You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual (Daili, 2007; Djuanda, 2007). Menurut WHO (2009), terdapat
lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui
hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae,
chlamydia, syphilis, trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi human
immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B. Dalam semua masyarakat, Infeksi
Menular Seksual (IMS) merupakan penyakit yang paling sering dari semua infeksi
(Holmes, 2005; Kasper, 2005).
Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus,
dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling
sering ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis, trichomoniasis,
chancroid, herpes genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis
B. Dalam semua masyarakat, Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan penyakit yang
paling sering dari semua infeksi (Holmes, 2005; Kasper, 2005).
Penyakit menular seksual juga merupakan penyebab infertilitas yang tersering,
terutama pada wanita. Antara 10% dan 40% dari wanita yang menderita infeksi
klamidial yang tidak tertangani akan berkembang menjadi pelvic inflammatory disease
(WHO, 2008).
Dari data dan fakta di atas, jelas bahwa infeksi menular seksual telah menjadi
problem tersendiri bagi pemerintah. Tingginya angka kejadian infeksi menular seksual
di kalangan remaja dan dewasa muda, terutama wanita, merupakan bukti bahwa masih
rendahnya pengetahuan remaja akan infeksi menular seksual. Wanita dalam hal ini
sering menjadi korban dari infeksi menular seksual. Hal ini mungkin disebabkan masih
kurangnya penyuluhan-penyuluhan yang diakukan oleh pemerintah dan badan-badan
kesehatan lainnya. Tidak adanya mata pelajaran yang secara khusus mengajarkan dan
memberikan informasi bagi murid sekolah menengah atas, terutama siswi, juga menjadi

salah satu penyebab tingginya angka kejadian infeksi menular seksual di kalangan
remaja.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Menular Seksual (PMS)


2.1.1. Definisi
PMS adalah infeksi atau penyakit yang di tularkan melalui hubungan seks (oral,
anal, vagina) atau penyakit kelamin atau infeksi yang di tularkan melalui hubungan seks
yang dapat menyerang alat kelamin dengan atau tanpa gejala dapat muncul dan
menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, serta organ tubuh lainnya,
misalnya HIV/AIDS, Hepatitis B
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS)
atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually
Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari IMS ini
adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan
yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini
hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya,
karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit
yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS
yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar
diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada
penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).
Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan
sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit
dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang
berlainan jenis ataupun sesama jenis.
2.1.2

Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)

a. Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita,
terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan,
kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan
berlendir.
3

b. Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing,
biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh
PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan
melalui hubungan seksual.
c. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut
dapat terasa sakit atau tidak.
d. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin.
e. Kemerahan di sekitar alat kelamin.
f. Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
g. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan
dengan menstruasi.
h. Bercak darah setelah hubungan seksual.
i. Anus gatal atau iritasi.
j. Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
k. Nyeri di paha atau perut lebih rendah.
l. Pendarahan pada vagina.
m. Pembengkakan atau kemerahan dari vagina.
n. Nyeri pada saat berhubungan seksual.
o. Perubahan pada kulit di sekitar daerah kemaluan.
p. Terasa sakit pada daerah pinggul (wanita).
q. Meski tanpa gejala dapat menularkan penyakit bila tenang.
2.1.3

Cara Penularan Penyakit Menular Seksual (PMS)


Penularan PMS pada umumnya adalah melalui hubungan seksual (95 %),

sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik, plasenta (dari ibu
kepada anak yang dikandungannya). Sumber penularan utama adalah WTS (80%).
2.1.4

Bahaya/akibat Penyakit Menular Seksual (PMS)


1. Menimbulkan rasa sakit
2. Infertilitas
3. Abortus
4. Ca cerviks

5. Merusak penglihatan, hati dan otak


6. Menular pada bayi
7. Rentan terhadap HIV/AIDS
8. Tidak dapat disembuhkan
9. Kematian
2.1.5

Peningkatan angka kejadian PMS disebabkan beberapa factor:


1. Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan
2. Seks, bebas, norma moral yang menurun
3. Transportasi yang makin lancar, mobilitas tinggi
4. Urbanisasi dan pengangguran
5. Kemiskinan
6. Pengetahuan
7. Pelacuran

2.1.6

Macam-macam Penyakit Menular Seksual (PMS)

1. Gonore (GO atau kencing nanah)


Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea)
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian
putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian
tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri
pinggul dan gangguan reproduksi.

