Professional Documents
Culture Documents
Defarasirox/ICL 670
lanjutan, maka pasien di rujuk ke rumah sakit pelayanan tersier. Bila kadar
feritin serum sangat tinggi, dan perlu dilakukan pemeriksaan MRI T2*
maka pasien dirujuk ke rumah sakit yang menyediakan pemeriksaan MRI
T2*. Sementara itu bila di rumah sakit pelayanan sekunder tidak
terdiagnosis thalasemia dengan cara HPLC, maka pasien dirujuk ke pusat
pelayanan tersier, di mana tersedia sarana mendiagnosis thalasemia dengan
cara analisis DNA. Sebaliknya, setelah pasien terdiagnosis thalasemia dan
telah ditentukan komplikasinya, maka pasien dirujuk balik ke rumah sakit
pelayanan sekunder, atau ke pelayanan primer, sesuai dengan kondisi
pasien, dan dikaitkan dengan kompetensi dan kewenangan klinik dokter di
tingkat pelayanan sekunder dan primer.
Sumber : KEMENKES. 2016. Petunjuk Teknis Deteksi Talasemia di
Sekolah. KEMENKES RI. Jakarta.
4. Penderita thalassemia beta mayor dan sebagian penderita thalassemia beta
intermedia bisa mengalami komplikasi. Hal ini bisa didiagnosis dengan
melakukan pemeriksaan rutin. Berikut ini adalah beberapa komplikasi
yang dapat terjadi pada penderita thalassemia.
a. Komplikasi Jantung
Kerusakan jantung akibat terlalu banyak zat besi dapat menyebabkan
penurunan kekuatan pompa jantung, gagal jantung, aritimia atau detak
jantung yang tidak beraturan, dan terkumpulnya cairan di jaringan
jantung.
Ada beberapa pemeriksaan rutin yang harus dilakukan penderita
thalassemia beta mayor, yaitu pemeriksaan tiap enam bulan sekali
untuk memeriksa fungsi jantung, dan setahun sekali pemeriksaan
menyeluruh untuk memeriksa konduksi aliran listrik jantung
menggunakan electrocardiogram oleh dokter spesialis jantung.
b. Komplikasi pada Tulang
Sumsum tulang akan berkembang dan memengaruhi tulang akibat
tubuh kekuerangan sel darah merah yang sehat. Komplikasi tulang
yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
o Nyeri persendian dan tulang
o Osteoporosis
o Kelainan bentuk tulang
Risiko patah tulang meningkat jika kepadatan tulang menjadi rendah.
Hal ini bahkan bisa menimpa orang-orang yang mendapatkan transfusi
darah secara teratur.
c. Pembesaran Limpa (Splenomegali)
Pembesaran limpa terjadi karena limpa sulit untuk mendaur ulang sel
darah yang memiliki bentuk tidak normal dan berakibat kepada
meningkatnya jumlah darah yang ada di dalam limpa, membuat limpa
tumbuh lebih besar.
Transfusi darah yang bertujuan meningkatkan sel darah yang sehat
akan menjadi tidak efektif jika limpa telah membesar dan menjadi
terlalu aktif, serta mulai menghancurkan sel darah yang sehat.