Perkembangan pentingnya kedudukan manajemen dalam suatu organisasi sudah mulai
tampak menonjol ketika Adam Smith pada tahun 1776 membuat doktrin klasik yang disebut the Wealth of Nations (Robbins dan Coulter,2004). Smith menyatakan bahwa keunggulan suatu organisasi dan masyarakat dilihat dari pembagian atau spesialisasi pekerjaannya. Dengan cara itu produktivitas kerja karyawan akan meningkat dengan cara meningkatkan ketrrampilannya, terjadinya efisiensi waktu kerja, dan penghematan penggunaan tenaga kerja karena menggunakan beberapa jenis mesin. Spesialisasi pekerjaan menghasilkan keunggulan ekonomi karena terjadinya pembagian kerja yang spesifik atau fokus. Dengan cara ini produktivitas karyawan baik dalam hal jumlah maupun mutu menjadi semakin baik. Robbins dan Coulter memberi contoh lainnya yakni buah dari revolusi industri pada abad ke-18 di Inggeris. Inti dari revolusi ini adalah ditemukannya tenaga uap yang menggantikan fungsi tenaga kerja manusia. Terjadilah apa yang disebut dengan penghematan tenaga kerja. Selain itu, perusahaan juga dinilai akan memiliki keunggulan ekonomi (efisien) jika menggunakan seseorang (manajer) yang memiliki keahlian manajemen. Para manajer itulah yang bertugas untuk meramal permintaan pasar, menghitung kebutuhan sumberdaya, mengorganisasi karyawan, menentukan penggunaan teknologi, mengkoordinasi kegiatan, dan melakukan penjualan serta pemasaran hasil. Disinilah fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian menjadi sangat penting. Temuan ini lebih didasarkan pada observasi dan refleksi dari beragam kegiatan dan peran manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Perkembangan berikutnya adalah munculnya keragaman pendekatan manajemen yang dilakukan oleh berbagai organisasi. Upaya para peneliti dan pengamat sepanjang abad 20 diarahkan lebih untuk mengetahui pada apa yang dilakukan para manajer. Perhatian sangat difokus pada hubungan fungsi-fungsi manajemen dengan produktivitas dan efisiensi kerja manual para karyawan. Hal demikian mendorong dilakukannya pendekatan ilmiah tentang manajemen. Dari sudut administrasi umum, sekelompok ahli menelaahnya dari keseluruhan elemen organisasi yang tujuannya bagaimana membuat suatu organisasi semakin efektif. Kemudian kemajuan berikutnya ditandai oleh maraknya penerapan model kuantitatif dalam praktik-praktik manajemen dan telaahan model perilaku manusia dalam organisasi. Jadi perkembangan teori manajemen modern dimulai pada tahun 1911 dimana Frederick W.Taylor (1856-1917) menerbitkan bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management. Kontribusi konkrit dari Taylor terlihat pada gagasan dan praktik manajemen ketika era industri sudah mulai berjalan. Saat itu banyak karyawan yang tidak terlatih masuk ke pabrik-pabrik baru. Mereka sangat belum siap untuk mengerjakan proses produk-produk industri. Lalu Taylor memperkenalkan bagaimana pembagian kerja diterapkan untuk berbagai pekerjaan-pekerjaan yang sederhana. Manajer kemudian dapat mencurahkan energi perhatiannya pada pemahaman tentang apa dan bagaimana mencapai yang terbaik dalam mengerjakan tugas-tugas utama mereka. Tugas utama mereka antara lain: menyeleksi karyawan secara ilmiah dikuti dengan pelatihan, memotivasi karyawan agar bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, dan melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatankegiatan produktif, utamanya untuk strata organisasi terendah. Jadi inti dari prinsip-prinsip manajemen menurut Taylor adalah (1) mengganti pendekatan tradisi yang bersifat spekulatif dengan pengembangan pendekatan ilmiah dalam melakukan setiap pekerjaan, (2) pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia/SDM bagi karyawan secara terorganisasi, (3) membangun kerjasama diantara karyawan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah, dan (4) pembagian kerja serta tanggungjawab diantara manajemen dan karyawan secara proporsional.
Hampir bersamaan dengan Taylor, Frenchman Henri Mayol (1841-1925) menerbitkan
buku berjudul Industrial and General Administration (1916). Fayol mengungkapkan lima elemen manajemen administrasi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian komando, dan pengendalian yang secara universal terjadi pada organisasi. Dia juga mencetuskan gagasan 14 prinsip manajemen yaitu pembagian kerja secara efisien, pemberian wewenang dan tanggungjawab pada manajer, penegakan disiplin karyawan, kesatuan komando, kesatuan arah, menghindari kepentingan individu ketimbang kepentingan umum, pemberian kompensasi bagi karyawan, sentralisasi keputusan, rantai skalar dalam garis wewenang, tatanan manusia dan barang yang tepat, keadilan dan kesamaan perhatian manajer terhadap karyawan, stabilitas individu, prakarsa, dan semangat tim. Kontribusi utama Fayol pada dua hal yaitu, pertama: dia menempatkan manajemen sebagai pusat utama suatu organisasi. Manajemen memainkan peranan penting dalam semua bentuk organisasi seperti pemerintahan, industri kecil atau besar, perdagangan, politik, keagamaan dsb. Untuk itu manajer harus memiliki keterampilan tinggi. Yang kedua, bagaimana agar supaya manajemen tampil terbaik dalam mengorganisasi perusahaan. Untuk itu dia membagi kegiatan perusahaan menjadi enam kelompok yakni kegiatan teknik, komersial, finansial, sekuriti, akunting, dan kegiatan manajerial. Dari studi tentang kenegaraan, kehidupan Gereja Roma Katolik, militer dan industri pada tahun 1931, Mooney dan Relley dalam Crainer (2001) mengemukan empat prinsip utama dalam manajemen yakni (1) prinsip koordinasi yang mengarahkan perhatian dan kegiatan yang menyatu, (2) prinsip skalar yang dicirikan oleh arus hirarki dari otoritas dan jabaran tugas-tugas sampai ke level subordinasi, (3) prinsip fungsional, yang menekankan pada kebutuhan untuk tugas-tugas spesialisasi, dan (4) prinsip staf untuk menjawab kebutuhan akan nasehat dan gagasan-gagasan. Disamping para pionir manajemen di atas, pada abad ke-21 ada seorang guru besar manajemen kelas internasional bernama Peter Drucker. Dia mengatakan: Every achievement of management is the achievement of a manager. Every failure is the failure of a manger. People manage, rather than forces or facts. The vision, dedication and integrity of managers determine whether there is management or mismanagement. Dalam bukunya The practice of Management dan Management: Tasks, Responsibilities and Practices di tahun 1973, Drucker memperkenalkan gagasannya berupa lima pokok peran manajerial yaitu: menetapkan tujuan, mengorganisasi, memotivasi dan berkomunikasi, mengukur, dan mengembangkan sumberdaya manusia. Tetapi yang perlu dipahami adalah keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi tidak saja ditentukan oleh faktor manajer tetapi juga oleh faktor-faktor eksternal seperti kondisi perekonomian, sosial, budaya, politik dan teknologi. Jadi manajer bukanlah seseorang yang mahakuat dan kuasa. Dia memiliki keterbatasan sebagai manusia biasa.