Professional Documents
Culture Documents
AGORAFOBIA
TANPA GANGGUAN PANIK
Disusun oleh :
Rahma Rufaida Susetyo 1420221110
Pembimbing:
Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)
Dr. Tribowo T Ginting, Sp.KJ (K)
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. HW
Usia
: 39 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pelaut
Alamat
: Batam
Status Pernikahan
: Sudah menikah
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 01
Desember 2016 pukul 09.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk
kontrol karena obatnya habis. Pasien mengaku saat ini merasa takut,
cemas, khawatir, dan waswas jika berada di keramaian.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk
kontrol karena obatnya habis. Pasien datang untuk konsultasi karena
pasien merasa takut, cemas, khawatir dan waswas jika berada di
keramaian.
Pasien merasa takut di keramaian sejak 3 tahun yang lalu.
Awalnya pasien merasa kebingungan saat didepan umum, ingin cepat
pulang jika berada di tempat ramai, berkeringat, berdebar, otot bahu
terasa tegang, sulit menentukan arah dan keputusan. Pasien juga
merasakan saat berbicara dengan orang di tempat ramai, terasa cemas,
gugup, menjadi sulit saat berbicara dan tangan akan menggaruk
garuk tanpa disadari.
Pasien merasa tempat yang paling nyaman adalah di rumah,
apabila berada di tempat yang tidak ramai, pasien cenderung apatis dan
cuek terhadap lingkungan sekitar.
mengatakan
untuk
membantu
perekonomian
ingin
konsumsi
kembali.
Pasien
sudah
berhenti
saudara
kandungnya
baik,
terkadang
masih
bertemu
dan
tentang
penyakitnya
di
Poliklinik
Psikiatri
RSUP
Persahabatan pada siang hari bersama dokter spesialis jiwa dan para
dokter muda. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada gangguan pada
orientasi tempat, orientasi waktu, orientasi orang dan orientasi situasi.
Pasien dapat menjawab ketika ditanya mengenai soal
matematika sederhana yaitu 100 dikurangi 7, pasien menjawab dengan
benar yaitu 93. Dan ketika pertanyaan dilanjutkan 93 dikurangi 7,
pasien juga dapat menjawab dengan tepat yaitu 86. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat intelegensi pasien tidak ada gangguan
atau fungsi kognitif pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan
umum oleh dokter, seperti apa ibukota negara Malaysia ? pasien
menjawab Kuala Lumpur. Pasien dapat menjawab dengan benar
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien baik.
Setelah itu pasien dilakukan uji daya nilai oleh dokter dengan
memberikan kasus pada pasien. Apabila pasien melihat ada anak kecil
berada di anjungan atau pinggir apa yang akan dilakukan. Pasien
menjawab akan menarik anak tersebut dan membawanya masuk ke
dalam kapal.
6
pertanyaan
peribahasa
dengan
baik. Pertanyaan
persalinan normal.
b. Riwayat masa kecil dan remaja
Pasien
tinggal
bersama
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan : Pasien laki laki berusia 39 tahun, tampak
sesuai usianya, berpakaian rapi, perawatan diri baik, kulit
warna sawo matang. Menggunakan baju kaos berwarna hitam
dan celana jeans berwarna biru.
b. Kesadaran :
i. Kesadaran Umum : Compos Mentis
ii. Kontak psikis
: Dapat dilakukan cukup baik.
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
i. Cara berjalan
: Baik
ii. Aktivitas psikomotor
: Kooperatif, kontak mata
baik,
tidak
ada
gerakan
involunter,
menjawab
Baik.
Pasien
bisa
menjawab
: Kooperatif.
B. Keadaan Afektif
a. Mood
: Pasien merasa stabil.
b. Afek
: Luas.
c. Keserasian : Serasi.
d. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat
ini.
C. Fungsi Intelektual/Kognitif
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan :
i. Taraf pendidikan : Riwayat pendidikan pasien adalah
SMA. Prestasi cukup dan tidak pernah tinggal kelas.
ii. Pengetahuan umum : Baik, ketika ditanya apa Ibukota
Negara Malaysia saat ini. Pasien dapat menjawab
dengan tepat yaitu Kuala Lumpur.
b. Daya konsentrasi dan Imajinasi : Baik. Pasien dapat
mengikuti tanya jawab dengan baik sampai dengan selesai.
