Professional Documents
Culture Documents
Banyak yang menyangka kalau Abu Lahab dengan Abu Jahal itu satu orang. Sebenarnya dua
orang. Abu Lahab itu paman Nabi Muhammad SAW, sedangkan Abu Jahal tidak ada hubungan
darah dengan nabi. Nama Abu Lahab yang sebenarnya adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib,
sedangkan nama Abu Jahal yang sebenarnya adalah Abdul Hakam bin Hisyam.
Tentang Abu Lahab
Ia adalah tokoh kuffar Quraisy yang sangat membenci Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam
yang dibawanya. Dialah yang mempermalukan Nabi di depan umatnya dengan ucapan yang
hina, Celaka engkau hai Muhammad! Apakah ini maksudmu mengundang kami kemari? kata
Abu Lahab dengan sangat marah saat nabi sedang berkhutbah di kaki bukit.
Karena kelancangannya itulah, pada hari itu juga Allah mempermalukan Abu Lahab dengan
turun Surat Al-Lahab : Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke
dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar
fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal. (QS. Al-Lahab : 1 4).
Abu Lahab ketika itu tidak sendiri, ada lagi kawan setianya Abu Jahal, Walid bin Mughirah AlMakhzumi, Ash bin Wail As-Sahmi, Amru bin Hisyam, Abdul Azza, Nadhar bin Harits, Uqbah
bin Abi Muith, Ubay bin Khalaf, Umayyah bin Khalaf, dan lain-lain.
Tentang Abu Jahal
Nama aslinya Abdul Hakam bin Hisyam. Sejak sama-sama remaja Abu Jahal senantiasa
mengolok-olok Muhammad. Pernah juga keduanya berkelahi, Abu Jahal kalah dan terkilir
lututnya. Ia sangat dendam kepada Muhammad.
Abu Jahal pernah melamar Khadijah binti Khuwailid, tetapi Khadijah menolak lamaran tersebut.
Beberapa bulan kemudian, Muhammad meminang Khadijah dan langsung diterima. Hati Abu
Jahal semakin dengki kepada Muhammad. Setelah orang-orang lemah masuk Islam, Abu Jahal
memproklamirkan dirinya sebagai preman kota Makkah. Orang-orang dhuafa yang masuk Islam
semua mendapat penyiksaan pedih dari Abu Jahal. Yasir dan istrinya Sumiyyah mendapat siksa
sampai syahid di tangan Abu Jahal.
Isra Miraj terjadi pada 27 Rajab, tahun ke-12 dari kenabian atau 2 tahun sebelum Hijriyah.
Setelah Isra Miraj Rasulullah mengajak manusia supaya percaya kepada kisah perjalanan yang
menakjubkan itu. Banyak orang yang tidak percaya, termasuk Abu Jahal. Bohong kau
Muhammad, bagaimana mungkin dalam satu malam saja kamu bisa ke Baitul Maqdis? Kalau
kau benar-benar sampai di sana, coba kau ceritakan apa yang kau lihat dalam perjalanan.
Muhammad bercerita sesuai dengan yang dilihatnya secara akurat. Orang ramai membenarkan
kecuali segelintir para munafiq dan Abu Jahal. Itu sihir yang nyata!, teriak Abu Jahal.
Kemudian Abu Jahal dan anak buahnya selalu menganggu orang-orang yang shalat. Mereka
sering melemparkan orang-orang shalat dnegan tahi unta, kotoran kambing, dan sebagainya.
Mereka ramai dan sering mengejek orang-orang Islam dan Muhammad SAW, namun demikian,
nabi dan pengikutnya tetap bersabar dan tidak melawan orang jahil yang berkelompok itu.
Suatu hari, Abu Jahal sendiri yang ingin membinasakan Nabi Muhammad SAW. Ketika nabi
sedang sujud, Abu Jahal muncul mengendap-ngendap dengan batu besar di tangannya. Ia ingin
menghantam kepala nabi agar pecah. Tiba-tiba ia melihat seekor unta raksasa yang ingin
menelannya. Abu Jahal ketakutan sambil melepaskan batu dan lari terbirit-birit, sampai
terkencing dan terberak dalam celana. Sampai di rumah ia pingsan beberapa saat.
Dasar orang jahil, Abu Jahal belum merasa jera, ia terus merongrong Muhammad, dan dia pula
yang merancang siasat agar Muhammad dibunuh atau diusir dari Makkah. Ketika Muhammad
telah hijrah, Abu Jahal berpesta pora. Ia merasa dirinya sudah menang dan merasa cukup. Allah
berfirman tentang Abu Jahal ini, Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar
melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup. (QS. Al-Alaq : 6 7)
hanya ingin mencela agama nenek moyang kita, menuduh kita menyimpang dari
kebenaran serta mencaci tuhan-tuhan kita. Sungguh aku berjanjiatas nama Allah
untuk duduk di dekatnya dengan membawa batu besar yang mampu aku angkat
dan aku hempaskan ke atas kepalanya saat dia sedang sujud dalam shalatnya.