Penyakit ini paling banyak di jumpai di jajaran penyakit menular seksual,


namun mudah di obati. Tetapi jika terlambat pengobatannya atau kurang tepat
penanganannya dapat menimbulkan komplikasi yang fatal, karena di jumpai 30 % 50 % kasus dengan strain

yang
terhadapa

resistensi
pengobatan

(penicillinase Producing Neisseria Gonorhoe / PPNG) dan sering infeksi terjadi


bersamaan dengan mikroorganisme lain seperti chlamidia. Gonorea juga bisa
menyerang wanita hamil dan dalam kehamilan biassanya di jumpai dalam bentuk
menahun.
a. Penyebab
1. Infeksi gonore disebabkan oleh bakteri Nisseria Gonococcus
2. Sifat bakteri
3. Bakteri mati dalam 1-2 jam pengeringan, bakteri mati dengan uap 55 0C
selama 5 menit, bakteri mati dengan AgNO3 selama 2 menit
b. Patofisiologis
1. Laki-laki : Uretritis, prostatitis, epididimitis, orchitis, vesikulitis
2. Wanita

: Bartholinitis, cystitis, salfingitis

c. Gejala
1. Masa inkubasi 2-5 hari
2. Gejala pada pria meliputi:
a) Rasa gatal dan panas di ujung kemaluan
b) Rasa sakit saat kencing dan banyak kencing
c) Keluar nanah pada ujung kemaluan kadang bercampur darah
d) Ujung kemaluan merah, membengkak dan menonjol
e) Nyeri waktu ereksi
f) Komplikasi : prostatitis dapat berlanjut ke epididmitis, orchitis kemudian
vesikulitis
3. Gejala pada wanita meliputi:

a) Gejala tersembunyi (carrier) karena yang terkena pertama kali adalah


mulut rahim, rasa sakit kurang, genetalia luar tenang
b) Mengeluarkan keputihan seperti nanah
c) Nyeri pada daerah punggung
d) Komplikasi : bartholinitis, dapat berlanjut ke cystitis kemudian
salfingitis.
d. Therapi
1. Pada individu dan ibu hamil diberikan salah satu antibiotika di bawah ini :
a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal lanjutkan dengan 3x1 gram oral selama
7 hari.
b) Ampisilin + sulbaktam 2,25 gram oral dosis tunggal
c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tungga
d) Sefriakson 500 mg IM dosis tunggal
2. Pada masa nifas, diberikan salah satu di bawah ini :
a) Siprofloksasin 1 gram oral dosis tunggal
b) Trimethoprim + sulfamethoksazol (160 = 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal
3. Konjungtivitis pada bayi di obati dengan garamisin tetes mata 3x2 tetes dan
di berikan salah satu antibiotika di bawah ini
a) Ampisilin 50 mg/kg BB IM selama 7 hari
b) Amoksisilin = asam kalvulanat 50 mg/kg BB IM selama 7 hari
c) Sefriakson 50 mg/kg BB IM dosis tunggal
4. Lakukan konseling tentang penggunaan metode barier dalam melakukan
hubungan seksual selama pengobatan dan resiko PMS terhadap ibu dan bayi
(bila hamil)
5. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya
6. Buat jadwal kunjungan ulang dan pastikan pesien akan menyelesaikan
pengobatan sampai tuntas
2. Clamidia
Penyakit ini keerabannya sangat tinggi. Penjalaran penyakit sama dengan
gonorea yaitu di mulai dari serviks ataupun uretra ke atas. Dan juga menyebabkan
infertilitas serta meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan. Selain itu pada bayi

yang lahir pervaginam dapat terinfeksi penyakit yang sama dan dapat mengalami
konjungtivitis.

a.

