You are on page 1of 15

ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH DAN

STABILITAS LERENG DENGAN STRUKTUR COUNTER WEIGHT


MENGGUNAKANPROGRAM PLAXIS 8.5
( Studi Kasus Pada Jembatan Lemah Ireng II Paket VI
Sta. 22+125, Proyek Jalan Tol Semarang - Solo)
Nama Mahasiswa
Nomor Mahasiswa
Jurusan
Dosen Pembimbing

: Didik Yulianto
: 08511001
: Teknik Sipil FTSP - UII
: Dr. Ir. Edy Purwanto, CES., DEA

ABSTRAK
Kegiatan pembangunan jalan tol merupakan bagian usaha pemenuhan peningkatan kebutuhan
akan prasarana jalan raya maka diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang timbul pada ruas
jalan utama. Dengan mempertimbangkan kondisi dan topografis lahan maka pembangunan jalan tol
Semarang-Bawen, paket VI lemah ireng Bawen Sta 22+125 melewati suatu daerah perbukitan
sehingga diperlukan suatu jembatan yang cukup besar dan panjang yaitu Jembatan Lemah Ireng II.
Kondisi lokasi tanah yang demikian maka bila bangunan Abutment A2 tidak dilakukan perlindungan
(protection) maka dalam kurun waktu yang berjalan ke depan akan mengakibatkan instabilitas dari
struktur Abutment A2 maka perlu dibangun dinding penahan tanah (DPT) untuk melindunginya. Pada
sisi kanan lereng Abutment A2 perlu dilakukan penimbunan tanah, timbunan tanah pada lereng yang
cukup curam tersebut dibuat Counter weight dengan kemiringan 1V : 1,5H. Tugas akhir ini bertujuan
untuk mengetahui stabilitas struktur DPT dari beton bertulang, mengetahui angka aman kondisi lereng
asli, mengetahui angka aman stabilitas struktur Counter Weight dengan dan tanpa beban gempa di sisi
kanan Abutment A2.
Analisis stabilitas DPT dihitung secara matematis dan untuk analisis stabilitas lereng
dianalisis dengan menggunakan program Plaxis 8.5 sebagai data sekunder yang digunakan dari PT.
Global Perfex Synergi.
Dari hasil analisis dinding penahan tanah dengan dimensi lebar 5,50 m dan tinggi 7,00 m
berdasarkan pada tinjauan ekternal didapat stabilitas terhadap gaya guling sebesar 4,574, stabilitas
terhadap gaya geser 2,288 dari SF 1,50 maka kondisi dari gaya guling dan geser aman. Untuk
stabilitas terhadap kuat dukung tanah maks 172.328 kN/m2 < ijin 557,905 kN/m2 (aman). min
66.661 kN/m2 > 0 (aman). Untuk tinjauan stabilitas internal terhadap pada potongan A-A didapat
tegangan desak desak 427,560 kN/m2 < desak beton 1500 kN/m2 (aman). tegangan geser 35,206
kN/m2 < geser beton 150 kN/m2 (aman). Tinjauan terhadap potongan B-C didapat tegangan desak
desak 1474,112 kN/m2 < desak beton 1500 kN/m2 (aman). tegangan tarik tarik -1213,051 kN/m2 <
tarik beton 300 kN/m2 (aman). Tegangan geser 78,660 kN/m2 < geser beton 150 kN/m2 (aman).
Tinjauan terhadap potongan C-C didapat tegangan desak desak 1048,161 kN/m2 < desak beton 1500
kN/m2 (aman). Tegangan geser
69,916 kN/m2 < geser beton 150 kN/m2 (aman). Selanjutnya hasil
analisis stabilitas lereng kondisi DPT berdiri di tanah asli dengan menggunakan program Plaxis 8.5,
hasil analisis stabilitas lereng tanpa gempa diperoleh angka aman sebesar 1,251 dan dengan gempa
sebesar 1,249 nilai ini tidak memenuhi syarat yang disepakati di lokasi proyek sebesar 1,30 maka
kondisi lereng ini rawan terjadi bahaya longsor. Pada kondisi DPT berdiri di lereng asli yang
diperbaiki dengan dua Counter Weight didapat hasil angka aman tanpa gempa sebesar 1,435 dan
dengan gempa sebesar 1,428 kemudian dengan di beri tiga Counter Weight maka didapat angka aman
tanpa gempa 1,439 dengan gempa 1,430, nilai ini telah memenuhi syarat yang disepakati di lokasi
proyek sebesar 1,30 dengan demikian kondisi lereng diperbaiki akan lebih baik untuk jangka panjang
dari bahaya longsor karna dapat melindungi struktur bangunan di atas lereng tersebut.
Kata Kunci: DPT, StabilitasLereng, Counter Weight, dan Program Plaxis8.5.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan
pembangunan
jalan
tol
merupakan bagian usaha pemenuhan
peningkatan kebutuhan akan prasarana
jalan raya sehingga diharapkan mampu
memecahkan permasalahan yang timbul
pada ruas jalan utama.
Dengan
mempertimbangkan
kondisi
dan
topografis lahan maka pembangunan jalan
tol Semarang-Bawen, paket VI lemah
ireng (Sta. 21+825 - Sta. 22+840)
melewati suatu
daerah perbukitan
sehingga diperlukan suatu jembatan yang
cukup besar dan panjang yaitu Jembatan
Lemah Ireng II. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 1.1 sampa
dengan Gambar 1.3

