Professional Documents
Culture Documents
menutup seluruh bagian belakang diskus. Mulai L1 gamen ini menyempit, hingga
pada daerah L5-S1 lebar ligament hanya tinggal separuh asalnya. Diskus
invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis. Diskus paling
tebal terletak di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan
columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar kolumna
vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma. 1,2
b. Segmen posterior, arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu sama
lain oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertansversa
dan ligamen flavum. Pada prosesus spinosus dan transversus melekat otot-otot
yang turut menunjang dan melindungi columna vertebralis. Bagian posterior
vertebrae antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).
Hubungan antara corpus vertebra servikal (dan juga corpus vertebra lainnya)
dimungkinkan oleh adanya sendi,umumnya disebut sendi faset, biasa juga disebut
sendi apofiseal atau zygapofiseal, memungkinkan adanya pergerakan (fleksi,ekstensi
ataupun rotasi), menyerupai engsel, terletak langsung di belakang kanalis spinalis.
Sendi faset merupakan sendi sinovial,dikelilingi oleh jaringan ikat dan menghasilkan
cairan untuk memelihara dan melicinkan sendi. Pada permukaan superior dan inferior
prosessus uncinate terdapat pula sendi faset,lebih dikenal dengan nama sendi
uncovertebral dari Luschka (joint of Luschka) yang juga penting dalam biomekanikal
dan stabilitas tulang vertebra. Lingkup gerak sendi pada vertebra servikal adalah yang
terbesar. Vertebra torakal berlingkup gerak sedikit karena adanya tulang rusuk yang
membentuk toraks, sedangkan vertebra lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang
lebih besar dari torakal tetapi makin ke bawah lingkup geraknya makin kecil. 1-3
Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage
Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nukleus
pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit
kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna
vertebralis. Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya
adalah bangunan yang tidak peka nyeri.
Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai
sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan
menahan tekanan/beban. Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus
menurun dan diganti oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis
dan kurang lentur, dan sukar dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior
di bagian L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.
Mulai daerah lumbal 1 ligamentum longitudinal posterior makin mengecil sehingga
pada ruang intervertebre L5-S1 tinggal separuh dari lebar semula sehingga
mengakibatkan mudah terjadinya kelainan didaerah ini. 1-3
1.1.1
Vertebra servikal
Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus
spinosus (bagian seperti sayap pada tulang belakang) yang pendek. Vertebra servikal
diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-C7, namun beberapa memiliki sebutan
khusus seperti C1 atau atlas dan C2 atau aksis. Setiap mamalia memiliki 7 ruas
vertebra servikal. 1-3
Vertebra servikalis yang tipikal mempunyai ciri antara lain processus
transversus mempunyai foramen trnsversum untuk tempat lewatnya arteri vertebralis
dan vena vertebralis, spina bifida kecil, korpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi,
foramen vertebralis besar dan berbentuk segitiga, processus articularis superior
mempunyai facies yang menghadap ke belakang dan atas,
procesus articularis
Vertebra lumbalis
Vertebra lumbalis terdiri dari 5 ruas yang disebut sebagai L1-L5. Bagian ini
merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung beban terberat dari
tulang vertebra yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi
tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil. 1-3
Vertebra lumbalis yang tipikal mempunyai ciri yaitu corpus besar dan
berbentuk ginjal, pediculus kuat dan mengarah ke belakang, lamina tebal, foramina
vertebrale berbentuk segitiga, processus transversum panjang dan langsing, processus
spinosus pendek, rata, berbentuk segiempat, dan mengarah ke belakang, fascies
articularis processus articularis superior menghadap ke medial dan yang inferior
menghadap ke lateral. 1-3
1.1.4
Vertebra sakralis terdiri dari 5 ruas (S1-S5). Vertebra sakralis bergabung dan
tidak memiliki celah atau diskus intervertebralis satu sama lainnya. Vertebra
coccygeus terdiri dari 4 ruas (Co1-Co4) yang saling bergabung dan tanpa celah. 1-3
Gambar 1.6 Sakrum dan Coccyx. (a) Penampang anteriot (b) Penampang posterior
dan juga oleh meningen spinal dan CSF. Saraf spinal berjumlah 31 pasang yaitu : 8
pasang saraf servikal, 12 pasang saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf
sakral, dan 1 pasang saraf koksigeal.1,2
Pada potongan melintang terlihat substansia grisea atau gray matter (abu-abu)
dan substansi alba atau white matter (putih). Bagian central membentuk huruf H
(Gray Matter) dan dikelilingi oleh White Matter. Dua bagian medulla spinalis
dipisahkan oleh septum medianus (dorsal/posterior) dan fissura medianus
(ventral/anterior). Sulcus dorsolateral (posterior) adalah pintu masuk akar saraf
posterior (sensorik) dan sulcus ventrolateral (anterolateral) adalah pintu keluar akar
saraf ventral (motorik) . Tiga area white matter meliputi funikulus posterior, funikulus
lateralis, funikulus anterior . 1,2
a. Substansia grisea (gray matter ) 1,2
1)
2)
3)
4)
Cornu Anterior (anterior horn cell/ AHC) berisi akar saraf motorik.
Cornu Intermediolateral terbatas pada regio thoracal dan upper lumbal.
Cornu Posterior (posterior horn cell/ PHC) berisi akar saraf sensorik
Canalis Centralis terletak di tengah substansia abu-abu, membagi medulla
Gambar 2.3 Warna biru merupakan Tractus Ascending (sensory) dan warna merah
merupakan tractus descending (motorik)
DAFTAR PUSTAKA
1. Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi
Umum dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.
2. Sidharta, Priguna. 1999. Neurologi Klinis Dasar, edisi IV, cetakan kelima.
Jakarta : PT Dian Rakyat. 87-95.