You are on page 1of 22

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Disusun Oleh :
Denok Kosasi (030.10.074)
Amanda Nabila (030.11.018)
Aldisa Puspitasari (030.11.015)
Dimas Arya Pradana (030.11.078)

Pembimbing :
dr. Sucipto, Sp. KJ, M. Kes

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS. Dr. H. MARZOEKI MAHDI


PERIODE 21 NOVEMBER 17 DESEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
2016

STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. I

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 62 Tahun

Tanggal Lahir

: 26 April 1954

Agama

: Katolik

Suku bangsa / Negara

: Jawa / Indonesia

Status Pernikahan

: Janda

Pendidikan Terakhir

: SMA

Pekerjaan

:-

Alamat
Tanggal Masuk UGD

: Perum Griya Kencana RT.04/12 Tanah Sareal Kab. Bogor


: 23 November 2016

II.RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis diperoleh dari:

Autoanamnesis pada Tanggal 23 November 2016 di UGD jiwa, pada tanggal 28


November 2016 di Bangsal Saraswati RSMM Bogor.

Alloanamnesis diperoleh dari Tn. D ( Anak Pasien ) pada tanggal 23 November 2016
di UGD.

A. Keluhan Utama
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien dibawa ke UGD RSMM karena
pasien berusaha bunuh diri sejak 2 hari SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke IGD Jiwa RSMM pada tanggal 23 November 2016 diantar oleh keluarga
terdiri dari anak pertama, menantu dan cucu pasien dengan keluhan berusaha bunuh diri dengan
memakan obat nyamuk bakar 2 hari SMRS. Menurut anak pertama pasien, perilaku pasien mulai
berubah sejak bulan Juli 2016. Pasien hanya tinggal seorang diri di rumahnya di Magelang, Jawa
Tengah. Keluarga pasien tidak pernah ada yang mengunjungi pasien. Ketika di rumah pasien
masih melakukan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, dan menonton televisi. Anak
pertama pasien diberi tahu oleh tetangga pasien bahwa pasien sering tidur di rumah tetangga
tanpa izin dikarenakan pasien merasa cemas jika berada di rumah. Pasien merasa ada yang ingin
membunuh pasien ketika berada di rumah. Keluhan pasien ini tidak ditanggapi oleh keluarga
pasien karena beranggapan bahwa keluhan pasien dapat hilang dengan sendirinya. Pasien sering
membicarakan kejelekan anak pertama pasien kepada tetangga sekitar sehingga anak pertama
pasien menjemput pasien agar tinggal bersamanya di Bogor tetapi pasien mengatakan bahwa dia
ke Bogor naik bus sendiri untuk menemui anaknya. Menurut anak pertama pasien dan pasien
sedang terdapat masalah keluarga mengenai pembagian warisan.
Sejak bulan Agustus 2016 pasien tinggal di Bogor bersama anak pertama, menantu dan dua
cucunya. Pasien sulit makan karena merasa curiga akan diracuni oleh menantunya. Pasien
berpikir bahwa menantunya ingin merebut warisan anak pertamanya. Pasien juga merasa
menantunya menyewa orang lain untuk membunuhnya, memutilasi tubuhnya dan dibuang di
sungai jonggol. Menurut anak pertama pasien, pasien tidak merestui pernikahannya dengan
istrinya. Pasien sering mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa pasien sebentar lagi akan
meninggal. Pasien merasa tidak aman di Bogor dan ingin pulang ke Magelang dengan dikawal
polisi. Sehari-hari pasien hanya beraktivitas di dalam rumah seperti menonton televisi. Jika
pasien menonton berita dengan tulisan segera, pasien mengartikannya bahwa dia akan segera
meninggal. Saat menonton berita mengenai demo tanggal 2 Desember 2016, pasien
mengartikannya pasien akan meninggal tanggal 2 Desember 2016. Pasien sempat tidak makan
selama 2 hari karena pasien berpikir tubuhnya harus bersih sebelum meninggal. Menurut anak
pertama pasien, pasien sering berbicara sendiri yang tidak dimengerti anaknya.
Kapan dikurung? Kenapa? Sejak ...... , anak pertama pasien mengurung pasien di dalam
rumah dikarenakan ...... Pasien berusaha melarikan diri dengan melompati pagar rumahnya. Dua
hari SMRS, pasien berusaha bunuh diri dengan memakan obat nyamuk bakar karena pasien
merasa lebih baik meninggal bunuh diri daripada dibunuh orang lain. Kemudian keluarga pasien