Gambar 1.3 Daerah Sisi Kanan Abutment


A2 yang akan Diperbaiki.
(Sumber : Dokumentasi di Proyek, 2013)

Gambar 1.1 Lokasi Timbunan Tanah di


Sebelah Kanan Abutment A2.
(Sumber : PT. Global Perfex Synergi &
ASS, 2012)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana stabilitas struktur dinding
penahan tanah dari beton bertulang?,
2. Bagaimana angka aman untuk stabilitas
lereng dimana DPT berdiri pada
kondisi tanah asli dengan dan tanpa
beban gempa di sisi kanan Abutment
A2?,
3. Bagaimana angka aman untuk stabilitas
lereng apabila DPT berdiri di atas
lereng asli yang diperbaiki dengan dua
struktur Counter Weight dan tiga
struktur Counter Weight pada lereng
yang samadengan dan tanpa beban
gempadi sisi kanan Abutment A2?.

Lokasi Penelitian

Gambar 1.2 Lokasi Jembatan Lemah


Ireng II Sta.22+125
(Sumber : Dokumentasi di Proyek, 2013)

Lereng Yang akan Diperbaiki

Dengan kondisi lokasi tanah yang


demikian maka bila bangunan abutment
A2
tidak
dilakukan
perlindungan
(protection) maka dalam kurun waktu
yang
berjalan
ke
depan
akan
mengakibatkan instabilitas dari struktur
abutment A2. Dengan demikian perlu
dibangun dinding penehan tanah (DPT)
untuk melindunginya (PT. Global Perfex
Synergi& ASS, 2012).

1.3 Tujuan
1. Mengetahuistabilitas struktur dinding
penahan tanahdari beton bertulang.
2. Mengetahui angka aman untuk
stabilitas lereng dimana DPT berdiri
pada kondisi tanah asli dengan dan
tanpa beban gempa di sisi kanan
Abutment A2.

3. Mengetahui angka aman untuk


stabilitas lereng apabila DPT berdiri di
atas lereng asli yang diperbaiki denga
dua struktur Counter Weightdan tiga
struktur Counter Weightpada lereng
yang samadengan dan tanpa beban
gempadi sisi kananAbutmentA2.
1.4 Manfaat Tugas Akhir
1. Memberikan bahan pertimbangan
bahan pertimbangan atas hasil analisis
stabilitas struktur dinding penahan
tanah dari beton bertulang.
2. Menambah pengetahuan bagi penulis
dan pembaca mengenai stabilitas
lereng dengan program Plaxis 8.5.
3. Memberikan Mengetahui manfaat dari
memperbaiki lereng dengan dua
struktur Counter Weight dengan tiga
struktur Counter Weight pada lereng
yang sama dengan program Plaxis 8.5.
1.5 Batasan Masalah
1. Lokasi penelitian adalah Jembatan
Lemah Ireng II Paket VI Sta.22+125,
Proyek Jalan Tol Semarang-Solo,
2. Data geoteknik yang digunakan adalah
hasil penyelidikan tanah di lokasi
proyek Jembatan Lemah Ireng II Paket
VI Sta.22+125, Proyek Jalan Tol
Semarang-Solo,
3. Dinding
penahan
tanah
yang
direncanakan mempunyai dimensi dan
bentuk sesuai dengan desain aslinya,
4. Mutu beton dinding penahan tanah fc
30 Mpa,
5. Analisis terhadap stabilitas lereng pada
strukturCounter
Weight
di
sisi
kananabutment
A2 menggunakan
program Plaxis 8.5,
6. Kemiringan lereng pada struktur
Counter Weightdibuat1V:1,5H,
7. Elevasi muka air tanah di dalam
program Plaxis dianggap berada di
dasar lereng (di dasar geometri),
8. Waktu interval gempa untuk wilayah
Semarang diambil dari referensi tesis
Ismanti, 2012,

9. Beban gempa tidak diperhitungkan


dalam menganalisis DPT hanya
diperhitungkandalam
menganalisis
stabilitas lerengnya,
10. Untuk pekerjaan drainase tidak
dianalisis.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Dasar-Dasar Perkuatan Tanah
a. Konsep Tegangan - Regangan
Salah satu fungsi yang terpenting
dalam studi Mekanika Tanah adalah
perkiraan mengenai besarnya tegangan
akibat suatu beban atau pembebanan yang
akan menghasilkan deformasi
yang
berlebihan
disebut
Tegangan
Runtuh,dapat dilihat pada Gambar 2.1
(Purwanto, 2012).
Beban

Tegangan ( )
Regangan ( )

Deformasi

Gambar 2.1 Tegangan dan Regangan


(Sumber : Purwanto, 2012)
b.

