Professional Documents
Culture Documents
: Didik Yulianto
: 08511001
: Teknik Sipil FTSP - UII
: Dr. Ir. Edy Purwanto, CES., DEA
ABSTRAK
Kegiatan pembangunan jalan tol merupakan bagian usaha pemenuhan peningkatan kebutuhan
akan prasarana jalan raya maka diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang timbul pada ruas
jalan utama. Dengan mempertimbangkan kondisi dan topografis lahan maka pembangunan jalan tol
Semarang-Bawen, paket VI lemah ireng Bawen Sta 22+125 melewati suatu daerah perbukitan
sehingga diperlukan suatu jembatan yang cukup besar dan panjang yaitu Jembatan Lemah Ireng II.
Kondisi lokasi tanah yang demikian maka bila bangunan Abutment A2 tidak dilakukan perlindungan
(protection) maka dalam kurun waktu yang berjalan ke depan akan mengakibatkan instabilitas dari
struktur Abutment A2 maka perlu dibangun dinding penahan tanah (DPT) untuk melindunginya. Pada
sisi kanan lereng Abutment A2 perlu dilakukan penimbunan tanah, timbunan tanah pada lereng yang
cukup curam tersebut dibuat Counter weight dengan kemiringan 1V : 1,5H. Tugas akhir ini bertujuan
untuk mengetahui stabilitas struktur DPT dari beton bertulang, mengetahui angka aman kondisi lereng
asli, mengetahui angka aman stabilitas struktur Counter Weight dengan dan tanpa beban gempa di sisi
kanan Abutment A2.
Analisis stabilitas DPT dihitung secara matematis dan untuk analisis stabilitas lereng
dianalisis dengan menggunakan program Plaxis 8.5 sebagai data sekunder yang digunakan dari PT.
Global Perfex Synergi.
Dari hasil analisis dinding penahan tanah dengan dimensi lebar 5,50 m dan tinggi 7,00 m
berdasarkan pada tinjauan ekternal didapat stabilitas terhadap gaya guling sebesar 4,574, stabilitas
terhadap gaya geser 2,288 dari SF 1,50 maka kondisi dari gaya guling dan geser aman. Untuk
stabilitas terhadap kuat dukung tanah maks 172.328 kN/m2 < ijin 557,905 kN/m2 (aman). min
66.661 kN/m2 > 0 (aman). Untuk tinjauan stabilitas internal terhadap pada potongan A-A didapat
tegangan desak desak 427,560 kN/m2 < desak beton 1500 kN/m2 (aman). tegangan geser 35,206
kN/m2 < geser beton 150 kN/m2 (aman). Tinjauan terhadap potongan B-C didapat tegangan desak
desak 1474,112 kN/m2 < desak beton 1500 kN/m2 (aman). tegangan tarik tarik -1213,051 kN/m2 <
tarik beton 300 kN/m2 (aman). Tegangan geser 78,660 kN/m2 < geser beton 150 kN/m2 (aman).
Tinjauan terhadap potongan C-C didapat tegangan desak desak 1048,161 kN/m2 < desak beton 1500
kN/m2 (aman). Tegangan geser
69,916 kN/m2 < geser beton 150 kN/m2 (aman). Selanjutnya hasil
analisis stabilitas lereng kondisi DPT berdiri di tanah asli dengan menggunakan program Plaxis 8.5,
hasil analisis stabilitas lereng tanpa gempa diperoleh angka aman sebesar 1,251 dan dengan gempa
sebesar 1,249 nilai ini tidak memenuhi syarat yang disepakati di lokasi proyek sebesar 1,30 maka
kondisi lereng ini rawan terjadi bahaya longsor. Pada kondisi DPT berdiri di lereng asli yang
diperbaiki dengan dua Counter Weight didapat hasil angka aman tanpa gempa sebesar 1,435 dan
dengan gempa sebesar 1,428 kemudian dengan di beri tiga Counter Weight maka didapat angka aman
tanpa gempa 1,439 dengan gempa 1,430, nilai ini telah memenuhi syarat yang disepakati di lokasi
proyek sebesar 1,30 dengan demikian kondisi lereng diperbaiki akan lebih baik untuk jangka panjang
dari bahaya longsor karna dapat melindungi struktur bangunan di atas lereng tersebut.
