You are on page 1of 14

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM (SEKOLAH UNGGUL)

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong
berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat
terhadap

setiap

pendidikan.

gerak

Pendidikan

langkah

dan

merupakan

perkembangan
satu

upaya

dunia
dalam

meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada akhirnya


bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia menjadi lebih
baik.
UUD 1945 pada pasal 31 mengamanatkan sebagai berikut : (1)
setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; (2) Setiap
warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib mebiayainya; serta (3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan

satu

system

pendidikan

nasional

yang

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak dalam


rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam UUSPN No 20
tahun 2003 dipertegas bahwasanya :
Pendidikan nasional Indonesia berbfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta


bertanggung jawab1
Akan tetapi pada kenyataannya, dalam memenuhi amanat
Undang-Undang tersebut bukanlah suatu upaya yang sederhana,
melainkan

memerlukan

upaya

perbaikan

dan

peningkatan,

sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan


kehidupan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini manusia
dituntut untuk tahu banyak (knowing much), berbuat banyak
(doing much), mencapai keunggulan (being exellence), menjalin
hubungan dan kerja sama dengan orang lain (being sociable),
serta berusaha memegang teguh nilai-nilai moral (beingmorally).
Manusia unggul, bermoral, dan pekerja keras inilah yang
menjadi tuntunan dari masyarakat global2
Hal ini mendorong para pengelola pendidikan untuk berlombalomba dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut dengan
membangun sekolah yang mandiri dan unggul dalam mendidik
inputnya. Apalagi dengan adanya desentralisasi pendidikan maka
para pengelola mempunyai kewenangan lebih menentukan
tujuan dan manajemen yang diberlakukan dilembaganya. Maka
dari itu penulis akan mencoba menjelaskan terkait pondasional
dan operasional sekolah unggulan.
B. Rumusan Masalah
1 UUSPN. No 20/2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra
Umbara, 2003) hlm. 7

2 Nana Syaodih dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah,


(Bandung: Refika Aditama, 2006), hlm. 6. Indra Djati Sidi dalam buku Menuju
Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, hlm 44
menyebutkan bahwa manusia unggul adalah manusia yang terus-menerus
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam melaksanakan
sesuatu. sehingga kualitas yang dicapai hari ini akan ditingkatkan pada hari
berikutnya.

1. Bagaimana Konseptualisasi Sekolah Unggul ?


2. Apakah yang Menjadi Pondasional Sekoah Unggul ?

BAB 11
PEMBAHASAN

A. Konseptualisasi Sekolah Unggul


Sekolah unggul diselenggarakan karena ada beberapa
tantangan pendidikan yang harus dihadapi di Indonesia
sebagai berikut :
1. Tantangan untuk

meningkatkan nilai tambah (added

value), yaitu bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam


rangka meningkatkan produktivitas nasional, pertumbuhan
dan

pemerataan

memelihara

dan

ekonomi,

sebagai

meningkatkan

upaya

untuk

pembangunan

berkelanjutan.
2. Wawasan iptek yang mendalam dan luas
3. Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai
prestasi dan keunggulan.
4. Kepekaan social dan kepemimpinan.
5. Disiplin yang tinggi yang ditunjang
yangggantikan kolonialisme politik

kondisi

fisik

Dengan
berbentuk

demikian

fisik,

kolonialisme

melainkan

dalam

kini
bentuk

tidak

lagi

informasi.