Masa Tanah
Tanah merupakan material berbutir
halus, keruntuhan yang terjadi terutama
disebabkan
oleh
terguling
dan
tergelincirnya butiran-butiran dan bukan
karena oleh tarikan atau tekanan antar
butir-butir tanah. Oleh karena itu sifat
keruntuhan:Kuat Geser Tanah
Kekuatan geser tanah terdiri dari dua
parameter yaitu:
1. bagian yang bersifat kohesi C yang
tergantung dari jenisnya, dan
2. bagian yang mempunyai sifat
gesekan/frictional () yang bekerja
pada bidang geser.
Parameter kuat geser tanah yaitu sudut
gesek dalam () dan kohesi tanah ( )
dapat diperoleh dengan uji geser langsung.
Menurut
Coulomb
(1776)
dalam
Hardiyatmo (1992), kuat geser tanah
didefinisikan
= +

Keterangan:
= kuat geser tanah(kN/m2),
= Tegangan total pada bidang
geser(kN/m2),
c = Kohesi tanah (kN/m2), dan
= Sudut geser dalam tanah (derajat)
1. Stabilitas Terhadap Geser
Gaya yang menggeser dinding penahan
tanah akan ditahan oleh:
a. Gesekan antara tanah dengan dasar
pondasi dinding penahan tanah.
b. Tekanan tanah pasif bila didepan
dinding penahan tersebut terdapat
timbunan.
Faktor aman (SFgeser) didefinisikan
sebagai berikut :

SFgeser =
Keterangan:
Rh = Jumlah dari gaya-gaya horizontal
yang mencegah strukturbergeser.
ph = Jumlah dari gaya-gaya horizontal
yang menyebabkan struktur
bergeser.
Faktor aman terhadap geser dasar
fondasi
SFgeser 1.5 untuk tanah dasar granuler
SFgeser2 untuk tanah dasar kohesif
2.

Stabilitas Terhadap Guling


Faktor aman akibat terhadap guling
(SFguling), didefinisikan sebagai berikut:

SFguling =
Keterangan:
= momen yang menyebabkan
struktur terguling dengan
= momen yang mencegah struktur
terguling
Faktor aman terhadap penggulingan
(Fguling) begantung pada jenis tanah, yaitu:
SFguling 1.5 untuk tanah dasar granuler
SFguling 2 untuk tanah dasar kohesif
3.
a.

Daya Dukung Tanah


Persamaan Terzaghi
qu = cNc +Df Nq + 0,5 B N

Keterangan:
c = kohesi tanah (kN/m2 )
Df = kedalaman fondasi (m)
= berat volume tanah (kN/m3)
B= lebar fondasi DPT (m)
Nc,Nq , danN = faktor faktor kapasitas
dukung Terzaqhi
Untuk qall
qall = qu/SF
SF = faktor aman terhadap keruntuhan
tanah dasar minimum dipakai SF= 3.
4. Stabilitas Internal
1. Tinjauan Terhadap Tampak Badan
Dinding Penahan Tanah
a. Tegangan Desak,

b.
=
+
desak
..

c. Tegangan Tarik, seperti


=

..

desak

d. Tegangan Geser,
= .
geser
.
.

Keterangan:

= berat total struktur pada


penampang potongan I-I (kN.m)

= momen total struktur pada


penampang potongan I-I (kN.m)
b .
= lebar struktur yang
ditinjau pada potongan I-I (kN.m)
L
= panjang struktur yang
ditinjau selebar I m (m)
W
= berat tanah pada struktur
yang ditinjau (kN)
2. Tinjauan Terhadap Tampang Pada
Kaki Depan dan Belakang
a. Tegangan Ekstrim (tarik/tekan),

ekstrim =

tarik/tekan bahan
b. Tegangan geser yang terjadi,
3
= .
geser
2 b
.. L
Keterangan:

=momen total struktur pada


penampang potongan II-II (kN.m)
b
=
. lebar struktur yang ditinjau pada
potongan II-II (kN.m)

= panjang struktur yang ditinjau


selebar I m (m)
W= berat tanah pada struktur yang
ditinjau (kN)
5.

Teori Analisis Stabilitas Lereng


Faktor aman didefiniskan sebagai nilai
banding antara gaya yang menahan dan
gaya yang mengerakkan,
=
Keterangan:
= tahanan geser maksimum yang dapat
dikerahkan oleh tanah (kN/m2)
= tegengan geser yang terjadi akibat
gaya berat tanah yang akan longsor
(kN/m2 )
SF = faktor aman.
Menurut teori Mohr-Coulumb,
tahanan geser maksimum kuat geser tanah
( ) yang dapat dimobilisasi oleh tanah, di
sepanjang bidang longsornya,
= + g
Keterangan:
= tahanan geser (kN/m2)
c = kohesi (kN/m2)
= tegangan normal pada bidang runtuh
(kN/m2 )
= sudut gesek dalam tanah (derajat)
Nilai- nilai c dan adalah paremater kuat
geser tanah sepanjang bidang lonsor.
BAB III
METODE PENELITIAN

BAB IV
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Anaslisis Struktur Dinding Penahan