Penyeba

b
1. Infeksi ini disebabkan oleh chlamydia Tranchomatis
2. Sifat bakteri
Infektivitas hilang pada suhu 600C selama 10 menit, pada suhu -500C sampai
-700C infektivitas bertahan bertahun-tahun, infektivitas hilang oleh
b. Patofisiologis
1. Sama dengan gonorea yaitu mulai dari serviks ataupun uretra keatas yang
menyebabkan bartholinitis, uretitis, endometritis, salfingitis yang dapat
mengakibatkan infertilitas.
2. Pada kehamilan resiko meningkat karena dapat abortus, kematian janin,
persalinan prematur, ketuban pecah dini, dan endometritis post abortum
maupun post partum.
3. Pada bayi yang lahir pervaginam dapat mengalami konjungtivitis inklusi
dalam 2 minggu pertama kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada usia
3-4 bulan. Selain itu dapat terjadi otitis media, obstruksi nasal dan
bronkhiolitis
c. Gejala
1. Masa inkubasi 1 4 minggu
2. Lesi primer sama dengan papula, vesikua didaerah genital kemudian pecah
menjadi ulkus dan sembuh sendiri, keluar keputihan encer berwarna putih
kekuningan. Rasa terbakar saat buang air kecil.
3. Lesi sekunder (1 minggu 2 bulan) sama dengan limfadenitis dengan
bengkak, merah, sakit dan supuratif.
4. Pada kasus kronis terjadi elefanfiasi genital oleh karena obstruksi saluran
limfe

d. Komplikasi
1. Penyakit radang panggul kemungkinan kemandulan
2. Kehamilan di luar kandungan
3. Rasa sakit kronis di rongga panggul
4. Infeksi mata berat
5. Infeksi pneumonia pada bayi baru lahir
6. Memudahkan penularan HIV
e. Teraphy
Di berikan antibiotika sulfonomida, tetrasiklin
3. Herpes Genitalia
Infeksi herpes virus harmonis pada orang dewasa ringan. Walaupun
demikian penyakit ini dapat menyebabkan kematian janin dan bayi. Herpes genetalis
merupakan virus yang senantiasa bersifat kronik, rekuren dan dapat dikatakan sulit
di obati

a. Penyebab
Virus Herpes Simplek tipe II merupakan penyebab herpes genetalis dengan
gelembung-gelembung berisi cairan di vulva, vagina, dan serviks, yang di kenal
dengan nama herpes simpleks. Di negara dengan prevalensi AIDS tinggi, herpes
genetalis dihubungkan dengan kemungkinan HIV(+)
b. Gejala
1. Masa inkubasi 3 5 hari
2. Infeksi primer sekitar 3 minggu

3. Lesi vasikulo ulseratif penis pada laki-laki dan serviks, vagina, vulva atau
perineum pada wanita
4. Rasa sangat nyeri
5. Demam, disuria dan malaise
6. Limfe denopati inguinal
7. Gejala kambuh lagi tetapi tidak seperti senyeri pada tahap awal, biasanya
hilang timbul dan menetap seumur hidup
c. Komplikasi
1. Rasa nyeri berasal dari syaraf
2. Penularan pada bayi dapat terjadi karena hematogen melalui plasenta,
penjalaran keatas dari vagina ke janin apabila ketuban pecah, melalui kontak
langsung pada waktu bayi lahir
3. Pada kehamilan dapat mengakibatkan keguguran dan kematian pada bayi.
d. Teraphy
1. Diberikan anti virus yaitu Acyclovir
2. Bedrest, Neurotropik dan suport stamina
3. Persalinan dengan seksio cesarea jika terdapat perlukaan
4. Sifilis
Penyakit ini kini agak jarang ditemukan apalagi setelah diperkenalkannya
antibiotika penisilin. Penyakit ini menyerang semua organ tubuh. Dalam banyak
kasus tidak diketahui bahwa seorang menderita sifilis karena kemungkinan
asimptomatik cukup besar. Sifilis dapat di klasifikasikan menjadi 3 yaitu sifilis
primer (stadium I), sifilis sekunder (standium II) sifilis laten (stadium III). Penyakit
sifilis yang terberat adalah sifilis kongenital.

a.

