi
4

Krim permetrin 5 % dioleskan pada seluruh tubuh, hanya sekali pemakaian,


setelah 10 jam dibersihkan dengan sabun/mandi bila belum sembuh,
diulangi setelah seminggu.

Loratadin 10 mg 1x1 tab/hari, diminum pada malam hari, bila gatal.

VIII. PROGNOSIS

Prognosis ad vitam

: bonam.

Prognosis ad functionam

: bonam.

Prognosis ad sanationam

: bonam.

Prognosis ad kosmetikam

: dubia.

TERAPI FARMAKOLOGI SKABIES


5

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh manifestasi dan sesensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei. Skabies ditularkan melalui kontak langsung (kontak kulit dengam
kulit, misalnya : berjabat tangan, tidur bersama, hubungan seksual, dan lain-lain) dan kontak
tak langsung (melalui benda, misalnya : pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain).
Kelainan kulit pada skabies adalah ditemukannya papul, vesikel, urtikaria, dan sebagainya
ditambah dengan garukan sehingga dapat pula timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi
sekunder.1,2
Terdapat 4 tanda kardinal skabies :1,2
1. Pruritus nokturnal (gatal malam hari), akibat aktivitas tungau lebih tinggi
pada suhu yang lembab dan panas.
2. Penyakit

menyerang

secara

kelompok,

misal

dalam

keluarga,

perkampungan padat penduduk, asrama, dll.


3. Adanya terowongan (kunikulus), berwarna putih atau abu-abu berbentuk
garis lurus atau berkelok dengan panjang rata-rata 1 cm dan pada ujung
terowongan tersebut terdapat papul atau vesikel, predileksinya biasanya di
tempat yang memiliki stratum korneum tipis seperti di pergelangan tangan,
sela-sela jari tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak depan, areola mamae
(wanita), umbilikus, pantat, genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah,
telapak tangan atau kaki (bayi).
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan minimal 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.1,2
Untuk menanggulangi penyakit tersebut, diperlukan penatalaksanaan baik secara
nonfarmakologi maupun dengan farmakologi. Terapi nonfarmakologi yang dapat dilakukan
adalah menjaga higiene dan lingkungan dengan : Tidak menggunakan peralatan pribadi
secara bersama-sama dan alas tidur diganti bila pernah digunakan penderita skabies,
menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.1,2

Terapi farmakologi pada penyakit skabies akan menjadi topik utama pembahasan
pada refkas ini.
Ronny P. Handoko, dkk (2010) menyatakan bahwa pengobatan skabies yang ideal
harus memenuhi syarat sebagai berikut :1
1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau.
2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.
4. Mudah diperoleh dan harganya murah.
Cara pengobatannya ialah pasien dan seluruh anggota keluarga atau kelompok harus
diobati. Pengobatan menggunakan obat topikal sebagai berikut :1
1. Sulfur presipitatum (Precipitated sulphur; belerang endapan) 4-20%
dalam bentuk salap atau krim. Preparat ini kurang efektif terhadap stadium
telur, maka penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangan yang
lain adalah mengotori baju dan berbau serta kadang menimbulkan iritasi.
Dapat diberikan pada bayi umur < 2 tahun.
2. Emulsi

benzil-benzoas (benzyl benzoate) 20-25% efektif pada semua

stadium, diberikan tiap malam selama 3 hari. Akan tetapi, obat ini susah untuk
didapatkan dan kadang sering menimbulkan iritasi dan gatal.
3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan = gammexane; Lindane) 1%
dalam krim atau losio, efektif pada semua stadium, mudah digunakan, dan
jarang memberi iritasi. Akan tetapi, obat ini tidak dianjurkan untuk dipakai
pada anak < 6 tahun, wanita hamil, karena toksis terhadap susunan saraf pusat.
Pemberian cukup sekali, bila masih ada gejala dapat diberikan seminggu
berikutnya.
4. Krotamiton (crotamiton) 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat
pilihan, merupakan antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata,
mulut, dan uretra.
5. Permethrin 5% dalam krim, efek toksik minimal, efektif terhadap semua
stadium. Aplikasinya hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam, bila belum
sembuh diulang seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi < 2 tahun.

