Professional Documents
Culture Documents
mengetahui
proses
uji
bioassay
dengan
Untuk alasan ini, beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan toksisitas
tanaman obat. Sebuah bioassay umum yang muncul mampu mendeteksi spektrum
yang luas dari bioaktivitas kini dalam ekstrak mentah tanaman adalah Brine
Shrimp (Artemia sp.) Lethality Assay (BSLA). BSLA digunakan sebagai indikator
toksisitas umum dan juga sebagai panduan untuk mendeteksi antitumor dan
senyawa pestisida. Biaya rendah dan kemudahan melakukan pengujiannya dan
ketersediaan komersial telur udang air asin murah membuat BSLA sebuah tempat
top metode yang sangat berguna. Pengujian ini telah tercatat sebagai alat yang
berguna untuk isolasi senyawa bioaktif dari ekstrak tumbuhan (Olowa, 2013).
Senyawa yang diduga memiliki aktivitas anti kanker, harus diujikan
terlebih dahulu pada hewan percobaan. Penelitian ini menerapkan metode Brine
Shrimp Lethality Test (BST) dengan menggunakan larva udang Artemia salina
leach sebagai hewan uji. Metode ini merupakan salah satu metode yang banyak
digunakan untuk pencarian senyawa anti kanker baru yang berasal dari tanaman.
(Mutia, 2010).
Uji toksisitas dilakukan sebagai tes awal untuk menentukan potensi
produk alami biologis aktif dalam pengembangan obat-obatan. Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT) dianggap sebagai screening awal untuk kehadiran antitumor
atau antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas, antikanker,
dan potensi antioksidan (Utami dkk., 2014).
Uji BST dilakukan dengan sedikit modifikasi. Telur Artemia salina (sekitar
30 mg) ditempatkan ke dalam penetasan ruang dan disimpan di bawah aerator
konstan selama 24 jam. Setelah menetas, nauplii aktif dikumpulkan dengan pipet
Pasteur yang digunakan untuk pengujian. Sampel uji yang dibuat sebagai berikut.
Dua puluh miligram setiap senyawa disintesis ditimbang, dilarutkan, dan
diencerkan mengikuti prosedur pengenceran dijelaskan oleh McLaughlin untuk
memberikan berbagai jumlah sampel sesuai dengan 1.000 ppm, 100 ppm, 10 ppm,
1 ppm, dan 0,1 ppm, masing-masing dalam rangkap tiga. Berdasarkan criterium
Meyer bahwa zat murni dianggap beracun jika nilai LC 50 kurang dari 30 ppm
(Rudyanto dkk., 2014).
Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Aerator
Botol vial
Gelas ukur 10 ml
Keranjang
Lampu pijar
Oven
Pipet tetes
Senter
Spoit 1 ml dan 5 ml
Wadah penetas
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
a
Akuades
Etil asetat
n-Heksan
Metanol
Tissu
D. Prosedur Kerja
1). Penetasan Larva
Telur udang Artemia SalinaE.Leach
pisakan telur udang yang terapung dan yang tenggelam. Telur udang yang terapung dibuang karena tidak berisi, sedangkan ya
masukkan dalam wadah plastik berbentuk kerucut, lalu ditambahkan air laut
masukkan aerotor kedalam wadah penetes dan berikan cahaya lampu pijar
Larva udang
Di larutkan masing-masing fraksi dengan pelarut DMSO sebanyak 15 ml dalam tabung reaksi y
Di aduk hingga larut dan homogen
3. Pelaksanaan Uji
Fraksi
250 ppm
125 ppm
0 ppm
Hasil pengamatan?
E. Hasil Pengamatan
1. % Kematian (Mortalitas)
No.
1.
2.
3.
4.
F.
Sampel
Pelarut
metanol
Pelarut etil
asetat
Pelarut nheksan
Kontrol
negatif
Jumlah Larva
Mati/Replikasi
1
2
3
%
Mortalitas
1000 ppm
27
500 ppm
37
250 ppm
23
125 ppm
17
50 ppm
30
1000 ppm
60
500 ppm
23
250 ppm
30
125 ppm
13
50 ppm
20
1000 ppm
27
500 ppm
30
250 ppm
30
125 ppm
17
50 ppm
20
0 ppm
Konsentrasi
2. Nilai Probit
Log
% Mortalitas Probit
Konsentrasi
4,39
1000 ppm 3,0
27
2,7
500 ppm
37
4,67
Sampel
Konsentrasi
Pelarut
metanol
250 ppm
2,4
23
4,26
125 ppm
2,1
17
4,05
50 ppm
1,7
30
4,48
1000 ppm
3,0
60
5,25
500 ppm
2,7
23
4,26
250 ppm
2,4
30
4,48
125 ppm
2,1
13
3,87
50 ppm
1,7
20
4,16
1000 ppm
3,0
27
4,39
500 ppm
2,7
30
4,48
250 ppm
2,4
30
4,48
125 ppm
2,1
17
4,05
50 ppm
1,7
20
4,16
0 ppm
Pelarut etil
asetat
Pelarut nheksan
Kontrol
negatif
4
3
Probit of Mortality 2
Linear ()
1
0
0
0.5
1.5
2.5
3.5
Log Concentration
a. Fraksi Metanol
4
3
Probit of Mortality 2
Linear ()
1
0
0
0.5
1.5
2.5
Log Concentration
3.5
Probit of Mortality
Linear ()
0
0.5
1.5
2.5
3.5
Log Concentration
c. Fraksi n-Heksan
4. Nilai LC50
G. Samp
el
Konsentrasi
% Mortalitas
Probit
1000 ppm
27
4,39
500 ppm
37
4,67
250 ppm
23
4,26
125 ppm
17
4,05
50 ppm
30
4,48
1000 ppm
60
5,25
500 ppm
23
4,26
250 ppm
30
4,48
125 ppm
13
3,87
50 ppm
20
4,16
1000 ppm
