You are on page 1of 17

LAPORAN PSIKIATRI

AGORAFOBIA
TANPA GANGGUAN PANIK

Disusun oleh :
Rahma Rufaida Susetyo 1420221110

Pembimbing:
Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)
Dr. Tribowo T Ginting, Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM PERSAHABATAN JAKARTA
PERIODE 21 NOVEMBER 24 DESEMBER 2016

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. HW
Usia
: 39 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pelaut
Alamat
: Batam
Status Pernikahan
: Sudah menikah

II.

RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 01
Desember 2016 pukul 09.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk
kontrol karena obatnya habis. Pasien mengaku saat ini merasa takut,
cemas, khawatir, dan waswas jika berada di keramaian.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk
kontrol karena obatnya habis. Pasien datang untuk konsultasi karena
pasien merasa takut, cemas, khawatir dan waswas jika berada di
keramaian.
Pasien merasa takut di keramaian sejak 3 tahun yang lalu.
Awalnya pasien merasa kebingungan saat didepan umum, ingin cepat
pulang jika berada di tempat ramai, berkeringat, berdebar, otot bahu
terasa tegang, sulit menentukan arah dan keputusan. Pasien juga
merasakan saat berbicara dengan orang di tempat ramai, terasa cemas,
gugup, menjadi sulit saat berbicara dan tangan akan menggaruk
garuk tanpa disadari.
Pasien merasa tempat yang paling nyaman adalah di rumah,
apabila berada di tempat yang tidak ramai, pasien cenderung apatis dan
cuek terhadap lingkungan sekitar.

Pasien mengatakan sebelum pasien mengeluh takut pada


keramaian. Paisen pernah memiliki beberapa masalah. Dahulu pasien
sempat mengeluh nyeri pada perut kanannya, kemudian ia pergi ke
beberapa dokter. Namun setiap dokter mengatakan diagnosa yang
berbeda beda, semenjak itu ia menjadi trauma. Kemudian terdapat
masalah lain yaitu istri muda pasien meminta nafkah kepada pasien
secara terus menerus sekaligus menekan dan mengancam pasien.
Pasien merasa stress terhadap tekanan dari istri muda pasien, ditambah
keluhan sakit perut pasien tak kunjung membaik, sehingga hal tersebut
menurunkan produktivitas kerja pasien.
Pasien

mengatakan

untuk

membantu

perekonomian

keluarganya, pasien menjual motor kesayangannya. Hal tersebut


membuat pasien sangat kecewa. Kemudian, pasien mulai menarik diri
dari pergaulan, dengan cara ia jarang mengangkat telepon dari teman
temannya dan jarang berkumpul bersama teman temannya. Semakin
lama hal itu terus berlanjut. Hingga pasien merasa tidak nyaman saat
bertemu banyak orang, termasuk saat bekerja di kapal. Ia merasa
menjadi cemas, khawatir dan waswas.
Hal tersebut tentu saja semakin menurunkan produktivitas kerja
pasien. Pasien mengaku tak bekerja kembali, karena merasa tidak
nyaman jika harus bertemu banyak orang. Ia lebih banyak di rumah,
merawat anak dan membantu istrinya. Pasien tidak bekerja selama 2
tahun, dan yang menggantikan mencari nafkah adalah istrinya.
Pasien sudah mengkonsumi obat, dan merasa enak setelah
minum obat, ia merasa lebih nyaman saat bertemu banyak orang, tidur
menjadi lebih enak, dan perasaan lebih tenang. Tidak terdapat keluhan
gelisah, jantung berdebar dan tidak bisa tidur. Pasien sudah
menceritakan keluhannya pada ayah pasien yang merupakan perawat
di TNI AL, namun orangtuanya tidak percaya pada pasien.
Dahulu pasien pernah mendengar suara bisikan yang menyuruh
untuk menginjak dan mencekik anaknya yang muncul saat waktu
tertentu. Namun saat ini pasien mengatakan tidak pernah ada lagi
3

