You are on page 1of 12

STUDI PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

PADA GEDUNG BERTINGKAT ONIH BOGOR


Oleh
Nurfitri1), Didik Notosudjono2), Agustini Rodiah Machdi3)
e-mail : trimarfitry60@gmail.com
ABSTRAK
Gedung Bertingkat Onih Bogor adalah salah satu bangunan komersial yang bergerak
bidang jasa penginapan di Bogor yang terdiri dari 145 room serta beberapa ruang meeeting.
Gedung Bertingkat Onih Bogor terdiri dari 8 lantai, termaksuk lantai basement, tujuh lantai
utama dan satu lantai parkir. Daya listrik yang terpasang diGedung Bertingkat Onih Bogor
sebesar 714,694 kW yang disuplai dari PLN dengan 1 buah transformator berkapasitas 1250
kVA dan 1 buah generator-set 850 kVA. Dimana sistem back up suplai daya listriknya di suplai
sepenuh oleh generator-set karena mengingat Gedung Bertingkat Onih Bogor bergerak di
bidang jasa penginapan agar para tamu atau pengunjung yang menginap dapat merasakan
kenyamanan fasilitas yang ada di Gedung Bertingkat Onih Bogor. Besarnya daya terpasang
tersebut masih perlu dievaluasi kembali demi tercapainya sistem instalasi listrik yang handal,
aman dan seefisien mungkin serta turun menjadikan Gedung Bertingkat Onih Bogor sebagai
bangunan komersial yang peduli terhadap krisis energi saat ini. Dari hasil analisa dan
perhitungan diperoleh, Gedung Bertingkiat Onih Bogor, dengan beban terpasang 893,37 kVA
beban maksimum 730,938 kVA dan beban rata-rata 218,156 kVA. Maka faktor kapasitas
0,81 = 81% dalam memenuhi standart karakterlistik beban domestik dapat diperbaikin dengan
faktor daya dengan karakterlistrik beban komersial antara 90-100%.
Kata Kunci : Teknik Distribusi Tenaga Listrik, Teknik Pemanfaatan Listrik, single line
diagram distribusi listrik
1.1. Latar Belakang
Tenaga listrik memiliki peran yang
sangat penting dalam suatu industri.
Semakin berkembangnya suatu industri
semakin besar pula tenaga listrik yang di
perlukan untuk memenuhi kebutuhan
industri tersebut. Hal ini bisa kita lihat
dalam kehidupan seharihari, hampir setiap
bangunan membutuhkan energi listrik
seperti sekolah atau kampus, perkantoran,
rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Dalam
operasionalnya, gedung-gedung bertingkat
tersebut
pasti
memerlukan
sistem
perancangan distribusi daya listrik yang
baik dan berkualitas.
Gedung Bertingkat Onih Bogor
merupakan salah satu gedung bertingkat
yang ada di kota bogor yang bersifat
komersial. Salah satu nya adalah untuk
menujukan kenyamanan pada konsumen,
gedung tersebut memerlukan sistem
perancangan distribusi daya listrik yang
handal dan modern, baik instalasi listrik,

suplai daya listriknya maupun back-up daya


dan sistem kelistrikannya. Dengan suplai
daya listrik 1250 kVA dengan back-up
generator-set 875 kVA, energi listrik
merupakan kebutuhan primer.
Oleh karena itu pemakaian atau
konsumen listrik dapat memanfaatkan
energi listrik dengan aman, nyaman dan
kontinyu, maka diperlukan jaringan
instalasi listrik yang perencanaan maupun
pelaksanaannya
memenuhi
standar
berdasarkan peraturan yang berlaku sesuai
dengan PUIL 2000.
Pada setiap pembangunan gedung
bertingkat
pastinya
memerlukan
pendistribusian daya dan instalasi yang
sesuai dengan kebutuhan dan standar yang
ada. Namun tidak jarang dalam pengerjaan
proyek
tersebut
terdapat
beberapa
kekurangan.
Dalam hal ini penulis menganalisa
pendistribusian daya dan instalasi yang

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

|1

terdapat pada Gedung Bertingkat Onih


Bogor.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan tugas
akhir ini adalah untuk menghasilkan
perancangan pembagian daya yang sesuai
standar PUIL 2000.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas
dan tidak menyimpang dari tujuan, maka
perlu dilakukan suatu pembatasan meliputi :
1. Tinjauan dalam pemasangan instalasi
listrik yang dibutuhkan sesuai dalam
peraturan umum instalasi listrik PUIL
2000
2. Perancangan daya pada beban yang
dipakai di Gedung Bertingkat Onih
Bogor.
2. Teori Dasar
2.1 Pengertian Umum Trafo Distribusi
Gardu trafo distribusi berlokasi dekat
dengan konsumen. Trafo dipasang pada
tiang listrik dan menyatu dengan jaringan
listrik. Maka digunakan trafo penurun
tegangan (step down) yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan menengah 20 kV ke
tegangan rendah 400/230 Volt. Gardu trafo
distribusi ini terdiri dari dua sisi, yaitu: sisi
primer dan sisi sekunder. Gardu trafo

distribusi ditunjukan pada gambar 2.1

Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=trafo+
distribusi&newwindow html
Gambar 2.1 Trafo Distribusi
2.2 Kubikel
Kubikel 20 kV adalah seperangkat
peralatan listrik yang dipasang pada gardu
distribusi yang mempunyai fungsi sebagai
pembagi,pemutus, penghubung, pengontrol,
dan proteksi sistem penyaluran tenaga
listrik tegangan 20 kV.