membawanya ke IGD RSMM karena takut pasien melukai dirinya lagi dan dirawat di bangsal
Kresna. Menurut perawat, saat dirawat di bangsal Kresna, nafsu makan pasien semakin lama
semakin membaik. Namun pasien mengatakan pasien masih merasa akan ada yang
membunuhnya. Pasien kadang-kadang masih mendengar suara yang mengatakan bahwa ia akan
segera meninggal. Setelah 3 hari dirawat di bangsal Kresna, pasien dipindahkan ke bangsal
Saraswati. Saat di bangsal Saraswati, pasien sudah mulai beraktifitas seperti menyapu dan
bersih-bersih. Nafsu makan pasien membaik dan pasien mengatakan dapat tidur dengan tenang.
Pasien mengatakan sudah tidak mendengar suara bisikan yang mengatakan bahwa ia akan
dibunuh tetapi masih berpikir ia akan dibunuh oleh orang lain. Menurut perawat bangsal
Saraswati, interaksi sosial pasien dengan orang lain masih kurang.
C. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Riwayat Psikiatri
Anak pertama pasien mengatakan pasien tidak pernah berpikiran curiga, berbicara
sendiri dan berusaha bunuh diri seperti kejadian ini sebelumnya. Anak pertama pasien
mengatakan kejadian ini merupakan yang pertama kali seumur hidup pasien. Pasien
mengatakan ia tidak pernah mengalami saat depresi, menyendiri, menarik diri, sampai
perasaan ingin bunuh diri pada saat dahulu.
2. Riwayat Kondisi Medis
Baik pasien maupun keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengalami
cedera kepala, kejang, ataupun penyakit yang membutuhkan perawatan intensif di rumah
sakit.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol


Menurut pasien dan keluarga, pasien tidak pernah merokok, meminum alkohol ataupun
memakai obat psikotropika seperti sabu, ganja, pil BK dan lain-lain.

Grafik Perjalanan Penyakit

Juli 2016

Agustus
2016

September
Oktober 2016

21 November
2016

23 November
2016

28 November
2016

Keterangan :
-

Sebelum Juli 2016 : Pasien tidak pernah menunjukkan gejala apapun

Juli 2016 : Pasien mulai tidur dirumah tetangganya di Magelang tanpa izin karena
pasien takut tinggal dirumahnya sendiri

Agustus 2016 : Pasien dibawa oleh anaknya ke Bogor karena di Magelang tinggal
sendirian

September Oktober 2016 : Pasien tinggal bersama anak pertama dan menantunya,
pasien mulai curiga terhadap menantunya akan merebut warisan anaknya, pasien
juga mulai mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa ia akan dibunuh. Pasien
mulai merasa diikuti oleh seseorang yang disewa oleh menantunya untuk
membunuhnya. Pasien mulai sulit tidur dan sulit makan karena merasa akan
diracuni.

21 November 2016 : Pasien memakan obat nyamuk bakar karena pasien merasa
dirinya lebih baik bunuh diri daripada dibunuh.

23 November 2016 : Pasien dibawa oleh anak pertamanya ke UGD RS MM karena


takut pasien akan mencoba untuk bunuh diri lagi. Pasien kemudian dirawat di
bangsal Kresna.

28 November 2016 : Pasien sudah dipindah rawat di bangsal Saraswati. Pasien


mengatakan bahwa selama dirawat pasien merasa lebih aman, sudah tidak
mendengar suara-suara, tetapi perasaan curiga bahwa ia akan dibunuh masih ada.
Pasien sudah bisa tidur lebih tenang dan mau makan. Tetapi pasien mempunyai
keinginan untuk pulang bertemu dengan anak keduanya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien tidak ingat dan tidak ada keluarga atau orangtua pasien yang mengetahui
informasi saat prenatal dan perinatal pasien.

2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)


Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya, Pasien tidak begitu ingat apakah mendapatkan
ASI sampai usia 6 bulan dan diberikan makanan selain ASI setelah usia 6 bulan. Menurut
pasien, tumbuh kembang pasien (berbicara, tumbuh gigi, perkembangan bahasa,
perkembangan motorik) normal seperti anak sebayanya. Pasien mengatakan tidak begitu
ingat latihan buang air (toilet training) pada umur berapa dimulainya latihan tersebut. Pasien
tidak ingat umur berapa terakhir kali pasien mengompol.

3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)


Pasien bersekolah mulai dari sekolah dasar. Pasien mengatakan tidak ingat tentang
pengalaman awal masuk sekolah, termasuk bagaimana sikap pasien terhadap perpisahan
dengan orang tua di sekolah. Pasien mengatakan pasien tidak mengalami masalah pada saat
awal masuk sekolah dasar. Pasien memiliki cukup banyak teman saat sekolah dasar.
Hubungan pasien dengan guru dan teman-teman juga baik menurut pasien, Pasien tergolong
anak yang biasa-biasa saja di sekolah.