Ketergantungan Bangsa kita pada Bangsa lain merupakan


suatu bentuk kolonialisme baru yang menjadi semacam
virtual enemy yag telah masuk ke seluruh pelosok dunia ini.
Semua

tantangan

ini

menuntut

SDM

Indonesia

agar

meningkatkan serta memperluas pengetahuan dan wawasan


keunggulan, keahlian yang profesional, ketrampilan dan
kualitasnya3. Secara definitive sekolah unggul merupakan
alternative dalam pendidikan yang menekankan kepada
kemandiriaan dan kreatif sekolah yang memfokuskan pada
perbaikan proses pendidikan. Konsep ini dikemukakan oleh
Edward (1979) yang diperkenalkan oleh teori effective
school,4 yang menekankan pentingnya pemimpin tangguh
dalam mengelola sekolah. Sekolah unggul menggunakan
strategi peningkatan budaya mutu, strategi pengembangan
kesempatan
(quality

belajar,

control),

strategi
strategi

memelihara
penggunaan

kendali

mutu

kekuasaan,

pengetahuan dan informasi secara efisien.5


Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan
untuk mencapai keunggulan yang dihasilkan (out put) dari
3 Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma
Baru Pendidikan, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm. 42-43.
4 Definisi yang saat ini berkembang bahwasanya sekolah unggul terjemahan
bebas dari effective school. An Effective School is a school that can, in
measured student achievement terms, demonstrate the joint presence of
quality and equity. Said another way, an Effective School is a school that can,
in measured student achievement terms and reflective of its learning for all
mission, demonstrate high overall levels of achievement and no gaps in the
distribution of that achievement across major subsets of the student
population. (EFFECTIVE SCHOOLS RESEARCH AND THE ROLE OF
PROFESSIONAL LEARNING COMMUNITIES).

5 Penyusun, Sistem Penyelenggaraan Sekolah Unggul, (Jakarta:


Depdikbud RI, 1993), hlm 5.

pendidikannya.

hal

ini

berarti

bahwa

sekolah

unggul

dikembangkan sebagaimana sekolah-sekolah konvensional


lain yang telah berkembang selama ini dengan memberikan
perlakuan yang standar kepada semua peserta didik.
Pada prinsipnya sekolah sebagai satuan pendidikan
tidak akan menjadi unggul dengan sendirinya, keunggulan
sekolah

tumbuh

bilamana

dan

didukung

berkembang

oleh

dari

manajemen

waktu

yang

kewaktu

berwawasan

keunggulan. Disisi kepala sekolah selaku manajer pendidikan,


bersama

stake

holders

lainya

berusaha

mewujudkan

gagasan, ide, pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap


manajerial yang terbaik untuk melakukan sesuatu secara
konsisten dan berdisiplin dalam rangka merubah status quo
agar sekolahnya menjadi semakin unggul.
Secara

konseptual

sekolah

unggul

dikelompokkan

menjadi dua konsep sekolah yaitu : Pertama, sekolah


unggulan parsial versus sekolah unggulan total. Kedua,
sekolah unggulan hakiki dan sekolah unggulan assesori.
Untuk sekolah unggulan parsial versus sekolah unggulan total
adalah
tertentu.

sekolah
Ada

keunggulan
pandangan

pada

komponen-komponen

masyarakat

pendidikan

dan

masyarakat umum bahwa sekolah dapat dikatakan unggul


bilamana menghasilkan lulusan dengan nilai UAN atau
transkip nilai yang tinggi. Kedua, sekolah unggulan total
adalah sekolah dengan keunggulan pada semua komponen
atau aspek, ada pandangan masyarakat pendidikan dan
masyarakat umum bahwa sekolah dapat dikatakan unggulan
bilamana mampu menghasilkan lulusan dengan nilai UAN
atau transkip nilai yang tinggi melalui proses pembelajaran
yang baik, dalam perspektif teoritik keunggulan tersebut
dinamakan dengan keunggulan mutio dimensional.
B. Tujuan dan Kedudukan Sekolah Unggul