2.3 Panel Distribusi Listri


Panel distribusi atau dapat juga disebut
dengan PHB (Peralatan Hubung Bagi) pada
dasarnya berperan untuk mendistribusikan
beban kepanel-panel yang lebih kecil
kapasitasnya. Panel Distribusi adalah panel
berbentuk almari (cubicle), yang dapat
dibedan sebagai : (Prih Sumardjati, 2008,
43)
Panel Utama / MDP : Main Distribution
Panel
Panel Cabang / SDP : Sub Distribution
Panel
Panel Beban / SSDP : Sub-sub
Distribution Panel
Circuit Breaker (CB) atau Sakelar
Pemutus Tegangan (PMT) : Adalah suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada
suatu sistem tegangan listrik. Termaksuk
arus hubung singkat, sesuai dengan
ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang
normal ataupun tidak normal.
a. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
b. ACB (Air Circuit Breaker)
c. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
d. OCB (Oil Circuit Breaker)
e. VCB (Vacuum Circuit Breaker)
f. SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)
2.4 Penghantar
Penghantar ialah suatu benda yang
berbentuk logam ataupun non logam yang
bersifat konduktor atau dapat mengalirkan
arus listrik dari satu titik ke titik yang lain.
Ada dua macam penghantar listrik yaitu :
(Prih Sumardjati, 2008, 49)
1. Kawat
Kawat ialah penghantar tanpa isolasi
(telanjang) yang dibuat dari Cu, AL,
sebagai contoh BC, BCC, A2C, A3C,
ACSR.
a. Kawat BC
b. Kawat AAAC (All Aluminium Alloy
Conductor)
c. Kawat ACSR (Aluminium Conduct
Steel Reinforeed)
d. Kawat ACAR
2. Kabel
Penghantar yang terbungkus isolasi, ada
yang berinti tunggal atau banyak, ada yang
kaku atau berserabut, ada yang dipasang di
udara atau di dalam tanah, dan masing-

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

|2

masing digunakan sesuai dengan kondisi


pemasangannya. Ialah NYA dan NYM pada
penggunaan kabel NYA menggunakan pipa
untuk melindungi secara mekanis ataupun
melindungi dari air dan kelembaban yang
dapat merusak kabel tersebut. (Prih
Sumardjati, 2008, 49)
a. Kabel NYA
b. Kabel NYY
c. Kabel NYM
d. Kabel N2XSY
e. Kabel NYFGbY

Menurut PUIL 2000 Bab 5 pasal


5.5.3.1 bahwa Penghantar sirkit akhir yang
menyuplai motor tunggal tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari 125% arus
pengenal beban penuh.
Arus Beban = 125% x In...........( 2.14 )
Keterangan :
In = Arus Nominal Beban Penuh (A)
P = Daya Aktif (W)
cos = Faktor Daya
Berdasarkan
Tabel
KHA
(Kemampuan Hantar Arus) di PUIL 2000,
untuk kabel jenis NYM
KHA terus
menerus adalah sebagai berikut :
Luas penampang kabel 2,5 mm2 = 26 A
Luas penampang kabel 4 mm2 = 34 A
Luas penampang kabel 6 mm2 = 44 A
Luas penampang kabel 10 mm2 = 61 A
Luas penampang kabel 16 mm2 = 82 A
Sedangkan untuk kabel jenis NYY
KHA terus menerus adalah sebagai berikut
dapat dilihat ditabel 2.2
Tabel 2.2 Kuat Hantar Arus

2.4.1

Nomenklatur Kode-Kode Kabel


Di Indonesia
N: Kabel standard dengan penghantar
atau inti tembaga.
NA: Kabel dengan aluminium sebagai
penghantar.
Y: Isolasi PVC
G: Isolasi Karet
A: Kawat Berisolasi
Y: Selubung PVC (polyvinyl chloride)
untuk kabel luar
rm: penghantar bulat berkawat banyak
-1: kabel dengan sistem pengenal warna
urut dengan hijau kuning
-0: kabel dengan sistem pengenal warna
urut tanpa hijau kuning
Kabel Listrik berpenghantar tembaga
dan berisolasi PVC yang terpasang secara
permanen di dalam rumah harus dengan
ukuran minimal 2,5 mm2, berapapun
jumlah daya listrik yang terpasang dan
hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A.
2.4.2 Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Kemampuan hantar arus (KHA)
adalah arus maksimum yang dapat dialirkan
dengan kontinyu oleh penghantar pada
keadaan tertentu tanpa menimbulkan
kenaikan suhu yang melampaui nilai
tertentu (PUIL 2000, 10)
Untuk Arus Searah (Van Harten, 1992:
144)
()
= () []...................(3.11)
Untuk Arus Bolak balik Satu Fasa
()
= (). []............(3.12)

