Professional Documents
Culture Documents
PENGAWASAN INTERN
ATAS PROGRAM LINTAS SEKTORAL
JAKARTA, 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
PU101
PU102
PU103
PU104
PU105
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaporan
Pemantauan dan Tindak Lanjut
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
2
BAB I PENDAHULUAN
PU101
telah
pemerintah
ditetapkan.
Penguatan
dimaksudkan
untuk
kerangka
kelembagaan
mewujudkan
kelembagaan
dan
efisien.
Untuk
mencapai
sasaran
penguatan
yang
salah
satunya
menekankan
pada
pentingnya
program
pembangunan
pada
umumnya
akan
negara,
kementerian,
lembaga
pemerintah
non-
Untuk
akan
dicapai
oleh
program-program
prioritas
yang
menjamin
tercapainya
tujuan/sasaran
atas
program
pengawasan
internal
yang
memadai.
Peraturan
bahwa
BPKP
diberikan
kewenangan
untuk
aktor
pembangunan,
baik
dari
pemerintah
pusat,
dan
jaringan
kerja
antar
aktor
tersebut
dalam
mendorong
lintas
pembangunan,
pangan,
seperti
evaluasi
pengawasan
sektoral
tematik
pengawasan
program
atas
atas
program
atas
berbagai
program
penanggulangan
lintas
sektoral
program
ketahanan
kemiskinan,
penyediaan
dan
antar
para
pelaksana
kegiatan.
Meskipun
pedoman
pengawasan
antar
dikembangkan
lintas
direktorat
dan
disusun
sektoral
pengawasan
suatu
serta
terkait,
pedoman
meningkatkan
maka
perlu
umum
atas
PU102
Dasar Hukum
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan
Kepada
01. Pedoman umum ini disusun untuk mencapai tiga tujuan utama.
Pertama, memberikan acuan umum bagi unit kerja di lingkungan
BPKP dalam merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan,
melaporkan, dan memantau pelaksanaan pengawasan intern lintas
sektoral
di
lingkungan
BPKP.
Kedua,
mewujudkan
suatu
proses
pengawasan
intern
lintas
sektoral
yang
6
jawab
(kedeputian
yang
koordinator)
dan
pelaksanaan
sebagai
leading
kedeputian
kegiatan
sector
teknis
pengawasan
adalah
yang
sebagai
mendukung
Sistematika Pedoman
dan
sektoral,
pengawasan,
metodologi
serta
pengawasan,
organisasi
keluaran
pengawasan,
(output)
termasuk
pola
merupakan
kegiatan
yang
dalam
pelaksanaannya
Pengawasan
negara/lembaga,
Intern
provinsi,
Pemerintah
atau
kementerian
kabupaten/kota
karena
keterbatasan kewenangan.
02. Hasil kajian Puslitbang, menyebutkan bahwa merujuk pada UU 25
Tahun 2004, PP 20 Tahun 2015, PP 60 Tahun 2008, programprogram yang berada di suatu kementerian/lembaga yang dapat
diaudit oleh APIP kementerian/lembaga yang bersangkutan, tidak
dapat
dikategorikan
sebagai
program
lintas
sektoral,
namun
1
2
didefinisikan sebagai lingkungan suatu usaha seperti -- pertanian; - perindustrian atau bagian daerah pertempuran (penjagaan atau
pertahanan); Sementara kata sektoral merupakan kata sifat (a) yang
didefiniskan sebagai terbagi dalam sektoral atau bersektor-sektor.
Dengan mengacu pada definisi tersebut maka kata lintas sektoral
bisa dimaknai sebagai kegiatan atau program yang dilaksanakan
antar lingkungan bisnis.3
05.Penelusuran terhadap kajian akademik mengenai pendekatan
program lintas sektoral telah berhasil menemukan kajian dari
Bovin, C (2004) yang menyusun suatu gradasi perkembangan
pendekatan
pembangunan
yang
bersifat
sektoral
menuju
of
Sponsoring
Organizations
of
the
Treadway
across
the
entity.
3
4
Boards
and
senior
management
may
require
tugas
dan
fungsi
organisasi
dalam
rangka
5
6
7
8
11
pembangunan
nasional
didukung
dengan
program
program
pembangunan
daerah
yang
bersifat
lintas
12
II
III
IV
Dimensi
Dimensi
Pembangunan
Manusia
untuk
1)
Meningkatkan
pengawasan
atas
tata
kelola
pada
konsep
perencanaan
Bappenas
maka
area
terintegrasi
terdapat
keterlibatan
beberapa
program
prioritas,
prioritas
dimungkinkan
dimana
juga
masing-masing
keterlibatan
dari
program
beberapa
kementerian/lembaga/pemda.
