You are on page 1of 5

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN PADANG


TAHUN AJARAN 2013/2014
Prosedur PEmeriksaan fisik ABDOMEN
Nama Mahasiswa : __________________________________
NIM
: __________________________________
Semester/Kelas : __ / ______________________________
Hari/Tanggal
: __________________________________
NO
A.
1.
2.

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

C.

ASPEK YANG DINILAI

SKOR
0
1
2

FASE PRE INTERAKSI


Cek catatan perawatan dan catatan medis pasien (jika
sudah ada)
Persiapan
a. stetoskop
b. Sampiran/skerem
c. Anjurkan pasien untuk BAK terlebih dahulu
FASE ORIENTASI
Salam terapeutik & panggil klien dengan namanya
Perkenalkan diri (jika pertemuan pertama)
Tanyakan keluhan dan kaji keadaan spesifik klien
Jelaskan pada klien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan, tujuan dan prosedurnya
Jelaskan kontrak waktu dan perkiraan lama prosedur
Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
Minta persetujuan klien/keluarga (informed consent)
Persiapkan lingkungan: tutup jendela/gorden atau
pasang sampiran untuk menjaga privasi klien, pastikan
pencahayaan yang cukup
FASE KERJA
1. Atur berbaring pada posisi supine
2. Letakkan satu bantal dibawah kepala dan lutut
3. Buka abdomen dari prosesus xipoideus sampai atas
simpisis
4. Pastikan ruangan hangat dan pencahayaan cukup
5. Hangatkan tangan dan stetoskop
6. Visualissasikan struktur/organ dibawahnya sebelum
memulai pemeriksaan
7. Anjurkan pasien mengendurkan otot abdomen dengan
cara mengambil nafas dalam berkali-kali
8. Minta pasien untuk menunjukkan area yang nyeri
(area ini diperiksa terakhir)
9. Berdiri disamping kana pasien
10.Lakukan pemeriksaan dengan urutan inspeksi,
auskultasi, perkusi, dan palpasi
Inspeksi
1. Kontur dan kesimetrisan
- Observasi bentuk abdomen antara batas tulang rusuk
dengan simpisis pubis (dengan posisi setinggi
mata/pemeriksa susuk atau berlutut)
- Observasi kesimetrisan abdomen (berdiri disamping,
didepan kaki tempat tidur), bandingkan kiri dan
kanan. Perhatikan ada tonjolan atau distensi kandung
kemih.
- Abdomen rata, bundar dan menonjol, cekung adalah
normal jika simetris
2. Kulit
- Perhatikan warna (konsisten dengan warna kulit),
jaringan parut, pola vena, dilatasi vena, lesi, striae,

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015

KET

edema, kulit yang menegang dan mengkilat (ascites),


jaundice, sianosis, luka operasi, ostomi.
3. Umbilikus
- Apakah berada ditengah abdomen, inverted atau
menonjol, perhatikan kebersihan, adanya inflamasi,
cairan, atau massa
4. Pergerakan dan pulsasi
- Inspeksi adanya gerakan, pembatasan gerakan
(nyeri), normalnya pria bernapas dengan abdomen
dan wanita dengan kosta
- Perhatikan adanya pergerakan peristaltic dan pulsasi
aorta
- Pulsasi aorta abdomen dibawah px dan gelombang
peristaltic dapat terlihan pada indisidu dewasa yang
kurus.
Auskultasi
1. Peristaltik
- Letakkan diafragma stetoskop pada keempat kuadran
- Mulai auskultasi pada kuadaran kanan bawah
- Identifikasi adanya suara bergemuruh ireguler/klik
pelan yang berlangsung sekitar detik sampai
beberapa detik.
- Normalnya suara usus 5 35 kali per menit
- Dibutuhkan 5 20 detik untuk mendengar satu suara
usus dan dibutuhkan 5 menit untuk menentukan
bising usus yang tidak ada
- Peristaltic dideskripsikan sebagai normal, terdengar,
tidak ada, hiperaktif, atau hipoaktif
- Tidak ada bising usus menunjukkan obstruksi, ileus
paralitik, atau peritonitis, post operasi dengan
operasi umum. Bising usus hiperaktif/bunyi
mengeram (borborygmi) menunjukkan peningkatan
motilitas gastrointestinal yang disebabkan radang
usus, kegelisahan, diare, perdarahan, laksatif
berlebihan, dan reaksi terhadap makanan.
2. Suara vaskuler (bruit) dan friction rub
- Gunakan bel stetoskop
- Bruit berupa bunyi seperti desiran, dengung,
terhembus, atau berisik
- Dengarkan pada daerah abdominal dan arteri renalis,
iliaca, dan femoralis. Letakkan bel sejajar garis
midklavikula disamping aorta diatas umbilicus
- Pada umumnya tidak ada bunyi yang terdengar,
tetapi pada dewasa muda dan kurus normal jika
terdengar.
- Friction rub dengarkan suara kasar dan mengganggu
pada daerah hepar dan limfa
- Fiction rub disebabkan oleh dua organ yang
bersentuhan/bergesekan, atau organ dengan
peritoneum. Friction rub biasanya menunjukkan
tumor, infeksi, atau peritonitis.
Perkusi
1. Perkusi pada empat kuadran abdomen untuk
menentukan tingkat suara tympany dan dullness
2. Perkusi hepar
- Untuk menentukan batas atas dan bawah atau tinggi
hepar
- Mulai perkusi pada daerah setinggi umbilicus
bergerak keatas sepanjang garis midklavicula kanan
- Suara pertama yang terdengar adalah tympany, bila
suara berubah menjadi dullness, itu adalah batas
bawah hepar (beri tanda)

