You are on page 1of 18

0

STATUS PSIKIATRIKUS

Nama
NIM
Semester
Tanggal

: Stevanus Eliansyah Handrawan


: 04054821618107
: IX (Sembilan)
: 19 Desember 2016

Pembimbing : dr. H. M. Zainie Hassan A. R., Sp.KJ (K)


Kegiatan
: Tugas Ujian Kepaniteraan Klinik

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT Dr. ERNALDI BAHAR
PROVINSI SUMATERA SELATAN
2016

1
RESUME
I. IDENTIFIKASI
Nn. SH/ Perempuan/ 33 tahun/ Belum menikah/ Tamat SMA/ Guru/ Dusun IV Tiang
Pumpung Kepungut, Kec. Lubuk Besar, Kab. Lubuk Linggau
II. STATUS INTERNUS
Sensorium
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 90 kali/menit
Suhu
: 36,70C
Laju pernapasan : 20 kali/menit
III.STATUS NEUROLOGIKUS
Tidak ada kelainan
IV. STATUS PSIKIATRIKUS
Sebab Utama : Malas berbicara dan suka menggerak-gerakkan tangannya
Keluhan Utama :
Riwayat Perjalanan Penyakit:

10 tahun yang lalu


Os diselingkuhi pacar
yang hampir menikah
Os agresif, marah
tanpa sebab, membakar
pakaian, kabur dari
rumah,
mengoceh
sendiri dan tangannya
bergerak sendiri
Os berubah menjadi
menarik
diri
dari
lingkungan,
malas
aktivitas hingga tidak
lagi bekerja sebagai
guru
Os tidak punya teman,
ADL
diperintah,
Berobat ke dukun

3 tahun yang lalu


Os
mengalami
perbaikan,
tidak
mengoceh
sendiri,
tangannya
jarang
bergerak sendirri, tidak
mengamuk
lagi,
komunikasi baik, ADL
baik
2 tahun yang lalu
Ibu os meninggal dunia
dan os mengoceh
sendiri,
tangannya
mulai bergerak sendiri
kembali,
ADL
terganggu

2 bulan yang lalu


Os cenderung tidak
mau
berbicara,
berbicara
satu-satu
kata, suara seperti
berbisik,
tangannya
bergerak sendiri seperti
sedang menulis
Os menarik diri dari
lingkungan dan tidak
mau
berkomunikasi
dengan orang lain
Os tidak mengoceh
sendiri
Os
mengalami
gangguan tidur, ADL
harus diperintah

2
Riwayat hidup dan gambar kepribadian premorbid:
Bayi
: Lahir cukup bulan, spontan, ditolong dukun
Anak
: Mudah bergaul dan punya banyak teman (interaksi sosial baik)
Remaja : Mudah bergaul dan punya banyak teman (interaksi sosial baik)
Dewasa : Menarik diri dan tidak punya teman dekat
Riwayat perkembangan organobiologi:
Kejang
: tidak ada
Trauma kapitis : tidak ada
Hipertensi
: tidak ada
Asma
: tidak ada
Diabetes mellitus : tidak ada
Alergi obat
: tidak ada
Riwayat penggunaan alkohol, nikotin, dan obat-obatan terlarang:
Alkohol : tidak ada
Rokok
: ada
NAPZA : tidak ada
Riwayat pendidikan:
SD
: tamat, tidak pernah tinggal kelas
SMP
: tamat, tidak pernah tinggal kelas
STM
: tamat, tidak pernah tinggal kelas
Riwayat pekerjaan
Guru
Riwayat pernikahan:
Belum menikah
Riwayat sosioekonomi:
Pasien tinggal bersama ayah dan adiknya dengan keadaan sosioekonomi menengah

3
Riwayat keluarga:

Os
Pasien merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
Keluhan yang sama di keluarga disangkal
Hubungan antar saudara cukup baik.
Ibu os baru meninggal 2 tahun lalu
Psikopatologi
Keadaan umum:
Sensorium compos mentis terganggu, perhatian inatensi, sikap indifferent,
inisiatif tidak ada, tingkah laku hipoaktif, ekspresi fasial datar, verbalisasi kurang
jelas, cara bicara monosilabel, kontak fisik minimal, kontak mata minimal, kontak
verbal minimal.
Keadaan spesifik:
- Keadaan afektif, mood: afek datar, hipotimik (anhedonia)
- Hidup emosi: labil, tidak terkendali, unecht, tidak dapat dirabarasakan,
-

dangkal, tidak adekuat, skala diferensiasi menyempit, arus emosi lambat.