Tanah pada Abutment A2
A. Tanah Timbunan/Tanah Urug
1. Berat volume tanah urugan (b)
= 18 kN/m3
2. Kohesi tanah urugan (c)
= 0 (Tanah Granuler)
3. Sudut geser tanah = 300
B. Tanah asli
1. Berat volume tanah asli (b)
= 18 kN/m3
2. Kohesi tanah asli (c)
=2
3. Sudut geser tanah asli = 250
4.2 Data Teknis Dinding Penahan Tanah
Gambar stuktur potongan melintang
seperti pada Gambar 4.1
q = 0 ,6 . b

0 .4 0 m

T im b u n a n
T a n a h U ru g

b = 1 8 k N /m

5 .2 0 m
5 .7 0 m

C = 0

= 30
7 .0 0 m

T im b u n a n
T an ah ur ug

1 .8 0 m
1 .3 0 m

1 .0 0 m

A
L C = 0 .1 0 m
P a s .B t K o s o n g = 0 .2 0 m

0 .9 0 m

1 .0 0 m

3.60 m
5 .5 0 m

Gambar 4.1
Potongan
Dinding Penahan Tanah

Melintang

Data perencanaan dinding penahan


tanah sebagai berikut :
a. DPT terbuat dari Beton bertulang
b. DPT adalah jenis tipe Gravitasi dan
Cantilever Wall
c. Tinggi = 7,00 m, Lebar = 5,50 m
d. Beban lalu lintas dan pekerasan
diasumsikan diganti oleh tinggi
ekivalen ws= 0,6 m
e. Berat volume beton c = 25 kN/m3
f. PPI 1983 :
1. desak pasangan = 1500 kN/m2
2. tarik pasangan = 300 kN/m2
3. geser pasangan = 150 kN/m2

Potongan Melintang bidang gambar


seperti pada Gambar 4.2
b1

61,75

0,95

58,663

13,5

3,10

41,85

27

3,70

99,9

30,78

0,40

12,312

369,36

3,70

1366,632

16,2

4,30

69,66

38.88

3,70

143,856

0,60

52,488

M=1972,186

q= 0,6.b

0.40 m

6
Timbunantanah urug

b=18kN/m3
C =0

=30

h1=5.20 m
h5=5.70m

H= 7.00m
Pa1
Timbunan
Tanah urug

2
4

h2=1.80 m
h3=1.30 m

Pp
h..Kp

2c.vKp
LC=0.10m
Pas.Bt Kosong=0.20m

q.Ka h..Ka
0.90 m 1.00 m
b2
b3

V=657,22

Pa2

h4=1.00m

Pp

87.48

b4= 3.60m

V= 744,7

B = 5.50 m

Gambar 4.2Diagram Tekanan Tanah Aktif


dan Pasif

Koefisien tekanan tanah aktif dan pasif:


1. Untuk tanah asli
Ka = tg2(450 /2)
= tg2(450 25/2) = 0,4059
Kp = tg2(450 +/2) =tg2(450 + 25/2)
= 2,4639
2. Untuk tanah Timbunan
Ka= tg2(45 0 /2)
= tg2(450 30/2) = 0,333
Kp = tg2(450 +/2) =tg2(450 +30/2)
= 3,0
Tabel 4.1 Tekanan Tanah Aktif
No

1
2

Pa
(KN)

Jarak
ke A
(m)

Momen
aktif ke A
(kNm)

Pa1

25,2

3,5

88,2

Pa2

147

2,33

343

Pa=172,2

Ma=431,2

a. Tekanan tanah pasif akibat berat tanah


(bagian di sebelah kiri dinding yang
ditunjukan pada Gambar 5.6)
Pp = .(h2)2. . Kp + 2. c.Kp.h2
= 87,48 kN
b. Gaya vertikal dan momen terhadap
kaki depan titik A
Tabel 4.2 Gaya Vertikal dan Gaya Momen
terhadap Kaki Depan (titik A)
No

Berat Wi
(KN)

Jarak dari
A
(m)

Momen ke A
(kNm)

57

1,10

62,7

42,75

1,50

64,125

4.3Analisis Stabilitas Struktur


1) Stabilitas Terhadapa Gaya Ekternal
a. Stabilitas terhadap Gaya Guling.
SF

Mw
Mgl

1 ,5

Keterangan :
Mw =Momen yang melawan guling
Mgl =Momen mengakibatkan guling
Mp = 1972,186 kNm.
Ma = 431,2 kNm.
SF

Mw
Mgl

1972 ,186
431 , 2

4 , 574 .kNm

> 1,5 Aman

b.

Stabilitas terhadap Gaya Geser


Tekanan tanah aktif = Pa1+Pa2
Pa = 172,2kN
Gaya perlawanan : F = V. tg + Ep
V= 657,22 kN
Ep = Pp = 87,48 kN
= 250
F= 657,22. tg (250) + 87,48 kN
= 393,947 kN
Rh 1 , 5
SF
Ph
Keterangan :
Rh = F = Tahanan dinding penahan
Ph = Pa = Jumlah gaya horizontal
Rh 393,947
SF
2 , 288 1 , 5
172 , 2
Ph
> 1,5 Aman

c.

