You are on page 1of 10

Anatomi dan Morfologi Batang

Nama Anggota Kelompok 5:


Aslam Al B.
Patrisius Eston N.
Robby Hidayat
Yohana Rafiqah

Anatomi dan Morfologi Batang


Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan
sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada
buku-buku inilah terdapat daun.
Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari
Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan,
bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.

Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak


digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.

Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,


misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Sebagai bagian tubuh tumbuhan, tugas batang antara lain :

Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu :

bunga, daun, dan buah


Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi
kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling

menguntungkan.
Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas

dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah


Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.

Fungsi batang diantaranya :

Sebagai organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan lintasan zat

makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan


Sebagai organ pembentuk dan penyangga daun
Sebagai tempat penyimpanan makanan
3

Sebagai alat perkembangbiakan vegetative.


1) Batang tumbuhan herba
Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau
tidak ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang
terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis
terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan
bunga matahari.
Contoh batang tumbuhan herba :

Gambar 1 : Tanaman Jagung

2)

Batang tumbuhan kayu

Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang.


Permukaan batang keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel
berhubungan dengan bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat
klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk
lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk
oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium menyebabkan rusaknya
jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan rusaknya jaringan
tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Contoh:
pohon mangga, pohon jati, dan pohon nangka.
Contoh batang tanaman kayu :

Gambar 2 : Pohon Mangga

1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan
gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang
dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke
dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan
Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis
tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel
atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang
artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan
floem sebelah luar.
5

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan


selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut
juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya
dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah
besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan
menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air
dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapislapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapislapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

Gambar 3 : Jaringan-Jaringan Penyusun Batang Dikotil Beserta Letak dan Fungsinya

Contoh Tumbuhan Dikotil

Kacang Tanah

Mangga

Rambutan

Belimbing

Beringin

Jati

Mahoni dan lain lain.

2. Batang Monokotil
Anatomi batang monokotil sangat berbeda dengan anatomi batang dikotil.
Epidermis tanaman Monokotil memiliki dining sel yang tebal. Dibagian dalam
epidermis batang monokotil, terspat jaringan tipis, yakni jaringan sklerenkima
yang merupakan kulit batang. Jaringan skelerenkima berperan memperkuat dan
melindungi batang monokotil.
Ikatan pembuluh menyebar pada seluruh batang monokotil tetapi yang paling
banyak terdapat didaerah mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem
berdampingan dengan xilem dan dikelilingi oleh seludang sklerenkima. Pada
monokotil, tidak terdapat kambium sehingga pertumbuhan yang terjadi hanya
memanjang.
Pembesaran batang sangat terbatas. Hal ini disebabkan pembesaran batang
terjadi melalui pembentukan rongga oksigen. Berbeda dengan batang dikotil,
anatomi atau struktur batang monokotil muda dan monokotil tua memiliki
struktur yang persis sama.

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara
korteks dan stele umumnya tidak jelas.

Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan


bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak
ditemukan kambium.

Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil


tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder.

Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan


menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon
Nenas seberang (Agave sp)

Gambar 4 : Jaringan-Jaringan Penyusun Batang Monokotil Beserta Letak dan


Fungsinya

Contoh tumbuhan Monokotil

Kelapa

Jagung

Padi

Pinang

Bambu

Tebu

Palem dan lain lain

Gambar 5 : Penampang Melintang Struktur Batang Dikotil dan Monokotil

10

You might also like