pengalaman mendengar suatu bisikan yang hanya bisa didengar oleh


pasien, tidak pernah ada pengalaman melihat bayangan yang hanya
dapat dilihat pasien, tidak pernah ada pengalaman merasakan suatu
rasa di lidah ketika tidak sedang makan, tidak pernah merasakan
tubuhnya seperti disentuh, disenggol atau ditarik dan pasien juga tidak
pernah merasakan adanya wewangian tertentu yang hanya dapat
tercium oleh pasien. Pasien tidak pernah ada pengalaman mencurigai
orang lain yang sedang berbicara, tidak pernah merasakan pikirannya
seperti diambil oleh orang lain, tidak pernah merasakan apa yang akan
dilakukannya telah diketahui orang lain lebih dulu. Pasien tidak pernah
merasakan seperti ada yang ingin menjahati, mencelakai atau
membunuh pasien. Pasien juga tidak pernah merasakan dirinya seperti
dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu.
Sejak terjadi seranganpun pasien tidak pernah merasa dirinya
seperti bukan yang seharusnya serta tidak pernah pula merasa bahwa
tiba tiba lingkungan pasien terasa asing atau berubah bagi pasien,
Sebelumnya pasien juga tidak pernah mengalami perasaan senang
berlebihan, tidak pernah merasa semangat berlebih, tidak pernah
merasa sangat senang berbicara dan melakukan kegiatan.
Selama hidupnya pasien merokok cukup aktif, mampu
menghabiskan 2 bungkus rokok dalam 1 hari. Pasien tidak minum
alkohol. Namun, mengkonsumsi obat obatan psikoaktif (NAPZA)
yaitu ectasy sejak puluhan tahun. Pasien pernah mengkonsumsi ganja,
heroin, kokain namun merasa tidak cocok. Pasien merasa lebih enak
mengkonsumsi ectasy. Pasien mengkonsumsi ectasy setiap ada
kesempatan, jika tidak mengkonsumsi merasa tidak apa apa, namun
menjadi

ingin

konsumsi

kembali.

Pasien

sudah

berhenti

mengkonsumsi ectasy sejak 2 tahun yang lalu.


Pasien tinggal di Batam, di rumah pribadinya bersama istri dan
anaknya. Pasien memiliki 1 orang anak yang masih kecil. Saat ini
berusia enam tahun. Pasien dahulu bekerja sebagai pelaut sedangkan
istri pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Namun, sudah 3
4

tahun pasien tidak bekerja karena keluhan takut keramaian yang


dialami pasien. Sehingga istrinya yang mencari nafkah. Kini pasien
mulai mencoba bekerja kembali menjadi pelaut.
Hubungan pasien dengan istri dan anaknya saat ini baik. Saat
sebelum sakit. Pasien tidak pernah ada masalah berarti dengan
tetangga sekitar rumahnya. Namun setelah sakit, pasien cenderung
menghindar jika berkumpul bersama teman teman, karena ketakutan
yang muncul saat ramai yang dialami oleh pasien.
Saat ini pasien sedang mengikuti Diklat Kelautan Pertamina di
Jakarta, pasien ingin kembali bekerja dan produktif kembali. Pasien
berobat dengan menggunakan biaya pribadi.
Pasien datang dengan menggunakan pakaian yang rapi, bersih,
dan sopan. Pasien menggunakan baju kaos berwarna hitam dan celana
jeans berwarna biru. Pasien tidak menggunakan aksesoris tambahan
yang aneh atau berlebihan. Selama dilakukan tanya jawab, pasien
menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh dokter dengan
cukup tepat. Pasien juga bersifat kooperatif.
Pasien adalah 2 bersaudara. Menurut pasien berdasarkan cerita
ibunya, pasien dilahirkan dengan persalinan normal, tidak ada kelainan
saat kehamilan maupun proses persalinan. Pasien dibesarkan oleh
orang tuanya, tidak pernah ada pengalaman yang tidak menyenangkan
selama anak anak. Pasien menempuh pendidikan sampai dengan
SMA. Selama sekolah SD pasien tidak pernah tinggal kelas SD dan
memiliki prestasi biasa biasa saja. Hubungan pasien dengan saudara

saudara

kandungnya

baik,

terkadang

masih

bertemu

dan

berkomunikasi. Pasien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada


yang memiliki keluhan penyakit serupa.
Pasien dulu pernah berobat ke dokter penyakit dalam karena
sakit perut sebelah kanan dan di diagnosa fatty liver. Namun, pasien
kini sudah tidak mengkonsumsi obat kembali dan sudah tidak ada
keluhan.

