You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beban yang ditimbulkan oleh gangguan jiwa sangat besar. Hasil studi Bank Dunia
menunjukkan, Global Burden Of Disease akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,7%, lebih
tinggi dari Tubercolosis (7,2%), Kanker (5,8%), Penyakit Jantung (4,4%) atau malaria (26%).
Mengingat hal tersebut diamankan juga resiko tinggi bunuh diri yang biasanya muncul pada
individu yang mengalami gangguan mood terutama depresi. Orang kulit putih memiliki resiko
bunuh diri paling tinggi diantara semua kelompok budaya sebesar 72%, yang diikuti oleh
penduduk Amerika asli, orang Amerika-Afrika, Amerika-Hispanik dan Amerika-Asia pada
urutan selanjutnya. Individu yang berusia lebih dari 65 Tahun memiliki angka bunuh diri paling
tinggi. Angka bunuh diri pada remaja meningkat mencapai angka yang mengkhawatirkan :
bunuh diri saat ini merupakan penyebab kematian yang kedua dikalangan remaja. Waktu puncak
bunuh diri yang lain adalah antara usia 30 sampai 40 Tahun.
Insiden bunuh diri lebih tinggi pada kelompok orang yang sangat kaya atau yang sangat
miskin dari pada kelas menengah. Semakin besar tingkat keputusasaan tentang masa depan,
semakin besar resiko bunuh diri. Individu yang masih sendiri memiliki resiko bunuh diri dua
kali lebih besar daripada mereka yang menikah. Merek yang bercerai, menjada/dua, atau baru
berpisah memiliki resiko lebih dari empat kali lipat daripada mereka mereka yang menikah.
Wanita yang bercerai angka bunuh diri yang lebih rendah daripada pria yang bercerai. Wanita
memiliki angka upaya bunuh diri yang lebih tinggi tetapi pria lebih berhasil dalam
melaksanakan tindakan bunuh diri karena mereka menggunakan metode-metode yang lebih letal
(mematikan). Wanita cenderung menggunakan pil tidur atau pisau cukur, sedangkan pria
menembak atau menggantung diri mereka atau melompat dari tempat yang tinggi (Roy, 200)
dalam.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan bunuh diri
2. Tujuan Khusus
a.

Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada klien dengan bunuh diri.

b. Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada klien bunuh diri.
c.

Dapat membuat perencanaan pada klien bunuh diri.

d.

Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu mengevaluasi tindakan yang telah
dilakukan pada klien bunuh diri.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan
individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Prilaku bunuh
diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan ancaman verbal yang akan mengakibatkan kematian,
atau luka yang menyakiti diri sendiri
Menurut Keliat (1991) bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan
dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri ini dapat berupa keputusan terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Bunuh diri adalah tindakan untuk membunuh diri sendiri (Vide Beck, 2008).
2. Etiologi
Banyak penyebab tentang alasan seseorang melakukan bunuh diri :
a. Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres.
b. Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal / gagal melakukan
hubungan yang berarti.
c. Perasaan marah / bermusuhan, bunuh diri dapat melakukan hubungan pada diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusan.
Faktor-faktor resiko bunuh diri
a.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
1)
2)
3)
c.
1)
2)
3)
3.

Psikososial dan Klinik


Keputusasaan
Ras kulit putih
Jenis kelamin laki-laki
Usia lebih tua
Hidup sendiri
Riwayat
Pernah mencoba bunuh diri
Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri
Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat
Diagnostik
Penyakit medik umum
Psikosis
Penyalahgunaan zat.
Patofisiologi
Semua perilaku bunuh diri adalah serius, apapun tujuannya. Dalam pengkajian perilaku
bunuh diri, lebih ditekankan pada metoda lebalitas yang dilakukan atau digunakan. Walaupun

semua ancaman dan percobaan bunuh diri harus ditanggapisecara serius, perhatian yang lebih
waspada dan seksama menjadi indikasi jika seseorang mencoba bunuh diri dengan cara yang
paling

mematikan

seperti

dengan

pistol,

mengantungkan

diri

atau

loncat.

Perilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori :


a. Ancaman bunuh diri
b. Upaya bunuh diri
c. Bunuh diri
Individu putus harapan menunjukkan perilaku yang tidak berdaya, putus asa, apatis,
kehilangan, ragu-ragu, sedih, depresi serta yang paling berat adalah bunuh diri.
a.

Ketidakberdayaan, keputusasaan, apatis


Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan masalah karena merasa
tidak mampu, seolah-olah koping yang bisa bermanfaat sudah tidak berguna lagi. Harga diri
rendah, apatis dan tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta yakin tidak ada yang

membantu.
b. Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa gagal dan
kecewa jika cita-cita tidak tercapai.

c.

Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai dengan kesedihan dan rendah
diri. Banyak teori yang menjelaskan tentang depresi dan semua sepakat keadaan depresi

merupakan indikasi terjadi bunuh diri.


d. Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan. Bunuh
diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
e. Faktor resiko bunuh diri
Mengapa individu terdorong untuk bunuh diri?? Banyak pendapat tentang penyebab atau alasan
1)
2)
3)
4)
4.
a.
1)
2)
3)
4)

bunuh diri, termasuk hal-hal berikut :


Kegagalan untuk adaptasi
Perasaan terisolasi
Perasaan marah dan bermusuhan
Cara untuk mengakhiri keputusasaan
Gejala Klinis
Petunjuk dan Gejala
Keputusasaan
Celaan terhadap diri sendiri perasaan gagal dan tidak berguna
Alam perasaan depresi
Agitrasi dan kegelisahan

5)
6)
7)
b.
1)
2)
3)
4)
5)
c.
1)
2)
3)
d.
1)
2)
3)
4)
5)

Insomnia yang menetap


Penurunan BB
Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial.
Petunjuk Psikiatrik
Upaya bunuh diri sebelumnya
Kelainan afektif
Alkoholisme dan penyalahgunaan obat
Kelainan tindakan dan depresi mental pada remaja
Demensia dini/status kekacauan mental pada lansia
Riwayat Psikososial
Baru berpisah/bercerai, kehilangan
Hidup sendiri
Tidak bekerja, perubahan/kehilangan pekerjaan yang baru dialami
Faktor Kepribadian
Implisit, agresif, rasa bermusuhan
Kegiatan kognitif dan negatif
Keputusasaan
Harga diri rendah
Batasan/gangguan kepribadian antisosial
Pernyataan yang salah tentang bunuh diri

a.
b.
c.
d.
5.

Ancaman bunuh diri hanya cara individu untuk menarik perhatian dan tidak perlu dianggap
serius.
Bunuh diri tidak memberi tanda.
Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada klien.
Kecenderungan bunuh diri adalah keturunan.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat tergantung
pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien
dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta
jika gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan tentamen
suicide.
Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat kimia atau
intoksikasi zat komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya
negatif , sesak nafas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade
jantung akhirnya meninggal.
Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan menyebabkan syok
yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan terutama jaringan otak.
Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik yang jika tidak
dilakukan resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak
perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.

6. Pemeriksaan diagnostik
Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan terapi resisitasi dan
terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen suicide.
Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan menunjukan seberapa berat syok yang
dialami klien, pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai adanya
perubahan jantung dan perdarahan cerebral.
7. Penatalaksanaan
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau dikamar pertolongan darurat
di RS, dibagian penyakit dalam atau bagian bedah. Dilakukan pengobatan terhadap luka-luka
atau keadaan keracunan, kesadaran penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu tindakan
medis. Penentuan perawatan tidak tergantung pada faktor sosial tetapi berhubungan erat dengan
kriteria yang mencerminkan besarnya kemungkinan bunuh diri. Bila keadaan keracunan atau
terluka sudah dapat diatasi maka dapat dilakukan evaluasi psikiatri. Tidak adanya hubungan
beratnyagangguan badaniah dengan gangguan psikologik. Penting sekali dalam pengobatannya
untuk menangani juga gangguan mentalnya. Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi
elektro konvulsi, obat obat terutama anti depresan dan psikoterapi.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian bunuh diri termasuk aplikasi observasi melekat dan keterampilan mendengar
untuk mendeteksi tanda spesifik dan rencana yang spesifik. Pengkajian juga mencakup apakah
individu telah membuat rencana bunuh diri tersebut. Orang yang siap bunuh diri adalah orang
yang telah mempunyai rencana spesifik dan mempunyai alat untuk melakukan bunuh diri.
Langkah awal, membina hubungan selama wawancara yang sifatnya tidak menghakimi pasien.
Apabila pasien tidak menceritakan sendiri keinginannya, selidiki adanya ide-ide bunuh diri
melalui pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik, misal, Apakah Mas merasakan sedih?.
Apakah Mas pernah memikirkan untuk mengakhiri hidup?. Bagaimana caranya?.
Mengajukan pertanyaan mengenai bunuh diri tidak akan mencetuskan terjadinya peristiwa itu.

Hal utama yang perlu dikaji adalah tanda atau gejala yang dapat menentukan tingkat
resiko dari tingkah laku bunuh diri. Ditekankan pada perilaku, faktor prediposisi, stressor
presipitasi, penilaian stressor dan mekanisme koping.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa perilaku destruktif diri memerlukan pengkajian yang cermat. Penyangkalan
dari pasien terhadap sikap merusak diri tidak boleh mempengaruhi perawat dala melakukan
intervensi keperawatan. Diagnosa keperawatan didasarkan pada hasil pengamatan perawat, datadata yang dikumpulkan oleh pemberi pelayanan kesehatan lain dan informasi yang diberikan
oleh pasien dan keluarga.
3. Rencana keperawatan
Tujuan yang diharapkan pasien tidak akan membahayakan diri sendiri secara fisik.
Rencana asuhan keperawatan untuk individu dengan perilaku bunuh diri difokuskan pada
melindungi pasien dari perilakunya yang dapat membahayakan diri dan mengganti klien
mengganti koping yang destruktif dengan koping yang konstruktif. Rencana keperawatan juga
mencakup penyuluhan tentang penyakit.
4.
a.
1)
2)