Keadaan dan fungsi intelek: daya ingat kurang, amnesia tidak ada, daya
konsentrasi menurun, orientasi orang, tempat dan waktu baik, luas
pengetahuan umum menengah, discriminative judgement terganggu,
discriminative insight terganggu, taraf intelegensi rata-rata, tidak ada

kemunduran intelektual.
Kelainan sensasi dan persepsi: perilaku halusinatorik (+) ilusi (-).
Keadaan proses berpikir: psikomotilitas lambat, mutu proses berpikir

kurang jelas, isi pikir sedikit, waham (-).


Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan: hipobulia (+), autisme (+),

mannerisme (+)
Kecemasan (anxiety) yang terlihat secara nyata (overt) tidak ada.
Reality Testing Ability (RTA) terganggu dalam pikiran, perasaan dan
perilaku.

4
FORMULASI DIAGNOSTIK
Seorang pasien berusia 33 tahun, perempuan, belum menikah, pendidikan tamat SMA,
beragama Islam, riwayat bekerja sebagai guru. Kurang lebih 10 tahun yang lalu os agresif
marah-marah tanpa sebab dan mengoceh sendiri. Penyebab pasien menjadi agresif adalah
diselingkhui pacarnya yang hampir menikah dengannya. Selain itu pasien menjadi pribadi
yang menarik diri dan malas beraktivitas hingga tidak lagi bekerja sebagai guru. ADL pasien
harus diperintah. Kurang lebih 3 tahun lalu os mengalami perbaikan namun 2 tahun lalu ibu
os meninggal dunia dan gejala timbul kembali. Dua bulan ini os cenderung tidak mau
berbicara, berbicara hanya satu-satu kata, suara seperti berbisik, tangan bergerak sendiri
seperti sedang menulis, os tidak mengoceh sendiri, menarik diri dari lingkungan, tidak punya
teman, mengalami gangguan tidur, ADL harus diperintah.
Keadaan umum didapatkan kesadaran compos mentis terganggu, inatensi, cara bicara
monosilabel, kontak fisik mata dan verbal minimal. Keadaan spesifik didapatkan afek datar,
mood hipotimik (anhedonia), didapatkan perilaku halusinatorik auditorik, bentuk pikir
autistik, mannerisme dan cenderung mutisme serta terdapat gangguan reality testing ability.
Berdasar aloanamnesis dan autoanamnesis beserta observasi pasien ini memenuhi kriteria
umum skizofrenia menurut DSM-V yaitu terdapat halusinasi dan gejala negativisme yang
memenuhi kriteria A dan gangguan dalam bekerja, interpersonal, merawat diri yang
memenuhi kriteria B. Pasien ini juga memenuhi onset penyakit yaitu gejala minimal 1 bulan
dan tidak dipengaruhi efek obat-obatan. Untuk menggolongkan subtipe dari skizofrenia,
pasien ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia paranoid dimana waham dan halusinasi tidak
menonjol, skizofrenia kataonik dimana belum terdapat stupor, fleksibilitas cerea dan kelainan
postur kalaupun ada pada apsien ini hanya menunjukkan gejala minimal dari mutisme,
negativisme dan mannerisme. Skizoafektif juga belum memenuhi gangguan mood depresi dan
manik sedangkan untuk skizofrenia disorganisasi/hebefrenik juga tidak dapat ditegakkan
sehingga pasien ini tergolong dalam skizofrenia tak terinci/undifferentiated.