Stabilitas terhadap Daya Dukung


Tanah (DDT)

Mtotal

( Ma

Mp )

1. Momen Aktif terhadap titik A pada


potongan A-A.
Tabel 4.3 Momen Aktif terhadap Titik A

, )
,

= 2,492 m
,

Eksentrisitas=e = x = 2,492
= 0,258 m <1/6.b = 0,92m
kapasitas dukung tanah ijin Terzaghi,
dan persamaan tabel Vesic :
ult = c. Nc + H.. Nq + 0,50. B. . N.
Vesic 1973, untuk : = 25 0
= 250 Tabel : Nc = 20,72
Nq = 10,66
N = 10,88
ult = (2. 20,72 )+ (5,7. 18. 10,66) +
( 0,50. 5,50. 18. 10,88)
= 1673,716 kN/m2.
ult 1673,716
ijin

557,905.kn / m 2
SF
3
Tegangan yang terjadi di dasar pondasi:
1. Teganganvertikal maks didasar pondasi
=

.1
= 172,328

657,22 6.0,258
1
5,50.1
5,50
<
=557,905 kN/m 2

V
b.1

Tekanan Tanah
Aktif (kN)

Jarak ke
A (m)

Momen ke
A (kN.m)

10,8

1,50

16,2

27

1,00

27

Pa = 37,8

6.e 657,22 6.0,258


)
(1
) 66,661kN/ m2
b
5,50.1
5,50

= > 0 Aman
2) Stabilitas Terhadap Gaya Internal
A. Tinjauanterhadap potongan A-A
Potongan A-A beserta diagram
tekanan tanah lateral pada Gambar 4.4

Ma= 43,2

2. Momen Pasif terhadap Titik A pada


potongan A A
Tabel 4.4MomenPasif terhadap Titik A
Berat
(kN)

No

Jarak ke A
(m)

Momen ke A
(KNm)

30

0,20

6,0

11,842

0,505

5,983

8,526

0,084

0,718

V=50,368

Mp=12,701

Eksentrisitas pada titik A


Mtotal ( Ma Mp )
X
V
V
=

2. Tegangan vertikal min didasar pondasi


min (1

N0

(43,2 12,701)
= 0,606 m
50,368

b = 0,4 + 0,316 = 0,716 m


,
Eksentrisitas=e = x = 0,60
= 0,248m >b/6=0,108 m.
3. Tinjauan stabilitas terhadap tegangan
Desak :
V
Ma Mp 50 ,368 43, 2 12 ,701

dsk

b. 1

1 / 6.( b ) 2 .1

0,716 .1

1 / 6.( 0,716 ) 2 .1

427 ,5260 kN / m desak beton

= 427,526 kN/m2<desak Beton = 1500


kN/m2(Aman)

b1
0.40 m

q= 0,6. b

3
Pa1

3,0 0 m
1
h1 = 5.20 m
h5 = 5.70 m

Pa2
2

A'

H = 7.00 m

q.K a h. .Ka

4. Tinjauan stabilitas terhadap tegangan


Geser :
D A-A= Pa = Pa1 + Pa2
= 10,8 + 27 = 37,8kN.
2 D 2 37,8
.
35,206kN / m 2
3 b.h 3 0,716.1

.
h2= 1.80 m
h3= 1 .30 m

h4= 1.00 m

LC = 0.10 m
Pa s.Bt Koson g= 0.20 m 0. 90 m 1.0 0 m
b2

= 35,206 kN/m2 < geser beton


= 150 kN/m2(Aman)

b 4= 3. 60 m

b3
B = 5.5 0 m

Gambar 4.4 Potongan A-A Beserta


Diagram Tekanan Tanah Lateral

B. Tinjauan terhadap potongan B-C


Potongan B-C beserta diagram
tekanan tanah lateral pada Gambar 4.5

= 1474,111 kN/m2< desak Beton


= 1500 kN/m2 (Aman)
4. Tinjauan stabilitas terhadap tegangan
Tarik :

b1
0 .40m

q= 0,6. b

3
Ti mbunan ta nah uru g

b=18 kN/m3
C =0

= 30

h1= 5. 20 m
h5=5. 70 m
Ea1

trk

H= 7.00 m

V M a Mp 130,53 (243,675 19,745 )

b .1
1 / 6 .(b) 2 .1
1,00. 1
1 / 6.(1,00) 2 .1

Ea2

1213,0512 kN / m 2

2
B

q.Ka

h 2= 1.80m
h3=1.30 m

h. .Ka

h4= 1.00 m

LC= 0.10 m
Pas.Bt Kosong= 0.20 m

B'

0. 90 m 1.00 m
b2
b3

= -1213,051 kN/m2 < tarik beton


= 300 kN/m2 (Aman)

C'
b 4= 3. 6 m
B= 5 .50 m

Gambar 4.5 Potongan B-C Beserta


Diagram Tekanan Tanah Lateral
1. Momen Aktif terhadap titik B pada
potongan B-C
Tabel 4.5 MomenAktif terhadap TitikB
No

Tekanan
Tanah
Aktif (kN)

Jarak ke B
(m)

Momen ke B
(KNm)