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015

3.
4.
5.
-

Perkusi kearah bawah dari intercosta 4 sepanjang


garis mid klavikula kanan (suara pertama yang
terdengar seharusnya adalah resonance), lanjutkan
perkusi kebawah sampai terdengar bunyi dullness, ini
adalah batas atas hepar (beri tanda)
Batas atas biasanya setinggi intercosta 6, jarak kedua
titi 6 12 cm
Perkusi sepanjang garis midsternum dengan teknik
yang sama seperti sebelumnya
Perkusi limfa
Menentukan ukuran dan lokasi limfa
Perkusi pada sisi kiri abdomen ke posterior sampai
garis midaksila kiri, splenic dullness biasanya
terdengar dari intercosta ke -6 sampai 10
Palpasi dan perkusi kandung kemih
Untuk mengetahui lokasi dan isinya
Lakukan palpasi untuk mengetahui fundus kandung
kemih, lalu lakukan perkusi
Perkusi dilakukan diatas region suprapubik, jika
kandung kemih penuh, akan terdengar suara redup
(dullness)
Perkusi ginjal
Posisi pasien duduk membelakangi pemeriksa
Observasi sudur kostovertebral, perhatikan warna
dan kesimetrisan
Palpasi area sudut kostovertebral kiri dan kanan,
amati reaksi pasien (normal jika nyeri)
Jangan lakukan palpasi dan perkusi jika ada riwayat
nyeri, diperkirakan tumor ginjal.
lakukan perkusi dengan cara : letakkan telapak
tangan tidak dominan diatas sudut kostovertebral,
lakukan perkusi atau tumbukan diatas telapak tangan
dengan menggunakan kepalan tangan dominan,
ulangi prosedur untuk bagian kanan

Palpasi
- untuk menentukan ukuran dan letak organ,
ketegangan otot, massa, nyeri dan adanya cairan
- identifikasi daerah nyeri sebelum palpasi (palpasi
dilakukan terakhir didaerah tersebut)
- tangan harus hangat, pasien se relax mungkin
- lakukan palpasi dangkal dan palpasi dalam
1. palpasi abdomen secara dangkal
- letakkan telapak tangan dan jari pada abdomen
- tekan secara dangkal dengan menggunakan jari
tangan
- pindahkan tangan keseluruh area abdomen dengan
cara menganggkan dan meletakkan kembali (jangan
menggeser tangan)
2. palpasi abdomen dengan tekanan sedang
- lalukan seperti langkah no 1
- berikan penekanan abdomen 6 cm
- untuk pasien yang gemuk lakukan secara bimanual
(jaritangan non dominan diatas tangan dominan)
- identifikasi ukuran organ dibawahnya, apakah ada
massa dan nyeri
3. Palpasi hepar
- Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien
- Latakkan tangan kiri dibawah toraks posterior kanan
pada tulang rusuk ke 11 dan 12 (pinggang), angkat
daerah tersebut
- Instruksikan pasien untuk rileks
- Letakkan tangan kanan pada abdomen kanan atas
atau dibawah hepar, kemudian tekan kedalam dan
keatas sepanjang batas lengkung tulang rusuk
- Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam, pada

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015

saat inhalasi perawat meraba tepi hepat


Normalnya hepar tidak teraba keuali pada beberapa
pasien yang kurus. Jika teraba, maka tepi hepar harus
halus, tegas dan tidak nyeri

4. Palpasi limfa
- Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien
- Letakkan tangan kiri dibawah lengkung rusuk sebelah
kiri untuk memindahkan posisi limfa ke anterior
- Tekan ujung jari-jari tangan kanan kedalam batas
tulang rusuk kiri kearah pasien
- Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam
melalui mulut, sehingga diafragma turun dan limfa
bergerak kearah ujung-ujung jari tangan kanan
pemeriksa
- Normalnya limfa tidak teraba
5. Palpasi ginjal
- Posisi pasien supinasi, palpasi dilakukan dari sebelah
kanan
- Letakkan tangan kiri dibawah abdomen diantara
tulang iga dan lengkung iliaka, tangan kanan
dibagian atas
- Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan
menekan kebawah sementara tangan kiri mendorong
keatas
- Lakukan hal yang sama untuk ginjal kanan
Rapikan kembali pasien, atur posisi yang nyaman
Cuci tangan (6 langkah)
D.
1.

3.
4.

TERMINASI
Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan (subjektif dan
objektif)
Berikan reinforcement positif pada klien atas
kerjasamanya
Lakukan kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
Akhiri kegiatan dengan baik dan salam terapeutik

1.
2.

DOKUMENTASI
Dokumentasikan hasilpemeriksaan
Catat respon klien yang ditemukan saat pemeriksaan

2.

E.

F POINT PENTING
Komunikasi
SKOR TOTAL

Referensi :
1. Potter, Patricia A., & Perry, Anne G. (2009). Fundamental of Nursing.
(7th ed.). Vol.2. Mosby: Elsevier Inc.
2. Bagian DKKDFIK UI., 2001. Pelatihan Pemeriksaan Fisik Dasar Bagi
Perawat.
Pedoman Penilaian:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tapi tidak sempurna (langkah benar atau tidak
lengkap)
2 = Dilakukan dengan sempurna (sesuai prosedur)
NILAI AKHIR =

Jumlah nilai yang didapat X 100%


Jumlah aspek yang dinilai X 2
= ...................
Catatan Observer :

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015

________________________________________________________________________
______________________________________________________________________
PADANG, .......................................................

OBSERVER
( __________________________________ )

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015

You might also like