Saat dilakukan uji daya ingat jangka pendek pasien mampu


menjawab dengan baik, yaitu diajukan pertanyaan pasien dengan
kendaraan apa pasien ke rumah sakit, pasien mampu mengingat bahwa
ia pergi menggunakan bajay. Dan pasien mengatakan belum sarapan
sebelum ke rumah sakit. Ketika ditanya mengenai jenjang pendidikan,
pasien mengaku bahwa pendidikan terakhir adalah tamat SMA. Tidak
pernah tidak naik kelas. Hal ini menunjukkan daya ingat jangka
pendek dan panjang pasien adalah baik atau tidak ada gangguan.
Pasien juga mampu mengulang kembali nama hewan yang disebutkan
oleh dokter yaitu gajah, kerbau, sapi dan kambing, hal ini
menunjukkan daya ingat segera pasien baik.
Pasien memahami saat diberikan pertanyaan mengenai tempat,
waktu, orang dan situasi. Pasien dapat menjawab sedang melakukan
konsultasi

tentang

penyakitnya

di

Poliklinik

Psikiatri

RSUP

Persahabatan pada siang hari bersama dokter spesialis jiwa dan para
dokter muda. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada gangguan pada
orientasi tempat, orientasi waktu, orientasi orang dan orientasi situasi.
Pasien dapat menjawab ketika ditanya mengenai soal
matematika sederhana yaitu 100 dikurangi 7, pasien menjawab dengan
benar yaitu 93. Dan ketika pertanyaan dilanjutkan 93 dikurangi 7,
pasien juga dapat menjawab dengan tepat yaitu 86. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat intelegensi pasien tidak ada gangguan
atau fungsi kognitif pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan
umum oleh dokter, seperti apa ibukota negara Malaysia ? pasien
menjawab Kuala Lumpur. Pasien dapat menjawab dengan benar
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien baik.
Setelah itu pasien dilakukan uji daya nilai oleh dokter dengan
memberikan kasus pada pasien. Apabila pasien melihat ada anak kecil
berada di anjungan atau pinggir apa yang akan dilakukan. Pasien
menjawab akan menarik anak tersebut dan membawanya masuk ke
dalam kapal.
6

Pasien dapat menjawab pertanyaan mengenai peribahasa yang


diberikan dokter. Seperti dokter memberikan pertanyaan apa arti keras
kepala, pasien menjawab mau menang sendiri. Pasien dapat menjawab
mengenai

pertanyaan

peribahasa

dengan

baik. Pertanyaan

pertanyaan tersebut diajukan untuk menilai daya abstrak pada


seseorang dan pada pasien ini tidak didapatkan gangguan pada daya
pikir abstrak.
Saat ini kegiatan pasien sehari hari adalah sedang mengikuti
Diklat Kelautan Pertamina di Jakarta. Sebelumnya pasien hanya diam
dirumah. Pasien dulu memiliki hobi bermain game dan layangan.
Namun semenjak masalah yang dialaminya, pasien menjadi merasa
kehilangan minat untuk bermain game dan layangan kembali.
Pasien beragama Islam, namun jarang sholat. Keinginan dan
harapan pasien adalah ingin hidup normal kembali, ingin masuk kerja
kembali dan bisa membahagiakan keluarganya.
Terdapat gangguan dalam menjalankan aktifitas sehari hari.
Pasien memahami bahwa dirinya sakit, dan merasa membutuhkan obat
untuk menenangkan dirinya.
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien menderita penyakit ini sejak 3 tahun yang lalu.
b. Riwayat Gangguan Medik
Pasien menderita dulu pernah di diagnosa fatty liver dan
mengkonsumi obat. Namun kini belum kontrol ulang kembali.
c. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol
Riwayat merokok sejak lama, menggunakan ectasy sudah
puluhan tahun, namun sudah berhenti sejak 2 tahun yang lalu.
Pernah menggunakan heroin, ganja, kokain namun merasa
tidak cocok, sehingga tidak diteruskan.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Pranatal

