You are on page 1of 14

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


ANALISA PROSES INTERAKSI
Inisial klien

: Nn. Y

Nama Mahasiswa

: Flora Yunda A

Status interaksi perawat klien

: Fase kerja

Tanggal

: 27 Oktober 2014

Lingkungan

: Tempat Interaksi berada di ruangan pasien, perawat dan

Jam

: 10.30 WIB

Ruang

: Psikiatri

ibu klien sama-sama duduk di kursi. Suasana kondusif


Deskripsi klien

: Pasien terlihat melotot dan tegang

Tujuan (berorientasi pada klien)

Tujuan Khusus

Masalah yang dirasakan dalam merawat klien

Menjelaskan pengertian, tanda dan gela serta proses terjadinya PK

Menjelaskan cara merawat pasien PK

Melatih latihan fisik 1 dan latihan fisik 2

:
-

Keluarga dapat mengatasi masalah yang dirasakan dalam merawat klien


Keluarga memahami pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya perilaku kekerasan
Keluarga memahami cara merawat klien dengan resiko prilaku kekerasan
Keluarga dapat melatih klien dengan latihan fisik 1 (tarik nafas) dan 2 (pukul kasur atau bantal)
Keluarga dapat membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian

Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal

Analisa Berpusat pada

P: Selamat pagi bu

P : Tersenyum sambil

Perawat
- Membangun

perkenalkan nama saya Flora.

melakukan kontak mata pada

Saya perawat yang dinas

klien
-

Rasional

Ibu klien tampak tidak -

Membina kepercayaan

kepercayaan dan rasa

bersemangat dan

untuk mendapatkan

akrab dengan keluarga

lemas

penerimaan keluarga

Kontak mata tidak

pasien terhadap

adekuat

intervensi yang akan

klien.

pada pagi hari ini bu.

Analisa Berpusat
pada Klien

Bagaimana kabar ibu hari ini ?

K: Ibu klien tampak lemas,

Berusaha membuat

Sehat bu ?

tidak bersemangat

K: Saya baik-baik saja sus


P: Bagaimana keadaan mbak

P: Menghadap keluarga klien,

yani bu ? Apa Mbak yani

tersenyum sambil melakukan

validasi terhadap

bercerita lebih banyak

dilakukan untuk

masih terlihat marah-marah

kontak mata.

keadaan klien melalui

mengenai kondisi

mengetahui kondisi

keluarganya

anaknya

klien

keluarga klien nyaman

atau membanting barang bu ?


-

Melakukan evaluasi dan

Menciptakan rasa trust

dilakukan.

Ibu klien dapat

K : Ya begitu mbak. Masih

K: ibu klien tampak kurang

marah-marah kadang-kadang

antusidas dan kurang

dengan menunjukkan

terbuka mengenai

teriak-teriak

bersemangat

sikap peduli

kondisi anaknya
-

P: masih sering seperti itu ya


bu ?
K: Iya sus
P: Ibu ada waktu sebentar
untuk mendiskusikan terkait

Ibu klien dapat

Kontak mata kurang


adekuat

Validasi dan evaluasi

kondisi anak ibu ?


K: iya bisa sus
P: Ibu, bagaimana kalau hari

P: Menghadap keluarga klien,

ini kita berbincang-bincang

tersenyum sambil melakukan

sedikit mengenai perawatan

kontak mata. Berbicara dengan

untuk mbak yani. Kita juga

tegas namun tidak keras

akan bersdiskusi mengenai


penyebab kondisi mbak yani

K: keluarga klien tampak

serta cara menanganinya bu.

antusias dengan topic yang

Ibu bersedia ?

akan dibahas

K: iya sus. Saya juga ingin


tau sus gimana caranya
ngerawat anak saya
P: Kalau kita berdiskusi
sekitar 20 menit, ibu bisa?
K: Iya bisa sus
P: Ibu mau ngobrol disini atau
ditempat lain bu ?
K: Disini aja sus. Diluar terlalu