5
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I
AKSIS II
AKSIS III
AKSIS IV

: F20.3 Skizofrenia Undifferentiated


: Ciri kepribadian skizoid
: Tidak ada diagnosis
: Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial (gagal menikah) dan keluarga (ibu
meninggal)
AKSIS V : GAF Scale 50-41
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Skizofrenia Undifferentiated
Skizofrenia paranoid
Skizofrenia katatonik
Skizoafektif tipe depresif
TERAPI
1. Psikofarmaka
: Trifluoroperazine 5mg 2x1
Trihexyphenidyl 2mg 2x1
Merlopam 0,5 mg 1x1
2. Psikoterapi
:
a. Individual: menjalin komunikasi interpersonal dengan pasien sehingga
menumbuhkan rasa percaya diri terhadap orang lain; memberi dorongan
agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan (beribadah) dan agar minum
obat teratur.
b. Keluarga: turut mendoakan pasien dan menciptakan keharmonisan
keluarga; memberi dorongan agar menemani pasien kontrol secara
teratur; memberi edukasi tentang pengawasan minum obat.
c. Lingkungan: tidak menjauhi pasien dan memahami keadaan pasien.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanctionam : dubia ad bonam

TUGAS
1. Apa yang dimaksud Skizofrenia? Bagaimana cara menjelaskan kepada pasien ?
Jawab:
Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang ditandai oleh gangguan dari
kemampuan seseorang menilai realita dan terjadi gangguan dari segi pikiran, perasaan,
dan perbuatan. Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani skhizein yang berarti
terbagi/terpisah dan phren yang berarti pikiran. Skizofrenia memiliki variasi
penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat
kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perumbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada skizofrenia terjadi
pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif, dan perilaku. Pikiran dan
perilaku pasien skizofrenia cenderung bizzare.
2. Apa ciri khas Skizofrenia?
Jawab:
Pada umumnya skizofrenia ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate)
atau tumpul (blunted), kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif dapat
berkembang kemudian.
3. Jelaskan teori psikodinamika skizofrenia !
Jawab:
Penelitian genetika jelas menyatakan bahwa skizofrenia adalah suatu penyakit
dengan substrat biologis. Namun demikian, penelitian pada kembar monozigotik
secara berulang menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan psikologis mempunyai
kepentingan dalam perkembangan skizofrenia, karena banyak kembar adalah tidak
bersamaan menderita penyakit. Freud memandang skizofrenia sebagai suatu respon
regresif terhadap frustasu dan konflik yang melanda seseorang di dalam lingkungan.
Regresi melibatkan suatu penarikan penanaman emosional (emotional investment)
atau cathexis dari perwakilan objek internal dan orang sebenarnya di dalam
lingkungan, yang menyebabkan kembali ke suatu stadium autoerotik dari
perkembangan. Keadaan cathexis pasien ditanamkan kembali ke dalam diri, dengan
demikian memberikan gambaran penarikan autistik. Freud selanjutnya menambahkan
bahwa, kalau neurosis melibatkan suatu konflik antara ego dan id, psikosis dapat

7
dipandang sebagai suatu konflik antara ego dan dunia luar di mana kenyataan
diingkari dan selanjutnya dibentuk kembali (remodeled).
Pandangan psikodinamika tentang skizofrenia selanjutnya adalah berbeda dari
model kompleks Freud. Mereka cenderung menganggap hipersensitivitas terhadap
stimuli persepsi yang didasarkan secara konstitusional sebagai suatu defisit. Malahan,
suatu penelitian yang baik menyatakan bahwa pasien dengan skizofrenia menemukan
adalah sulit untuk menyaring berbagai stimuli dan untuk memusatkan pada satu data
pada suatu waktu. Defek pada barier stimulus tersebut menciptakan kesulitan pada
keseluruhan tiap fase perkembangan selama masa anak-anak dan menempatkan stres
tertentu pada hubungan interpersonal. Pandangan psikodinamika tentang skizofrenia
sering disalahartikan sebagai menyalahkan orangtua, walaupun sesungguhnya
memusatkan pada kesulitan psikologis dan neurofisiologis yang menciptakan masalah
bagi kebanyakan orang di dalam hubungan yang erat dengan pasien skizofrenik.
Terlepas tentang model teoritis mana yang dipilih, semua pendekatan
psikodinamika bekerja dari dasar pikiran bahwa gejala psikotik mempunyai arti pada
skizofrenia. Sebagai contoh, pasien mungkin menjadi kebesaran (grandiose) setelah
terjadi suatu kerusakan pada harga diri mereka. Demikian juga, semua teori menyadari
bahwa hubungan manusia mungkin menakutkan bagai seseorang yang menderita
skizofrenia. Walaupun penelitian pada manfaat psikoterapi pada skizofrenia
menunjukkan hasil yang bercampur, orang yang prihatin yang menawarkan perasaan
kasihan manusiawi dan perlindungan dari dunia yang membingungkan harus menjadi
inti dari seluruh rencana pengobatan. Penelitian follow-up jangka panjang menemukan
bahwa beberapa pasien yang menutupi episode psikotik mungkin tidak mendapatkan
manfaat dari psikoterapi eksplorasi, tetapi mereka yang mampu mengintegrasikan
pengalaman psikotik ke dalam kehidupan mereka mugnkin mendapatkan manfaat dari
pendekatan berorientasi tilikan (insight-oriented)
4. Bagaimana neuropatologi pada pasien skizofrenia?
Jawab:
Dua daerah otak yang mendapatkan paling banyak perhatian adalah sistem
limbik