Untuk Arus Bolak Balik Tiga Fasa


()
= 3 (). []......(3.13)

SURENEM SURET AHK

GNA PMANE P SAUL

agiT itnireB
auD itnireB
laggnuT itnireB
aradu id hanat id aradu id hanat id aradu id hanat id
)A(
)A(
)A(
)A(
)A(
)A(
5,81
62
02
13
62
04
52
63
72
14
53
45
43
44
73
45
64
07
34
65
84
86
85
09
06
57
66
29
97
221
08
89
98
121
501
061
601
821
811
351
041
602
131
751
541
781
471
942
951
581
671
222
212
692
202
822
422
272
962
563
442
572
172
823
133
834
282
313
413
573
683
994
423
353
163
914
244
165
173
993
214
574
115
736
634
464
484
055
216
347
184
425
095
525
707
348
065
006
017
506
958
689
0001
5211

) 2mm (

2 I
mm 2 ......................(2.15)
U

Untuk Penampang Satu Fasa :

YYN
YBYN
YbGFYN
YbGRYN
YCYN
YWCYN
YSYN
YECYN
YESYN
YSHYN
YKYN
YBKYN
YBGFKYN
YbGRKYN

Sumber : PUIL, 2000, hal 304


Rumus yang harus dipergunakan untuk
dapat menentukan luas penampang
penghantar yang diperlukan berdasarkan
rugi tegangan ialah
Untuk Penampang Searah :

5,1
5,2
4
6
01
61
52
53
05
07
59
021
051
581
042
003
004
005

LEBAK SINEJ

2 cos I
mm 2 ..........(2.16)
U

Untuk Penampang Tiga Fasa :

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

3 cos I
mm 2 .......(2.17)
U

|3

Dimana :
A = Luas penampang penghantar dalam
mm 2

= Daya hantar jenis penghantar

m4

U = Rugi tegangan penghantar dalam volt


= Panjang penghantar dalam meter
I = Kuat arus dalam penghantar dalam
amper
Cos = Faktor daya
2.5 Rugi-Rugi Penghantar
Semakin tinggi resistansi konduktor
rangkaian, Drop voltage atau disebut
dengan
susut
tegangan
merupakan
perbedaan antara tegangan sumber dengan
tegangan di beban. Tegangan dapat dicari
dengan perhitungan jatuh tegangan (V)
seperti berikut :
V=Vk-Vt ............................(2.18)
Dimana :
V = Jatuh tegangan (Volt)
Vk = Nilai mutlak tegangan ujung kirim
(volt)
Vt = Nilai mutlak tegangan ujung terima
(Volt)
Dengan jaringan pelayanan dapat
dipakai sebesar besaran listrik untuk
mencari luas penampang penghantar
dengan persamaan : (Hasan Basri 1997 :
71)
(V) = I x R ....................................(2.19)
Persamaan :
V = Jatuh tegangan di ujung penghantar
(Volt)
I
= Arus beban total (Amper)
R = Tahanan penghantar (Ohm)
Dengan berubahnya kualitas daya yang
dihantarkan, maka akan timbul rugi daya
sebesar :
(P)= I 2x R (W) ............................(2.20)
Persamaan
P = Rugi daya pada penghantar (Watt)
I = Arus beban total (Ampere)
R = Tahanan penghantar (Ohm)
2.6.

Klasifikasi Beban
Seiring meningkatnya pembangunan
di bidang dan bertambahnya jumlah
penduduk maka kebutuhan terhadap daya
listrik juga meningkat tergantung dari

daerah yang bersangkutan kepadatan


penduduk dan standar kehidupan. Pada
umumnya tipe-tipe beban terbagi menjadi
beberapa bagian : Sumber : (AS. Pabla. Ir.
Abdul Hadi; 1994, 6-7)
Faktor-Faktor Karakteristik Beban
Faktor-faktor Beban
Day
Fak
Faktor
Faktor
Jenis
a
tor
Kebutu
Diversit
Beban (k
Be
han
as
W)
ban
0,4
10Domes
70s/d
15
1,2-1,3
tik
100%
1,5
%
0,5
25Komer
90s/d
30
1,1-1,2
sial
100%
2
%
Industr 100
60ial
70-80% 65
Besar
500
%
Industr
70>50
ial
85-90% 80
0
berat
%
Sumber : AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994,
6-7
2.7

Daya Listrik
Daya
merupakan
banyaknya
perubahan tenaga terhadap waktu dalam
besaran tegangan dan arus. Satuan daya
adalah watt. (Hasan Basri, Ir, Sistem
Distribusi Daya Listrik 1994 Hal:7)
2.8