20,52

2,85

58,482

97,47

1,9

185,193
Ma =243.675

5. Tinjauan stabilitas terhadap tegangan


Geser :
DB-C = Pa = Pa1 + Pa2 = 20,52+
97,47 = 117,99kN.
2 D 2 117,99
. .
78,660kN / m 2
3 b.h 3 1,00.1
= 78,660 kN/m2 < geser beton
= 150 kN/m2(Aman)
C. Tinjauan Terhadap Potongan C-C
Potongan C-C beserta diagram
tegangan dan superposisi tegangan pada
Gambar 4.6.
b1
0.40m

2. Momen Pasif terhadap titik B pada


potongan B C
Tabel 4.6 MomenPasif terhadap TitikB
No

Berat
(kN)

Jarak
ke B
(m)

Momen ke B
(KN.m)

h5 = 5.70m
H = 7.00m

57,00

0,20

11,4

42,75

0,08

3,42

30,78

0,20

4,925

V=130,53

Hc. c

Mp =19,745

Eksentrisitas pada titik B


( Ma
Mtotal
X

V
V

Ht. t

h3=1.30m

h4=1.00m

LC= 0.10m
Pas.Bt Kosong=0.20m 0.90 m 1.00 m
b2

b4= 3.60 m

b3
B= 5.50 m

Mp )

C'

243 ,6750 19,745 1,716 m

mak s

130 ,53

min

Diagram Tegangan

Eksentrisitas = e = x = 1,716
= 1,216 m >b/6=0,1667 m
3. Tinjauan stabilitas terhadap tegangan
Desak :
dsk

V M a M p 130,53 (243,675 19,745)

b.1
W
1,00.1
1/ 6.(1,00)2 .1
1474,111kN / m2 desak

H4
H3

H1

H2
Superposisi Tegangan

Gambar 4.6 Potongan Terhadap C-C


Beserta
Diagram
Tegangan
dan
Superposisi Tegangan.

Hasil dari perhitungan diatas bahwa


tegangan yang terjadi di dasar fondasi
didapat nilai sebagai berikut : maks =
172,328 kN/m2 dan min = 66,661
kN/m2 .Berikut
perhitungan
dari
superposisi tegangan pada potongan C-C:
H1 = maks Hc.c
=172,328 1,00. 25= 147,328 kN/m2.
H2 = 1 Hc.c
= 144,129- 1,00. 25= 119,129 kN/m2.
H3 = 2 Ht.t - Hc.c=112,797 5,70.
18 1,00. 25 = -14,803 kN/m2.
H4 = min - Ht.t - Hc.c = 66,661
5,70.18 1,00.25=- 60,939 kN/m2
1. Tinjauan Terhadap Potongan C- C
Momen yang terjadi pada tampang
C- C tampak pada Gambar 4.7.

4.4 Anaslisis Stabilitas Lereng dengan


Struktur Counter Weight di Sisi Kanan
Abutment A2
A.

DPT Berdiri di Lereng Tanah Asli di


Sisi kanan Abutment A2
pemodelan
stabilitas
lereng
dengankemiringan lereng asli 1V:0.25H,
dapat dilihat seperti pada Gambar 4.8
12.50 m
100 k N/m

7.0 0 m

8.00 m

Tanah
Timbuna n
Lanau Sedikit
Lempung

10.00 m

Batuan Pasir,
Abu- abu keh itaman

3 5.00 m

Batuan Lempung

1 /2H
1V

53 .00 m

22.00 m

2/3. 3,60 m
(H4-H3)

H4
H3

5.50 m 5.0 0 m

7 .40 m

9.50 m

11.94 m

4.00 m

16.22 m

6 9.30 m

60,939

14,803

9.80 m

3,60 m

Gambar 4.7Momen yang Terjadi pada


Tampang C- C
M = H3. 3,60. .3,60 + (H4- H3).
3,60. 2/3. 3,60= 14,803. 3,60. .
3,60+ (60,939- 14,803). 3,60. 2/3.
3,60= 295,232 kNm.

Gambar 4.8 Permodelan Topografi


Asli di Sta 22+125

Lereng

Besarnya
nilai
maximum
total
displacements tanpa beban gempa
372,5410-3m sedangkan dengan beban
gempa 515,4810-3m seperti tampak pada
Gambar 4.9a dan Gambar 4.9b.
Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng

2. Tegangan Desak yang terjadi :


dsk

M
295, 232

1048,161kN / m 2
1 / 6.(b) 2 .1 1 / 6.(1, 30 ) 2 . 1

=1048,161 kN/m2 < desak Beton


= 1500 kN/m2 (Aman)

3. Tegangan Geser yang terjadi :


DC-C= H3. 3,60 + . (H4-H3). 3,60
= 14,803. 3,60 + 0,5.(60,93914,803). 3,60 = 136,336 kN.