dan

ganglia

basalis,

walaupun

beberapa

laporan

kontroversial

mempermasalahkan kelainan neuropatologis dan neurokimiawi di dalam korteks


serebral, talamus dan batang otak.
Sistem limbik, karena peranannya dalam mengendalikan emosi, telah
dihipotesiskan

terlibat

dalam

dasar

patofisiologis

untuk

skizofrenia.

Pada

kenyataannya, sistem limbik telah terbukti merupakan daerah yang paling subur dalam
penelitian neuropatologis untuk skizofrenia. Lebih dari setengah lusin penelitian yang

8
terkontrol baik pada sampel otak skizofrenik postmortem telah menemukan suatu
penurunan ukuran daerah termasuk amigdala, hipokampus, dan girus parahipokampus.
Temuan neuropatologis tersebut mendukung pengamatan serupa yang dilakukan
dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada pasien skizofrenik
yang hidup. Suatu disorganisasi neuron di dalam hipokampus pasien skizofrenik juga
telah dilaporkan.
Ganglia basalis telah merupakan perhatian teoritis dalam skizofrenia karena
sekurangnya dua alasan. Pertama, banyak pasien skizofrenik mempunyai pergerakan
aneh, bahkan tanpa adanya gangguan pergerakan akibat medikasi (sebagai contoh,
tardive dyskinesia). Gerakan yang aneh dapat termasuk gaya berjalan yang kaku,
menyeringaikan wajah (facial grimacing), dan stereotipik. Karena ganglia basalis
terlibat dalam mengendalikan pergerakan, dengan demmikian patologi pada ganglia
basalis dilibatkan dalam patofisiologi skizofrenia. Kedua, dari semua gangguan
neurologis yang dapat memiliki psikosis sebagai suatu gejala penyerta, gangguan
pergerakan yang mengenai ganglia basalis (sebagai contoh, penyakit Huntington)
adalah salah satu yang paling sering berhubungan dengan psikosis pada pasien yang
terkena. Faktor lain yang melibatkan ganglia basalis dalam patofisiologi skizofrenia
adalah kenyataan bahwa ganglia basalis berhubungan timbal balik dengna lobus
frontalis, dengan demikian meningkatkan kemungkinan bahwa kelainan pada fungsi
lobus frontalis yang terlihat pada beberapa pemeriksaan pencitraan otak mungkin
disebabkan oleh patologi di dalam ganglia basalis, bukannya di dalam lobus frontalis
itu sendiri.
Penelitian neuropatologis pada ganglia basalais telah menghasilkan berbagai
laporan yang tidak meyakinkan tentang hilangnya sel atau penurunan volume globus
palidus dan substansia nigra. Sebaliknya, banyak penelitian telah menunjukkan suatu
peningkatan jumlah reseptor D2 di dalam kaudatus, putamen, dan nukleus akumbens;
tetapi, pertanyaan adalah apakah peningkatan tersebut sekunder karena pasien telah
mendapatkan medikasi antipsikotik. Beberapa peneliti telah mulai mempelajari sistem
serotonergik dalam ganglia basalis, karena peranan serotonin dalam gangguan
psikologis dinyatakan oleh manfaat klinis obat antipsikotik dengan aktivitas
serotonergik (sebagai contoh clozapine, risperidone).
Penelitian awal yang menggunakan CT scan pada populasi skizofrenik
mungkin telah menghasilkan data yang paling awal dan paling meyakinkan bahwa
skizofrenia dapat dipercaya sebagai penyakit otak. Penelitian tersebut telah secara
konsisten menunjukkan bahwa otak pasien skizofrenik mempunyai pembesaran