1. Wawasan iptek yang mendalam dan luas.


2. Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai
prestasi dan keunggulan.
3. Kepekaan social dan kepemimpinan.
4. Disiplin yang tinggi yang ditunjang kondisi fisik yang extindent: -18.0pt;"
5. Wawasan iptek yang mendalam dan luas.
6. Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai
prestasi dan keunggulan.
7. Kepekaan social dan kepemimpinan.
8. Disiplin yang tinggi yang ditunjang kondisi fisik yang prima
C. Kedudukan sekolah unggul dalam SISDIKNAS
Kedudukan sekolah unggul dalam SIKDISNAS merupakan :
1. Bagian dari sistem pendidikan nasional. Konsekwensisnya
sekolah harus tunduk pada perundang-undangan yang ada.
Meskipun begitu, sekolah unggul tetap memiliki keleluasan
sesuai

dengan

misi

dan

tujuan

serta

status

pengelolaannya.
2. Diproyeksikan untuk menjadi model dalam peningkatan
mutu bagi sekolah di sekitarnya.
D. Karakteristik Sekolah Unggul
Sebagai

tolak

ukur

keunggulan

sebuah

institusi

pendidikan menurut Diknas dan Depag sebagai institusi


pemerintah

yang

bertanggung

jawab

dalam

bidang

pendidikan, terletak pada dimensi :


1. Masukan (input, intake) berupa siswa yang diseleksi secara
ketat menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang
dapat dipertanggung jawabkan.
2. Sarana dan prasarana yang menunjang.
3. Lingkungan belajar yang kondusif.
4. Guru dan tenaga kependidikan mempunyai kualifikasi mutu
yang baik.
5. Kurikulum yang diperkaya (dilakukan pengembangan dan improvisasi
secara maksimal).
6. Rentang waktu belajar yang lebih panjang.
6

7. Proses

belajar-mengajar

yang

berkwalitas

dan

hasilnya

dapat

dipertanggung jawabkan.
8. Nilai lebihnya terletak pada perlakuan tambahan diluar kurikulum
Nasional melalui pengembangan materi kurikulum, program pengayaan
dan perluasan, percepatan, pengajaran, remedial, pelayanan bimbingan
dan konseling, pembinaan ekstrakurikuler.
9. Diproyeksikan untuk menjadi pusat keunggulan bagi sekolah-sekolah
disekitarnya.
Beberapa indikator yang menunjukkan sekolah itu unggul yaitu:
1. Sekolah memiliki visi dan misi untuk meraih prestasi yang tinggi
2. Semua personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi untuk berprestasi.
3. Guru yang tangguh dan professional.
Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan
langsung dengan siswa. guru yang professional mampu mewujudkan
harapan-harapan orang tua dan kepal sekolah dalam kegiatan sehari-hari di
dalam kelas.
4. Memiliki tujuan pencapaian filosofi yang jelas.
Lingkungan yang kondusif bukanlah hanya ruang kelas dengan berbagai
fasilitas mewah, lingkungan tersebut bisa berada di manapun selama
lingkungan tersebut dapat memberikan dimensi pemahaman belajar secara
menyeluruh bagi siswa.
5. Jaringan organisasi yang baik dan solid.
Baik itu organisasi guru, orang tua akan menambah wawasan dan
kemampuan tiap anggotanya untuk belajar dan berkembang, serta perlu
adanya dialog antar organisasi tersebut. Misalnya orang tua murid dengan
forum guru dalam menjelaskan harapan dari guru dan kenyataan yang
dialami guru di kelas.
6. Adanya komunikasi dan dukungan insentif dari orang tua murid dan
masyarakat.6

6 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah,


(Bandung: Bani Quraisy, 2004), hlm 110-111.