Kata Kunci: DPT, StabilitasLereng, Counter Weight, dan Program Plaxis8.5.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan
pembangunan
jalan
tol
merupakan bagian usaha pemenuhan
peningkatan kebutuhan akan prasarana
jalan raya sehingga diharapkan mampu
memecahkan permasalahan yang timbul
pada ruas jalan utama.
Dengan
mempertimbangkan
kondisi
dan
topografis lahan maka pembangunan jalan
tol Semarang-Bawen, paket VI lemah
ireng (Sta. 21+825 - Sta. 22+840)
melewati suatu
daerah perbukitan
sehingga diperlukan suatu jembatan yang
cukup besar dan panjang yaitu Jembatan
Lemah Ireng II. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 1.1 sampa
dengan Gambar 1.3
Lokasi Penelitian
1.3 Tujuan
1. Mengetahuistabilitas struktur dinding
penahan tanahdari beton bertulang.
2. Mengetahui angka aman untuk
stabilitas lereng dimana DPT berdiri
pada kondisi tanah asli dengan dan
tanpa beban gempa di sisi kanan
Abutment A2.
Tegangan ( )
Regangan ( )
Deformasi
Masa Tanah
Tanah merupakan material berbutir
halus, keruntuhan yang terjadi terutama
disebabkan
oleh
terguling
dan
tergelincirnya butiran-butiran dan bukan
karena oleh tarikan atau tekanan antar
butir-butir tanah. Oleh karena itu sifat
keruntuhan:Kuat Geser Tanah
Kekuatan geser tanah terdiri dari dua
parameter yaitu:
1. bagian yang bersifat kohesi C yang
tergantung dari jenisnya, dan
2. bagian yang mempunyai sifat
gesekan/frictional () yang bekerja
pada bidang geser.
Parameter kuat geser tanah yaitu sudut
gesek dalam () dan kohesi tanah ( )
dapat diperoleh dengan uji geser langsung.
Menurut
Coulomb
(1776)
dalam
Hardiyatmo (1992), kuat geser tanah
didefinisikan
= +
Keterangan:
= kuat geser tanah(kN/m2),
= Tegangan total pada bidang
geser(kN/m2),
c = Kohesi tanah (kN/m2), dan
= Sudut geser dalam tanah (derajat)
1. Stabilitas Terhadap Geser
Gaya yang menggeser dinding penahan
tanah akan ditahan oleh:
a. Gesekan antara tanah dengan dasar
pondasi dinding penahan tanah.
b. Tekanan tanah pasif bila didepan
dinding penahan tersebut terdapat
timbunan.
Faktor aman (SFgeser) didefinisikan
sebagai berikut :
SFgeser =
Keterangan:
Rh = Jumlah dari gaya-gaya horizontal
yang mencegah strukturbergeser.
ph = Jumlah dari gaya-gaya horizontal
yang menyebabkan struktur
bergeser.
Faktor aman terhadap geser dasar
fondasi
SFgeser 1.5 untuk tanah dasar granuler
SFgeser2 untuk tanah dasar kohesif
2.
SFguling =
Keterangan:
= momen yang menyebabkan
struktur terguling dengan
= momen yang mencegah struktur
terguling
Faktor aman terhadap penggulingan
(Fguling) begantung pada jenis tanah, yaitu:
SFguling 1.5 untuk tanah dasar granuler
SFguling 2 untuk tanah dasar kohesif
3.
a.
Keterangan:
c = kohesi tanah (kN/m2 )
Df = kedalaman fondasi (m)
= berat volume tanah (kN/m3)
B= lebar fondasi DPT (m)
Nc,Nq , danN = faktor faktor kapasitas
dukung Terzaqhi
Untuk qall
qall = qu/SF
SF = faktor aman terhadap keruntuhan
tanah dasar minimum dipakai SF= 3.
4. Stabilitas Internal
1. Tinjauan Terhadap Tampak Badan
Dinding Penahan Tanah
a. Tegangan Desak,
b.
=
+
desak
..
