You are on page 1of 14

Anatomi dan Fisiologi Payudara

a. Anatomi Payudara
Payudara (buah dada) atau kelenjar mammae adalah salah satu organ reproduks pada
wanita dan mengeluarkan air susu. Payudara berfungsi memproduksi ASI terdiri dari
lobules-lobulus yaitu kelenjar yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang
menghantarkan ASI dari kelenjar sampai pada puting susu (nipple). Kelenjar mammae
merupakan cirri pembeda pada semua mamlia. Payudara manusia berbentuk kerucut
tapi sering berukuran tidak sama.
Payudara terletak pada hermithoraks kanan dan kiri dengan batas-bata yang tampak
dari sebagai berikut:
- Superior : iga II atau III
- Inferior: iga VI atau VII
- Medial: pinggir sternum
- Lateral: garis aksillars anterior
Kulit puting susu berpigmen banyak yang tidak berambut. Papilla dermis mengandug
banyak kelenjar sabasea. Kulit areola juga berpigmen banyak tetapi berbeda dengan
kulit puting susu, ia kadang-kadan mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya
biasanya terlihat sebagai nodulus kecil pada permukaan areola dan disebut kelenjar
Montgomery.
Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua gari khayalan ditarik melalui puting susu,
masing-masing saling tegak luru. Jika payudara dibayangkan sebgai piring sebug jam,
satu gari menghubungkan jam 12 dengan jam 6 dan garis lainnya menghubungkan
jam 3 dengan jam 9. Empat kuadra yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar
(supero lateral)atas adalam (supero medial), bawah luar (infero lateral), dan bawah
dalam (infro medial). Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero
lateral). Ekor payudara memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal
ketimbang payudara lainnya. Kuadran luar atas ini mengandung masa jaringan kelenjar
mammae yang lebih banyak atau langsung di belakang areola dan sering menajdi
tempat neoplasia. Pada kuadran media atas da lateral bawah, jaringa kelenjar lebih
sedikit jumlahnya, dan paling minimal adalah yang dikuadran medial bawah. Jaringan
kelenjar payudara tambahan dapat terjadi disepanjang garis susu yang membentang
dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga lipatan paha.
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong
lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.
Jaringan kelenjar, duktus dan jaringan penyokong
Jaringan kelenjar terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting. Tiaptiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesamspainya di belakang
areola. Pada retro areola. Pada retro areolar ini , duktus yang berdilatasi itu mejadi
lembut kecual ibu selama masa menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masiang
duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu bukaan kea rah puting (duktus eksretorius).
Tiap lobus dibagi menjadi 50-57 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang

mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius labus itu. Setiap loblus atas sekelompok
alveolus yang bermuar ake adalam laktiferus (saluran airu susu) yang bergabung
dengan duktus-duktus linnya untuk membentuk saluran yang lebih besr dan berakhir
dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-saluran ini mendekati puting, membesar
untuk wasah penampungan air susu (yang disebut sinus laktiferus) kemudia salurasaluran itu tersebut menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara di atas
permukaannya.
Di antara kelenjar susu dan fasia pektrolis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut
mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobules tersebut ada jaringan ikat yang
disebut ligmentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu
dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfugsi sebagai struktur penyokong dan
memberi rangka untuk payudara.
Pembuluh darah / vaskularisasi payudara
1. Arteri
Payudara mendapat pendarahan dari:
a. Cabang-cabang perforantesa mammaria interna. Cabang-cabang I,II,II,IV,V dari a.
mammaria interna menembus didinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal
yang sesuai, menembus m. pektoralis mayor dan meberi pendarahan tepi medial
glandulla mamma.
b. Rami pektoralis a. thorako-akromialis
Arteri ini berjalan turun di antaara m. pektoralis minor dan m. pektoralis mayor.
Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan
mendarahi glandula mamma bgagian dalam (deep surface)
c. A. thorakalis lateralis (a. mammae eksternal)
Pembuluh darah ini berjalan turun menyusuri tepi laterl minggu pektoralis mayor
untuk mendarahi bagian lateral payudara.
d. A. thorako-dorsalis
Pembuluh darah ini merupakan cabanga dari a. subskapularis. Arteri ni mendarahi m.
latissmus dorsi dan minggu serratus magnus. Walaupun arteri ini tidak memberikan
pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya, karena pada tindakan
radikal masterktomi, pendarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol,
sehingga daerah ini dinamakan the bloody angel.

