You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan progresif
yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan
kartilago yang melindungi ujung tulang mulai rusak, disertai perubahan
reaktif pada tepi sendi dan tulang subkondral. Penyakit ini merupakan jenis
artritis yang paling sering terjadi dan menimbulkan rasa sakit serta hilangnya
kemampuan gerak.1
Angka kejadian OA di dunia terbilang cukup tinggi. WHO
memperkirakan 25% orang berusia 65 tahun di dunia menderita OA.2
Sementara di kawasan Asia Tenggara, jumlah penderita OA mencapai 24 juta
jiwa.3 Prevalensi OA di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan yang
jelas. Namun Handono dan Kusworini melaporkan bahwa prevalensi OA di
Malang pada usia antara 49-60 tahun cukup tinggi, yaitu sebesar 21,7%.4
Osteoartritis biasanya mengenai sendi penopang berat badan misalnya
pada panggul, lutut, vertebra, tetapi dapat juga mengenai bahu, sendi-sendi
jari tangan, dan pergelangan kaki.5 Pada studi radiografi yang dilakukan di
Amerika dan Eropa pada penduduk usia 45 tahun ke atas didapatkan
prevalensi OA lutut yang cukup tinggi, yaitu sebesar 14% pada laki-laki dan
22,8% pada wanita.2

Berdasarkan

kriteria

klasifikasi

dari

American

College

of

Rheumatology, seseorang terdiagnosis menderita OA lutut apabila terdapat


nyeri lutut dengan krepitus, kekakuan pada pagi hari selama kurang dari 30
menit, atau berusia lebih dari 50 tahun, disertai gambaran osteofit pada
pemeriksaan radiologis.6 Secara garis besar, faktor risiko terjadinya OA lutut
meliputi usia, jenis kelamin, kegemukan, penyakit metabolik, jenis pekerjaan,
olahraga, dan faktor-faktor lain.7
Penderita OA biasanya mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktivitas
atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Penderita OA dengan
obesitas lebih sering mengeluhkan nyeri pada sendi lutut dibandingkan
dengan penderita yang tidak obesitas.3 Hal ini menunjukkan bahwa berat
badan berlebih mempengaruhi derajat nyeri pada penderita OA lutut. Hart et
al juga menyebutkan bahwa obesitas meningkatkan risiko timbulnya gejala
lutut dan osteofit pada pemeriksaan radiografi. 8 Obesitas merupakan salah
satu faktor risiko OA lutut dan mempengaruhi densitas tulang secara
radiologis.9
Hampir semua pasien OA lutut menderita setidaknya satu penyakit
penyerta. Adanya penyakit penyerta dan obesitas dikaitkan dengan
keterbatasan dalam kegiatan atau rasa sakit. 10 Sementara dalam penelitiannya
terhadap penderita OA lutut, Keith T. Palmer membuktikan bahwa aktivitas
fisik (terutama berlutut, jongkok, mengangkat, atau mendaki) dapat
menyebabkan dan / atau memperburuk OA lutut.11

Prevalensi OA lutut yang cukup tinggi di Indonesia, bervariasinya nyeri


dan disabilitas yang dirasakan oleh pasien OA lutut dan berat ringannya
penyakit berdasarkan kriteria Kellgren-Lawrence, serta adanya faktor risiko
OA lutut yang mempengaruhi nyeri, disabilitas, dan berat ringannya penyakit
melatarbelakangi penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah terdapat hubungan antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan
nyeri, disabilitas, dan berat ringannya osteoartritis?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan nyeri,
disabilitas, dan berat ringannya osteoartritis.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui variasi karakteristik pasien osteoartritis lutut.
2. Mengetahui variasi nyeri dan disabilitas yang dirasakan oleh pasien
osteoartritis lutut dengan faktor risiko yang berbeda-beda.
3. Mengetahui variasi derajat berat ringannya osteoartritis lutut berdasarkan
kriteria Kellgren-Lawrence dengan faktor risiko yang berbeda-beda.
4. Mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan nyeri, disabilitas,
dan berat ringannya osteoartritis lutut.
5. Mengetahui hubungan antara penyakit komorbid dengan nyeri, disabilitas,
dan berat ringannya osteoartritis lutut.

6. Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan nyeri, disabilitas, dan


berat ringannya osteoartritis lutut.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Dapat mengetahui faktor risiko osteoartritis lutut yang berhubungan
dengan nyeri, disabilitas, dan berat ringannya osteoartritis.
2. Dapat

meningkatkan

kesadaran

masyarakat,

khususnya

pasien

osteoartritis lutut agar berusaha menjaga indeks massa tubuhnya dalam


batas normal.
3. Dapat

meningkatkan

pengetahuan

masyarakat,

khususnya

osteoartritis lutut untuk mengurangi aktivitas fisik yang berat.


4. Sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya.

pasien

1.5 Keaslian Penelitian


Beberapa penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan nyeri,
disabilitas, dan berat ringannya OA lutut antara lain tercantum pada tabel 1.
Tabel 1. Beberapa Penelitian tentang Osteoartritis Lutut
Nama Peneliti

Judul Penelitian

Subjek, Metode, dan Hasil Penelitian

Duygu

Geler Associated

Klc,

Burcu Factors

with Sampel : 161 responden

Yank,

Hakan Pain

and Metode : cross sectional

Atalar,

Glin Disability

Glen

Tahun : 2010

in Hasil : Indeks Massa Tubuh (IMT)

Patients

with adalah faktor terpenting yang terkait

Knee

dengan

tingkat

fungsional

Osteoarthritis

tingkat

keparahan

nyeri

dan
pasien

dengan osteoartritis lutut. Pasien


perlu didorong untuk menurunkan
berat badan untuk mengurangi gejala
dan tingkat keparahan penyakit.12
Handono Kalim,
Sri

Hubungan

Andarini, Indeks

Faradiana Rasyidi

Tubuh

Tahun : 2012

Massa Sampel : 58 responden


(IMT) Metode : cross sectional

dengan Derajat Hasil : Dari hasil uji korelasi


Nyeri

pada Spearman, didapatkan nilai p =

Penderita

0,004. Hal ini berarti p < 0,05, yang

Osteoartritis

berarti

Lutut

bermakna antara IMT dengan Visual

terdapat

hubungan

yang

Analog Scale (VAS). Selain itu


didapat nilai koefisien korelasi yaitu
r = 0,376 yang berarti terdapat
korelasi yang sedang antara IMT
dengan VAS.13

Tabel 1. Beberapa Penelitian tentang Osteoartritis Lutut (lanjutan)


Nama Peneliti

Judul Penelitian

M Reijman, H A P Body

Subjek, Metode, dan Hasil Penelitian

Mass Tahun : 2007

Pols, A P Bergink, Index associated Sampel : 3585 responden


J M Hazes, J N with Onset and Metode : kohort
Belo,

M Progression

Lievense

of Hasil : IMT tinggi (>27kg/m2)

Osteoarthritis of berhubungan dengan kejadian OA


the Knee but not lutut

(OR

3.3),

tetapi

tidak

of the Hip: The berhubungan dengan kejadian OA


Rotterdam Study sendi panggul. IMT tinggi juga
berhubungan dengan progresifitas
OA lutut (OR 3.2).14
Gabriella M van Comorbidity,

Tahun : 2008

Dijk,

Sampel : 288 responden

Cindy Limitations in

Veenhof, Francois Activities and

Hasil

Schellevis,

menderita setidaknya satu penyakit

Harry Pain in Patients

Hulsmans, Jan PJ with


Bakker,

Hampir

semua

pasien

penyerta, dengan penyakit jantung,

Henk Osteoarthritis of penyakit

mata,

telinga,

hidung,

Arwert, Jos HM the Hip or Knee

tenggorokan dan laring, penyakit

Dekker,

urogenital

Guus

Lankhorst,
Joost Dekker

dan

penyakit
umum.

lain

dan

metabolik
Jumlah

endokrin
yang

morbiditas

paling
dan

indeks keparahan dikaitkan dengan


keterbatasan lainnya dalam kegiatan
dan dengan rasa sakit. Kehadiran
sebagian besar penyakit sedang atau
berat dan obesitas dikaitkan dengan
keterbatasan dalam kegiatan atau
dengan rasa sakit.10

Tabel 1. Beberapa Penelitian tentang Osteoartritis Lutut (lanjutan)


Nama Peneliti

Judul Penelitian

Subjek, Metode, dan Hasil Penelitian

Keith T. Palmer

Occupational

Tahun : 2012

Activities

and Sampel : 43 responden

Osteoarthritis of Hasil : Terdapat bukti yang bagus


the Knee

bahwa

aktivitas

fisik

(terutama

berlutut, jongkok, mengangkat, atau


mendaki) dapat menyebabkan dan /
atau memperburuk OA lutut.11
Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya dalam
beberapa hal sebagai berikut.
1.

Beberapa penelitian terdahulu hanya menggunakan salah satu dari indeks


massa tubuh, penyakit komorbid, dan aktivitas fisik sebagai variabel
bebas, sedangkan penelitian ini menggunakan ketiganya sebagai variabel
bebas, yang terdiri dari indeks massa tubuh, penyakit komorbid, dan
aktivitas fisik.

2.

Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini adalah nyeri, disabilitas,
dan berat ringannya penyakit OA lutut. Hal ini berbeda dari penelitianpenelitian sebelumnya yang hanya menggunakan salah satu dari variabel
terikat tersebut.

3.

Penelitian ini berbeda dalam hal waktu yaitu tahun 2014 dan tempat
penelitian yang dilakukan di RSUP dr. Kariadi Semarang dan RSUD
Kota Semarang.

You might also like