Maka setelah itu, kalian hanya memiliki dua pilihan; menyerahkanku atau
melindungiku. Dan setelah itu, Silakan Bani Abdi Manaf berbuat apa saja yang
mereka mau.
Mereka menjawab, Demi Allah, Demi Allah! Sekali-kali
menyerahkanmu. Lakukan apa yang engkau inginkan.
Kami
tidak
akan
Pagi harinya, Abu Jahal benar-benar mengambil batu besar sebagamana yang ia
katakan, kemudian duduk sambil menunggu Rasulullah SAW, tak berapa lama,
Rasulullah datang sebagaimana biasa. Lalu beliau melakukan shalat sedangkan
kaum Quraisy juga sudah datang dan duduk ditempat mereka berkumpul sambil
menunggu yang akan dilakukan oleh Abu Jahal. Rasul saat sujud, Abu jahal
mengangkat batu besar kemudian berjalan menuju kearah nabi hingga jaraknya
dekat. Akan tetapi anehnya ia berbalik mundur, wajahnya pucat pasi ketakutan.
Tangannya sudah tidak bisa menahan beratnya batu hingga dia melemparkannya.
Menyaksikan hal seperti itu, para pemuka Quraisy bergegas menyongsong dan
bertanyaAda apa denganmu, wahai Abu Jahal.
Aku telah berdiri menuju kearahnya untuk melakukan yang telah ku katakan
semalam, namun ketika aku mendekatinya seakan ada onta jantan yang
menghalangiku. Aku belum pernah melihat onta jantan yang lebih menakutkan
darinya, baik rupanya, lehernya ataupun taringnya. Binatang itu ingin
memangsaku, Kata Abu Jahal.
Walaupun demikian Abu Jahal tidak ada sadarnya pada saat parlemen Darun
Nadwah mengadakan sidang istimewa, Abu Jahal mewakili kabilah Bani Makhzum.
Sidang parlemen ini menyepakati terhadap keputusan keji untuk membunuh Nabi
Muhammad SAW . Usulan keji itu berasal dari penjahat kelas kakap Makah yaitu
bernama Abu Jahal dengan usulan bahwa setiap kabilah harus memilih seorang
pemuda yang gagah dan bernasab baik sebagai perantara, kemudian masingmasing diberikannya pedang yang tajam, lalu mereka arahkan untuk menebas
secara serentak seakan tebasan satu orang untuk kemudian membunuhnya.
Dengan begitu akan terbebas dari ancamannya. Berarti darahnya telah
ditumpahkan oleh semua kabilah.
Tatkala keputusan keji itu akan dilaksanakan turunlah Malaikat Jibril untuk
memberitahukan perihal persekongkolan Kaum Quraisy. Atas izin Allah SWT Nabi
Muhammad SAW berhijrah meninggalkan Makah.
Abu Jahal dengan penuh keangkuhan dan kesombongan yakin betul akan berhasil
membunuh Nabi seraya berkata pada rekannya Jika kalian tidak melakukannya ,
maka dia akan menyembelih kalian. Sekalipun persiapan yang dilakukan orang
Quraisy untuk melaksanakan rencana keji sedemikian rapinya namun mereka
mengalami kegagalan.
Abu Jahal gagal menangkap nabi lantas melabrak menyatroni Rumah Abu Bakar dan
keluarlah Asma binti Abu Bakar. Abu Jahal yang terkenal dengan perangainya yang
buruk menampar pipi Ama dengan sebuah tamparan yang menyebabkan antingantingnya jatuh.
Singkat cerita dengan sisa-sisa kecongkakan dan keangkuhannya dia berusaha
untuk tegar dan semangat. Abu Jahal yang suka mencaci maki Rasulullah SAW itu
diserang oleh dua pemuda secara serentak pada saat perang Badar dengan
pedangnya hingga dapat membunuhnya. Dua pemuda tersebut bernama Muadz bin
Amr Al-Jamuh dan Muawwid bin Afra.
KISAH MUSAILAMAH AL KADZAB
Musailamah Al Kadzb adalah seorang nabi palsu. Ia mendakwahkan dirinya jadi
nabi. Ia berusaha untuk menandingi Al Quran, padahal mustahil bagi manusia
dapat membuat susunan yang serupa dengan Al Quran yang dapat
menandinginya. Keindahan susunan dan gaya bahasanya serta isinya tidak ada tara
bandingannya. Al Quran adalah mukjizat yang terbesar yang diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Di dalam Al Quran sendiri memang terdapat ayat-ayat yang menantang setiap
orang dan mengatakan: kendatipun berkumpul jin dan manusia untuk membuat
yang serupa dengan Al Quran, mereka tidak akan dapat membuatnya,
sebagaimana Firman Allah SWT
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
mengatakan yang serupa Al Quran ini, niscaya tidak mereka akan dapat
membuatnya, biarpun sebagian mereka membantu sebagian (yang lain). (QS Al
Isra ayat 88).