Gambar 4.9a Total Displacement tanpa


Beban Gempa

2 D 2 136,336
.
69,916kN / m2
3 b.h 3 1,30.1

= 69,916 kN/m2 < geser beton


= 150 kN/m.(Aman)

Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng

Gambar 4.9b Total Displacement dengan


Beban Gempa

Gambar 4.11a Effective Stresses pada


Lereng tanpaBeban Gempa

arah pergerakan tanah

Gambar 4.10a Arah Pergerakan Tanah


tanpaBeban Gempa
arah pergerakan tanah
arah beban gempa

Gambar 4.11b Effective Stresses pada


Lereng dengan Beban Gempa
Gambar 4.12 menunjukkan nilai
angka aman (SF) pada lereng Sta. 22+125
tanpa beban gempa 1,251, dengan beban
gempa 1,249

Gambar 4.10b Arah Pergerakan Tanah


dengan Beban Gempa
Besarnya nilaieffective stresses
tanpa beban gempa -870,65 kN/m2 dan
dengan beban gempa -875,93 kN/m2
seperti tampak pada Gambar 4.11a dan
Gambar 4.11b.

Gambar 4.12 Kurva SF Lereng tanpa dan


dengan Beban Gempa

10

B. DPT Berdiri di Lereng Tanah Asli di


Sisi Kanan Abutment
A2 yang
Diperbaiki dengan Dua Struktur
Counter Weight
Permodelan lereng diperbaiki dengan
dua struktur Counter Weightdengan
kemiringan lereng 1V:1,5H, seperti pada
Gambar 4.13

Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng

12 .50 m
10 0 kN/ m

Tan ah
Timbuna n

7.00 m

8.00 m
14.00 m

10 .00 m

Gambar 4.14b Total Displacement dengan

Coun ter Wei ght

Lana u Sedikit
Lem pung

BebanGempa

1.5H
1V
Berm

Batuan Pasir,
Abu-abu ke hita man

Tanah
Timbunan
5 3.0 0 m

17.00 m

3 5.0 0 m

C ounter Weight
1 .5H

arah pergerakan tanah

1V

Batua n Lempung

22.00 m

9.80 m

5.50 m 5.00 m

7 .40 m

9.5 0 m

4.20 m 4.00 m

24.0 0 m

69.30 m

Gambar 4.13 Permodelan Topografi


Lereng Diperbaiki di Sta 22+125
Besarnya nilai maximum total
displacements tanpa beban gempa
358,81 10-3 m dengan beban gempa
811,12 10-3m seperti tampak pada
Gambar 4.14a dan Gambar 4.14b.

Gambar 4.15a Arah Pergerakan Tanah


tanpaBeban Gempa
arah pergerakan tanah
arah beban gempa

Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng

Gambar 4.15b Arah Pergerakan Tanah


denganBeban Gempa
Gambar 4.14a Total Displacement tanpa
Beban Gempa

Besarnya nilai effective stresses


tanpa beban gempa -921,02 kN/m2 dan
dengan beban gempa -999,32 kN/m2
seperti tampak pada Gambar 4.16a dan
Gambar 4.16b.

11

C. DPT Berdiri di Lereng Tanah Asli di


Sisi Kanan Abutment A2 yang
Diperbaiki dengan Tiga Struktur
Counter Weight
Permodelan stabilitas lereng dengan
tiga Counter Weight dengan kemiringan
lereng 1V:1,5H, dapat dilihat seperti pada
Gambar 4.18
12.50 m
1 00 kN/ m

Tanah
Timbunan

7.00 m

Gambar 4.16a Efektif Stress pada Lereng


tanpaBeban Gempa

8.00 m 9.00 m

10.00 m
9.00 m

Counter We ight

Lanau Sedikit
Lempung

1.5H
1V

Berm
Cou nter Weight

1.5H

Batuan Pasir,
Abu -abu kehitama n

Tanah
Timbunan

1V
Berm
Counter Weight

5 3.00 m
1.5H

13.00 m

35.00 m

1V

Batuan Lempung

22.0 0 m

4.00 m
9.80 m

5.50 m 5.00 m

7.40 m

9.50 m

11.94 m

4.00 m

16 .22 m

69.30 m

Gambar 4.18 Permodelan


Lereng di Sta 22+125
Gambar 4.16b Efektif Stress pada Lereng
denganBeban Gempa
Gambar 4.17 menunjukkan kurva
angka aman (SF) tanpa beban gempa
1,435, dengan beban gempa sebesar 1,428

Topografi

Besarnya
nilai
maximum
total
displacements pada lereng tanpa beban
gempa 361,2410-3m sedangkan dengan
beban gempa 837,70 10-3 m seperti
tampak pada Gambar 4.19a dan Gambar
4.19b.
Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng

Gambar 4.23Kurva SF Lereng tanpa dan


denganBeban Gempa

Gambar 4.19a Total Displacement tanpa


BebanGempa

12

Nilai-nilai displacement
yang terjadi pada lereng

Gambar 4.19b Total


denganBeban Gempa

Displacement

Gambar 4.20a Arah Pergerakan Tanah


tanpaBeban Gempa
arah pergerakan tanah
arah beban gempa

Gambar 4.22a Efektif Stress pada Lereng


tanpa Beban Gempa

Gambar 4.22b Efektif Stress pada Lereng


dengan Beban Gempa
Gambar 4.23 menunjukkan nilai
angka aman (SF) tanpa beban gempa
1,439 dan dengan beban gempa 1,430

Gambar 4.20b Arah Pergerakan Tanah


dengan Beban Gempa
Besarnya nilai effective stresses
tanpa beban gempa -916,55kN/m2 dan
dengan beban gempa -993,20kN/m2
seperti tampak pada Gambar 4.21a dan
Gambar 4.21b.