9
siang hari
ii. Tempat
: Baik. Pasien tahu saat wawancara di
Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan
iii. Orang
: Baik. Pasien mampu mengenali dan
menyebutkan
pemeriksa
adalah
dokter
dan
ia
pergi
ke
RSUP
Persahabatan
kembali
nama
binatang
yang
D. Gangguan Persepsi
10
V.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
a. Keadaan Umum
b. Tanda Vital
i. TD
ii. Nadi
iii. Pernapasan
iv. Suhu
c. Bentuk Badan
d. Sistem Kardiovaskuler
e. Sistem Muskuloskeletal
f. Sistem Gastrointestinal
g. Sistem Urogenital
h. Gangguan khusus
B. Status Neurologis
: Baik
: 110/80 mmHg
: 76 kali per-menit, reguler
: 19 kali per-menit, reguler
: Afebris
: Kesan dalam batas normal
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Kesan dalam baats normal
12
tahun yang lalu, namun sudah berhenti sejak 2 tahun yang lalu.
Pasien tidak pernah mendengar bisikan, melihat bayangan, mencium
wewangian, mengecap rasa ketika tidak makan, dan tersentuh
badannya oleh sesuatu yang tidak terlihat mata. Tidak merasakan ada
berbicara.
Pasien terkadang merasa saat bangun tidur seperti tidak ada motivasi
dan semangat.
Selama wawancara, kontak mata pasien dengan pemeriksa cukup baik,
mmHg,
13
VI.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan
pada pasien, didapatkan adanya sekumpulan gejala atau perilaku yang
secara
klinis
bermakna
sehingga
menimbulkan
penderitaan
dan
Diagnosis AKSIS I
Pada pasien tidak ditemukan kelainan fisik yang menyebabkan
terjadinya disfungsi otak, sehingga pada pasien ini bukan
Gangguan Mental Organik (F.00).
Berdasarkan anamnesis didapatkan riwayat penggunaan zat
psikoaktif selama hidupnya, namun sejak 2 tahun terakhir tidak
menggunakannya kembali, maka pasien ini bukan Gangguan
Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol
(F.10).
Pada Pasien tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realitas yaitu Waham, Halusinasi, dan Delusi sehingga pasien
ini tidak mengalami Gangguan Psikotik (F.20).
Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat,
aktivitas fisik dan pembicaraan meningkat, maka pasien ini
bukan gangguan manik. Pada pasien terdapat kehilangan
minat, penurunan aktivitas fisik, namun kurang jelas. Maka
pasien ini tidak ada gangguan mood yang nyata, sehingga
bukan penderita gangguan Mood (F.30).
Pada pasien ini ditemukan kriteria dari agorafobia dan sudah
berlangsung selama 3 tahun, maka pasien ini menderita
Agorafobia Tanpa Gangguan Panik (F.40.00)
Diagnosis AKSIS II
Tumbuh kembang normal, pasien dapat berinteraksi dengan
baik di masyarakat, maka pada pasien tidak terdapat Gangguan
Kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan sekolah hingga tamat
SMA, sehingga pada pasien tidak terdapat Retardasi Mental.
14
Diagnosis AKSIS IV
Pasien seorang laki - laki berusia 39 tahun, telah menikah memilki
2 orang anak. Pasien dulu memiliki istri muda yang meneror terus
menerus untuk meminta nafkah. Namun saat ini istri mudanya telah
diceraikan oleh pasien. Hubungan pasien dengan keluarganya baik.
Pasien kini mulai bekerja kembali sebagai pelaut, sebelumnya pasien
hanya berdiam diri di rumah. Untuk kehidupan sehari - hari pasien
berasal dari istrinya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Pasien beragama Islam, namun jarang melaksanakan sholat. Pasien
dapat bersosialisasi dengan tetangga. Karena terdapat masalah pada
keluarga maka pada AKSIS IV dapat disimpulkan terdapat masalah
dengan keluarga yaitu istri mudanya sering meneror dan
orangtuanya tidak percaya bahwa pasien sakit secara kejiwaan.
Diagnosis AKSIS V
Pada pasien didapatkan gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
VII.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Agorafobia tanpa gangguan panik
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis II : Riwayat fatty liver
Aksis IV : Masalah pada keluarga, yaitu memiliki istri muda yang
meneror terus menerus dan tidak ada dukungan orangtua tentang
penyakitnya
15
Aksis V
: GAF scale 70 - 61
IX.
PROGNOSIS
Prognosis ke Arah Baik :
Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit dan ingin sembuh.
Pasien rajin minum obat.
X.
: bonam
: bonam
: dubia ad malam
TERAPI
Psikofarmaka
Amitriptillin 1 x 25 mg, diminum saat pagi hari.
Alganax 2 x 0,5 mg, diminum saat pagi dan sore hari.
Psikoterapi
Edukasi keluarga bahwa pasien memiliki gangguan jiwa,
sehingga harus di dukung oleh keluarga.
Menceritakan masalah yang dihadapi kepada teman/keluarga
yang pasien percaya.
Apabila sering cemas, maka dibuat rileks.
Hipnoterapi dengan pemberian sugesti yaitu :
Pasien harus selalu semangat.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
17