2. Vena
pada daerah payudara terdapat tiga grup vena:
a. Cabang-cabang perforantges v. mammaria interna
Vena ini merupakan vena tersebar yang mengalirkan darah dari payudara vna ini
bermuara pada v. Mammaria interna yang kemudian bermuara pada v. mnominata.
b. Cabang-cabang v. aksillaris yang terdiri dari v.thorako-akromialis.b.thoraklais
lateralis dan v. thorako-dorsalis.

c. Vena-vena kecil bermuara pada v. interkostalis


Vena interkostalis bermuara pada v. Vertebralis, kemudia bermuara pada . Azygos
(melalui vena-vena metastase dapat langsung terjadi di paru).
Sistem limfatik pada payudara
a. Pembuluh getah bening
- Pembuluh getah bening aksilla:
Pembuluh getah bing aksilla ini mengalirkan getah bening dari daerah-daerah sekitar
areola mamma, kuadaran lateral bawah dan kuadaran lateral atas payudara
- Pembuluh getah bening mammar interna:
Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan medial payudara.
Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektorlai s lalu menembus fasia tersebut sistem
pertorntes menembus m. pektrolis mayor. Lalu jalan ke medal bersama-sama dengan
sisitem pertorntes menembus m./ interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah
benin mamari interna. Dari kelenjar mammary interna, getah bening menglilr melalui
trunkus limfatikus mamaria interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian
akan bermuara ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus
deksrta( untuk sisi kanan)
Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara.
Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus
dan masuk ke dalam kelenjar getah bening preperikadial anterior yang terletak di tepi
atas diafragma di atas ligmentum falsiform. Kelenjar getah bening ini juga menampung
getah being dari diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero superior hepar.
Dari kelenjar ini, limfe mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.
b. Kelenjar-kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening aksilla
Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksilla:
Kelenjar geth bening mammae eksterna. Untaian kelenjar ini terletak di bawah tepi
lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi dalam 2
kelompok:
- Kelompok superior, terletak setinggi ingerkostal II-III
- Kelompok inferior, terletak setinggi interkostal IV-V-VI
Kelenjar getah bening scapula. Terletak sepajang c asa subskapularis dan
thoralodoralis, mulai dari percabangan v. aksillaris mejadi v. subskapularis, sampai ke
tempat masuknya v.thorako-dorsalis ke dalam m. latissimus dorsi.
Kelenjar getah bening sentral (central nodes). Terletak di dalam jaringa lemak di
pusat aksila. Kadang-kadang beberapa di antaranya terletak sangat superficial, di bawah
kulit dan fasia pada pusat aksila, kira-kria pada pertengahan lipat aksila depan dan
belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening yang paling mudah
diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang terbesa dan terbanyak jumlahnaya.
Kelenjar getah bening interpektoral (rotters nodes). Terletak antara m. pektoralis

mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v. thorako-akromialis. Jumlahnya satu