Gambar 4.23 Kurva Sf padaLereng tanpa


dan dengan Beban Gempa

13

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Stabilitas struktur dinding penahan
tanah berdasarkan pada tinjauan
ekternal didapat stabilitas terhadap
gaya guling sebesar = 4,574, stabilitas
terhadap gaya geser sebesar = 2,288
dari SF = 1,50 maka kondisi gaya
guling dan geser aman karna lebih
besar dari safety factor yang
diisyaratkan. Untuk stabilitas terhadap
daya dukung tanah maks = 172.328
kN/m2 < ijin = 557,905 kN/m2
(aman). min = 66.661 kN/m2 > 0
(aman). Untuk tinjauan stabilitas
internal terhadap pada potongan A-A
didapat tegangan desak, desak =
427,560 kN/m2 < desak beton 1500
kN/m2 (aman). Tegangan geser
=
35,206 kN/m2 < geser beton 150
kN/m2 (aman). Tinjauan terhadap
potongan B-C didapat tegangan desak,
desak = 1474,112 kN/m2 < desak
beton 1500 kN/m2 (aman). Tegangan
tarik, tarik = -1213,051 kN/m2 <
tarik beton 300 kN/m2 (aman).
Tegangan geser = 78,660 kN/m2 <
geser beton 150 kN/m2 (aman).
Tinjauan terhadap potongan C-C
didapat tegangan desak, desak =
1048,161 kN/m2 < desak beton 1500
kN/m2 (aman). Tegangan geser
=
69,916 kN/m2 < geser beton 150
kN/m2 (aman).
2. Stabilitas lereng dimana DPT berdiri
pada kondisi tanah asli tanpa beban
gempa diperoleh angka aman sebesar
1,251 dan dengan beban gempa
sebesar 1,249, nilai ini tidak
memenuhi syarat yang disepakati di
proyek sebesar 1,30
3. Stabilitas Lereng dimana DPT berdiri
di atas lereng asli yang diperbaiki
dengan dua struktur Counter Weight
didapat hasil angka aman tanpa beban
gempa sebesar 1,435 dan dengan

beban
gempa
sebesar
1,428,
sedangkan diperbaiki dengan tiga
struktur Counter Weightdidapat hasil
angka aman tanpa beban gempa 1,439
dan dengan beban gempa 1,430, nilai
ini telah memenuhi syarat yang
disepakati di proyek sebesar 1,30.
5.2 Saran
1. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan
perbandingkan kemiringan lereng
pada Counter Weight agar didapat
nilai angka aman yang bervariasi.
2. Dalam analisis stabilitas lereng
dengan program Plaxis ini diperlukan
trial and eror yang banyak
3. Perlu diberi bangunan drainase di
sekitar dinding penahan tanah dan
lereng untuk mengalirkan air hujan.

DAFTAR PUSTAKA
Arum, S.P. (2010). Redasain Dinding
Penahan Tanah Tipe Pasangan
Batu Kali dengan Geotekstil
Teranyam (Woven Geotextile),
Studi Kasus Lereng Sungai Pada
Gedung D3 Ekonomi UII. Tugas
Akhir.
(Tidak
Diterbitkan).
Universitas
Islam Indonesia.
Yogyakarta.
Brinkgreve, R.B.J et al. (2007). PLAXIS
2D Versi 8. Delft University of
Technology
and
PLAXIS.
Belanda
Heryono, I.T. (2010). Kajian Stabilitas
Lereng
Abutment
Jembatan
Susukan Jalan Tol Semarangsolo, Ruas Semarang-Bawen,
Seksi II Gedawang-Penggarong
Menggunakan program Plaxis 8.2.
Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan).
Universitas
Gajah
Mada.
Yogyakarta.

14

Hardiyatmo, H.C. (2011). Analisis dan


Perancangan Fondasi 1. Gajah
Mada
University
Press.
Yogyakarta.
Hardiyatmo, H.C. (2010). Mekanika
Tanah 2. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Hardiyatmo, H.C. (2010). Stabilitas Tanah
untuk Perkerasan Jalan. Gajah
Mada
University
Press.
Yogyakarta.
Hardiyatmo, H.C. (2006). Penanganan
Tanah Longsor dan Erosi. Gajah
Mada
University
Press.
Yogyakarta.
Ismanti, Sito. (2012). Analisis Perilaku
Timbunan dengan Perkuatan
Geosintetik
Menggunakan
Software Plaxis. Thesis. (Tidak
Diterbitkan). Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Purwanto Edy. (2009). Desain Pondasi
Dangkal (Bahan Kuliah Desain
Pondasi Dangkal), Jurusan Teknik
Sipil Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta.
PT. Global Perfex Synergi & ASS. (2012).
Justifikasi
Teknik
Pekerjaan
Timbunan Abutment dan Badan
Jalan Lokal serta Fondasi Tiang Bor
pada Overpass Sta.21+850, Bawen.
Semarang.
PT. Waskita Karya Tbk. (2011). Laporan
Soil Investigation Bor Mesin/Bor
Log. Semarang.

15

You might also like