Professional Documents
Culture Documents
Rio Salam
Nama Wahana : RSUD H.Andi Abdurrahman Noor
Topik : Pneumothorax dextra , TB paru
Tanggal (kasus) : 28- 09 - 2016
Nama Pasien : Tn. Rahmat S
Tanggal Presentasi :
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Dewasa
Lansia
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Bumil
Deskripsi :Pasien perempuan 53 tahun datang dengan keluhan sesak dan batuk 2 minggu . Pasien
riwayat pengobatan tuberculosis 2x
Tujuan : Mendiagnosis dan melakukan konsultasi atau rujukan dengan tepat.
Bahan bahasan :
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas :
Diskusi
Pos
Terdaftar sejak :
28- 09 - 2016
: batuk darah
Sesak napas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas disertai nyeri dada
sebelah kanan , nyeri dada yang timbul mendadak, nyeri dada lebih terasa sakit ketika bernapas. Pasien
mengalami batuk-batuk darah sejak 2 mingu yang lalu. Pasien mengaku menderita TB paru sejak 13
tahun yang lalu sudah dua kali pengobatan ,yang pertama 13 tahun lalu minum obat 6 bulan di suaka
insan belum tuntas, kemudian di diagnosis TB paru lagi dan menjalani pengobatan
Pada saat pasien datang ke RSUD H.Andi Abdurrahman Noor. Pasien terlihat sesak ,batuk dan
memegangi dada kanan karena nyeri saat batuk, . Pada Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah ,
kesadaran compos mentis (+), TD: 160/100 mmHg Nadi : 92 x/m kuat regular(+), RR: 46x/m, T:
36,5C. Pada leher JVP meningkat(-), pada dada terlihat retraksi dada (+) dan pada auskultasi terdengar
vesikuler (+/+) menurun di kedua paru, rhonki basah basal(-/-), wheezing (-/-), kedua ekstermitas akral
hangat dan crt < 2 detik.
2. Riwayat Pengobatan :
8. Lain-lain
Laboratorium :
Hematologi
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
10.9
13,5 - 18 gr%
Eritrosit
5,66
Trombosit
310
150 - 440
Leukosit
18500
Hematocrit
35
40 - 48 %
Leukosit
10500
5000-11000 /mm
X Ray thorax
Cor
: tertarik ke kiri
Pulmo : tampak fibroinfiltrat pada apex paru kanan, tampak perselubungan diparu kiri
sinuspherenicocostlisanerior terproyeksi area lusen tanpa jaringan paru , anterior posterior
tertutup perselubungan
Retrosternal space sebagian terproyeksi area lusen tanpa jarigan paru , dan retrocardial space
tmpak tertutup perseelubungan
Kesan : TB paru ,pneumothorax kanan diperkirakan 25% ( menurut metode Collin cd)
9. Assessment
TB paru , pneumothorax dextra
10. Plan
Monitor keadaan umum, vital sign.
Konsul spesialis paru
A = Posisi duduk atau posisi bed 45o-90o
B =Jika tiba-tiba sesak pasang oksigen NK 2 lpm atau SaPO2 < 92% pasang oksigen NRM 10
L/menit
C= -
Inf RL 20 tpm
D= -
- codein 3 x 20 mg
Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis pneumothorax
2. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit pneumothorax
1. Subyektif :
Keluhan Utama : Sesak
Keluhan Tambahan
: batuk darah
Sesak napas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas disertai
nyeri dada sebelah kanan , nyeri dada yang timbul mendadak, nyeri dada lebih terasa sakit
ketika bernapas. Pasien mengalami batuk-batuk darah sejak 2 mingu yang lalu. Pasien
mengaku menderita TB paru sejak 13 tahun yang lalu sudah dua kali pengobatan ,yang
pertama 13 tahun lalu minum obat 6 bulan di suaka insan belum tuntas, kemudian di diagnosis
TB paru lagi dan menjalani pengobatan
Pada saat pasien datang ke RSUD H.Andi Abdurrahman Noor. Pasien terlihat sesak
,batuk dan memegangi dada kanan karena nyeri saat batuk, . Pada Pemeriksaan fisik keadaan
umum tampak lemah , kesadaran compos mentis (+), TD: 160/100 mmHg Nadi : 92 x/m kuat
regular(+), RR: 46x/m, T: 36,5C. Pada leher JVP meningkat(-), pada dada terlihat retraksi
dada (-) dan pada auskultasi terdengar vesikuler (+/+) menurun di kedua paru, rhonki basah
basal (-/-), wheezing (-/-), kedua ekstermitas akral hangat dan crt < 2 detik.