sampai empat.
Kelenjar getah v. aksillaris. Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v.aksillaris bagian
lateral, mulai dari white tendon m. laitssimus dorsi sampi ke sedikit medial dari
percabangan v. aksillaris-v.thorako akromialis.
Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak sepenjnag c.aksillaris, mulai dari sedikit
medial percabangan v.aksillaris-v.thorako-aktomialis sampai dimana v. aksillaris
menghilang di bawah tendo m.subklavius. kelenjar ini merupakan kelenjar aksilla yang
tertinggi dan termedial letakya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar
getah bening aksilla masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh kelenjar getah bening aksilla
ini terletak di bawah fasia kostokorakoid.
Kelenjar getah bening prepektoral
Kelenjar getah bening ini merupakan kelenjar tunggal yang kadang-kadang terletak di
bawah kulit atau di dalam jaringa payudara kuadran lateral atas disebut prepektoral
karena terletak di atas fasia pektoralis.
Kelenjar getah bening interna
Kelenjar-kelenjar ini tersebut sepanjangt trunkus limfatikus mammaria interna, kirakira 3 cm dari pinggir sternum, terletak di dalam lemak di atas fasia endothoraiska.
Pada sela tiga, diperkiran jumlahnya sekitar 6-8 buah.
Susunan saraf
Susunan saraf payudara berasal dari cabangcutaneneous cervical dan saraf thirak
spinal. Cabang saraf ketiga dan keempat cutaneus dari cervical plexus melewati bagian
anterior, berakhir di jajaran tulang tiga yang kedua. Cabang-cabang ini menyumplai
sensor ke bagia payudara atas, saraf thoracic spinal, T3, T6 membentuk saraf
intercostals dan bercabang dari otot peectoralis major dekat sternum unutk menyuplai
sensor ke bagian lateral payudara. Percabangan T2 memasuki bagian atas tubuh safaf
intercostobrachial dan menyuplai sensor ke aksila. Susunan saraf areola dan puting
susu disuplai oleh saraf parikang thoracic yang bercabang-cabang dengan membentuk
membulat.
b. Fisiologi Payudara
Payudara bayi yang baru lahir sering mengeluarkan air susu ( dalam bahasa inggris
disebut witches milk) baik pada bayi laki-laki maupun perempuan.
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilita, sampai
ke klimakterium dan monopause. Sejak pubertas, pengarush estrogen dan progesterone
yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
Perbuahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur mensrtuasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasai berikutnnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul

benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberap hari menjelang menstruasi,
payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutam palpasi, tidak
mungkin dilakukan pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi semuanya berkurang.
Perubahan ketiga tejadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara
menjadi lebih besar karena eptel ductus lobul dan ductus alveolus berploliferasi dan
tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolatin dari hipofisis anterior memicu (trigger)
laktasi. Air susu diproduksi oleh sil-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui ductus keputing susu.
Payudara berfungsi dalam proses atasi (meyusui) karena berperan penting dalam
mengeluarkan air susu serta penyalurannya keluar dari payudara saat diisap. Pada
kehamilan minggu keenam belas mulai terjaid sedikit sekresi yang membuat saluran
dalam payudara tetap terbuka dan siap untuk fungsinya. Setelah bayi lahir, kadar
estrogen dan progesterone menuru memungkinkan bertambahnya kadar pralaktin
(sebuah hormon hifosisi anterior yang merangsang sel asini untuk memproduksi ASI).
Dari payudara si ibu keluar secret yang berupa cairan bening yang disebut kolosrtum
yang kaya protein dan dikeluarkan selama2-3 hari pertama, kemudian dihari berikutnya
air susu mengalir lebih lancer dan menjadi air susu yang sempurna. Keluarnya sekresi
ini dikendalikan oleh hormon dari hifosis bagian anterior dan kelenjar tiroid.
Pada saat bayi mengisap puting, impuls saraf berjalan dari puting g ke hiptalamus
untuk merangsang produksi factor pelepas prolaktin, kemudian diteruskan ke hipofisis
dan lebih jauh merangsang produksi aktif prolktin, seiring denga pengisapan di puting
susu, oksitosin dilepas dari hipofisis posterior yang menyebabkan sinus mengumpulkan
kelenjar mamamae (payudara) berkontraksi dan mendorong air susu ke arah puting
sampai ke mulut bayi. Proses ini disebut dengan refleks lets down. Tanpa reflek ini bayi
yang mengisap terus menerus hanya dapat memperoleh sebagian dari ASI yang tersedia
dan tersimpan dalam payudara. Oleh karena itu, refleks let down berperan dalam
pembentukan air susu yang baru.

2. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI


Para bidan mempunyai peran istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Karena
dengan demikin seorang ibu akan mempeorleh dukungan percaya diri tentang
kemampuannya memberi ASI. Pada masa kehamilan bidanjuga dapat memberikan
penjelasan dan penyluhan tentan gmanfat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik
bagi ibu dan bayinya, bahanya pemberian susu formula serta perawatan payudara sejak
umur kemahilan 6 bulan.
Professional perwatan kesehatan (bidan) mempunyai tanggung jawab utnuk
memberikan lingkungan yang mendukung kelanjutan upaya ibu untuk menyusui
bayinya. Fungsi bidantidak hanyua memberikan pengetahuan yang diperluakan pada
ibu, tapi juga untuk mengindentifikasi keterampilan-kerampilan yang diperlukan dan

terutama meningkatkan kepercayaan diri dan otonominya. Pemahaman tentang


membina kelekatan yang tept dan kemampuannya mengajarkan kepada ibu adalah hal
yang sangat penting.
Untuk mengajari ibu , bidan memerlukan pengetahuan dan pemahaman tentang proses
fiologis menyusui. Oleh Karena itu, pengetahuan ini perlu diterapkan sehingga ibu
dapat memahami tentang apa yang sedang terjadi. Keterampilan yang perlu dimiliki
bidan adalah kemampuan untuk mengajarkan ibu tentang praktik pelekatan bayi
(hubungan yang terjadi antara ibu dan bayi) saat menyusui sehingga ibu dapat
melakukannya secara mandiri, bagaimana cara pemberian ASI yang baik, serta proses
penyimpanan ASI jika tidak diberikansecara langsung.
Menyusui harus dianggap sebagai aktifitas rileks dan saling memuaskan antara ibu dan
bayinya. Bidan membantu ibu dengan menolongnya menemukan plsisi yang nyaman
untuk memulai menyusui. Sambil membimbing ibu dalam upayanya, bidanjuga dapat
menggunakan waktu ini untuk mengetahui perilaku normal bayi selama pengisapan.
Bidan yang membimbing ibu dalam pengalaman menyusui harus selaluy meyakinkan
ibu bahwa ia akan berhasil dalam menyusui.

3. Manfaat Peberian ASI


ASI memiliki manfaat yang sangat besar baik bagi bayi, ibu dan orang-orang sekitarnya.
a. bagi bayi
- ASI mengandung semua bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi
- Bebas bakteri dan tersedia dalam suhu yang ideal tanpa alat pembantu.
- Memberikan perlindungan dari infeksi, termasuk penyakit gastrointestinal penyakit
pernapasan, enterokolitis, dan apendisitis
- Menurunkan risiko sidrom kematian bayi tiba-tiba
- Meberikan perlindungan dari laergi
- Mencegah terjadinya keadaan gizi salah (kelebihan makan dan obesitas)
- Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi
menjadi lebih pandai
- Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaiaan bicara
- Menunjang perkembangan kperibadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual
dan hubugna sosial yang baik.
b. Bagi ibu
- menurunkan kehilangan darah setelah melahirkan dan mengurangi terjadinya anemia
- menurunkan tingkat ansietas, stress, depresi, keletihan dan rasa bersalah
- menunda terjadinya ovulasi sehingga meningkatkan jarak kelahiran anak yang
disebabkan oleh amenorea laktasi
- memberiokan risiko osteoposisis, kanker payudara pada wanita terutama bila
menyusui lebih dari 3 bulan

- menurunkan risiko kaner ovarium


- memberi kepuasan, kebanggan, dan kebahagiaan bagi ibu. Hubungan batin antara ibu
dan bayinya menjadi lebih terasa karena dekatnya hubungan mereka melalui proses
penyusuan.
c. Bagi keluarga
- dapat mengurangi biaya pengeluaran keluarga. Karena tidak perlu membeli susu
formula dan botol dot
- menunda penggunaa alat kontrasepsi, menghemat waktu, ASI siap setiap saat jika
diperlukan
- portable dan praktis ASI dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan
segar.
- Tidak merepotkan dan hemat waktu
d. Bagi Negara/bangsa
- penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta
biaya menyiapkan susu
- penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah / mencret dan sakit saluran
napas
- penghematan obat-obatan, tenaga, dan saran kesehatan
- menciptakan generasi penerus bangsa yang tanggunh dan berkualisatas untuk
membangun Negara
- langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya
generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia

4. Komposisi gizi dalam ASI


a. Kolostrum
Kolostrum atau ASI pertam berbeda dengan air susu yang berwarna puti, karena
kolostrum mengandung lebih banyak protein (terdapat sekitar 1% dalam air susu putih)
lebih banyaka mengandung immunoglobulin ASI (lgA), laktoferin dan sel-sel darah
putih yang tersedi unutk bayi dan dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi.
Kolostrum yang berubah menjadi ASI matang antara 3 dan 14 hari setelah melahirkan
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membebani ginjal bayi yang belum matang.
Kolostrum mengandung immunoglobulin yang berguna melapisi usus dan
lmelindunginya dari infeksi bakteri dan virus. Selain yang telah dijelaskan, kolostrum
juga mendaung zat antivirus dan antibakteri sebagai berikut:
- lysozime: enzim yang sangat berperan efektif disalurkan pencernaan yangbertugas
menghancurkan dinding sel bakteri pathogen dan melindung salurang pencernaan bayi.
- Bifidobakteri: bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri pathogen dan parasit
mampu bertahan hidup.

- Laktoferin: bertugas mengikat zat besi sehingga bakteri patogen yang membutuhkan
zat besi diboikot untuk tidak mendapat suplasi zat besi sehingga pertumbuhannya
terhambat.
- Latoferoksida: bersama unsure lain berperang melawan abketeri streptococcus (yang
dapat menyebabkan penyakit paru0, pseudom,onia, dan eschercia coli
ASI tidak hanyua menyesuaikan diri untuk berespon terhadpa infeksi, ASI juga
mengubah unsure-unsur gizi sesuai dengan kebutuhan bayi. Unsure-unsur gizi yang
banyak terkandung di dalam ASI yaitu:
b. Protein
Protein dalam ASI mencapati kadar yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan optimal,
sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah larut sesuai untuk ginjal yang
belum matang. Kasein dalam ASI adalah 80:20, yang menghasilkan kepala susu yang
lebih lembut dlam lambung sehingga mengurangi waktu pengosongan lambung dan
membantu pecernaan. Sedangkan kasein dalam susu sapi hanya 20:80 terdapat
berbagai subtansi dalam ASI yang belum sepenuhnya dipahami, misalnya asam amino
taurin, yang kin dianggap penting untuk petumbuhan otak manusia dan absorbsi lemak.
c. Lemak
Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorbsi lemak. Lemak
sendiri memiliki beberapa fungsi dalam tubuh dan berperan pentinng dlam kualitas
peletana myelin. Hal ini ditandai dengan jharngnya kedajadian sklerosisi multiple di
Negara-negara yang masyarakat umumya memberikan ASI
d. Karbohidrat (laktosa)
Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi laktosa dalam ASI.
Laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi. Laktosa membantu
pertumbuhan laktobasilus bifidus, merupakan koloni yang membantu menghambat
pertumb uhan baketeri patone. Hal ini terjadi karena media yang dihasilkan oleh
bakteri bersifat memusuhi pertumbuhan bakteri patogen lainnya.
e. Vitamin
ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi walaupun kadarnya bervariasi sesuai
dengan diet ibunya. Penting bagi bayi untuk mendapatkan kolostrum dan kemudian
susu awal untuk memastikan bahwa vitamin yang larut diperleh oleh bayi.
f. Mineral
Kadar natrium lebih banyak sehingga melindungi neonatus dari dehidrasi dan
kelebihan natrium dalam darah. Sebanayak 50-70% besi diserap dari ASI bila
dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-30%. ASI juga mendangung molekul
pengikat sesng, asam pikolinat yang membuat penyerapan seng lebih efisien. Rasio
kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu
sapi.
5. Upaya memperbanyak ASI
Upaya menghasilakan ASI yang banyak dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan
pemeliharaan laktasi. Semakin seinr gibu menyusui, semakin banyak produksi ASInya.