Penyebab

10

Infeksi sifilis ini di sebabkan oleh bakteri treponema pallida dengan sifat bakteri
yaitu sukar untuk di biakan, bakteri mati pada suhu 39 0C selama 5 jam, bakteri
mati pada suhu 41,50C selama 1 jam, bakteri mati pada suhu 400C selama 1 3
hari.
b. Patofisiologi
Dapat menyerang semua organ tubuh sehingga cairan tubuh mengandung
treponema pallida. Stadium lanjut menyerang sistem kardiovaskuler, otak dan
susunan syaraf, serta dapat menjadi sifilis kongenital. Penjalaran menuju janin
dalam kandungan dapat menimbulkan cacat bawaan dan infeksi dini pada saat
persalinan.
c. Gejala
1. Stadium laten
a) Dapat terjadi 3 10 tahun setelah guma
b) Menyerang kardiovaskuler, otak, susunan syaraf dan organ lain
2. Sifilis kongenital
a) Pemfigus sifilitikus, deskuaminasi pada telapak kaki dan tangan serta
rhagade di kanan kiri mulut.
b) Pada persalinan tampak janin ataupu plasenta yang hidropik
d. Komplikasi
1. Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
2. Kehamilan dapat menimbulkan kelainan pada plasenta lebih besar, pucat,
keabu-abuan dan licin
3. Kehamilan <16 minggu dapat mengakibatkan kematian janin
4. Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kehalahiran bayi prematur dan
menimbulkan cacat.
e. Teraphy
1. Di berikan salah satu antibiotika di bawah ini :
a) Benzatin penisilin 4,8 juta unit IM setiap minggu hingga 4x pemberian
b) Doksisilin hingga 600 mg oral dosis awal di lanjutkan 2x 100 mg oral
hingga 20 hari
c) Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.

11

2. Pada bayi harus benar-benar menderita sifilis dengan pemeriksaan cairan


serebro spinalis dan uji serologi benar di berikan salah satu antibiotika di
bawah ini :
a) Banzatin penisilin 300 ribu unit / kg BB / mg sampai 4x pemberian
b) Sefriakson 50 mg/kg BB dosis tunggal / hari 10 hari
c) Pastikan pengobatan lengkap dan terjadwal
d) Pantau lesi kronik / gejala lain yang menyertai
5. Hepatitis B
Penularan infeksi Hepatitis B di Amerika Serikat ternyata paling sering
terjadi akibat hubungan seksual. Hepatitis B ini sering di jumpai pada remaja dan
orang dewasa serta pada wanita hamil. Terutama dalam trimester III biasanya lebih
parah, dan menyebabkan nekrosis hati yang laus dengan angka kematian maternal
dan fetal yang tinggi. Janin yang di kandung dapat tertular penyakit yang sama.

a. Penyebab
1. Di sebabkan oleh virus hepatitis B
2. Yang penularannya melalui darah dan produk darah yaitu bisa bisa melalui
luka, kontak seksual, operasi, medikasi, infus dan injeksi serta vertika dan
ibu kepada bayinya.
b. Patofisiologi
1. Gejala akut sering karier, ditandai dengan anoreksia, rasa mual, febris, nyeri,
tekan pada perut kanan atas.
2. Tidak di waspadai dapat berlanjut menjadi kronik
3. Pada kehamilan gejala sering di tafsirkan sebagai hiperemesis gravidarum
4. Diagnosa dapat di tegakan berdasarkan pemeriksaan serologik