Musailamah Al Kadzab nabi palsu itu membuat gubahan untuk menandingi Al
Quran. Kata-kata Musailamah Al Kadzab yang dianggapnya dapat menandingi
sebagian ayat-ayat Al Quran contohnya adalah:
Artinya: Hai katak (kodok) anak dari dua katak, berkuaklah sesukamu,bahagian
atas engkau di air dan bahagian bawah engkau di tanah.
Sifat dengki, bukanlah sifatnya orang yang beriman, tetapi sifat ini adalah sifat Iblis.
Orang yang dengki akan mendapat dosa yang besar dari Allah SWT. Islam
mengajarkan untuk saling tolong-menolong. Kita harus menjaga persaudaraan,
saling membantu dan saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan menetapi
kesabaran.
Firman Allah SWT
Artinya:Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah
kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S Al Maidah (5): 2)
Artinya: Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran Q.S Al Ashr (103):3)
Oleh karena itu kita harus bisa menghindari perilaku dengki seperti yang telah
dilakukan oleh Abu Lahab dan Abu Jahal karena kedua orang tersebut adalah orang
yang paling jahat dan jelek sekali moralnya, seakan-akan tidak ada lagi
kebaikannya, hatinya tidak terbuka sedikitpun untuk menerima kebenaran.
Makanya kita sebagai muslim jangan sampai mengikuti perilakunya. Kita harus
berdaya upaya untuk menghindari perilaku dengki agar dapat selamat di dunia dan
di akherat kelak.
Musailamah Al Kadzab pembohong
Bohong adalah tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Musailamah Al
Kadzab adalah seorang yang berperilaku bohong. Ia mengaku sebagai Nabi,
padahal setelah Nabi Muhammad SAW tidak ada lagi nabi. Nabi Muhammad SAW
adalah Nabi yang terakhir. Nabi Akhiruz zaman.
Musailamah Al Kadzab menunjukkan perilaku yang buruk, tidak mencerminkan
perilaku yang terpuji, bahkan merupakan induk dari berbagai akhlak yang buruk.
Berbuat bohong sangat merugikan diri sendiri dan orang banyak.
Perilaku bohong merupakan penyakit rokhani, ucapannya tidak akan dipercaya
orang, sekalipun yang diucapkannya itu benar. Dalam hal bohong seperti yang
dilakukan oleh Musailamah Al Kadzab banyak macam ragamnya diantaranya,
mendustakan ayat-ayat Allah SWT dan Rasul-Nya, berbohong kepada orang lain,
berbohong antara atasan dan bawahan, pemimpin dengan pemimpin, berbohong
antar teman sendiri dll.
Berbohong merupakan akhlak yang tercela yang harus kita hindari sejauh mungkin,
apalagi berbohong kepada Allah SWT dan Rasul-Nya akan berakibat yang fatal
sebagaimana Firman Allah SWT
Artinya: Dan pada hari Kiamat akan melihat orang-orang yang berbuat dusta
terhadap Allah SWT mukanya menjadi hitam. Bahkan dalam neraka jahannam itu
ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri (Q.S. Az Zumar ( 39 ): 60)
Berbohong selain termasuk sifat tercela yang pelakunya akan ditempatkan di
neraka Jahannam, juga merupakan salah satu sifat dari munafik. Dalam hadits
Bukhari Muslim disebutkan:
Artinya: Tanda-tanda orang Munafik ada tiga: apabila berbicara selalu bohong /
dusta, apabila berjanji tidak ditepati/ menyelisihi, dan apabila dipercaya berhianat
(H.R. Bukhari Muslim).
Perilaku seperti yang dilakukan Musailamah Al Kadzab si Nabi Palsu itu harus kita
hindari. Perilaku yang harus kita pupuk adalah perilaku untuk memperbaiki iman
kita, karena dengan iman yang baik akan membuahkan akhlak yang terpuji dan dari
akhlak yang terpuji akan mewujudkan perbuatan yang terpuji, tegas, lugas dan
tidak akan berbohong.
Orang yang selalu berkata jujur, benar, adil dan terbuka akan memperoleh
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akherat kelak. Oleh karena itu jauhilah
sifat sifat tercela seperti bohong ini dalam kehidupan sehari-hari sebagai bukti
takwa kita terhadap Allah SWT.
Orang yang jujur akan dipercaya orang lain, disukai teman, dicintai Allah SWT dan
Rasul-Nya dan bisa hidup dengan tenang dan nyaman. Akan tetapi sebaliknya
apabila sifat bohong kita lakukan akan membuat kita sendiri rugi. Kita akan dijauhi
teman, dibenci Allah SWT dan rasul-Nya dan akan selalu merasakan resah, gundah,
gelisah dalam hidup dan kehidupannya.
http://sejarah.kompasiana.com/2010/08/14/kisah-abu-jahal-abu-lahab-danmusailamah-al-kadzab/