Melakukan kontrak topic, -

Keluarga klien

waktu dan tempat

tampak tertarik

memperjelas arah

dengan topic

interaksi, tempat serta

Kontak mata mulai

lama interaksi akan

fokus terhadap

berlangsung

perawat

Kontrak awal

ramai
P: Selama mbak yani

P: Menghadap klien,

mengalami kondisi seperti

tersenyum sambil melakukan

saat merawat klien

tampak antusias

masalah yang dialami

marah-marah, berteriak,

kontak mata. Berbicara dengan -

Menjelaskan pengertian,

dengan topic yang

keluarga dalam

mengamuk, atau membanting

klien dengan tegas namun

tanda dan gejala, proses

disampaikan

merawat klien sehingga

barang apa yang ibu biasanya

tidak keras

terjadinya serta

Keluarga

dapat dicarikan

penyebab terkait kondisi

mempraktikan cara

solusinya bersama

klien

latihan fisik 1 dan 2

Menjelaskan cara-cara

dengan baik

apa yang sedang

Keluarga klien

dialami oleh klien dan

Menjelaskan cara latihan

mengajukan

tanda gejalanya

fisik 1 dan 2

pertanyaan-

sehingga dapat

pertanyaan terkait

diidentifikasi ketika klien

kondisi anaknya

memunculkan gejala

lakukan?
K: ibu klien tampak terbuka
K: Ya sudah saya biarkan

dengan permasalahan yang

saja sus. Saya juga bingung

sedang dihadapi

harus gimana sus. Kalau

Ibu klien tamoak antusias

dinasehati malah tambah

dengan topic yang dibahas

marah dia

Menanyakan masalah

merawat PK
-

Keluarga klien

Mengidentifikasi

Keluarga mengetahui

P: Apakah ada masalah untuk

P: mempraktikan cara

dan dapat diberi

ibu ataupun keluarga dalam

melakukan latihan fisik satu

intervensi

merawat mbak yani selama ini

(tarik nafas, tahan sebentar,

bu ?

kemudian keluarkan melalui

penyebab kondisi klien

mulut)

sehingga diharapkan

K: Ya itu tadi mbak. Saya

Keluarga mengetahui

keluarga dapat

bingung harus bagaimana

K: ibu klien mempraktikan

meminimalisasi

sama anak saya. Kalau

latihan fisik 1 dengan benar

penyebab

marahnya dibiarin malah

K: Ibu klien memberikan

sampai banting-banting

pertanyaan mengenai cara

cara latihan fisik 1 dan

barang anak saya mbak. Tapi

merawat anaknya

2 sehingga dapat

kalau di nasehatin juga makin

Keluarga mengetahui

dilakukan kepada

marah. Saya bingung


P: Ibu tahu apa yang
menyebabkan mbak yani
marah-marah, mengamuk,
membanting barang seperti itu
bu ?
K: tau mbak. Dulu sempat
gagal jadi polwan terus ini
kemarin ditinggalin sama
temen cowoknya itu mbak.
Semenjak itu jadi sering
marah-marah, menangis,
ngamuk-ngamuk.
P: Iya ibu, jadi kondisi mbak
yani ini disebut prilaku
kekerasan. Jadi prilaku anak
ibu seperti mengamuk,
membanting barang dan
terkadang memukul ibu itu
tanda-tanda dari resiko prilaku
kekerasan. Kalau ibu bisa lihat
anak ibu terlihat tegang,
melotot, dan nada suaranya

P: menjawab dengan jelas

pasien ketika keluarga

sambil tersenyum.

bersama pasien

tinggi. Itu tanda dan gejala dari


resiko prilaku kekerasan bu.
Penyebabnya sendiri bisa
karena suatu kegagalan dan
juga kehilangan. Anak ibu kan
kemarin gagal masuk polwan
sedangkan dia ingin mengikuti
kemauan ayahnya agar mbak
yani bisa masuk polwan. Mbak
yani jadi semakin merasa
minder saat memiliki masalah
dengan teman lelakinya. Hal
itu menjadikan mbak yani
merasa frustasi, gagal dan
tidak berguna sehingga
respon yang ditunjukan seperti
yang ibu lihat. Ibu mengerti
bu ? Pengalaman masa lalu
juga berperan bu dalam
pengungkapan emosi dari
mbak yani. Jadi mbak yani
mengungkapkan
kemarahannya secara
berlebihan seperti itu bu.