12

5. Dapat menjadi kanker hati dan menginfeksi janin pada wanita hamil
c. Gejala
1. Masa inkubasi 60-90 hari
2. Gejala akut meliputi demam, nyeri tekan perut kanan atas, mual, muntah,
anoreksia, dan malaise serta ikterik
3. Gejala kronis meliputi hepatitis persisten kronik, sirosis hepatitis, hepatoma.
d. Teraphy
1. Bed rest
2. Perbaikan KU
3. Makan makanan yang mengandung protein dan kalori tinggi
4. Pada orang yang positif terkena Hepatitis B di berikan imunisasi HBIG
(Hepatitis B Immune Glugulin) dengan dosis 0,06 ml/kg BB IM dosis
tunggal selama jangka waktu 14 hari setelah terpapar dan di lanjutkan
dengan serial vaksin HB
5. Pada bayi di berikan HBIG 0,05 ml IM dosis tunggal dalam 12 jam setelah
lahir. Vaksinasi HB di berikan IM di mulai dalam waktu 7 hari setelah lahir,
pada usia 1 bulan dan 6 bulan.
6. HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficincy Syndrome. AIDS
merupakan suatu penyakit relatif baru yang di tandai dengan adanya kelainan yang
kompleks dari sistem pertahanan seluler tubuh dan menyebabkan korban menjadi
sangat peka terhadap mikroorganisme oportunistik.

a. Penyebab
HIV
(Human
Immonu
Virus) yaitu organisme patogen yang terdapat dalam cairan tubuh (darah, air,
mani, dan cairan vagian) orang yang telah terinfeksi.
b. Penularan
13

1. Kontak seksual (homo/hetero seksual) dengan seseorang pengidap per oral,


per rectal, per vagina.
2. Kontak langsung dengan darah, produk darah dan jarum suntik, transfusi
darah yang mengandung virus HIV, melalui alat suntik / alat tusuk lainnya
(akupuntur, tato, tindik) bekas orang yang mengidap HIV, melalui transmisi
dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang di kandungnya
melalui plasenta, perlukaan dalam proses persalinan / melalui ASI.
c. Gejala
1. Fase 1 (window period)
a) Belum ada gejala sama sekali
b) Belum bisa terdeteksi melalui tes
c) Sudah dapat menularka HIV
2. Fase II
a) Terjadi 2 atau 5-10 tahun setekah terinveksi HIV
b) Demam
c) Pembengkakan kelenjar getah bening
d) Tes darah sudah positiv HIV
3. Fase III (muncul gejala-gejala)
a) Flu tidak sembuh sembuh
b) Nafsu makan berkurang dan lemah
4. Fase IV
a) Infeksi kulit atau selaput lendir
b) Infeksi paru-paru (TB paru)
c) Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu
d) Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, kelumpuhanKanker
kulit (khas pada penderita AIDS)
d. Pencegahan
1. Abstinence (tidak berhubungan seks)
2. Be faithful (setia pada pasangan)
3. Condom (gunakan kondom saat berhubungan seks berisiko)
4. Drug (jangan pakai narkoba)
5. Equipment (hati-hati! Pakai alat steril)

14

e. Cara memberikan dukungan


1. Dukungan sosial
a) Saling bertukar perasaan
b) Mendengar perasaan
c) Mendengar keinginannya
d) Memberi semangat
2. Dukungan fisik
a) Menuruti selera makan
b) Memberikan waktu istirahat
c) Memberikan dengan selalu mengingatkan waktu, tanggal dan tempat
berada
d) Memberi keyakinan keamaman
7. Trikomoniasis
Digolongkan PMS karena sebagian besar menular melalui hubungan seksual
oleh karena itu infeksi dalam lingkup keluarga perlu mendapatkan pengobatan
bersama. Penyakit ini juga menginfeksi bayi yang lahir.