Menurut Cyril Poster bahwasanya sekolah unggul mempunyai ciri-ciri


bahwasanya sekolah tersebut tidak terjebak pada kurikulum tunggal serta cara
tunggal terbaik dalam mengajar, cara pencarian efektifitas atas dasar nilai test
semata.7
E. Unsur-Unsur Sekolah Unggulan
1. Kepemimpinan kepala sekolah yang professional.
Kepala sekolah seharusnya memiliki kemampuan dan pemahamana
yang menonjol. Dari beberapa peneltian, tidak didapati sekolah maju namun
dengan kepala sekolah yang bermutu rendah.
2. Guru-guru yang tangguh dan professional.
Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan
langsung dengan siswa. guru yang professional mampu mewujudkan
harapan-harapan orang tua dan kepal sekolah dalam kegiatan sehari-hari di
dalam kelas.
3. Memiliki tujuan pencapaian filosofi yang jelas.
Tujuan filisofis diwujudkan dalam bentuk Visi dan Misi seluruh
kegiatan sekolah. Tidak hanya itu, Visi dan Misi dapat dicerna dan
dilaksanakan secara bersama oleh setiap elemen sekolah.
4. Lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran.
Lingkungan yang kondusif bukanlah hanya ruang kelas dengan
berbagai fasilitas mewah, lingkungan tersebut bisa berada di manapun selama
lingkungan tersebut dapat memberikan dimensi pemahaman belajar secara
menyeluruh bagi siswa.
5. Jaringan organisasi yang baik dan solid.
Baik itu organisasi guru, orang tua akan menambah wawasan dan
kemampuan tiap anggotanya untuk belajar dan berkembang, serta perlu
adanya dialog antar organisasi tersebut. Misalnya orang tua murid dengan
forum guru dalam menjelaskan harapan dari guru dan kenyataan yang dialami
guru di kelas.
6. Kurikulum yang jelas.
7 Cyril Poster, Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul, (Jakarta:
Lembaga Indonesia didaya, 2000), hlm 16.

Permasalahan di Indonesia adalah kurikulum yang sentralistik dimana


Diknasmembuat kurikulum dan dilaksanakan secara nasional. Dengan hanya
memuat 20% muatan lokal menjadikan potensi daerah dan kemampuan
mengajar guru dan belajar siswa terpasung. Selain itu pola evaluasi yang juga
sentralistik menjadikan daerah semakin tenggelam dalam kekayaan potensi
dan budayanya.
Sebaiknya kemampuan membuat dan mengembangkan kurikulum
disesuaikan di tiap daerah bahkan sekolah. Pusat hanya membuat kisi-kisi
materi yang akan diujikan secara nasional. Sedang pada pelaksanaan
pembelajaran diserahkan kepada daerah dan tiap sekolah menyusun
kurikulum dan target pencapaian pembelajaran sendiri.
Diharapkan akan muncul sekolah unggulan dari tiap daerah karena
memiliki corak dan pencapaian sesuai dengan potensinya. Seperti misalnya
sekolah di Kalimantan memiliki corak dan target pencapaian mampu
mengolah hasil hutan dan tambang, juga potensi seni dan budaya mampu
dihasilkan sekolah-sekolah di Bali, dan juga lulusan dari pulau Madura bisa
mengolah garam yang berkualitas.
7. Evaluasi belajar yang baik.
Evaluasi yang baik adalah berdasarkan acuan patokan untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah tercapai. Bila
kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan dapat teridentivikasi dan dapat
terukur target pencapaian pembelajaran sehingga evaluasi belajar yang
diadakan mampu mempetakan kemampuan siswa.
8. Partisipasi orang tua murid.
Didalam sekolah unggulan selalu melibatkan orang tua dalam
kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal sekali adalah memberikan
pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat istirahat. Pada proses
yang intensif, orang tua dilibatkan dalam proses penyusunan kurikulum
sekolah sehingga orang tua memiliki tanggung jawab yang sama di rumah
dalam mendidik anak sesuai pada tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga

terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di sekolah dengan pola


pendidikan dirumah.8
F. Potret Sekolah Unggulan
Sekolah unggulan yang lahir belakangan, tentu berdasar pada inovasi
kekinian dan sengaja dipersiapkan terhadap kebutuhan modernitas yang
berkembang sangat pesat. Sebagai salah satu alternatif pendidikan
kontemporer, sekolah unggulan berusaha menampilkan visi orientasi
pendidikannya pada dataran realitas. Berbagai kemungkinan masa depan yang
bakal terjadi, pendidikan unggulan mencoba menawarkan nilai jual,
daripada jual nilai yang kehilangan realitasnya. Sekolah unggulan tentu saja
mengadopsi dari beberapa sistem pendidikan.
Sampai sekarang, sekolah unggulan masih tergolong langka dan tidak
semua orang dapat menyentuh model sekolah itu. Sekolah unggulan
mencoba tampil beda dari yang lain. Sistem pendidikannya dikelola secara
profesional dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadahi. Dari gedung
sekolah sampai tempat pemondokan disediakan dengan sarana mewah. Alatalat penunjang belajar tercukupi yang disediakan untuk anak didik. Bahkan
lingkungannya pun memilih pada dataran yang benar-benar alami yang jauh
dari polusi udara dan limbah.
G. Pengembangan Pendidikan Islam
Strategi pengembangan madrasah unggulan adalah suatu upaya
perencanaan dan pengelolaan suatu madrasah yang berfungsi untuk
mengarahkan dan mengembangkan madrasah dalam mencapai tujuan
pendidikanya. Berikut beberapa hal yang perlu dikembangkan.
1. Pengembangan Manajemen Madrasah
Dalam rangka antisipasi kecenderungan masa depan madrasah yang
akan berkompetisi dengan lembaga lain, maka manajemen madrasah harus
8 http://www.schoolparents.canberra.net.au/effective_schools di akses
08 Nopember 2016

10

ditata ulang. Manajamen yang selama ini lebih mengandalkan faktor intuisi
dan pengalaman, harus diganti dengan manajemen modern, sebagaimana
yang dirokemendasikan oleh Balitbang Depag RI (2001), yaitu Manajemen
Berbasis Madrasah (MBM) atau sering disebut School Based Management
(SBM).
MBM merupakan institusi sosial yang mengandung makna kewenangan
pengambilan keputusan dilihat dari perspektif peran madrasah yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, MBM sering dikatakan suatu upaya
memposisikan kembali peran madrasah yang sesungguhnya. MBM
memberikan peluang mengakomodasikan pihak-pihak berkepentingan untuk
berkontribusi secara positif terhadap peningkatan kinerja madrasah, yang
terefleksikan dalam perumusan visi, misi, tujuan serta program-program
prioritas madrasah yang disusun secara kolaboratif.9
2. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum madrasah ke depan ditandai dengan berbagai
ciri yang secara keseluruhan merupakan upaya penyempurnaan terhadap
kelemahan-kelemahan yang dijumpai dalam kurikulum sebelumnya. Di
antara ciri tersebut perlu mendapat catatan penting adalah kurikulum
madrasah terdiri dari kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum
yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas
satuan pendidikan yang bersangkutan.
Dengan ketentuan tersebut, berarti kurikulum yang berlaku secara
nasional adalah kurikulum minimal yang harus disampaikan kepada siswa.
Madrasah

sepenuhnya

dapat

mengembangkan,

menjabarkan,

bahkan

menambah bahan kajian atau mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan.


Dengan demikian, ciri khas agama Islam pada madrasah yang secara
kurikuler hanya mendapat alokasi jam pelajaran yang terbatas melalui lima
mata pelajaran, dalam pelaksanaannya di lapangan sangat memungkinkan