Garis Besar Isi PUIL-2000


Jika dalam penerbitan PUIL 1964,
1977 dan 1987 nama buku ini adalah
Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka
pada penerbitan sekarang tahun 2000,
namanya menjadi Persyaratan Umum
Instalasi
Listrik
dengan
tetap
mempertahankan singkatannya yang sama
yaituPUIL.http://dunialistrik.blogspot.co.id/
2008/12/puil-persyaratan-umum-instalasilistrik.html

3. SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG


BERTINGKAT ONIH-BOGOR
Gedung
Bertikat
Onih
Bogor
merupakan gedung pusat pelayanan di
bidang jasa penginapa, restaurant, gedung
pertemuan yang salah satunya berada di

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

|4

kota Bogor yang terletak di jl. Paledang


Bogor. Gedung Hotel Onih yang terdiri dari
8 lantai, tujuh lantai utama termaksuk lantai
dasar, lantai basement, dan dua lantai
parkir.
Sebagai
pusat
pelayanan
penginapan, gedung pertemuan dan
restaurant untuk seluruh pengguna layanan
di gedung bertingkiat Onih Bogor.
3.2

Alat dan Bahan Perancangan


Adapun peralatan dan bahan
perancangan yang ada di gedung bertingkat
Onih Bogor, Untuk memenuhi kebutuhan
daya listrik di gedung bertingkat Onih
Bogor. Ada beberapa jenis sistem sumber
daya listrik yaitu:
Sumber daya listrik dari gardu distribusi
PLN
Sumber daya listrik dari pembangkit
sendiri berupa generator-set
3.2.1 Sumber Daya Listrik PLN
Sumber daya listrik dari PLN yang
ada di gedung bertingkat Onih Bogor
mengunakan satu buah trafo distribusi yang
berkapasitas daya terpasang trafo adalah
1250 kVA. Sumber daya listrik PLN ini
diperoleh dari jaringan tegangan menengah
20 kV yang diturunkan menjadi tegangan
rendah 380/220 V tiga phasa dengan
mengunakan trafo step down tiga phasa
pada hubungan segi tiga-bintang (-Y).
Untuk lebih jelas blok diagram berikut pada
gambar 3.1 di bawah ini dan dapat di
lampiran 1.

Sumber : Gedung Bertingkat Onih Bogor


Gambar 3.1 Diagram Sistem Satu Garis
Daya Listrik
Data-data fisik dari transformator tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Data Transformator di Gedung Hotel
Onih Bogor
MERK
:
TRAFINDO
Media
Minyak
:
Pendinginan
Pendingin
ONAH
:
Daya
630 KVA
:
Phasa
3 Phasa
:
Frekuensi
50 Hz
:
Tegangan
HV 20000 Volt
:
LV 400 Volt
:
Arus
HV 18,18 Amper
:
LV 909,32 Amper
:
Taping Voltage :
2 x 2,5%
Vektor grop
Dyn5
;
Isolasi
Klas A
:
Serial No
143305845
:
Berat
2150 Kg
:
Impendasi (Z) :
4%
Sumber : Name plate Transformator
Distribusi, Gedung Bertingkat Hotel Onih
Bogor

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

|5

3.2.2 Sumber Daya Listrik GeneratorSet


Generator-set merupakan komponen
terpenting dalam supply daya di suatu
industri. Generator-set adalah suatu alat
yang mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Secara umum ada dua macam
generator, yaitu generator sinkron dan
generator asinkron. Adapun spesifikasi dari
genset berdasarkan nama plat Generator-Set
di Hotel Onih seperti pada tabel 3.2 di
bawah ini:
Tabel 3.2
Data Generator-Set Di Gedung
Bertingkat Onih Bogor
Merk
:
PERKINS
Tipe
HLPER550
:
Tipe Engine
: 2506C-E15TAG2
Kapasitas Daya
550 KVA, 440
:
KW
Arus
794 Amper
:
Phasa
3 Phasa
:
Frekunsi
50 Hz
:
Tegangan
: 400 Volt/230 Volt
Faktor Daya
0,8
:
Kecepatan
1500 rpm
:
Konsumsi bahan
105g/KWh
:
bakar
Tegangan
43Volt, 2.5
:
Penguatan, Arus
Amper
Penguatan
Klas isolasi
H
:
Hubungan standar :
Bintang (Y)
Sumber : Name plate Generator-Set
PERKINS, Hotel Onih Bogor
3.3
Metode Perancangan Sistem
Kelistrikan
Sistem kelistrikan di hotel hotel onih
mengunakan beck-up daya sendiri yaitu
listrik dari PLN dan generator-set.
3.3.1 Sistem Daya Listrik (PLN)
Sistem daya dari PLN sebagai sumber
daya listrik utama dengan kapasitas daya
1250 kVA. Penyaluran daya listrik dari
PLN ini dilakukan melalui panel distribusi
tegangan menengah 20 kV (EXISTING).
Kemudian dari panel distribusi tegangan
menengah (EXISTING) disambungkan ke
panel distribusi tegangan menengah (NEW)
teganga 20 kV selanjutnya diturunkan