27
4,39
500 ppm
30
4,48
30
4,48
125 ppm
17
4,05
50 ppm
20
4,16
Pelarut metanol
Pelarut etil
asetat
LC50
53,951
mg/ml
2,69.1
021
g/ml
4,886
g/ml
F. Perhitungan
1
Pelarut Metanol
% Jumlah larva mati
a
1000 ppm
4+2+2
=2,66
3
500 ppm
2+5+4
=3,66
3
250 ppm
3+ 3+1
=2,33
3
125 ppm
1+1+3
=1,66
3
50 ppm
3+ 4+ 2
=3
3
1000 ppm
6 +6+6
=6
3
500 ppm
2+3+ 2
=2,33
3
c
250 ppm
3+ 3+3
=3
3
125 ppm
2+ 0+2
=1,33
3
50 ppm
2+2+2
=2
3
Pelarut n-heksan
% Jumlah larva mati
a
1000 ppm
4+3+1
=2,66
3
500 ppm
4+3+ 2
=3
3
250 ppm
5+ 3+1
=3
3
125 ppm
1+2+2
=1,66
3
50 ppm
3+ 2+ 1
=2
3
G. Pembahasan
Toksisitas adalah potensi dari suatu senyawa kimia untuk dapat
menyebabkan kerusakan ketika senyawa tersebut mengenai atau masuk
kedalam tubuh makhluk hidup. Toksisitas menandakan adanya efek
toksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau
campuran. Uji toksisitas umumnya bertujuan untuk menilai risiko yang
mungkin ditimbulkan dari suatu zat kimia toksikan.
Uji toksisitas dari suatu senyawa kimia biasanya dibagi menjadi
tiga kategori yakni uji toksisitas akut yang dilakukan dengan
memberikan bahan kimia yang sedang diuji sebanyak satu
kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam. Uji
toksisitas
jangka
pendek
(dikenal
dengan
subkronik)
dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulangulang, biasanya setiap hari atau 5 x
seminggu, selama
hidup
hewan
coba
atau
sekurang-kurangnya
pengamatan
selama
24
jam
perlakuan
digunakan sebagai syarat uji keamanan suatu obat baru, sehingga dapat
diketahui jumlah takaran yang tepat berdasarkan tingkat toksisitas dari
bahan yang digunakan
H. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan yaitu:
1. Prinsip dasar pengujian ekstrak bahan alam dengan pengujian
bioassay adalah suatu test atau uji yang menggunakan organisme
hidup untuk mengetahui efektifitas suatu bahan hidup ataupun bahan
organik dan anorganik terhadap suatu organisme hidup dan daya
bunuh in vivo dari senyawa bioaktif terhadap organisme hewan yang
dapat digunakan untuk menapis ekstrak tumbuhan yang mempunyai
bioaktivitas dan juga memonitor fraksi bioaktif selama fraksinasi dan
pemurnian.
2. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dapat dilakukan dengan
menggunakan senyawa bahan alam terhadap larva udang Artemia
Salina Leach. Hasil dari percobaan ini yaitu nilai LC50 fraksi metanol
sebesar 53,951 mg/ml, fraksi etil asetat sebesar 2,69.1021 g/ml dan
fraksi n-heksan sebesar 4,886 g/ml, untuk fraksi n-heksan ekstrak
sereh (Cymbopogon nardus L.) bersifat toksik, sedangkan fraksi
metanol dan fraksi etil asetat yang diperoleh bersifat tidak toksik.
DAFTAR PUSTAKA
Frengki, Roslizawaty dan Desi P., 2014, Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Sarang
Semut Lokal Aceh (Mymercodia sp.) dengan Metode BSLT terhadap Larva
Udang Artemia salina Leach, Jurnal Medika Veterinaria, Vol. 8, No. 1.
Mutia, D., 2010, Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Anggur (Vitis vinifera)
terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp
Lethality Test (BST), Skripsi.
Olowa , L.F., dan O.M. Nueza, 2013, Brine Shrimp Lethality Assay of the
Ethanolic Extracts of Three Selected Species of Medicinal Plants from
Iligan City, Philippines, International Research Journal of Biological
Sciences, Vol. 2, No. 11.
Rudyanto, M., J. Ekowati, T. Widiandani dan T. Honda, 2014, Synthesis and Brine
Shrimp Lethality Test of Some Benzoxazine and Aminomethyl Derivatives
Of Eugenol, Int J Pharm Pharm Sci, Vol. 6, No. 2.
Soeksmanto, A., Partomuan S., dan Muhammad, A.S., 2010, Uji Toksisitas Akut
Ekstrak Air Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) Terhadap
Histologi Organ Hati Mencit, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 12, No. 2.
Sunanto, H., 2009, 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat,
dan Obesitas, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Utami, A.W., A. T. Wahyudi, dan I. Batubara, 2014, Toxicity, Anticancer and
Antioxidant Activity of Extracts From Marine Bacteria Associated With
Sponge Jaspis sp., International journal of Pharma and Bio Sciences, Vol.
5, No. 4.
LAPORAN FITOKIMIA I
PERCOBAAN VI
BIOASSAY EKSTRAK BAHAN ALAM (Orthosiphon aristatus)
OLEH :
NAMA
: DEWI SARTIKA H
NIM
: O1A114072
KELAS
:B
KELOMPOK
: VII (TUJUH)
ASISTEN
: RAHMI ARDANI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016