Karena setiap kali menyusui akant erkirim sinyal ke otak yang mengelurkan hormon
oksotsin dan prolakttin. Upaya memperbanyak ASI dapat dilakukan oleh bayi maupun
ibu. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan unutk memperbanyak ASI yaitu:
a. sususilah bayi sesering mungkin setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama
menyusui 10-15 menit.
b. Setelah melahirkan bayi sebaiknya diperkenalkan dengan payudara walaupun ASI
belum keluar. Biarkan bayi mencari sendri putting susu ibunya (reflek tooting) karena
isapan bayi sedini mungkin sangat penting bagi peningkatan ASI
c. Pastikan bayi menyusu deng aposisi menempel yang baik dan dengarkan suara
menelan yang aktif
d. Susuilah bayi sampai payudara terasa kosong bila ASI masih bersisi, menyusui
berikutnya dimulai dari payudara yang belum kosong
e. Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman. Dan perbanyak munum setelah selesai
menyusui
f. Ibu harus mempersiapkan mental untuk menyusui bayi. Motivasi yang kuat untuk
menyusui bayi merupakan salah satu upaya dalam memperbanyaka
g. Gunakan bra yang longgar
h. Pentingnya mengikuti penyluhan tentang manfaat dan keuntungan ASI serta aspekaspek lain tentang menyusui dan laktasi
i. Melakukan perawatan payudara dan senam untuk kesehatan
j. Tingkatkan gizi pada makanan dan dikonsumsi, dan istirahat yang cukup
k. Yakinkan diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI lebih banyak melakukan hal
tersebut di atas

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah
memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1.

Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.

2.

Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.

3.

Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Gambar 1. Anatomi payudara


Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel
otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran
yang lebih besar (duktus laktiferus).
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke
luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).

Gambar 2. Bentuk puting susu normal

Gambar 3. Bentuk puting susu pendek

Gambar 4. Bentuk puting susu panjang

Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik


Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 6-9)
Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi. Ahad, 6 September 2009; pukul 10:55 WIB
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (hlm:1-5)
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 14-17)
Roesli, U. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara. (hlm: 4-8)

Tulisan Sejenis :
1.

Fisiologi Laktasi

2.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

3.

Abses Payudara

4.

Payudara Bengkak (Engorgement)

5.

Kanker Payudara (Ca Mammae)

6.

Masalah Menyusui Masa Antenatal

7.

Puting Susu Lecet (Abraded and or cracked nipple)

8.

Proses Laktasi

9.

Mastitis

10. Saluran Susu Tersumbat (Obstructed Duct)

Read more: http://www.lusa.web.id/anatomi-dan-fisiologi-payudara/#ixzz0d1WBEa4K


Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial

Proses Laktasi
September 24th, 2009 lusa Leave a comment Go to comments

Pengertian Laktasi
Adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI.

Gambar simbol internasional menyusui


Pengaruh Hormonal
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan adalah :
1.

Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen
menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.

2.

Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat
melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.

3.

Follicle stimulating hormone (FSH)

4.

Luteinizing hormone (LH)

5.

Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.

6.

Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti
halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar
alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down/ milk
ejection reflex.

7.

Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang
berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.

Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa
kehamilan (induced lactation).
Proses Pembentukan Laktogen
Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:
1.

Laktogenesis I

2.

Laktogenesis II

3.

Laktogenesis III

Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhir kehamilan. Pada fase ini,
payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga
mencegah produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis.
Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon progesteron, esterogen dan HPL. Akan
tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran.
Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian
kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli
untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level
prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level
prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut
belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah
melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan.
Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi
daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang
masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama
setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.

Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan.
Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara
akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga
akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa
baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:

Kurang sering menyusui atau memerah payudara

Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan rahang yang kurang
baik; teknik perlekatan yang salah.

Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)

Jaringan payudara hipoplastik

Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI

Kurangnya gizi ibu

Referensi
Alfarisi, 2008. Fisiologi Laktasi. Diunduh Ahad, 6 September 2009; pukul 12:00 WIB
http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui diunduh Ahad, 6 september 2009; pukul 12:02 WIB
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 11-18)

You might also like