9
ventrikel lateral dan ventrikel ketiga dan suatu derajat penurunan volume kortikal.
Temuan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai konsisten dengan adanya jaringan
otak yang lebih sedikit dari biasanya pada pasien yang terkena; apakah penurunan
jumlah jaringan otak tersebut disebabkan kelainan perkembangan atau karena
degenerasi adalah masih belum terpecahkan
Penelitian CT lainnya telah melaporkan asimetrisitas serebral yang abnormal,
penurunan volume serebbelum, dan perubahan densitas otak pada pasien skizofrenik.
Banyak penelitian CT telah menghubungkan adanya kelainan pemeriksaan CT dengan
gejala negatif atau defisit, gangguan neuropsikiatrik, peningkatan gejala neurologis,
gejala ekstrapiramidalis yang sering dari antipsikotik, dan penyesuaian premorbid
yang buruk. Walaupun tidak semua penelitian CT telah menegakkan anggapan
tersebut, penelitian telah menimbulkan kesan bahwa semakin banyak bukti
neuropatologi yang ada, semakin serius gejalanya. Tetapi, kelainan yang dilaporkan
pada penelitian CT pada pasien skizofrenik juga telah dilaporkan pada keadaan
neuropsikiatrik lainnya, termasuk gangguan mood, gangguan berhubungan alkohol,
dan demensia. Jadi, perubahan tersebut kemungkinan tidak spesifik untuk proses
patofisiologis skizofrenia dasar.
Sejumlah penelitian telah berusaha untuk menentukan apakah kelainan yang
terdeteksi oleh CT adalah progresif atau statik. Beberapa penelitian telah
menyimpulkan bahwa lesi yang diamati pada CT ditemukan pada onset penyakit dan
tidak berkembang. Tetapi penelitian lain, telah menyimpulkan bahwa patologi yang
divisualisasikan oleh CT terus berkembang selama penyakit. Jadi, apakah proses
patologis aktif terus berkembang pada pasien skizofrenik adalah belum pasti.

10

5. Apa yang dimaksud psikosis?


Jawab:
Psikosis merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang menilai realita.
Hasilnya, terdapat realita baru yang dipersepsikan orang psikosis tersebut. Psikosis
adalah suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan psikiatri
lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut,
seperti yang tercantum dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The International Statistical
Classification of Diseases) atau menggunakan kriteria diagnostik PPDGJ- III
(Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa). Psikosis terbagi menjadi 2:
- Fungsional
Gangguan jiwa yang disebabkan terganggunya fungsi sistem pengantar sinyal selsel saraf (neurotransmitter) dalam sistep sarag pusat. Tidak terdapat kelainan
struktural pada sel saraf. Contoh : skizofrenia, skizoafektif, gangguan afektif berat
-

dan gangguan paranoid.


Organik
Gangguan yang disebabkan karena adanya kelainan pada struktur sistem saraf
pusat. Contoh: delirium, demensia, gangguan amnesik.

6. Apa yang dimaksud ciri kepribadian dan apa saja jenis ciri kepribadian ?
Jawab:

11
Ciri kepribadian adalah totalitas sifat-sifat emosional dan perilaku yang
tergambar dari kehidupan seseorang sehari-hari pada kondisi yang relatif stabil. Jenisjenis ciri kepribadian yaitu:
- Kelompok A: akan terlihat seperti orang aneh dan eksentrik
- Ciri kepribadian paranoid
- Ciri kepribadian skizoid
- Ciri kepribadian skizotipal
- Kelompok B: akan terlihat seperti orang dramatik, emosional dan tidak menentu
- Ciri kepribadian antisosial
- Ciri kepribadian ambang
- Ciri kepribadian histrionik
- Ciri kepribadian narsistik
- Kelompok C: akan terlihat seperti orang yang gampang cemas dan takut
- Ciri kepribadian menghindar
- Ciri kepribadian bergantung
- Ciri kepribadian obsesif-kompulsif
- Ciri kepribadian YTT
7. Jelaskan perbedaan id, ego dan superego !
Jawab:
Id
Original

sistem:

Ego
Superego
asal Berkembang dari id untuk Berkembang dari ego untuk

muasal dari sistem yang menangani dunia ekstenal. berperan sebagai tanganlain. Berisi insting dan Memperoleh enerji dari id. tangan moral kepribadian.
penyedia

enerji

psikik Memiliki

untuk dapat beropera sinya baik

pengetahuan Merupakan wujud interna-

mengenai

sistem yang lain. Hanya dalam

maupun

mengetahui dunia dalam; objektif.


tidak

memiliki

pengetahuan

menganai

dunia lisasi nilai-nilai orang tua.


Dikelompokkan
menjdai
realitas
dua; conscience (yang
menghukum

tingkahlaku

yang salah), dan ego ideal


(yang

realitas objektif.

menghadiahi

tingkahlaku

yang

benar).

Seperti id, superego tidak


dapat mem bedakan subjektif
dgn.

objektif;

sehingga

menganggap fikiran dan


perbuatan sama-sama dapat
dihukum.
prinsip Mengikuti prinsip realita Mengikuti

Mengikuti
kenikmatan
principle)

(pleasure (reality
dan

bekerja bekerja

principle)
dalam

prinsip

dan consciene dan ego ideal.


bentuk

12
dalam

bentuk

primer.

proses

proses sekunder. Tujuanya


untuk membedakan antara
fantasi

dengan

sehingga

realita
dapat

memuaskan

kebutuhan

organisme.Harus

dapat

menggabungkan
(coordinate) kebutuhan id,
superego

dan

dunia

eksternal.
Tujuannya tunggal yakni Tujuan umumnya adalah Tujuannya
mengenali kenikmatan dan mempertahankan

membedakan

hidup antara benar dan salah dan

rasa sakit sehingga dapat dan kehidupan jenisnya menuntut bahwa dirinya
memperoleh

kenikmatan (reproduksi).
telah mematuhi ancaman
Menunda kepuasan insting
dan menghindari rasa
moral, dan memuaskan
sampai kepuasan itu dapat
sakit.
kebutuhan kesempurnaan.
Mencari kepuasan insting dicapai tanpa mengalami Menghambat
kepuasan
segera.

konflik dengan superego insting

Tidak Rasional

dan dunia eksternal.


Rasional

Tidak Rasional

8. Apakah manfaat penting mengetahui ciri kepribadian?


Jawab:
Ciri kepribadian menentukan jenis waham dan halusinasi yang akan muncul
pada pasien psikosis. Sebagai contoh, pasien dengan ciri kepribadian premorbid
paranoid akan mengalami waham kejar, waham curiga, halusinasi auditorik yang
menjelek-jelekkan pasien, dsb. Sebagai contoh lain, waham grandiosa adalah suatu
narsisme yang mengalami reaktivasi saat pasien dengan ciri kepribadian narsistik
mengalami suatu psikosis. Selain itu mengetahui ciri kepribadian dapat bermanfaat
untuk mengetahui mekanisme pertahanan seseorang. Pengobatan psikoterapi penting
untuk mengetahui ciri kepribadian seseorang.
9. Bagaimana cara mengetahui ciri kepribadian ?
Jawab:
Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (selfreport)kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian
seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang menyingkap sejumlah

13
sifat). Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
1. Observasi Direct
Observasi direk berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk mempunyai
sasaran yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku
subjek. Observasi direk memilih situasi tertentu, yaitu saat dapat diperkirakan
munculnya indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa
mungkin tidak merencanakan untuk memilih waktu.
Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat
dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya.Ada
tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:
a. Time Sampling Method
Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu
tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons, atau aspek
tertentu.
b. Incident Sampling Method
Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku
dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu
tentang anaknya, khusus pada waktu menangis, pada waktu mogok makan, dan
sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang
intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons.
c. Metode Buku Harian Terkontrol
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah
laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya
mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode
ini, antara lain, bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih
jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap
muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi
kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni:
a. Stress interview
Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat bertahan
terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk mengetahui
seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-