menjadi 380/220 V dengan mengunakan


satu (1) buah transformator yang memiliki
kapasitas 1250 kVA setelah disalurkan
kembali melaui panel distribusi teganggan
rendah (PDTR) yang diparelelkan dengan
panel control genset dengan kapasitas 1250
kVA lalu disalurkan ke panel-panel
distribusi.
3.3.2 Sistem Daya Listrik Generator-Set
Disamping mendapatkan suplai daya
listrik dari PLN, gedung Gedung Bertingkat
Onih Bogor juga dapat mendapatkan
sumber daya listrik dari generator-set degan
kapasitas 875 kVA tipe PERKINS HLPER
550, yang berfungsi sebagai sistem suplai
back-up daya listrik dari PLN padam.
Dengan demikian dalam pengoperasian
generator-set tersebut dipasang pararel
dengan tegangan kerja 380 V line to line
fasa frekunsi 50 Hz.
3.4

Data Daya Listrik Gedung Bertingkat


Onih Bogor
Gedung Bertingkat Onih Bogor
merupakan gedung pusat pelayanan
dibidang jasa penginapa, restaurant, gedung
pertemuan, yang terdiri dari beberapa jenis
beban. Data di bawah ini terdapat berbagai
macam jenis beban pada gedung bertingkat
Onih Bogor dengan data listrik dan
ruangannya, dari beban penerangan, stop
kontak, AC, pompa air, lift dan beban
lainnya.
Di bawah ini adalah macam-macam
jenis beban yang didistribusikan ke 8 lantai
termaksud
lantai
basement
gedung
bertingkat Onih Bogor, dengan data daya
listrik dan ruangannnya dari beban stop
kontak, AC, pompa air, lift, penerangan di
dalam dan di luar ruangan serta beban
tenaga dan beban lainnya.

4. STUDI PERANCANGAN INSTALASI


LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT
ONIH BOGOR
4.1 Analisa Kebutuhan Daya Listrik
Untuk menghitung dan menganalisa
kapasitas dari suatu peralatan listrik,
terlebih dahulu harus mengetahui perkiraan
keadaan beban yang ada di gedung

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

|6

bertingkat Onih Bogor. Keadaan beban


listrik di gedung bertingkat Onih Bogor
antara lain:
Beban terpasang
Beban maksimum
Beban rata-rata
4.1.1

Beban terpasang
Beban terpasang disini adalah
kapasitas daya terpasang yang terdapat di
gedung bertingkat Onih Bogor. Beban ini
disuplai dari panel PDTR (panel distribusi
tegangan rendah).

kebersamaan. Untuk komersial faktor


kebutuhan yaitu berkisar dari 90-100%, dan
faktor difersitas 1,1-1,2 sesuai dengan
acuan tabel 2.3
Dalam perhitungan kebutuhan beban
maksimum disini diasumsikan panel-panel
listrik
penerangan
dan
panel-panel
distribusi sebesar 90% atau 0,9 karena pada
umumnya pengoperasian beban-beban
tersebut hanya pada waktu tertentu saja dan
untuk
panel-panel
tenaga
faktor
kebutuhannya sebesar 100% atau 1,0 karena
pada umumnya pengoperasian dari jenis
beban ini sangat dibutuhkan dan faktor
diversitas diasumsikan 1,1 untuk seluruh
panel.
Untuk dapat menghitung besaran
kebutuhan
daya
maksimum
harus
disesuaikan dengan tabel-tabel daya
terpasang pada setiap panel yang di gedung
bertingkat Onih Bogor, Sebagai salah satu
contoh analisis.
Beban Penerangan dan Stop Kontak
Diketahui :
= = 9.464Watt
Faktor Kebutuhan Fddi = 90 % = 0,9
Faktor diversitas Fd = 1,1

Faktor Kebersamaan Fc == , = 0,9


Dk =

. ,

= 7.743,8Watt
Maka beban maksimum yang
terpasang pada panel basement dengan
beban penerangan dan stop kontak7.743,8
Watt, untuk perhitungan beban maksimum
lantai 1 sampai 7 dapat dilihat pada tabel
4.2

4.1.2 Beban Maksimum


Untuk menentukan seberapa besar
daya listrik yang dibutuhkan pada masingmasing panel, perlu diketahui beban
maksimum yang terjadi pada masingmasing panel, dibutuhkan faktor kebutuhan
(Fk), faktor difersitas dan faktor

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

|7

perhitungan total kebutuhan daya


maksimum (Dk) yang terpasang di gedung
bertingkat Onih Bogor.
Beban Rata-Rata = Faktor Beban x Total
Daya Maksimum
= 0,3 x 581.751Watt
= 174,696 Watt
4.2 Analisa Beban terpasang
Untuk mengetahui seberapa besar
kapasitas peralatan suplai tenaga listrik
yang akan dipakai dalam hal ini adalah
trafo dan generator pada panel utama (panel
PDTR). Dalam perhitungan dan analisa ini
-rata
sebesar 0,8 lagging. Pemakaian faktor daya
ini dimaksudkan untuk memperkirakan
kebutuhan daya semu cukup besar, maka
cos = 0,8 lagging.
Kapasitas
daya
terpasang dari
transformator dan generator masing-masing
sebesar 1250 kVA. Untuk mengetahui
seberapa besar beban terpasang dapat
menggunakan persamaan 2.27, yaitu :
Dari hasil perhitungan berdasarkan
persamaan 2.29, maka didapat hasil total
kebutuhan daya maksimum untuk gedung
bertingkat Onih sebesar 584.751Watt.