03. Illustrasi untuk perencanaan pembangunan Kedaulatan Pangan,
pendekatan Holistik-Tematik artinya untuk mencapai sasaran
prioritas nasional Kedaulatan Pangan, perlu koordinasi multikementerian, antara lain: Kementrian Pertanian, Kementerian PU
dan Perumahan Rakyat, Kementerian Agraria dan Tata Ruang BPN,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Perdagangan, dan Pemerintah Daerah. Pendekatan Integratif berarti
pencapaian Kedaulatan Pangan perlu dilakukan secara terintegrasi
melalui
peningkatan
produktivitas
lahan
eksisting,
menyetop
pangan,
dan
seterusnya
(kombinasi
berbagai
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah
sebagai
15
terhadap
akuntabilitas
penyelenggaraan
keuangan
dan
K/L
yang
menjadi
koordinatornya
dan
kedeputian
pendukung.
17
BAB III
KERANGKA ACUAN KERJA PENGAWASAN PROGRAM LINTAS
SEKTORAL
KA301
Tujuan Pengawasan
rekomendasi
berupa
mekanisme
pengendalian
disesuaikan
dengan
arahan
pimpinan
dan
permintaan
01. Pengawasan
intern
lintas
sektoral
merupakan
salah
satu
informasi
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
Instansi
Pemerintah.
05. Yang dimaksud dengan reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti
suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau
norma yang telah ditetapkan.
06. Yang dimaksud dengan evaluasi adalah rangkaian kegiatan
membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar,
rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
07. Yang dimaksud dengan pemantauan adalah proses penilaian
kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
08. Kegiatan
pengawasan
lainnya
antara
lain
berupa
sosialisasi
01. Laporan hasil pengawasan yang secara umum akan dibuat pada
19
KA304
kelembagaan,
kemajuan
(progress)
capaian,
kebijakan
antara
lain
meliputi
keselarasan
yang
dihasilkan
dari
tercapainya
tujuan-tujuan
intern
program
lintas
sektoral
dilaksanakan
melaksanakan
pengawasan
intern
lintas
sektoral
analisis
perbaikan
kinerja
dapat
memudahkan
Analysis
digunakan
untuk
mengidentifikasi
mengetahui
menghambat
strategi
tersebut,
untuk
faktor
yang
selanjutnya
mengurangi
mendukung
dapat
dampak
dari
dan
dikembangkan
faktor
yang
atau
suatu
metode
yang
digunakan
untuk
Kedeputian
teknis
selaku
Kedeputian
Koordinator
3. Memberikan arahan mengenai garis besar penyelenggaraan
pengawasan program lintas sektoral.
4. Melakukan pemantauan, dan memberikan pertimbangan dan
pendapat
dalam
penyelenggaraan
kegiatan
pengawasan
23
c. Melakukan
dan/atau
koordinasi
APIP
antar
K/L/P,
serta
Kedeputian,
Prime
Perwakilan
Mover
dalam
BPKP
rangka
pelaksanaan
pengawasan
kepada
dan
menganalisis
laporan
hasil
dan
pemenuhan
kompetensi
SDM
untuk
24
Umum
01. Tahapan
pengawasan
program
lintas
sektoral
terdiri
atas
untuk
memastikan
kesesuaian
antara
tahapan
01. Perencanaan
pengawasan
program
lintas
sektoral
meliputi
tema
pengawasan
program
lintas
sektoral
untuk
tema
pengawasan
pembahasan/koordinasi
ditentukan,
lintas
kedeputian
dilakukan
terkait
untuk
yang
akan
berperan
sebagai
rendal
serta
terkait
(koordinator
dan
pendukung)
selanjutnya
masih
dimungkinkan
untuk
melakukan
kegiatan
dan
penetapan
PKP2T
untuk
Kedeputian
dan
hal
terdapat
koordinasi
dan
sinkronisasi
(korsin)
pembagian
peran
dalam
penyusunan
pedoman
tersebut.
10. Penyusunan pedoman tematik dilakukan pada tahun sebelum (T-1)
atau pada tahun (T-0) akan dilaksanakannya pengawasan terhadap
tema tersebut.
