Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial
Disusun Oleh :
Kelompok 8 ( Kelas B )
Maida Utari
Reza Fajrini
Sri Wahyuni
Arif Setiawan
DAFTAR ISI
Pengertian Agresivitas.............................................................................2
Teori-Teori tentang Agresivitas...............................................................2
Faktor-Faktor Pendorong Agresivitas......................................................4
Mengurangi Agresivitas...........................................................................7
Daftar Pustaka....................................................................................................vii
BAB 1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Agresivitas merupakan bentuk perilaku seseorang yang bertujuan
untuk menyakakiti atau menciderai orang lain baik dalam bentuk fisik
maupun psikis.
Munculnya
agresivitas
dapat
dikarenanakan
oleh
tidak
dan tertekan
tercapai,
mengakibatkan
sehingga
mencari
agresif
jalan
karena
lain
untuk
dalam
merespons
setiap
rangsang
yang
berasal
dari
lingkunganya.
Ada dua macam agresifitas yang secara garis besar dibedakan
menjadi
hostile
aggression
dan
dalam
pilihan
kegemaraannya
dengan
berbagai
tujuan. Sehingga
B. Tujuan
1)
2)
3)
4)
merupakan
tindakan
melukai
oleh
sesorang/institusi
terhadap
1. Teori psikoanalisis
Sigmund freud, seseorang tokoh psikoanalisis mengklasifikasikan instink
individu kedalam dua bagian, yaitu: instink kehidupan dan instink kematian.
Instink kehidupan (life instinct atau juga disebut eros) mengandung energi
konstruktif dan seksual, sedangkan instink kematian ( deat instinct atau
disebut thanatos) mengandung energi destruktif.
pengungkapan hasrat terhadap kematiaan dapat berupa agresi diri atau
tindakan menyakiti diri sendiri sehingga bunuh diri. Meskipun demikian,
karena karena pada diri manusia juga terdapat instink hidup maka hasrat
terhadap kematian adalah ditujukan keluar dirinya, yaitu berujung agresi
terhadap
orang
tindakan
lain
yang
merusak,
yang
yang
sama.
Perkelahian
diantara
anggota
spesies
tidaklah
3. Teori sosiobiologi
Dalam pandangan teori sosiobiologi, dalam hal ini barash menyatakan
Bahwa perilaku sosial, sama halnya dengan struktur fisik dipengaruhi oleh
Evolusi. Menurut teori ini, makhluk hidup dari berbagai spesies cenderung
Menunjukkan pola-pola perilaku sosial tertentu dalam kelangsungan hidup
Makhluk melakukan tindakan agresi karena fungsi tindakan tersebut sebagai
Usaha untuk penyesuaian diri.
a. Hormon
Hormon yang dimaksud di sini adalah hormon androgen dan testosteron.
Secara kebetulan hormon ini terdapat paling banyak pada laki-laki. Penilitian
longitudinal baru-bari ini terhadap 96 remaja pria 12 hingga 21 tahun,
menemukan bahwa mereka yang memiliki catatan kriminal lebih tinggi dalam
kadar testosteronnya pada usia 16 tahun ( Bokhven dalam Laura, 2012:1u dengan
cara yang agresif dapat meningkatkan testosteron seseorang (Sarlito,2009).
Dalam penelitian lain, subjek penelitian dapat dianggap agresif bahkan jika
mereka tidak terlibat langsung. Misalnya, mereka tidak benar-benar memukul
muka seseorang. Setiap individu mempunyai kesempatan untuk agresif
terhadap orang lain, dengan memberikan seseorang ledakan suara yang keras,
menyiapkan sengatan listrik yang ringan, atau memberi dosis saos cabe yang
besar pada makanan seseorang ( Laura,2012).
b. Otak
Bagian dari otak disebut hipotalamus terkait dengan tingkah laku agresi.
Hipotalamus adalah bagian kecil dari otak yang terletak di bawah otak. Berfungsi
untuk menjaga homeostatis serta membentuk dan mengatur tingkah laku vital,
seperti makan, minum, dan hasrat seksual. Sebuah penilitian oleh Albert ( dalam
Sarlito,2009;150 ) menemukan bahwa tumor yang tumbuh di bagian hipotalamus
memicunya.