9 Agus Maimun, Agus Zainul Fitri, Madrasah Unggulan, (Malang, UIN, Maliki
Press, 2010), hlm 51.

11

untuk ditambah dan diperkuat, lebih-lebih oleh madrasah yang berada di


lingkungan pondok pesantren.10
3. Pengembangan Layanan kepada Siswa
Dalam setiap kelas, prestasi belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi
3 (tiga), yaitu kelompok siswa berkemampuan cepat, kelompok anak didik
berkemampuan normal dan kelompok siswa berkemampuan lamban (di
bawah rata-rata). Kecenderungan pembelajaran selama ini adalah guru lebih
banyak berkonsentrasi pada kelompok cepat saja, sehingga siswa dari
kelompok lambat agak terabaikan, atau bila guru memperhatikan siswa dari
kelompok lambat, maka siswa kelompok cepat akan terhambat kecepatan
belajarnya. Berdasarkan kenyataan ini, maka madrasah diupayakan memberi
pelayanan pendidikan yang berorientasi pada kemampuan siswa secara
individu.
4. Pengembangan Lingkungan Belajar
Salah satu unsur penting dalam menumbuhkembangkan potensi siswa
adalah bagaimana menata lingkungan agar belajar benar-benar merupakan
aktivitas

yang

menggairahkan.

Lingkungan

belajar

bagaimanapun

penataannya, haruslah dimaksudkan untuk siswa agar senang belajar.


Salah satu karakteristik dari penataan lingkungan seperti ini adalah
keterlibatan siswa sebagai subyek yang belajar. Pemikiran ini dijadikan titik
tolak untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa yang harus disediakan
dalam lingkungan agar anak terdorong untuk terlibat dalam peristiwa belajar.
Jawaban atas pertanyaan ini akan membawa implikasi yang luas, karena
terkandung

suatu

pemikiran

pembaharuan

tentang,

bagaimana

memperlakukan siswa sebagai subyek belajar, bukan sekadar obyek belajar,


dan apa yang harus disediakan untuk siswa agar terjadi peristiwa belajar
dalam dirinya.
5.

Pengembangan Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana maksudnya adalah semua perangkat, baik

perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang


10 Agus Maimun, Agus Zainul Fitri, Madrasah Unggulan, hlm 52.

12

digunakan dan dapat mendukung proses pendidikan dan pembelajaran. Sarana


misalnya: media pendidikan (buku, kamus, alat-alat praktik, media audio,
mediao visual, dan media audio visual. Sedang prasarana meliputi: bangunan
madrasah, berupa gedung, perpustakaan, laboratorium, bengkel dan perabot
madrasah serta berbagai hal yang erat hubungannya dengan mutu madrasah.11

BAB III
KESIMPULAN

1. Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk


mencapai

keunggulan

pendidikannya.

hal

yang

ini

dihasilkan

berarti

bahwa

(out

put)

sekolah

dari

unggul

dikembangkan sebagaimana sekolah-sekolah konvensional lain


yang telah berkembang selama ini dengan memberikan
perlakuan yang standar kepada semua peserta didik.
2. UUD 1945 pada pasal 31 mengamanatkan sebagai berikut : (1)
setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; (2)
Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah

wajib

mengusahakan

mebiayainya;

dan

pendidikan

nasional

ketaqwaan

serta

serta

menyelenggarakan
yang

akhlak

meningkatkan
dalam

rangka

(3)

Pemerintah

satu

system

keimanan

dan

mencerdaskan

kehidupan bangsa

DAFTAR PUSTAKA
11 Puslitbang, Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2001, (Jakarta, Balitbang
Agama dan Diklat Keagamaan RI), hlm 23.

13

Agus Maimun, Agus Zainul Fitri, Madrasah Unggulan,


(Malang, UIN, Maliki Press, 2010)
Cyril Poster, Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul, (Jakarta:
Lembaga Indonesia didaya, 2000)
Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas
Paradigma Baru Pendidikan, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001)
Nana Syaodih dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah
Menengah, (Bandung: Refika Aditama, 2006)
Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan
Dewan Sekolah, (Bandung: Bani Quraisy, 2004)
Penyusun, Sistem Penyelenggaraan Sekolah Unggul,
(Jakarta: Depdikbud RI, 1993)
Puslitbang, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta,
Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan RI, 2001 )
UUSPN. No 20/2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Citra Umbara, 2003)

14

You might also like