11. Pedoman tematik merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman
umum
terdiri
dari
pendahuluan,
gambaran
umum
program,
risiko
dalam
pelaksanaannya
dalam
bentuk
Tentative
pedoman
tematik
perlu
mengacu
pada
konsep
27
dengan
perwakilan
BPKP
serta
dengan
APIP
instansi
kerangka
pemahaman
proses
bisnis
suatu
program,
lintas
sektoral
ini
untuk
melibatkan
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemda terkait.
06. Selain berperan sebagai rendal, tim pusat juga dapat melaksanakan
pengawasan
lapangan
(field
assurance)
atas
instansi
yang
yang
hadir
mewakili
instansi
yang
menjadi
objek
pengawasan.
08. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh tim yang profesional,
seluruh tahapan pemeriksaan terdokumentasi secara lengkap,
dilakukan penjaminan kualitas (quality assurance) atas pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh tim pusat sebagai rendal, dan
pembahasan hasil pengawasan dengan pihak terkait yang disertai
dengan berita acara hasil pembahasan
09. Dalam melaksanakan penjaminan kualitas (quality assurance) atas
pelaksanaan penugasan pengawasan program lintas sektoral, tim
penjaminan kualitas harus memastikan bahwa:
a. personil yang ditugaskan telah melakukan identifikasi, analisis,
evaluasi, dan dokumentasi informasi secara memadai untuk
mencapai tujuan penugasan.
b. penugasan telah disupervisi secara memadai untuk menjamin
bahwa tujuan penugasan dapat dicapai dan
kualitas hasil
penugasan
pengawasan
telah
dibuat
dan
penjaminan
lapangan
yang
kualitas
akan
terhadap
dibahas
hasil
dengan
penugasan
pihak
di
pemangku
kepentingan.
j.
pengawasan
dan
pembinaan
dan/atau
Kepala
PP404
menyampaikan
strategis
yang
hasil
diharapkan
pengawasan
mampu
serta
rekomendasi
memberikan
kontribusi
pengawasan
BPKP
sebagai
satu
kesatuan
informasi
kompilasi
tingkat
nasional,
laporan
kedeputian
kementerian/lembaga
selaku
leading
sector
dan
nasional
oleh
tim
rendal.
Laporan
masing-masing
signifikan
dalam
mendukung
pencapaian
tujuan,
dimana
rekomendasi
strategis
diharapkan
mampu
hal
ditemukan
permasalahan
hambatan
kelancaran
terkait
dan
Kedeputian
Investigasi
untuk
Focused
Group
Discussion/Expose
dengan
beberapa
dalam
Sistem
Pengawasan
(SIMA-HP)
Informasi
sebagai
alat
Manajemen
Hasil
pengendalian
hasil
pengawasan.
02. Pemantauan
tindaklanjut
hasil
pengawasan
bertujuan
untuk
tindaklanjut
hasil
pengawasan
dilakukan
oleh
32
DAFTAR ISTILAH
34
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 2019
Peraturan
Pemerintah
Nomor
60
Tahun
2008
tentang
Sistem
Kepala
BPKP
Nomor:
KEP-1391/K/SU/2008
tentang
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan
Kepada
Kedeputian
Evaluasi
Kinerja
Pembangunan,
Pedoman
State
University,
Force
Field
Analysis,
(diunduh
di
www.iastate.edu).
BRC Global Standards, Understanding Root Cause Analysis, 2012.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Tema,
Arah
Kebijakan,
dan
Prioritas
Pembangunan
RKP
2017,
35
36
Lampiran 1
Matriks Tujuan Pengawasan, Bentuk Pengawasan dan Hasil Pengawasan
No
1
Tujuan
Menilai
kebenaran,
kredibilitas,
efektivitas,
Bentuk
Pengawasan
kecermatan, Audit
efisiensi,
dan
Waktu
Pelaksanaan
Ex-post,
Hasil Pengawasan
Simpulan, Opini
completion
Memastikan
bahwa
kegiatan
telah Reviu
Manajemen
Usually
completion
norma
yang
telah
menentukan
faktor-faktor
mempengaruhi
kegagalan
ditetapkan,
suatu
keberhasilan
kegiatan
dan
yang
ex-post
atau
ongoing.
rencana
dan
faktor
yang
and
dalam
mencapai tujuan
4
Ongoing
Lampiran 2
Daftar Prioritas Nasional dan Program Prioritas
No.