2. Objektif :
Keadaan Umum
: Lemas, lesu
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Respirasi
: 46 x/menit
Suhu
: 36.5C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata: konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil isokor 3mm/3mm, ptosis (-)
Telinga: membran timpani intak, hiperemis -/-, sekret -/Hidung: sekret (-/-), hiperemis(-)
Mulut : sianosi (-)
Leher
KGB
: tidak teraba
Trakea
: deviasi (-)
JVP meningkat(-)
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: hipersonor pada paru kanan, perkusi terdengar jelas dari sisi lateral ,
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+ menurun pada kedua paru , rhonki Basah
basal -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
:Datar, tidak lebih tinggi dari pada dada, tidak ada jejas
Auskultasi
Inf RL 20 tpm
D= -
- codein 3 x 20 mg
3. Assessment
Pneumothorax adalah keadaan dimana terdapat udara atau gas dalam cavum pleura.
Pada kondisi normal, cavum pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa
mengembang terhadap rongga dada.(4)
Pneumothorax adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam pleura yang
menyebabkan kolapsnya paru (5).
KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut penyebabnya, pneumothorax dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu;(5,6)
1.
Pneumothorax
spontan
tiba.Pneumothorax
yaitu
setiap
pneumothorax
yang
terjadi
secara
tiba-
a. Pneumothorax spontan primer, yaitu pneumothorax yang terjadi secara tiba-tiba tanpa
diketahui sebabnya atau tanpa penyakit dasar yang jelas. Lebih sering pada laki-laki
muda sehat dibandingkan wanita. Timbul akibat ruptur bulla kecil (12cm) subpleural,
terutama dibagian puncak paru.
b. Pneumothorax spontan sekunder, yaitu pneumothorax yang terjadi dengan didasari
oleh riwayat penyakit paru yang telah dimiliki sebelumnya, tersering pada pasien
bronkhitis dan emfisema yang mengalami ruptur emfisema subpleura atau bulla.
Penyakit dasar lain: Tb paru, asma lanjut, pneumonia, abses paru atau ca paru. Fibrosis
kistik, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru-paru, asma, dan infeksi
paru-paru.
2. Pneumothorax traumatik, yaitu pneumothorax yang terjadi akibat adanya suatu trauma, baik
trauma penetrasi maupun bukan yang menyebabkan robeknya pleura, dinding dada maupun
paru(5,6).
Pneumothorax tipe ini juga dapat diklasifikasikan lagi dua jenis, yaitu:
a. Pneumothorax traumatik non-iatrogenik, yaitu pneumothorax yang terjadi karena jejas
kecelakaan, misalnya jejas pada dinding dada, barotraumas.
b. Pneumothorax traumatik iatrogenik aksidental adalah suatu pneumothorax yang terjadi
akibat komplikasi dari tindakan tersebut medis. Pneumothorax jenis ini pun masih
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pneumothorax traumatik iatrogenik aksidental adalah suatu pneumothorax yang
terjadi akibat tindakan medis karena kesalahan atau komplikasi dari tindakan
Tanah Bumbu,
tersebut,
misalnya pada parasentesis
biopsi pleura.
Dokter
Pembimbing
Dokterdada,
Internsip
2) Pneumothorax traumatik iatrogenik artifisisal (deliberate) adalah suatu
pneumothorax yang sengaja dilakukan dengan cara mengisikan udara ke dalam
dr. Aji Wijaya