K: oh jadi begitu ya mbak.


Jadi itu dia seperti
mengungkapkan emosinya
gitu ya mbak ? terus itu bisa
sembuh atau tidak mbak ?
terus apa yang harus saya
lakukan kalau dia marahmarah lagi mbak ?
P: kalau untuk sembuh bisa
sekali bu asal ada dukungan
juga dari keluarga. Ada
beberapa cara yang bisa ibu
lakukan kalau mbak yani
marah-marah bu. Yang
pertama ada dengan latihan
fisik satu tarik nafas dan
latihan fisik dua yaitu pukul
bantal atau kasur, kemudian
dengan obat-obatan,
selanjutnya ada dengan cara
verbal yaitu mengungkapkan
ataub menolak dengan cara
yang halus, dan terakhir ada
dengan cara spiritual. Nanti

ada beberapa pertemuan bu


dan setiap pertemuan ada
setiap cara yang akan
diajarkan bu. Sekarang kita
latihan fisik 1 dan 2 ya bu ?
K: wah ternyata ada banyak
cara ya sus. Saya baru tau.
Iya sus kita latihan yang
pertama dulu
P: Jadi yang pertama ada
latihan fisik 1 yaitu dengan
menarik nafas. Dilakukan
selama 5-10 x sampai benar0benar terasa rileks ya bu. Ibu
bisa ajarkan kepada mbak
yani, saat mbak yani marah
bisa menarik nafas secara
perlahan kemudian
hembuskan secara perlahan.
Seperti ini bu (praktekan)
Mengerti bu ? bisa ibu ulangi
bu
K: seperti ini ya sus ?

(mempraktikkan)
P: Benar bu, seperti itu bu.
Jadi kalau nanti mbak yani
kelihatan marah bisa ibu
anjurkan untuk melakukan ini
ya bu.
Selanjutnya ada latihan fisik 2
bu yaitu dengan memukul
bantal atau kasur. Ibu bisa
ajarkan kepada mbak yani
mengontrol emosinya dengan
memukul bantal atau kasur
sehingga tidak memukul orang
lain atau membanting barang.
Selain itu ibu bisa
menganjurkan mbak yani
untuk mengepel, mencabut
rumput atau kegiatan yang
dapat meluapkan emosinya
tanpa mencederai atau
melukai dirinya dan orang lain.
K: oh begitu ya mbak. Jadi
gak harus menasihati gitu ya
mbak ?

P: iya bu. Jadi saat mbak yani


marah ibu bisa anjurkan untuk
melakukan tarik nafas
sebanyak 5-10 kali sampai
terasa rileks atau memukul
bantal, kasur, ataupun
kegiatan positif yang mampu
meluapkan emosi mbak yani
K: oh begitu. Baik mbak nanti
akan saya coba terapkan ke
anak saya. Mudah-mudahan
anak saya bisa
mengendalikan marahnya ya
mbak
P: iya bu semoga dengan
cara seperti itu anak ibu bisa
terkendali emosinya
P: Bagaimana perasaan ibu

P: Menghadap klien,

setelah berbincang-bincang

tersenyum sambil melakukan

dengan saya?

kontak mata.