Daya Semu = Dayaaktif/cos


Daya aktif beban terpasang yang ada
di gedung bertingkat Onih Bogor diperoleh
dari hasil jumlah total yang ada pada table
4.2 sebesar 714,694kW.

4.1.3 Beban Rata-Rata

Beban Terpasang = ( 714,696 kW)/(0,8)


Beban rata-rata yang akan dihitung
= 893,37kVA
ini berdasarkan standarisasi dari faktor
Beban Maksimum = (584,751kW )/(0,8)
karakteristik beban yang dapat dilihat pada
tabel 2.3 halaman 105, pada faktor beban
= 730,938 kVA
komersial diasumsikan sebesar 30 % = 0,3
Beban
=(174,5253kW)/(0,8)
Maka dapat dihitung beban rata-rata
dariRata-Rata
=218,156 kVA
beban kebutuhan daya maksimum dari
panel PDTR (panel Distribusi tegangan
Dari hasil perhitungan diatas maka
Rendah), yaitu :
dapat dicari faktor kapasitas dari
transformator dan generator serta faktor
Faktor
Beban
(FB)
=

kebutuhan untuk panel utama pada gedung

bertingkat
Onih
Bogor,
dengan
menggunakan
persamaan
2.15
sebagai
Pada panel PDTR didapat beban
berikut:
maksimum sebesar
584.751Wattberdasarkan persamaan 2.2
Faktor
kebutuhan/demand
untuk mengetahui besaran daya rata-rata
=(kebutuhan maksimum)/(Jumlah
maka harus disesuaikan dengan hasil akhir
beban terpasang)
dari perhitungan daya maksimum tiap
FaktorKebutuhan/Demand=
perlantainya. Pada tabel 4.2 Hasil analisis

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

|8

(730,938kVA) / (893,37 kVA) = 0,81


Maka harus ada perbaikan faktor
daya supaya untuk mencapai standart
karakteristik
beban
untuk
gedung
komersial, karena seperti yang telah
dijelaskan pada tabel 2.3 bahwa faktor
kebutuhan untuk beban industri komersial
anatara 90-100%
Faktor kapasitas=
(beban
)/(Jumlah daya terpasang)

rata-rata

Faktor Kapasitas
kVA)/(1250 kVA)

(218,156

= 18 Amper
Rating MCCB yang terpasang maximum :
1 rating = 250 % x In
= 2,5 x 18 A
= 45 Ampere
Rating MCCB yang digunakan adalah 20 A
Hasil Perhitungan Ukuran Jenis Penampang
Lantai Basement Area Parkir

= 0,17 = 17 %
4.3 Analisa Beban Terpasang Pada Lantai
Basement
Beban yang terpasang di panel lantai
Basement gedung bertingkat Onih Bogor
terdiri dari beberapa panel yang berbagi lagi
menjadi beberapa jalur instalasi listrik
untuk mensuplai beban beban keseluruan di
kesetiap ruangan basement.Adapun beban
keseluruan dapat dilihat pada tabel 4.1
=

(Beban Terpasang di Panel (LPBS))/(Beban terpasang di Panel PDTR) x


100%
= (148,65 KW)/(873,50 KW) x100%
= 17,01 % (Dari Total Daya Terpasang)

.Perhitungan
Kapasitas
Pengaman
(MCB/MCCB)
Panel Pengaman Penerangan dan Stop Kontak
Area Parkir
Daya yang terpasang pada panel pembagi
lantai basement adalah
9464 watt, jadi
besar nilai MCB pada panel pembagi
LP/BS-Area Parkir. adalah :
In = (P (watt))/(3 x Vx Cos ) [Ampere]
= (9464 watt)/(3 x 380 x 0,8)
= 18,00 Ampere, maka MCB yang digunakan
adalah 20 A.
Rating pengaman area parkir penerangan
dan stop kontak arus beban lebih MCCB
In
= (P (watt))/(3 x V x Cos )
[Ampere]
= (9464 watt)/(3 x 380 x 0,8)

1. Perhitungan Jenis Penghantar (Kabel)


Pemakaian penghantar dalam suatu
instalasi listrik sangat diperlukan. Untuk
menentukan besarnya nilai penghantar
dapat dilihat besarnya arus yang mengalir
pada penghantar dan jenis pengaman yang
digunakan untuk sebagai
berikut :
Penghantar (kabel) pada P/BS-Area
Parkir Penerangan dan Stop Kontak Dengan
melihat data pada tabel 3.1 diketahui kuat
arus pada panel P/BS- Area Pakir (panel
lantai basement) yang terpasang sebesar 66
A dapat dilihat pada tabel 2.2 untuk MCB