Selain itu, Ibrahim dkk (2015) dari Kementrian Kesehatan Malaysia juga
menyatakan bahwa terapi farmakologi yang digunakan untuk skabies sama dengan terapi
farmakologi menurut Ronny dkk (2010), tetapi terdapat beberapa tambahan sebagai berikut:3

Ivermectin 200 g/kg BB, dosis tunggal, bila masih terdapat gejala dapat
diulang

2 minggu kemudian. Obat ini tidak boleh diberikan pada anak

dibawah 5 tahun atau anak dengan BB < 15 kg, wanita hamil, dan wanita
menyusui. Pengobatan ini cocok digunakan pada pasien yang tidak dapat
menggunakan pengobatan topikal (karena alergi, iritasi) dan baik digunakan
untuk pengobatan masal.
Ibrahim dkk (2015) juga memberikan pilihan terapi berdasarkan pertimbangan khusus
seperti berikut:
Kondisi Klinis

Terapi

Terapi

Tindakan

Rekomendasi

Alternatif

Tambahan

Skabies Klasik
Bayi < 2 bulan
Sulfur

pada

seluruh

tubuh

termasuk wajah Terapi

presipitatum 6%

ointment selama

mata

dan terdekat.

mulut).

B. Anak < 2 tahun


Dua

kali

pada

seluruh

tubuh

8-12 presipitatum 6%
dengan

mata

dan cream selama 5-

mulut).

tahun

12 Dua
pemakaian

hari

pada

skabies nodular.

jarak 1 minggu.

<

diberi

(hindari bagian Crotamiton

Permethrin 5% Sulfur
selama

Oleskan

termasuk wajah Dapat

pemakaian

C. Anak

semua

(hindari bagian keluarga/orang

3 hari

jam

Oleskan

Komentar

kali Benzyl

Benzoate 12,5%

Permethrin 5% di

seluruh

Dapat

diberi

Crotamiton
cream selama 58

badan,
selama
jam

leher,

8-12 dan

tubuh

dengan bagian

bawah

jarak 1 minggu.

hari

pada

skabies nodular.

selama tiga hari


berturut-turut.

iv. Dewasa

Orang terdekat
dan

Benzyl
Dua

di

seluruh

Permethrin 5% badan,

leher,

selama

8-12 dan

tubuh

dengan bagian

bawah

jam

melakukan

kali Benzoate 12,5%

pemakaian

jarak 1 minggu.

sering

kontak

fisik,

dengan

atau

tanpa

gejala

klinis (carrier),
harus menerima

selama tiga hari


berturut-turut.

terapi

pada

waktu

yang

sama.
v.

Wanita Dua

hamil
menyusui

kali

/ pemakaian
Permethrin 5%
selama
jam

Skabies Krusta

8-12

dengan

jarak 1 minggu.
Permethrin dan Ivermectin
Ivermectin

Gunakan

agen Kontrol pasien

peroral saja atau keratolitik

dengan

ketat

dikombinasi

(salep/ ointment untuk mencegah

dengan

asam

Permethrin

pada

salisilat) penyebaran
bagian infeksi.

(lebih baik) atau yang


dikombinasi

hiperkeratosis.

dengan Benzyl
Benzoate

Jaga agar kuku


jari pendek dan
gunakan
hingga

obat
ke

bagian
subungual
Selain pengobatan tersebut, diperlukan juga pengobatan lain seperti berikut :3
A.

Terapi infeksi sekunder


Antibiotik sistemik untuk gram positif selama 7 hari.
Penggunaan antibiotik dapat bersamaan dengan pengobatan skabies atau
menunggu 48 jam setelah pengobatan skabies (melihat perkembangan terapi
skabies; penyembuhan erosinya).
Bila sudah diberi antibiotik sistemik tidak perlu antibiotik topikal.

B.

Terapi skabies nodular


Agen antiinflamasi : misal kortikosteroid topikal dosis sedang atau kuat selama
jangka waktu 2 minggu.
Crotamiton 2 kali sehari selama 7-14 hari.

C.

Terapi gatal pada skabies


Antihistamin : Misal Loratadin 10 mg 1x1/ hari, malam hari, bila gatal saja.
Kortikosteroid : Topikal atau peroral jangka pendek.
Emulsi : penggunaan reguler untuk kulit kering dan eczematous skin.

DAFTAR PUSTAKA

10

1. Handoko, Ronny P., dkk. 2010. Skabies dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
Edisi Keenam. Adhi Djuanda. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 122-125.
2. Kemenkes R.I. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes RI. Dikutip dari: http://fk.unila.ac.id/wpcontent/uploads/2015/10/PPK-Dokter-di-Fasyankes-Primer.pdf[Diakses tanggal 20
November 2016].
3. Ibrahim, Sabeera Begum Bt Kader, dkk. 2015. Guideline for Management of Scabies
in Adults and Children. Ministry of Health Malaysia. Malaysia: 5-10.

11

You might also like