Sebuah otopsi mengungkapkan sebuah tumor di dalam sistem limbik otak
Withman, suatu wilayah yang dikaitkan dengan emosi, mendorong reaksi ia
untuk memanjat ke puncak menara kampus, lalu membunuh 15 orang dan
kemudian bunuh diri. Dalam situasi lainnya, sebuah elektroda ditanamkan pada
amigdala seorang pasien kejiwaan yang lembut. Segera setelah arus listrik
memiliki tujuan self-destruction, tetapi arahnya segera diubah menuju orang lain.
Tidak hanya Freud, Lorenz (dalam Baron & Byrne, 2003) mengemukakan bahwa
agresi muncul terutama dari insting berkelahi bawaan yang dimiliki oleh makhluk
hidup. Insting ini berkembang selama terjadinya evolusi karena hal tersebut
menolong untuk memastikan bahwa hanya individu yang terkuat yang akan
menurunkan gennya pada generasi berikutnya.
Insting adalah bawaan dan bagian dari kepribadian, maka tampaknya ada
peluang untuk mengatasinya. Usaha ini disebut pengalihan ( Hadad dalam Sarlito,
2009:150 ).
Berdasarkan teori ego Freud ( dalam Alwisol,2004: 34), ego memanfaatkan
drive agresif untuk menyerang objek yang menimbulkan frustasi. Menutupi
kelemahan diri dengan menunjukkan kekuatan agresi, baik yang ditunjukkan ke pada
objek asli, objek pengganti, maupun pada diri sendiri.
Ada lima maca reaksi agresi menurut Freud ( dalam Alwisol, 2004:34 ) :
a. Agresi Primitif : siswa yang tidak lulus merusak sekolahnya, atau remaja yang
b.
c.
d.
e.
2. Perspektif Pembelajaran
Teori balajar sosial dari bandura juga dapat menjelaskan bagaimana
agresivitas sebagai tingkah laku sosial yang dipelajari ( Bandura, dalam Sarlito,2009:
150 ).
Penelitian oleh Tiffany, dkk (2008) juga menyimpulkan bahwa orang yang
menonton sebagian besar program dengan gambar pertempuran atau yang kekerasan
juga akan mendapatkan kesulitan di sekolah lebih dari tiga kali dalam setahun . Hal
ini menunjukkan bahwa anak yang menyaksikan kekerasan di televisi sebagai dapat
mempengaruhi tindakan agresif dalam cara yang negatif.
7. Amarah
Marah yang merupakan emosi yang memiliki cirri-ciri aktifitas sistem
parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang
biasanya disebabkan adanya, kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah satu
mungkin juga tidak. Pada saat marah ada peraaan ingin menyerang, meninju
menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam
bila hal-hal tersebut disalurkan maka terjadilah perilaku agresi.
a. Factor biologis
Menurut pendekatan ini agresi pada manusia seperti telah diprogramkan
untuk kekerasan secara alami.
b. Faktor eksternal
Hal lain dipandang penting
Kesimpulan
Agresi berasal dari berbagai sumber seperti sosial, situasi, personal, kebudayaan,
media massa, sumber daya, serta kekerasan yang terjadi pada atlet.
DAFTAR PUSTAKA
Badariyah, R. 2001. Kemampuan Berafiliasi Remaja Ditinjau Dari Kecemasan dan Tipe
kepribadian. Skripsi. Surakarta. Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Bahri, Syaiful.1994. Kecendrungan Agresi siswa SMA Ditelaah Dari Iklim Kehidupan
Keluarga dan Daradjat, Z. 1990. Kesehatan Mental. Jakarta: PT Temprint.
Furqon, M. 2002. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Surakarta: UNS Press
Gunarsa,.D. Singgih, dkk., 1996. Psikologi Olahraga ; Teory dan Praktik. Jakarta : PT.
BPK Gunung Mulia.
Husdarta, H.J.S. 2010. Psikologi Olahraga. Penerbit Alfabeta
Bandung http://kushinryu.wordpress.com, download tgl 9
Nopember 10 jam 09.15
Intan
Sugih.
Tubuh.
2001.
Pikiran
Sehat
Meningkatkan
Daya
Tahan
10
11