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

|9

Pompa Air Bersih dapat dilihat penampang


(kabel) NYY 4 x 10 mm2 dari tabel 4.3

4.4

Perhitungan
Kapasitas
Pengaman
(MCB/MCCB)
Pengguunaan
pengaman
(MCB/MCCB) pada suatu instalasi listrik
sangat diperlukan, mengingat keselamatan
juga keamanan penguna listrik. Besarnya
nilai pengaman yang digunakan tergantung
pada besar arus yang mengalir.
Perhitungan kapasitas pengaman yang
terdapat di gedung bertingkat Onih Bogor,
dengan asumsi tegangan 380V dan faktor
daya rata-rata perhari didapat sebesar 0,9
dengan cara mengunakan persamaan 2.12
yaitu :
I = (P(Watt))/(3 x V x Cos )
[Ampere]
Pengaman Pada Panel Utama
Untuk kapasitas pengaman (MCB/MCCB)
pada panel peralatan yang terdapat pada
tabel 3.4 sebesar 7992 Watt :
I = (P(Watt))/(3 x V x Cos )
= 7992/(3 x 380 x 0,95)=15,17 Ampere
Dengan menentukan kapasitas MCB
dimasukan faktor penggali sebesar 1,2 x In
maka MCB yang digunakan pada panel Air
Bersih Lantai Basement sebesar 18,21
Ampere.
Pemakaian kapasitas pengaman Mini
Circuit Breaker/Moulded Case Circuit
Breaker (MCB/MCCB) yang lebih besar
dimaksudkan untuk mengantisipasi jika
terjadi penambahan beban listrik dari panelpanel tersebut.
Dengan cara menghitung yang sama,
besar kapasitas pengaman Mini Circuit
Breaker/Moulded Case Circuit Breaker
(MCB/MCCB) pada Panel Utama gedung
bertingkat Onih Bogor dapat diliaht pada
panel 4.4 di bawah ini :
Kapasitas Pengaman (MCB dan MCCB)
dan Ukuran Jenis Penghantar (Kabel) Pada
Panel Utama di Gedung Bertingkat Onih
Bogor

4.5 Analisa Turun Tegangan dan Rugi-Rugi


Daya Listrik Pada Saluran Distribusu
Turun tegangan dan rugi-rugi daya
ditentukan berdasarkan panjang dari
panjang penghantar, luas penampang
penghantar dan tahanan penghantar.
Besarnya turun tegangan (Drop Voltage)
menurut
standar
perhitungan
PLN
berdasarkan luas penampang penghantar
(mm2), panjangpenghantar (m), dan beban
yang disuplai (Watt) yaitu sebesar 5%.
Dalam analisa turun tegangan (Drop
Voltage) dan rugi-rugi daya yang dihitung
hanya sebatas penghantar-penghantar yang
terjauh diatas 100 m, yaitu dari panel utama
sampai dengan Panel operasiaonal dengan
asumsi arus seimbang untuk setiap fasanya,
maka dengan mengacu pada persamaan
2.12 dan 2.20 sebagai berikut :
Untuk arus bolak balik tiga fasa
I = (P(Watt))/(( 3) x V x Cos) [Ampere]
Droup tegangan V= I x R(V)
R = l/A()
Rugi-rugi daya (P) = I2 x R (W)
Keterangan: R = tahanan ( Ohm)

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

| 10

= tahanan jenis ( mm2/m)


= 0,0175 mm2/m
= 0,0175 x 10-6m
= panjang penampang (m)
A = luas penampang penghantar
(mm2)
Panjang penghantar dari Panel utama
ke panel PP-SUM (pompa dan basement)
130 m dengan beban terpasang sebesar
1600 Watt, luas penampang penghantar
NYY 4 x 4 mm2 dan = 0,0175 x 106m, maka jatuh tegangannya adalah :
R =l/A = 0,0175 x 10-6 x 130/(4 x 10
^(-6) ) = 0,57
I = (P(Watt))/(( 3) x V x Cos)
= 1600/(( 3) x 380 x 0,8) = 3,04A
Turun tegangan pada penghantar
V= I x R
= 3,04 x 0,57 = 2Volt
Persentase turun tegangan
(%V) =V/Vx 100%
= (2 )/380x 100% = 0,5 %Volt
Rugi-rugi daya penghantar
(P) = I2 x R
= (3,04)2 x 0,57
= 5,3 Watt
Persentase rugi daya
(%P) = P/P x 100%
=5,3/1600x 100 %
= 3,3125x 100 %
= 0,3%
Dengan cara perhitungan yang sama,
besar turun tegangan dan rugi-rugi daya
listrik dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah
ini :
Hasil Perhitungan Besar Turunan Tegangan
dan Rugi-Rugi Daya Listrik Berdasarkan
Panjang Saluran Diatas 100m dan Diameter
Penampang

5.