: Pasien dilahirkan dalam proses

persalinan normal.
b. Riwayat masa kecil dan remaja

Pasien

tinggal

bersama

orang tua dan kakak adiknya, tidak pernah mengalami


7

kekerasan semasa kecil. Pasien tumbuh dan berkembang seperti


anak-anak dan remaja seusianya, tidak terdapat gangguan pada
tumbuh kembangnya. Pasien memiliki teman dan sahabat.
c. Riwayat pendidikan
: Riwayat pendidikan sampai tamat
SMA. Selama menempuh pendidikan pasien tidak pernah tidak
naik kelas. Pasien memiliki teman di sekolah.
d. Riwayat pekerjaan
: Pasien berkerja sebagai pelaut.
e. Riwayat pernikahan
: Pasien sudah menikah dan memiliki
dua orang anak.
f. Riwayat agama

: Pasien beragama Islam, namun

jarang melaksanakan sholat.


g. Aktivitas sosial
: Pasien jarang bersosialisasi dengan
tetangga, karena merasa takut jika dikeramaian.
E. Hubungan Dengan Keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga saat ini baik. Hubungan
dengan iatri dan anak anak baik. Masih sering bertemu dan
berkomunikasi dengan anaknya dan istrinya.
F. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang
memiliki keluhan serupa dengan pasien.
G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien merupakan laki - laki berusia 39 tahun, sudah menikah
memiliki dua orang anak. Pasien tinggal di rumah milik pribadinya,
bersama istri dan anaknya. Hubungan dengan keluarga saat ini baik.
Tidak ada masalah dengan istri atau anaknya. Namun, dulu pasien
pernah ketahuan memiliki istri muda dan hal tersebut membuat istri
pertamanya kecewa. Pasien kini mulai bekerja kembali sebagai pelaut.
Kebutuhan sehari hari dibantu oleh istrinya yang bekerja sebagai
pembantu rumah tangga. Biaya berobat dengan menggunakan biaya
pribadi.
H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Saat ini ada tiga keinginan pasien yang ingin dicapai, yaitu:
Pasien ingin hidup normal kembali.
Ingin memiliki bekerja kembali.
8

Ingin membahagiakan keluarganya.


III.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan : Pasien laki laki berusia 39 tahun, tampak
sesuai usianya, berpakaian rapi, perawatan diri baik, kulit
warna sawo matang. Menggunakan baju kaos berwarna hitam
dan celana jeans berwarna biru.
b. Kesadaran :
i. Kesadaran Umum : Compos Mentis
ii. Kontak psikis
: Dapat dilakukan cukup baik.
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
i. Cara berjalan
: Baik
ii. Aktivitas psikomotor
: Kooperatif, kontak mata
baik,

tidak

ada

gerakan

involunter,

menjawab

pertanyaan cukup lancar.


d. Pembicaraan :
i. Kuantitas

Baik.

Pasien

bisa

menjawab

pertanyaan dokter dengan lancar.


ii. Kualitas
: Bicara spontan, volume bicara
cukup dan dapat terdengar, artikulasi jelas dan
pembicaraan terarah.
e. Sikap terhadap pemeriksa

: Kooperatif.

B. Keadaan Afektif
a. Mood
: Pasien merasa stabil.
b. Afek
: Luas.
c. Keserasian : Serasi.
d. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat
ini.
C. Fungsi Intelektual/Kognitif
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan :
i. Taraf pendidikan : Riwayat pendidikan pasien adalah
SMA. Prestasi cukup dan tidak pernah tinggal kelas.
ii. Pengetahuan umum : Baik, ketika ditanya apa Ibukota
Negara Malaysia saat ini. Pasien dapat menjawab
dengan tepat yaitu Kuala Lumpur.
b. Daya konsentrasi dan Imajinasi : Baik. Pasien dapat
mengikuti tanya jawab dengan baik sampai dengan selesai.
9

