Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
RESUME :
Seorang pria berusia 56 tahun, pekerjaan swasta, alamat mahakeret timur,
pendidikan tamat SLTA, agama Kristen Protestan, datang ke RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado pada tanggal 5 Agustus 2014 dengan keluhan utama mata kanan
kabur.
Pemeriksaan fisik umum :
Tekanan daran 110/70mmHg, nadi 78x/menit, respirasi 22x/menit, dan
suhu 36,3oC.
Status opthalmologis :
VOD 1/300, VOS 6/6 add +3.00, TIODS 8,5 mmHg
Pemeriksaan segmen anterior dekstra :
Iris/pupil bulat simetris, RAPD (-)
Pemeriksaan segmen anterior sinistra :
Iris/pupil bulat simetris, RAPD (-), fundus refleks, corpus vitreum, dan
lainnya dalam batas normal.
Diagnosa :
Oculus Dextra : Katarak senilis stadium matur.
Penanganan :
Rencana dilakukan operasi ECCE+PC IOL OD
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya
yang disebabkan oleh berbagai keadaan. Katarak yang dapat ditemukan dengan
tanpa kelainan mata atau kelainan sistemik lainnya terbagi dalam tiga bagian yaitu
katarak senilis, katarak juvenili dan katarak herediter.4
Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal dalam
proses penuaan termasuk penurunan kemampuan dalam melakukan akomodasi,
kondtrikdi pupil, akibat penuaan, dan perubahan warna serta kekeruhan lensa
mata, yaitu katarak. Semakin bertambhanya usia, lemak akan berakumulasi
disekitar kornea dan membentuk lingkaran berwarna putih atau kekuningan di
antara iris dan sklera. Kejadian ini disebut arkus sinilia atau biasanya ditemukan
pada lansia hingga sekarang sering disebut katarak sinilis.3
Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Namun diduga
katarak senilis terjadi karena:
1. Proses pada nukleus
Oleh karena serabut-srabut lensa yang terbentuk lebih dahulu selalu
terdorong ke arah tengah muka serabut-serabut lensa bagian tengah
akan menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan
ion Calcium (Ca) dan sklerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi
penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi kurang
hipermetrop.
5
4. Katarak hipermatur
Terjadi akibat korteks yang mencair sehingga masa lensa ini dapat
keluar melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka nukleus
tenggelam ke arah bawah (jam 6) (Katarak Morgagni). Lensa akan
mengeriput. Akibat masa lensa yang keluar ke dalam bilik mata depan
maka dapat timbul penyulit berupa uveitis fakotoksik tau glaukoma
fakolitik.4
a. Fakotopik
Berdasarkan kedudukan lensa. Oleh karena proses intumesensi, iris
terdorong kedepan, sudut COA dangkal, aliran COA tak lancar
sedang produksi terus berlangsungn sehingga TIO meninggi dan
menimbulkan glaukoma.
b. Fakolitik
1. Lensa yang keruh, jika kapsulnya menjadi rusak, substansi
lensa yang keluar akan diresorpsi oleh serbukan fagosit atau
makrofag yang banyak di COA, serbukan ini sedemikian
banyaknya, sehingga dapat menyumbat sudut COA dan
menyebabkan glaukoma.
2. Penyumbatan dapat terjadi pula oleh karena substansi lensa
sendiri yang menumpuk disudut COA, terutama bagian kapsul
lensa, dan menyebabkan exfolation glaucoma.
c. Fakotoksik
Substansi lensa di COA merupakan zat yang toksis bagi mata
(protein asing) sehingga terjadi reaksi alergi dan timbullah uveitis.
Uveitis ini dapat menyebabkan glaukoma.
Berdasarkan kepustakaan terdapat 2 jenis ekstraksi lensa yaitu iintra
capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan extra capsular cataract ekstrasi (ECCE)
ECCE saat ini dikembangkan dengan adanya teknik Small Incision Cataract
Surgery(SICS) dan Phakoemulsifikasi.
10
11
BAB IV
PEMBAHASAN
12
Pada pemeriksaan dengan slit lamp tampak COA normal pada oculus
dekstra dan oculus sinistra. Lensa pada oculus dekstra tampak keruh. Hal ini
sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa stadium katarak terbagi atas :
1. Stadium katarak senilis insipien : stadium paling dini yang belum
menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada
bagian perifer berupa bercak seperti baji terutama mengenai kortaks
anterior, sedangkan aksis relatif masih jernih.
2. Stadium katarak senilis imatur : pada stadium ini lensa berwarna putih
keabuan tetapi masih ada korteks yang jernih sehingga tampak
bayangan iris.
3. Stadium katarak senilis matur : pada stadium ini kekeruhan menjadi
komplit oleh karena korteks secara keseluruhan terlibat sehingga
semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali ke permukaan
anterior lensa, sehingga tidak tampak bayangan iris. Warna lensa
menjadi seperti mutiara.
4. Stadium katarak senilis hipermatur : pada stadium ini korteks lensa
yang konsistensinya seperti bubur telah menjadi cair, sehingga nukleus
turun oleh karena bertanya kebawah.
Dengan operasi diharapkan dapat mencegah kebutaan total dan
memperbaiki visus penderita. Suatu operasi katarak bertujuan untuk mengangkat
dan mengeluarkan lensa yang telah keruh sehingga menghalangi penglihatan.
Penanganan operatif pada pasien ini yaitu ECCE atau Extra Capsuler
Cataract Ekstraksi dimana nukleus dan korteks diangkat dari kapsul dan
menyisakan kapsula posterior yang utuh, bagian perifer dari kapsula anterior dan
zonula zein. Teknik ini selain menyediakan lokasi untuk menempatkan IOL atau
intra ocular lens, juga dapat dilakukan pencegahan propals vitreous juga sebagai
13
pembatas antar segmen anterior dan posterior. Sebagai hasilnya, teknik ini dapat
menurunkan kemungkinan timbulnya komplikasi seperti vitreousloss dan edema
kornea. Dengan dilakukannya operasi ini diharapkan dapat mencegah kebutaan
total dan memperbaiki visus pasien. Suatu operasi katarak bertujuan untuk
mengangkat atau mengeluarkan lensa yang keruh sehingga menghalangi
penglihatan.
Prognosis pada pasien ini baik, hal ini disebabkan karena katarak
merupakan suatu kekeruhan lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam
penglihatan pasien setelah dilakukan tindakan operasi akan lebih baik
dibandingkan sebelum dilakukan operasi.
BAB V
14
PENUTUP
berdasarkan
anamnesis
dan
pemeriksaan
opthalmologi.
DAFTAR PUSTAKA
15
16