Melakukan evaluasi
secara subjektif

Keluarga klien
tampak tenang

Evaluasi subjektif
dilakukan untuk
mengetahui perasaan
keluarga klien setelah

K: ya saya menjadi lebih lega

K: keluarga klien menjawab

sesi berakhir dan

mbak. Jadi saya tahu apa

dengan lancar dan tenang.

apakah ada perubahan

yang harus saya lakukan

Mulai tampak rileks

yang dirasakan oleh

kalau anak saya ngamuk-

keluarga klien

ngamuk lagi
P: Ada yang ingin ibu
tanyakan ?
K: tidak ada sepertinya sudah
cukup sus ?
P: Apa yang ibu akan

P: Menghadap keluarga klien,

lakukan jika mbak yani terlihat

tersenyum sambil melakukan

emosi bu ?

kontak mata.

Melakukan evaluasi

Klien tampak tenang

Evaluasi objektif

secara Objektif

Klien mempraktikan

dilakukan untuk menilai

latihan fisik dengan

apakah klien dapat

baik

memahami apa yang

K: ya tadi dengan menyuruh

K: Klien menjawab dengan

disampaikan perawat

tarik nafas 5-10 kali samapi

lancar dan tenang.

dalam sesi ini.

terlihat rileks. Atau dengan


memukul bantal atau kasur
atau mengepel. Gitu ya sus ?
P: iya ibu benar sekali. Bisa
dengan tarik nafas. Tidak
hanya mengepel ya bu
kegiatan lain yang tidak
membahayakan juga bisa ya
bu asalkan emosi nya
tersalurkan

K: iya sus
P: Bisa ibu ulangi kembali
latihan fisik 1 tadi bu ?
K: seperti ini ya kan sus ?
(mempraktekan)
P: iya bu benar sekali
K: Jam 7 pagi, 1 siang dan 7
malam. Tiap minum 3 obat
yang berwarna oranye, putih
dan pink
P: Ibu bisa mengajarkan

P: Menghadap keluarga klien,

mbak yani terkait latihan fisik 1

tersenyum sambil melakukan

dari yang disampaikan

dan 2 yang tadi saya ajarkan

kontak mata saat berbicara.

(apa yang perlu dilatih

(apa yang perlu dilatih

klien sesuai dengan

keluarga klien sesuai

ya bu untuk mengontrol

Melakukan tindak lanjut

Keluarga klien
tampak tenang

Melakukan tindak lanjut


dari yang disampaikan

kemarahan mbak yani agar

K: keluarga klien tampak

hasil tindakan yang telah

dengan hasil tindakan

tidak melampiaskan dengan

tenang. Kontak mata adekuat.

dilakukan)

yang telah dilakukan)

orang lain

diperlukan agar

Jadi setiap mbak yani terlihat

kegiatan latihan fisik

marah bisa ibu anjurkan untuk

dilakukan dengan

melakukan hal seperti itu bu

teratur oleh klien

K: Iya sus

P: Ibu sudah bisa ya bu

P: Menghadap keluarga klien,

mengajarkan mbak yani

tersenyum sambil melakukan

waktu dan tempat

latihan seperti tadi ?

kontak mata saat berbicara.

selanjutnya dengan

bagaimana kalau besok kita

Membuat kontrak topik,

keluarga klien

belajar teknik yang lainnya

K: keluarga klien menjawab

dengan meminum obat bu ?

dengan tenang. Kontak mata

peduli pada klien agar

Ibu besok ada waktu jam

adekuat.

klien merasa nyaman.

berapa bu ? bagaimana kalau


jam 10 pagi ?
K: oh boleh mbak besok bisa
jam 10 pagi
P: Baik bu besok jam 10 pagi
ya bu. Ibu mau tempatnya
dimana bu ?
K: Disini aja mbak biar gak
saling nunggu
P: Baik bu. Terima kasih atas
waktunya ya bu. Selamat
pagi
K: Pagi sus

Menunjukkan sikap

Keluarga klien
tampak tenang

Membuat kontrak topik,


waktu dan tempat
pertemuan selanjutnya.

You might also like