Pelaksanaan
Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan: Pasien tetap aman dan selamat
Tindakan: Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka dapat kita
lakukan :

a) Menemani pasien terus- menerus sampai dia dapat dipindahkan ketewmpat yang aman
b) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas tali pinggang)
c) Mendapatkan orang yang dapat segera membawa pasien ke rumah sakit untuk pengkajian lebih
lanjut dan kemungkinan dirawat
d) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan obat
e) Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak
ada keinginan bunuh diri.
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
1) Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba
bunun diri
2) Tindakan:
a) Menganjurkan keluarga untuknikut mengawasi pasien serta jangan perna meniggalkan pasien
sendirian

b)

Menganjurka keluarga untuk membantu pasien menjauhi barang-barang berbahaya disekitar

pasien
c) Mendiskusikan dengan keluarga orang yang dapat membawa pasien ke rumah sakit sesegera
mungkin
d) Menjelaskan kepada keluarga pengertian pasien minum obat secara teratur
Isyarat Bunuh Diri
a.
1)
a)
b)
c)
d)
2)
a)

Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri


Tujuan:
Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
Pasien dapat mengungkapkan perasannya
Pasien dapat miningkatkan harga dirinya
Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
Tindakan Keperawatan
Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan

b)
c)
-

dari keluarga atau tema.


Memingkatkan harga diri pasien, dengan cara :
Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasannya.
Memberikan pujian bila pasien dapay mengatakan perasan yang positif
Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
Merencanakan aktivitas yang dapat dilakukan pasien
Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
Mendiskusikan dengan pasien efektivitas masing- masing cara menyelesaikan masalah
Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik
b. Tindakan Keperawatan untuk keluarga

1)
2)
a)
-

Tujuan: keluarga mampu merawat pasien dengan resiko bunuh diri.


Tindakan keperawatan:
Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh dir
Menayakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah muncul pada pasien
Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien beresiko bunuh

diri.
b) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri
Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien memperlihatkan tanda
dan gejala bunuh diri.
- Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasian, antara lain :
Memberikan tempat yang aman.Menenmpatkan pasien ditempat yang diawasi , jangan biarkan
pasien mengunci diri di kamarnya atau jangan meninggalkan pasien dirumah
Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan unyuk bunuh diri. Seperti: tsli, bahan bakar
minyak, api, pisau atau benda tajam lainnya.
Selalu mengadakan pengawasan dan peningkatan pengawasan apabila tanda dan gejala bunuh diri
meninggkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukan
tanda dan gejala untuk bunuh diri

c)

Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien melakukan

percobaan bunuh diri, antara lain:


Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya

d)
-

bunuh diri tersebut


Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan bantuan medis.
Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien
Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan
Menganjurkan keluarga untuk mengantar pasien berobat/ kontrol secara teratur untuk mengatasi

masalah bunuh diri


Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar yaitu
benar obat, benar orangnya, benar dosisnya, benar cara penggunakannya, dan benar waktu

pengguaannya.
5. Evaluasi
Di bawah ini tanda- tanda keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien dan keluarganya, berdasarkan perilaku bunuh diri yang ditampilkan.
a.

Untuk pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaaan bunuh diri, keberhasilan

b.

asuhan keperawatanditandai dengan keadaan pasien yang tetap aman dan selamat
Untuk keluarga pasien yang memberikkan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri
keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga berperan serta dalam

c.

melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri


Untuk pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai

dengan:
1) Pasien mampu mengungkapkan perasaan
2) Pasien mampu meningkatkan harga diri
3) Pasien mampu menggunkapkan cara penyelesaian masalah yang baik
d.
Untuk keluarga pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan
keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien dengan resiko bunuh
diri. Untuk itu diharapkan :
1) Keluarga mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala bunuh diri
2) Keluarga mampu memperagakan kembali cara-cara melindungi anggota keluarga yang beresiko
3)

bunuh diri
Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia dalam merawat anggota
keluarga yang beresiko bunuh diri

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan
individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Prilaku bunuh
diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan ancaman verbal yang akan mengakibatkan kematian,
atau luka yang menyakiti diri sendiri.
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan dan keluarga korban supaya lebih memahami tanda dan gejala
bunuh diri sehingga dapat dicegah terjadinya kasus bunuh diri.

DAFTAR PUSTAKA

Jenny., dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Sujono & Teguh. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Dalami , ermawati, S.Kp., dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Jiwa. Jakarta : Trans Info Media.
Ingram, I.M.,dkk. (1995). Catatan Kuliah Psikiatri. Jakarta : EGC
Tomb, David. A . (2004). Psikiatri. Jakarta : EGC

You might also like