A.
1.
Dimensi
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
Revolusi Mental
Prioritas Nasional
1. Kemandirian Ekonomi
1.
2. Kedaulatan Politik
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
3. Kepribadian dalam
kebudayaan
2.
3.
Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Pendidikan
Program Prioritas
4. Peningkatan Derajat
Kesehatan dan Gizi
Masyarakat
5. Peningkatan Akses,
Kualitas, Relevansi dan
Daya Saing Pendidikan
11.
12.
13.
14.
15.
16.
No.
Dimensi
Prioritas Nasional
17.
4.
B.
5.
Pembangunan Perumahan
dan Permukiman
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
Pembangunan Kedaulatan
pangan
7. Pembangunan Kedaulatan
Pangan
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Pembangunan Kemaritiman
dan Kelautan
8. Pembangunan
Kemaritiman dan Kelautan
26.
27.
28.
29.
24.
25.
6.
Program Prioritas
Peningkatan kapasitas Iptek, Inovasi, dan Daya
Saing Pendidikan Tinggi
Peningkatan Relevansi Pendidikan
Fasilitasi Penyediaan Hunian Layak Baru
30.
31.
32.
No.
7.
Dimensi
Pembangunan Kedaulatan
energi dan ketenagalistrikan
Prioritas Nasional
9. Kedaulatan energi
33.
34.
35.
36.
37.
38.
8.
9.
Pariwisata
Program Prioritas
Peningkatan Peranan Energi Baru dan Energi
Terbarukan dalam Bauran Energi
Peningkatan Aksesibilitas Energi
Pengembangan Cadangan Energi
Penyediaan Energi Primer
Efisiensi dan Konservasi Energi
Pengelolaan Subsidi Energi yang Lebih Efisien,
Transparan dan Tepat Sasaran
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
No.
Dimensi
Prioritas Nasional
53.
54.
55.
56.
C.
10.
11.
Reforma Agraria
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
12.
Daerah Perbatasan
Program Prioritas
Pemberian insentif fiskal yang harmonis
Pembiayaa dengan akses dan biaya yang kompetitif
Peningkatan Investasi di Bidang Industri
Manufaktur
Peningkatan akses ke Pasar Global
69.
No.
Dimensi
Prioritas Nasional
perbatasan menjadi
halaman depan negara
sebagai pintu gerbang
aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan
negara tetangga
70.
71.
72.
73.
13
14.
Daerah Tertinggal
Program Prioritas
Pembangunan 10 PKSN sebagai Pusat
Pengembangan Perbatasan Negara
Membuka Isolasi Lokpri, Peningkatan Sarpras
Peningkatan SDM, dan penguatan sosial ekonomi
serta penyediaan air baku
Pengamanan sumber daya dan Batas Wilayah
Darat, Laut, dan Udara
Peningkatan Kualitas Diplomasi, Kerjasama sosial
ekonomi
74.
75.
76.
77.
Peningkatan aksesibilitas/konektivitas
Pemenuhan pelayanan dasar publik
Peningkatan SDM dan Iptek
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
No.
Dimensi
Prioritas Nasional
Program Prioritas
Daya Hutan
15.
Perkotaan
85.
86.
87.
88.
89.
16.
Konektivitas
18. Pengembangan
Konektivitas Nasional
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
No.
D
17
Dimensi
PEMBANGUNAN POLITIK,
HUKUM, PERTAHANAN DAN
KEAMANAN
Reformasi regulasi, kepastian
dan penegakan hukum
Prioritas Nasional
Program Prioritas
98.
99.
No.
Dimensi
Prioritas Nasional
Program Prioritas
20
Reformasi Birokrasi
E
21
PEMBANGUNAN EKONOMI
Perbaikan Iklim Investasi dan
Iklim Usaha
22
No.
23
Dimensi
Reformasi Fiskal
Prioritas Nasional
Program Prioritas
132. Penguatan market intelligence, promosi, dan
asistensi ekspor.
133. Pengoptimalan perpajakan
134. Dukungan regulasi
135. Pengoptimalan PNBP
136. Penguatan institusi
Sumber: Perpres No 45 tahun 2016 tentang Rencana Kerja dan Pembangunan Tahun 2017
Lampiran 3
Metode Analisis Pengawasan Lintas Sektoral
No.
1.