Ketika diberikan pertanyaan hitungan angka 100 dikurangi 7


dapat menjawab cepat yaitu 93. Saat ditanya 93 dikurangi 7
dapat dijawab cepat begitu pula yaitu 86.
c. Orientasi:
i. Waktu

: Baik. Pasien tahu saat wawancara adalah

siang hari
ii. Tempat
: Baik. Pasien tahu saat wawancara di
Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan
iii. Orang
: Baik. Pasien mampu mengenali dan
menyebutkan

pemeriksa

adalah

dokter

dan

disekelilingnya terdapat dokter muda.


iv. Situasi
: Baik. Pasien menyebutkan bahwa sedang
melakukan konsultasi.
d. Daya Ingat :
i. Daya ingat jangka panjang

: Baik. Pasien masih

mengingat jenjang pendidikan terakhir adalah SMA.


ii. Daya ingat jangka pendek
: Baik. Pasien dapat
mengingat

ia

pergi

ke

RSUP

Persahabatan

menggunakan bajay. Sebelum ke Poliklinik Psikiatri,


pasien belum sarapan.
iii. Daya ingat segera
menyebutkan

kembali

: Baik. Pasien dapat


4

nama

binatang

yang

sebelumnya disebutkan oleh dokter yaitu gajah, kerbau,


sapi, kambing.
e. Pikiran Abstrak : Baik. Pasien mampu mengartikan satu buah
peribahasa yang diberikan pemeriksa yaitu apa arti dari keras
kepala, pasien menjawab mau menang sendiri.
f. Bakat Kreatif : Pada pasien ini tidak terdapat bakat kreatif.
g. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik. Mampu untuk
mengurus diri sendiri.

D. Gangguan Persepsi
10

a. Halusinasi dan Ilusi


: Tidak terdapat halusinasi dan illusi.
b. Depersonalisasi dan Derealisasi
:
Tidak
terdapat
depersonalisasi dan derealisasi.
E. Proses Pikir
a. Arus Pikir
i. Produktivias

: Cukup baik. Pasien cukup lancar

dalam menjawab pertanyaan.


ii. Kontinuitas
: Baik, koheren
iii. Hendaya
: Tidak terdapat hendaya pada pasien.
b. Isi Pikiran
i. Preokupasi
: Tidak ada
ii. Gangguan Pikiran : Tidak terdapat waham dan delusi.
F. Pengendalian Impuls
Secara keseluruhan baik. Pasien dapat mengontrol dirinya dan
melakukan wawancara dengan baik.
G. Daya Nilai
a. Norma Sosial

: Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan

tetangga dengan baik.


b. Daya Nilai
: Baik, ketika diberikan perumpamaan
kondisi dimana pasien melihat seorang anak kecil berdiri di
anjunagn atau pinggir kapal, maka pasien akan menarik anak
tersebut ke dalam kapal.
c. Penilaian Realita : Tidak terdapat gangguan menilai realita.

H. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya


Pasien sering merasa ketakutan saat di keramaian, sehingga
pasien cenderung menghindari kegiatan yang bertemu banyak orang.
Pasien merasa bahwa dirinya seperti berbeda dengan orang normal
lainnya. Pasien konsumsi obat pada pagi dan sore hari, dan pasien
merasa butuh obat, karena menurut pasien setelah minum obat merasa
kecemasannya hilang dan menjadi lebih tenang saat bertemu banyak
orang.
I. Tilikan/Insight
11

Tilikan pasien adalah derajat 5 yang artinya pasien menyadari


sepenuhnya bahwa dirinya sakit dan faktor penyebab sakitnya, namun
tidak menerapkan dalam kehidupan sehari hari.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Kesan secara menyeluruh adalah pasien dalam keadaan yang dapat
dipercaya
IV.

V.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
a. Keadaan Umum
b. Tanda Vital
i. TD
ii. Nadi
iii. Pernapasan
iv. Suhu
c. Bentuk Badan
d. Sistem Kardiovaskuler
e. Sistem Muskuloskeletal
f. Sistem Gastrointestinal
g. Sistem Urogenital
h. Gangguan khusus
B. Status Neurologis

: Baik
: 110/80 mmHg
: 76 kali per-menit, reguler
: 19 kali per-menit, reguler
: Afebris
: Kesan dalam batas normal
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Kesan dalam baats normal

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien seorang laki - laki berumur 39 tahun.
Pasien datang dengan keluhan merasa cemas, khawatir dan waswas

jika berada di tempat ramai sejak 3 tahun yang lalu.