=
..
desak
d. Tegangan Geser,
= .
geser
.
.
Keterangan:
ekstrim =
tarik/tekan bahan
b. Tegangan geser yang terjadi,
3
= .
geser
2 b
.. L
Keterangan:
BAB IV
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
0 .4 0 m
T im b u n a n
T a n a h U ru g
b = 1 8 k N /m
5 .2 0 m
5 .7 0 m
C = 0
= 30
7 .0 0 m
T im b u n a n
T an ah ur ug
1 .8 0 m
1 .3 0 m
1 .0 0 m
A
L C = 0 .1 0 m
P a s .B t K o s o n g = 0 .2 0 m
0 .9 0 m
1 .0 0 m
3.60 m
5 .5 0 m
Gambar 4.1
Potongan
Dinding Penahan Tanah
Melintang
61,75
0,95
58,663
13,5
3,10
41,85
27
3,70
99,9
30,78
0,40
12,312
369,36
3,70
1366,632
16,2
4,30
69,66
38.88
3,70
143,856
0,60
52,488
M=1972,186
q= 0,6.b
0.40 m
6
Timbunantanah urug
b=18kN/m3
C =0
=30
h1=5.20 m
h5=5.70m
H= 7.00m
Pa1
Timbunan
Tanah urug
2
4
h2=1.80 m
h3=1.30 m
Pp
h..Kp
2c.vKp
LC=0.10m
Pas.Bt Kosong=0.20m
q.Ka h..Ka
0.90 m 1.00 m
b2
b3
V=657,22
Pa2
h4=1.00m
Pp
87.48
b4= 3.60m
V= 744,7
B = 5.50 m
1
2
Pa
(KN)
Jarak
ke A
(m)
Momen
aktif ke A
(kNm)
Pa1
25,2
3,5
88,2
Pa2
147
2,33
343
Pa=172,2
Ma=431,2
Berat Wi
(KN)
Jarak dari
A
(m)
Momen ke A
(kNm)
57
1,10
62,7
42,75
1,50
64,125
Mw
Mgl
1 ,5
Keterangan :
Mw =Momen yang melawan guling
Mgl =Momen mengakibatkan guling
Mp = 1972,186 kNm.
Ma = 431,2 kNm.
SF
Mw
Mgl
1972 ,186
431 , 2
4 , 574 .kNm
b.
c.
Mtotal
( Ma
Mp )
, )
,
= 2,492 m
,
Eksentrisitas=e = x = 2,492
= 0,258 m <1/6.b = 0,92m
kapasitas dukung tanah ijin Terzaghi,
dan persamaan tabel Vesic :
ult = c. Nc + H.. Nq + 0,50. B. . N.
Vesic 1973, untuk : = 25 0
= 250 Tabel : Nc = 20,72
Nq = 10,66
N = 10,88
ult = (2. 20,72 )+ (5,7. 18. 10,66) +
( 0,50. 5,50. 18. 10,88)
= 1673,716 kN/m2.
ult 1673,716
ijin
557,905.kn / m 2
SF
3
Tegangan yang terjadi di dasar pondasi:
1. Teganganvertikal maks didasar pondasi
=
.1
= 172,328
657,22 6.0,258
1
5,50.1
5,50
<
=557,905 kN/m 2
V
b.1
Tekanan Tanah
Aktif (kN)
Jarak ke
A (m)
Momen ke
A (kN.m)
10,8
1,50
16,2
27
1,00
27
Pa = 37,8
= > 0 Aman
2) Stabilitas Terhadap Gaya Internal
A. Tinjauanterhadap potongan A-A
Potongan A-A beserta diagram
tekanan tanah lateral pada Gambar 4.4
Ma= 43,2
No
Jarak ke A
(m)
Momen ke A
(KNm)
30
0,20
6,0
11,842
0,505
5,983
8,526
0,084
0,718
V=50,368
Mp=12,701
N0
(43,2 12,701)
= 0,606 m
50,368
dsk
b. 1
1 / 6.( b ) 2 .1
0,716 .1
1 / 6.( 0,716 ) 2 .1
b1
0.40 m
q= 0,6. b
3
Pa1
3,0 0 m
1
h1 = 5.20 m
h5 = 5.70 m
Pa2
2
A'
H = 7.00 m
q.K a h. .Ka
.