KESIMPULAN
Hasil analisa dan perhitungan
kebutuhan daya serta upaya penghematan
pemakaian energi listrik di Hotel Onih
Bogor maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan total kebutuhan beban
terpasng dari panel utama didapat sebesar
893,37 kVA, sedangkan kapasitas terpasang
dari transformator sebesar 1.250 kVA,
sehinga kapasitas trafo sudah mencapai
beban maximal yaitu sebesar 0,81 (81%)
2. Penggunaan MCCB dan MCB tiap panel
masih baik di bawah standar PUIL Kuat
Hantar Arus
3.
Hasil perhitungan turun tegangan
dan rugi-rugi daya dari panel utama ke
panel PP-SUM (pompa dan basement). Dan
turun tegangan pada penghantar 2 Volt
dalam persentase sebesar 0,5% dengan rugi-

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

| 11

rugi daya penghantar 5,3 Watt dalam


persentari 0,3%
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional SNI 04-02252000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2000, Yayasan PUIL, Jakarta, 2000.
[2] Drs.Sumanto,MA, TRANSFORMATOR,
Penerbit ANDI OFFSET, Yogyakarta,
1991.
[3] Hasan Basri, Sistem Distribusi Daya
Listrik, ISTN, Jakarta,1997
[4] Jiteng Marsudi, Pembangkit Energi Listrik,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005
[5] Prih Sumardjati, Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik Jilid I,II,III Jakarta, 2008.
[6] P. Van Harten, Ir.E. Setiawan, Instalasi
Listrik Arus Kuat Jilid I,II, dan III, Bina,
Cipta, Bandung, 1999
[7] Surhadi, Teknik Distribusi Tegangan
Listrik Jilid I,II,III Jakarta, 2008.
[8].........,Googleweblight.com/?lite_url=http://du
lialistrik.blogspot.com/2008/10/cicuitbreaker-sakelar-pemutus.html
(Diakses
pada tanggal 20 November 2015,08;42
Wib)
[9].........,http://www.erblog.net/2013/07/pengerti
an-kelistrikan-dan-sistem.html
(Diakses
pada tanggal 25 November 2015,14;05
Wib)
[10]........,http://documents.tips/documents/peren
canaa-jtm-gardu-trafo-distribusi.html
(Diakses pada tanggal 27 November
2015,20;05 Wib)
[11]........,http://documents.tips/documents/transf
ormator-dalam-sistek-ftransmisi-dan
distribusi.html (Diakses pada tanggal 27
November 2015,20;05 Wib)
[12]........,http://documents.tips/documents/transf
ormator-dalam-sistek-ftransmisi-dandistribusi.html (Diakses pada tanggal 27
November 2015,20;05 Wib)
[13]........,https://www.academia.edu/8767001/R
ezon_Arif_B_L2F008082_Lightning_Arres
ter (Diakses pada tanggal 30 November
2015,14;05 Wib)
[14]........,https://www.academia.edu/8767001/R
ezon_Arif_B_L2F008082_Lightning_Arres
ter (Diakses pada tanggal 30 November
2015,14;05 Wib)

[[15]........,http://ceritaguehhh.blogspot.co.id/201
4/08/makalah-tentang-kubikel-20-kv.html
(Diakses pada tanggal 03 Desember
2015,16;35 Wib)
[[16]........,http://ceritaguehhh.blogspot.co.id/201
4/08/makalah-tentang-kubikel-20-kv.html
(Diakses pada tanggal 03 Desember
2015,16;35 Wib)
[[17]........,(www.scribd.com/searchdocuments?query=teknik+pemanfaatan+list
rik) (Diakses pada tanggal 03 Desember
2015,16;35 Wib)
[[18]........,https://robiramandhani.wordpress.co
m/2013/05/02/motor-listrik-arus-bolakbalik-1-fasa/ (Diakses pada tanggal 07
Desember 2015,11;20 Wib)
[[19]........,https://luqman96.wordpress.com/2009
/07/05/motor-asincron-3-fasa/(Diakses pada
tanggal 07 Desember 2015,11;20 Wib)
[[20]........,http://kamuslistrik.blogspot.co.id/201
0/02/jenis-kabel-dan-nomenklaturkabel.html (Diakses pada tanggal 07
Desember 2015,11;20 Wib)
[[21]........,(www.scribd.com/searchdocuments?query=teknik+pemanfaatan+list
rik) (Diakses pada tanggal 07 Desember
2015,11;20 Wib)
[[22] File PT. Onih Karya Mandiri, Hotel Onih
Bogor.
BIODATA PENULISAN
NURFITRI (0541 11
015) Lahir di bogor, 28
maret
1993.
Latar
belakang pendidikan :
menyelesaikan
pendidikan SD, SMP,
SMK
di
Bogor.
Menyelaikan studi S1 di Universitas
Pakuan Bogor, Program Studi Teknik
Elektro, konsentrasi Teknik Tenaga Listrik
Tahun 2016.
PEMBIMBING
1) Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono,
M.SC. Guru Besar Staf Dosen Program
Studi Teknik Elektro Fakutas Teknik
Universitas Pakuan Bogor.
2.) Agustini Rodiah Machdi, ST., MT.
Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.

Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan

| 12

You might also like