a. Penyebab
Trikomoniasis
infeksi alat

adalah

genitalia wanita / pria yang

di sebabkan oleh Trichomonas Vaginalis. Penulusurannya juga bisa melalui alatalat toilet seperti toilet seat, handuk, dll.
b. Patofisiologi
1. Wanita
Vagina mengeluarkan cairan keputihan bercampur nanah dan berbau khas,
dinding vagina merah dan bengkak. Cairang yang keluar menimbulkan
iritasi pada bengkak cairan yang keluar menimbulkan iritasi pada lipat paha

15

samapai liang dubur. Infeksi apat terjadi dalam bentuk uretriris, skonitis, dan
bartholinitis.
2. Pria
Terjadi pada infeksi saluran kemih, infeksi kelenjar prostat dan saluran
spermatozoa. Infeksi menahun sulit di tegakan karena gejala ringan.
c. Gejala
1. Masa inkubasi 4 hari
2. Sekret vagina berbusa, serupurulen dengan warna kekuningan dan kuning
kehijauan serta berbau khas
3. Rasa nyeri dan gatal
4. Dinding vagina meradang dengan infiltrasi
5. Pada pria gejala tersembunyi
d. Komplikasi
Kulit bibir kemaluan lecet, dapat menyebabkan bayi prematur, memudahkan
penularan HIV
e. Teraphy
1. Pengobatan menggunakan metronidazol per oral untuk suami dan istri
2. Pada wanita juga di berikan obat pervaginam
3. Pada kehamilan diberikan pada usia trimester II/III dengan dosis tunggal
sebanyak 2 gram.

8. Condiloma akuminata
Condiloma akuminata adalah pertumbuhan kulit dan selaput lendir seperti
bunga kol atau jengger ayam jago dengan permukaan kasar. Papiler menonjol
dengan warna agak gelap berkumpul menjadi satu.

16

a. Penyebab
Human

Papiloma Virus tipe 6

dan 11
b. Cara

penularan

1. Kontak seksual
2. Kontak langsung dengan kulitnya
3. Benda benda kontaminan seperti ; handuk, celana dalam, dll.
c. Patofisiologi
1. Timbulnya kutil-kutil kecil pada bibir kemaluan yang muncul dalam waktu
kurang lebih 2 bulan setelah virus masuk ke tubuh
2. Kutil-kutil tersebut dapat membesar kemudian dapat bersatu menyerupai
kembang kol atau jengger ayam jago sehingga menutupi vagina dan anus.
d. Tanda dan gejala
1. Masa inkubasi sekitar 2 bulan
2. Terdapat papil kecil dan multipel pada sekitar kemaluan
3. Permukaan kasar
4. Berkembang menjadi besar sehingga dapat bersatu dan dapat menutupi
vagina serta anus yang berakibat mengganggu proses kehamilan
e. Komplikasi
1. Condyloma acuminata yang sudah besar dapat menetupi jalan lahir, sehingga
dengan seksio cesarea sebagai uasaha untuk mencegaha penularan Human
Papiloma Virus pada bayi yang dilahirkan, selain itu jika tidak dengan
tindakan SC dikhawatirkan dpat menimbulkan kanker mulut rahim.

17

2. Condyloma acuminata yang sudah parah dapat menimbulkan kanker mulut


rahim.
f. Teraphy
1. Lesi kecil dengan kauterisaasi, larutan podofilin, alkohol atau TCAA
(Trichloro Acetet Acid)
2. Lesi besar dengan pembedahan, penyinaran laser, kauterisasi.
9. Ulkus mole/cuncroid
Ulkus mole adalah infeksi menular seksual yang di tandai dengan ulkus
pada daerah genetalia di sertai dengan pembengkakan kelenjar limfe inguinal.

a.