Metode
Root cause
analysis
Definisi
Pendekatan
terstruktur untuk
mengidentifikasi
faktor-faktor
berpengaruh pada
satu atau lebih
kejadian-kejadian
yang lalu agar dapat
digunakan untuk
meningkatkan
kinerja
Tujuan
Menemukan faktor-faktor atau
permasalahan yang
mempengaruhi kinerja
Mengidentifikasi mengapa
permasalahan terjadi
Mekanisme
Terdapat beberapa metode dalam root cause
analysis:
a. The 5 Whys
Merupakan metode untuk meng-explore
penyebab/akibat (cause/effect) yang
berkaitan dengan masalah yang ditemukan.
Terdapat paling tidak 5 pertanyaan yang
harus dijawab. Namun demikian terkadang
masih memerlukan pertanyaan tambahan
untuk memastikan bahwa penyebab/akibat
hakiki dapat disimpulkan.
Why is this happening?
Why is that?
a.
Why is that?
b.
Why is that?
c.
Why is that?
d.
e.
b. Fishbone diagrams
Dalam fishbone analysis, berbagai
penyebab di kelompokkan dalam beberapa
kategori (misal perlengkapan, proses, dan
SDM). Selanjutnya ditentukan beberapa
penyebabnya (primary cause dan secondary
cause) dan diagram akan mengindikasikan
No.
Metode
Definisi
Merupakan metode
yang umum digunakan
untuk merinci,
mendiskusikan,
mengevaluasi,
menganalisis program
yang kompleks.
Tujuan
Membantu mengidentifikasi
faktor-faktor yang perlu
mendapatkan perhatian serta di
monitor untuk kesuksesan suatu
program
Menganalisis faktor-faktor yang
menghambat suatu program
(restraining forces) dan faktorfaktor yang mendukung
program (driving forces)
Mengembangkan strategi untuk
mengurangi dampak dari faktor
yang menghambat dan
memperkuat faktor yang
mendukung
Mekanisme
bagaimana penyebab secara bertingkat.
Langkah-langkah :
a. Identifikasi masalah
b. Tetapkan tujuan program yang akan
dicapai
c. Membuat force field diagram yang terdiri
dari kolom faktor yang mendukung dan
menghambat.
d. Tentukan faktor yang mendukung dan
menghambat.
e. Memberi skor terhadap faktor-faktor tadi.
Misal 1 -5. 1 menunjukkan lemah, dan 5
kuat. Skor tadi didasarkan pada kekuatan
faktor dan tingkat kemungkinan pengaruh
faktor tersebut.
f. Menghitung total skor untuk faktor
pendukung dan penghambat.
No.
Metode
Definisi
Tujuan
Mekanisme
g. Desain strategi
1. Memperkuat dan atau Menambah
Faktor Pendorong
2. Megurangi dan atau Memperlemah
Faktor Penghambat
3. Gap analysis
No.
Metode
Definisi
dengan performansi
potensi.
Disebut juga SevQual
(Service Quality) karena
gap analysis sering
digunakan untuk
mengukur kualitas
pelayanan.
Tujuan
Mekanisme
Lampiran 4
Tahapan Pengawasan Program Lintas Sektoral
TAHAP
PERENCANAAN
Pemilihan tema
Pembahasan lintas kedeputian
Penyusunan PKPT
Penyusunan Pedoman Tematik
TAHAP
PELAKSANAAN
TAHAP
PELAPORAN
TAHAP
PEMANTAUAN
Lampiran 5
Template Pedoman Tematik Pengawasan Program Lintas Sektoral
Pedoman Pengawasan ProgramTahun.
Deputi Bidang
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Pedoman
BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM
A. Pengertian dan Bentuk Program
B. Tujuan dan Maksud Program
C. Target dan Indikator Keberhasilan Program
D. Kelembagaan Program
E. Kebijakan Program
F. Tahapan Penyelenggaraan Program
G. Isu Terkini atas Program
BAB III KERANGKA ACUAN EVALUASI ATAS PROGRAM
A. Bentuk Pengawasan Intern
B. Tujuan dan Sasaran
C. Ruang Lingkup
D. Output/Keluaran yang Diharapkan
E. Organisasi Pengawasan
F. Tahapan Pelaksanaan Pengawasan
G. Rencana dan Jadwal Pengawasan
H. Anggaran Pengawasan
I. Kerangka Pikir (Desain) Pengawasan
BAB IV
Lampiran 6
Ilustrasi Bisnis Proses Program Lintas Sektoral