Pasien sudah berobat, dan kini kontrol karena obatnya habis.
Pasien dapat menjawab soal matematika sederhana dan dapat
menjawab soal pengetahuan umum yang menunjukkan tidak adanya

gangguan fungsi otak.


Pasien dapat menyebutkan datang ke RS menggunakan bajay dan
belum sarapan sebelum ke rumah sakit. Pasien juga mampu mengingat
jenjang pendidikan terakhirnya adalah tamat SMP dan tidak pernah
tidak naik kelas. Ini menunjukkan bahwa ingatan jangka panjang dan

jangka pendek pasien masih baik.


Daya abstrak pasien baik, yaitu dapat menjawab pertanyaan mengenai
arti peribahasa keras kepala.

12

Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi

kognitif maupun orientasi.


Pasien merokok cukup aktif, mampu menghabiskan 2 bungkus rokok
dalam 1 hari. Pasien juga pernah mengkonsumsi ectacy sejak puluhan

tahun yang lalu, namun sudah berhenti sejak 2 tahun yang lalu.
Pasien tidak pernah mendengar bisikan, melihat bayangan, mencium
wewangian, mengecap rasa ketika tidak makan, dan tersentuh
badannya oleh sesuatu yang tidak terlihat mata. Tidak merasakan ada

yang mengendalikan dan tidak pernah mencurigai orang lain.


Pasien tidak terdapat gangguan waham.
Tidak pernah ada rasa senang berlebihan, semangat berlebihan, senang

berbicara.
Pasien terkadang merasa saat bangun tidur seperti tidak ada motivasi

dan semangat.
Selama wawancara, kontak mata pasien dengan pemeriksa cukup baik,

ekspresi wajah dan afek pasien terlihat luas.


Mood pasien stabil.
Pasien dilahirkan secara normal tanpa penyulit.
Tumbuh kembang pasien baik.
Keadaan umum baik dengan kesadaran compos mentis.
Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80

pernapasan 19 x/menit teratur, nadi 76 x/menit reguler, suhu afebris.


Pasien pernah memiliki riwayat penyakit fatty liver, namun kini sudah

tidak berobat dan kontrol kembali.


Pasien saat ini sudah menikah memiliki 2 orang anak. Saat ini pasien

mmHg,

tinggal bersama istri dan anaknya di rumah pribadinya. Hubungan

pasien dengan keluarganya saat ini baik.


Pasien kini mulai bekerja kembali sebagai pelaut. Pasien dapat

melakukan aktivitas sehari hari seperti berpakaian, makan.


Biaya hidup pasien berasal dari istrinya yang bekerja sebagai

pembantu rumah tangga di Singapura.


Pasien beragama Islam, namun jarang melaksanakan sholat.
Pasien merasa sulit bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, karena

pasien merasa tidak nyaman saat bertemu banyak orang.


Pada pasien saat ini didapatkan gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

13

VI.

FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan
pada pasien, didapatkan adanya sekumpulan gejala atau perilaku yang
secara

klinis

bermakna

sehingga

menimbulkan

penderitaan

dan

terganggunya fungsi. Oleh karena itu, pasien dapat dikatakan mengalami


Gangguan Jiwa.

Diagnosis AKSIS I
Pada pasien tidak ditemukan kelainan fisik yang menyebabkan
terjadinya disfungsi otak, sehingga pada pasien ini bukan
Gangguan Mental Organik (F.00).
Berdasarkan anamnesis didapatkan riwayat penggunaan zat
psikoaktif selama hidupnya, namun sejak 2 tahun terakhir tidak
menggunakannya kembali, maka pasien ini bukan Gangguan
Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol
(F.10).
Pada Pasien tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realitas yaitu Waham, Halusinasi, dan Delusi sehingga pasien
ini tidak mengalami Gangguan Psikotik (F.20).
Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat,
aktivitas fisik dan pembicaraan meningkat, maka pasien ini
bukan gangguan manik. Pada pasien terdapat kehilangan
minat, penurunan aktivitas fisik, namun kurang jelas. Maka
pasien ini tidak ada gangguan mood yang nyata, sehingga
bukan penderita gangguan Mood (F.30).
Pada pasien ini ditemukan kriteria dari agorafobia dan sudah
berlangsung selama 3 tahun, maka pasien ini menderita
Agorafobia Tanpa Gangguan Panik (F.40.00)