14
tekanan ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah,
kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.
b. Exhaustive Interview
Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama;
diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka
dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.
3. Tes proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan tes
proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau halhal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya memberi peluang kepada
testee (orang yang dites) untuk memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan;
tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan imajinasi, kita dapat
menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia merasa dan berpikir. Jika
melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung menunjukkan dirinya, memantulkan
(proyeksi) kepribadiannya untuk melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk
tes proyektif adalah:

a. Tes Rorschach
Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann Rorschach,
pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang masing-masing menampilkan
bercak tintan yang agak kompleks. Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam
putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan
dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa yang
dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun noda-noda itu secara
objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda satu sama
lain. Ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalami percobaan itu memproyeksikan
sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang diberikan peserta itu
memberikan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.
b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT), dikembangkan di
Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun 1930-an. TAT mempergunakan
suatu seri gambar-gambar. Sebagian adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi
kelihatan sebagai ilustrasi buku atau majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah

15
cerita mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya. Mereka diminta
membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari kejadian yang menghasilkan
adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan yang dialami oleh orangorang didalam gambar itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir. Dalam
menganalisis respon terhadap kartu TAT, ahli psikologi melihat tema yang berulang
yang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara seseorang
melakukan hubungan antarpribadinya.
4. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan
reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip wawancara
terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap orang, dan jawaban
biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan bantuan
komputer. Menurut Atkinson dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin
dirancang untuk menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan)
atau beberapa sifat kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang
terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang ialah: (a)
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b) Rorced-Choice Inventories,
dan (c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale).
a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi emosional, gejala fisik
dan psikologis, serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan
menjawab benar, salah, atau tidak dapat mengatakan. Pada prinsipnya, jawaban
mendapat nilai menurut kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh orangorang yang memiliki berbagai macam masalah psikologi. MMPI dikembangkan guna
membantu klinis dalam mendiagnosis gangguan kepribadian. Para perancang tes tidak
menentukan sifat mengukurnya, tetapi memberikan ratusn pertanyaan tes untuk
mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui berbeda dari normalnya menurut
kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri atas individu yang telah dirawat dengan
diagnosis gangguan paranoid. Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah
didiagnosis menderita masalah psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok kriteria dalah
hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel penting lain.

16

b. Rorced-Choice Inventories
Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk klasifikasi tes yang
volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek dapat memilih pilihan yang lebih
disukai, dan tahu bahwa semua pilihan itu benar, tidak ada yang salah
(Muhadjir,1992). Subjek, dalam hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih disukai,
lebih sesuai, lebih cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan hidupnya.
c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)

17
H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian Rosanoff (Muhadjir,
1992). Menurut teori ini, kepribadian memiliki enam komponen, yang lebih banyak
bertolak dari keragaman abnomal, yaitu:
1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya lebih mengarah
pada khayalan.
2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan angan bahwa dirinya
penting.
3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.
4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan pesimisme.
5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.
6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.
10. Indikasi pemberian alprazolam
Jawab:
Pemberian alprazolam (benzodiazepin) sangat berbahaya karena banyak orang
menggunakan alprazolam akan ketergantungan. Alprazolam telah disetujui oleh FDA
sebagai obat anti panik. Apabila diperlukan kontrol cepat terhadap gejala berat
gangguan panik pemberian alprazolam diindikasikan diikuti dengan pemberian SSRI
lalu dilakukan tapering off terhadap alprazolam
11. Sebutkan sediaan obat haloperidol
Tablet 1,5 mg, 2 mg, 5 mg
Larutan Injeksi Sebagai Laktat
Injeksi Sebagai Dekanoat, 50 mg/ml, 1 ml

REFERENSI
1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry. 9th ed.
Philadelpia: Lippincott William & Wilkins: 2003
2. Benjamin J., Sadock MD. Virginia A. Kaplan & Sadocks Pocket Handbook of
Psychiatric Drug Treatment
3. Kaplan HI,Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II. Binarupa Aksara.
Tangerang: 2010. 33-46
4. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Comprehensive Textbook of
Physchiatry. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins: 2009
5. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta; 2001.
6. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5.
Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta; 2013.

You might also like