h2= 1.80 m
h3= 1 .30 m
h4= 1.00 m
LC = 0.10 m
Pa s.Bt Koson g= 0.20 m 0. 90 m 1.0 0 m
b2
b 4= 3. 60 m
b3
B = 5.5 0 m
b1
0 .40m
q= 0,6. b
3
Ti mbunan ta nah uru g
b=18 kN/m3
C =0
= 30
h1= 5. 20 m
h5=5. 70 m
Ea1
trk
H= 7.00 m
b .1
1 / 6 .(b) 2 .1
1,00. 1
1 / 6.(1,00) 2 .1
Ea2
1213,0512 kN / m 2
2
B
q.Ka
h 2= 1.80m
h3=1.30 m
h. .Ka
h4= 1.00 m
LC= 0.10 m
Pas.Bt Kosong= 0.20 m
B'
0. 90 m 1.00 m
b2
b3
C'
b 4= 3. 6 m
B= 5 .50 m
Tekanan
Tanah
Aktif (kN)
Jarak ke B
(m)
Momen ke B
(KNm)
20,52
2,85
58,482
97,47
1,9
185,193
Ma =243.675
Berat
(kN)
Jarak
ke B
(m)
Momen ke B
(KN.m)
h5 = 5.70m
H = 7.00m
57,00
0,20
11,4
42,75
0,08
3,42
30,78
0,20
4,925
V=130,53
Hc. c
Mp =19,745
V
V
Ht. t
h3=1.30m
h4=1.00m
LC= 0.10m
Pas.Bt Kosong=0.20m 0.90 m 1.00 m
b2
b4= 3.60 m
b3
B= 5.50 m
Mp )
C'
mak s
130 ,53
min
Diagram Tegangan
Eksentrisitas = e = x = 1,716
= 1,216 m >b/6=0,1667 m
3. Tinjauan stabilitas terhadap tegangan
Desak :
dsk
b.1
W
1,00.1
1/ 6.(1,00)2 .1
1474,111kN / m2 desak
H4
H3
H1
H2
Superposisi Tegangan
7.0 0 m
8.00 m
Tanah
Timbuna n
Lanau Sedikit
Lempung
10.00 m
Batuan Pasir,
Abu- abu keh itaman
3 5.00 m
Batuan Lempung
1 /2H
1V
53 .00 m
22.00 m
2/3. 3,60 m
(H4-H3)
H4
H3
5.50 m 5.0 0 m
7 .40 m
9.50 m
11.94 m
4.00 m
16.22 m
6 9.30 m
60,939
14,803
9.80 m
3,60 m
Lereng
Besarnya
nilai
maximum
total
displacements tanpa beban gempa
372,5410-3m sedangkan dengan beban
gempa 515,4810-3m seperti tampak pada
Gambar 4.9a dan Gambar 4.9b.
Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng
M
295, 232
1048,161kN / m 2
1 / 6.(b) 2 .1 1 / 6.(1, 30 ) 2 . 1
2 D 2 136,336
.
69,916kN / m2
3 b.h 3 1,30.1
Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng
10
Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng
12 .50 m
10 0 kN/ m
Tan ah
Timbuna n
7.00 m
8.00 m
14.00 m
10 .00 m
Lana u Sedikit
Lem pung
BebanGempa
1.5H
1V
Berm
Batuan Pasir,
Abu-abu ke hita man
Tanah
Timbunan
5 3.0 0 m
17.00 m
3 5.0 0 m
C ounter Weight
1 .5H
1V
Batua n Lempung
22.00 m
9.80 m
5.50 m 5.00 m
7 .40 m
9.5 0 m
4.20 m 4.00 m
24.0 0 m
69.30 m
Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng
11
Tanah
Timbunan
7.00 m
8.00 m 9.00 m
10.00 m
9.00 m
Counter We ight
Lanau Sedikit
Lempung
1.5H
1V
Berm
Cou nter Weight
1.5H
Batuan Pasir,
Abu -abu kehitama n
Tanah
Timbunan
1V
Berm
Counter Weight
5 3.00 m
1.5H
13.00 m
35.00 m
1V
Batuan Lempung
22.0 0 m
4.00 m
9.80 m
5.50 m 5.00 m
7.40 m
9.50 m
11.94 m
4.00 m
16 .22 m
69.30 m
Topografi
Besarnya
nilai
maximum
total
displacements pada lereng tanpa beban
gempa 361,2410-3m sedangkan dengan
beban gempa 837,70 10-3 m seperti
tampak pada Gambar 4.19a dan Gambar
4.19b.
Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng
12
Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng
Displacement
13
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Stabilitas struktur dinding penahan
tanah berdasarkan pada tinjauan
ekternal didapat stabilitas terhadap
gaya guling sebesar = 4,574, stabilitas
terhadap gaya geser sebesar = 2,288
dari SF = 1,50 maka kondisi gaya
guling dan geser aman karna lebih
besar dari safety factor yang
diisyaratkan. Untuk stabilitas terhadap
daya dukung tanah maks = 172.328
kN/m2 < ijin = 557,905 kN/m2
(aman). min = 66.661 kN/m2 > 0
(aman). Untuk tinjauan stabilitas
internal terhadap pada potongan A-A
didapat tegangan desak, desak =
427,560 kN/m2 < desak beton 1500
kN/m2 (aman). Tegangan geser
=
35,206 kN/m2 < geser beton 150
kN/m2 (aman). Tinjauan terhadap
potongan B-C didapat tegangan desak,
desak = 1474,112 kN/m2 < desak
beton 1500 kN/m2 (aman). Tegangan
tarik, tarik = -1213,051 kN/m2 <
tarik beton 300 kN/m2 (aman).
Tegangan geser = 78,660 kN/m2 <
geser beton 150 kN/m2 (aman).
Tinjauan terhadap potongan C-C
didapat tegangan desak, desak =
1048,161 kN/m2 < desak beton 1500
kN/m2 (aman). Tegangan geser
=
69,916 kN/m2 < geser beton 150
kN/m2 (aman).
2. Stabilitas lereng dimana DPT berdiri
pada kondisi tanah asli tanpa beban
gempa diperoleh angka aman sebesar
1,251 dan dengan beban gempa
sebesar 1,249, nilai ini tidak
memenuhi syarat yang disepakati di
proyek sebesar 1,30
3. Stabilitas Lereng dimana DPT berdiri
di atas lereng asli yang diperbaiki
dengan dua struktur Counter Weight
didapat hasil angka aman tanpa beban
gempa sebesar 1,435 dan dengan
beban
gempa
sebesar
1,428,
sedangkan diperbaiki dengan tiga
struktur Counter Weightdidapat hasil
angka aman tanpa beban gempa 1,439
dan dengan beban gempa 1,430, nilai
ini telah memenuhi syarat yang
disepakati di proyek sebesar 1,30.
5.2 Saran
1. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan
perbandingkan kemiringan lereng
pada Counter Weight agar didapat
nilai angka aman yang bervariasi.
2. Dalam analisis stabilitas lereng
dengan program Plaxis ini diperlukan
trial and eror yang banyak
3. Perlu diberi bangunan drainase di
sekitar dinding penahan tanah dan
lereng untuk mengalirkan air hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Arum, S.P. (2010). Redasain Dinding
Penahan Tanah Tipe Pasangan
Batu Kali dengan Geotekstil
Teranyam (Woven Geotextile),
Studi Kasus Lereng Sungai Pada
Gedung D3 Ekonomi UII. Tugas
Akhir.
(Tidak
Diterbitkan).
Universitas
Islam Indonesia.
Yogyakarta.
Brinkgreve, R.B.J et al. (2007). PLAXIS
2D Versi 8. Delft University of
Technology
and
PLAXIS.
Belanda
Heryono, I.T. (2010). Kajian Stabilitas
Lereng
Abutment
Jembatan
Susukan Jalan Tol Semarangsolo, Ruas Semarang-Bawen,
Seksi II Gedawang-Penggarong
Menggunakan program Plaxis 8.2.
Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan).
Universitas
Gajah
Mada.
Yogyakarta.
14
15