Diagnosis AKSIS II
Tumbuh kembang normal, pasien dapat berinteraksi dengan
baik di masyarakat, maka pada pasien tidak terdapat Gangguan
Kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan sekolah hingga tamat
SMA, sehingga pada pasien tidak terdapat Retardasi Mental.
14

Karena tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental,


maka pada AKSIS II dapat disimpulkan Tidak Ada Diagnosis.

Diagnosis AKSIS III


Pasien memiliki riwayat penyakit fatty liver, namun belum
kontrol ulang kembali. Sehingga pada AKSIS III adalah Riwayat
Fatty Liver.

Diagnosis AKSIS IV
Pasien seorang laki - laki berusia 39 tahun, telah menikah memilki
2 orang anak. Pasien dulu memiliki istri muda yang meneror terus
menerus untuk meminta nafkah. Namun saat ini istri mudanya telah
diceraikan oleh pasien. Hubungan pasien dengan keluarganya baik.
Pasien kini mulai bekerja kembali sebagai pelaut, sebelumnya pasien
hanya berdiam diri di rumah. Untuk kehidupan sehari - hari pasien
berasal dari istrinya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Pasien beragama Islam, namun jarang melaksanakan sholat. Pasien
dapat bersosialisasi dengan tetangga. Karena terdapat masalah pada
keluarga maka pada AKSIS IV dapat disimpulkan terdapat masalah
dengan keluarga yaitu istri mudanya sering meneror dan
orangtuanya tidak percaya bahwa pasien sakit secara kejiwaan.

Diagnosis AKSIS V
Pada pasien didapatkan gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.

VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Agorafobia tanpa gangguan panik
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis II : Riwayat fatty liver
Aksis IV : Masalah pada keluarga, yaitu memiliki istri muda yang
meneror terus menerus dan tidak ada dukungan orangtua tentang
penyakitnya
15

Aksis V

: GAF scale 70 - 61

VIII. DAFTAR PROBLEM


Organobiologik : Riwayat fatty liver.
Masalah psikologis
:
Pasien takut, khawatir dan waswas jika berada di keramaian.
Keluhan sudah dirasakan sejak 3 tahun yang lalu.
Pasien bekerja sebagai pelaut, dan akibat penyakitnya pasien

sudah 3 tahun tidak bekerja.


Sosioekonomi
: Secara ekonomi kebutuhan kehidupan sehari hari
pasien tercukupi. Penghasilan berasal dari istrinya yang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga di Singapura.

IX.

PROGNOSIS
Prognosis ke Arah Baik :
Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit dan ingin sembuh.
Pasien rajin minum obat.

Prognosis ke Arah Buruk :


Tidak adanya dukungan dari orangtua mengenai penyakitnya.
Pasien tidak rajin ibadah.

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien


adalah:
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

X.

: bonam
: bonam
: dubia ad malam

TERAPI
Psikofarmaka
Amitriptillin 1 x 25 mg, diminum saat pagi hari.
Alganax 2 x 0,5 mg, diminum saat pagi dan sore hari.

Psikoterapi
Edukasi keluarga bahwa pasien memiliki gangguan jiwa,
sehingga harus di dukung oleh keluarga.
Menceritakan masalah yang dihadapi kepada teman/keluarga
yang pasien percaya.
Apabila sering cemas, maka dibuat rileks.
Hipnoterapi dengan pemberian sugesti yaitu :
Pasien harus selalu semangat.
16

Tidak boleh ada kata stress dalam hidup pasien.


Pasien tidak boleh takut pada keramaian
Terapi diagram behaviour yaitu membuat diagram pikiran,
perilaku, perasaan dan situasi yang berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

17

You might also like