Penyebab

Ulkus mole ini di


sebabkan oleh bakteri heamophilus
ducrey dengan sifat bakteri sebagai
berikut bakteri mati pada suhu 500C
selama 1 jam, bateri mati dengan antiseptik.
b. Patofisiologi
1. Setelah bakteri masuk kedalam tubuh sekitar 7 hari muncul pustuls yang
kemudian pecah dan meninggalkan ulkus yang dalam.
2. Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di sekitarnya.
c. Gejala
1. Masa inkubasi 4-10 hari
2. Pustulah pecah menjadi ulkus
3. Rasa nyeri yang hebat
4. Ulkus bersifat multipel, dala, dinding menggaung, tepi tidak rata, meradang,
dasar ulkus kemerahan muda, berada dan terdapat pus.
5. Pembesaran kelenjar limfe regional
d. Komplikasi

18

1. Jika ulkus membesar dapat menjadi Gian Chancroid


2. Pembesaran kelenjar limfe
3. Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di sekitarnya
e. Teraphy
1. Berikan salah satu antibiotik dibawah ini:
a) Eritromisin 4x500 mg oral selama 7 hari
b) Trimethoprim + sulfamethoksazol 2x (160+800) mg oral selama 7 hari
c) Seftriakson 500 mh IM dosis tunggal
d) Pengobatan harus tuntas
e) Lakukan kunjungan terjadwal untuk pemantauan dan asuhan antenatal.
10. Candidiasis vaginalis
Candidiasis vaginalis adalah inveksi yang di sebabakan oleh jamur, yang
terjadi di sekitar vagina. Umumnya menyerang orang-orang yang imunnya lemah.

a. Penyebab
Kandidiasis

vaginalis

oleh

kandida

jamur

selain

di

vagina

disebabkan
albicans,
dapat

menyerang organ organ lain yaitu kulit, mukosa oral, bronkus, paru-paru, usus,
dll.
b. Patofisiologi
1. Keputihan denganrasa gatal yang hebat
2. Jika tidak di obati dapat menjalar ke uretra yang dapat mengakibatkan
infeksi saluran kemih
3. Juga bisa menjalar ke vagina proksimal (atas)
c. Gejala
1. Mengenai mukosa vulva (labil minora) dan vagina
2. Bercak putih kekuningan, heperemia, leukore, seperti susu pecah, dan gatal
hebat.
3. Dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih.
19

d. Teraphy
1. Pemberian nistatin atau ketokonazole 2x200 mg selama 5 hari
2. Tablet vaginal atau klotrimazole 500 mg dosis tunggal
3. Salep mikonazol 2 %
4. Lakukan konseling
5. Buat jadwal kunjungan ulang
2.1.7

Pencegahan Penyakit Menular Seksual


1. Apabila belum menikah maka tidak melakukan hubungan seksual
2. Apabila sudah menikah maka saling setia dengan pasangan
3. Hindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko
4. Menggunakan kondom untuk mencegah penularan
5. Menjaga kebersihan alat genetalia

2.1.8

Penanganan Bagi Yang Terkena Penyakit Menular Seksual


1. Segera periksa ke dokter atau petugas kesehatan
2. Jangan malu menyampaikan keluhan kepada dokter atau tenaga kesehatan
3. Memenuhi aturan pengobatan sesuai petunjuk dokter atau petugas kesehatan
4. Jangan melakukan hubungan seksual kecuali menggunakan kondom
5. Pasangan sex sebaiknya memeriksakan diri
6. Beritahu tentang akiba PMS yang berbahaya bagi kesehatan diri

2.1.9

Peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan PMS


1. Bidan sebagai role model memberikan contoh sikap yang baik pada
masyarakat
2. Memberikan konseling pada masyarakat terutama remaja dan psangan suami
istri tentang kesehatan reproduksi.
3. Memberikan konseling pada masyarakat tentang penyebab dan akibat PMS
4. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam pelaksanaan
penyuluhan pada masyarakat
5. Mewaspadai gejala-gejala dan mendeteksi dini adanya PMS.

20

You might also like