4. Masa Kanak Akhir (Pubertas hingga Remaja)


-

Hubungan Sosial
Saat remaja di sekolah maupun lingkungan rumah pasien mempunyai banyak
teman. Pasien juga tidak pernah mempunyai masalah dengan teman-teman maupun
orang sekitarnya. Menurut pasien, ia adalah orang yang biasa saja dalam pergaulan
dan bukan merupakan pemimpin dalam kelompoknya.

Riwayat Pendidikan

Pasien mengatakan bahwa saat mulai SMP, pasien sering mengikuti kursus-kursus
contohnya kursus bahasa inggris. Sampai menjelang akhir SMA, pasien juga tetap
mengikuti kursus bahasa inggris secara tekun dan rajin. Pasien mengatakan bahwa
dirinya merupakan murid yang cukup pandai dan rajin. Pasien juga tidak pernah
mengalami masalah saat bersekolah. Pasien mengatakan bahwa fokusnya hanya
belajar dan ingin lulus dan mengatakan bahwa sangat tertarik mengikuti kursus dan
mempelajari bahasa inggris. Sejak sekolah dasar sampai SMA pasien bersekolah di
Magelang. Pasien mengatakan bahwa pasien lulus SMA lalu beberapa tahun
kemudian bekerja di perusahaan pelayaran di Samarinda.
-

Perkembangan Kognitif dan Motorik


Pasien dapat membaca dan menulis dengan baik dan tidak terdapat gangguan
perkembangan yang spesifik. Pasien mengatakan tidak terdapat gangguan
memusatkan konsentrasi saat belajar.

Masalah Emosional dan Fisik


Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok dan meminum alkohol.
Pasien mengatakan dirinya cenderung mengalami depresi dan sering sedih ketika
mendapatkan masalah serta malu untuk bertemu orang lain. Pasien juga suka
mengurung diri jika sedang merasa depresi dan sedih, tetapi belum pernah ada
terpikir ide untuk bunuh diri sebelumnya.

5. Masa Dewasa
-

Riwayat Pekerjaan
Pasien mengatakan, ia bekerja di perusahaan pelayaran dari tahun 1980-an sampai
1993. Pasien berhenti bekerja karena pindah ikut dengan suaminya ke Magelang.
Sejak berhenti dari pekerjaannya tersebut, pasien tidak lagi bekerja hingga sekarang.
Namun pasien mendapat uang pensiunan dari tempat bekerja suaminya setiap

bulannya. Menurut pasien, pasien tidak memiliki permasalahan dalam pekerjaannya


sehari-hari.
-

Riwayat Pernikahan dan Hubungan


Pasien menikah pada tahun 1981. Empat tahun yang lalu (2012), suami pasien
meninggal dunia karena jatuh sakit terus menerus.

Riwayat Tindak Kriminal


Pasien dan anak pasien mengatakan pasien tidak punya riwayat tindak kriminal
selama hidupnya.

Agama
Pasien beragama Katolik, sama dengan kedua orang tua pasien. Selama di
Magelang, pasien mengatakan rajin beribadah ke gereja setiap minggu. Setelah
pindah ke Bogor, pasien tidak lagi mengunjugi gereja. Menurut pasien itu
dikarenakan anaknya tidak memperbolehkannya keluar dari rumah. Pandangan
agama pasien (Katolik) terhadap penyakit psikiatri adalah mendukung pengobatan,
disertai dengan bantuan doa dari jemaat dan keluarga sekitar.

Aktifitas Sosial
Menurut pasien, selama di Magelang, pasien berteman baik dengan tetangga
sekitar. Setiap hari pasien beraktifitas di dalam rumah, dan terkadang mengikuti
kegiatan di lingkungan. Keluarga pasien tidak mengetahui aktifitas pasien selama di
Magelang karena tidak tinggal serumah dengan pasien. Selama di Bogor, pasien
hanya berakifitas di dalam rumah dan tidak mengikuti kegiatan di lingkungan.

Riwayat Seksual
Pasien sudah menikah satu kali dan memiliki seorang anak laki-laki dan seorang
anak perempuan.

E. Riwayat Keluarga

Pasien anak ke 4 dari 6 bersaudara. Pasien memiliki 2 anak. Anak pertama adalah laki-laki
dan anak kedua adalah perempuan. Kedua anak pasien sudah menikah. Anak pertama pasien
memiliki 2 orang anak. Pasien mengatakan hanya dirinya di keluarga besar yang dirawat akibat
penyakit psikiatri ataupun penyakit medis lainnya.

Gambar 1. Genogram Keluarga Pasien Ny.I 62 Tahun


Keterangan:
Laki-laki

Pasien

Perempuan

E. Situasi Kehidupan Terkini


Saatinipasientinggaldirumahdengan4anggotakeluargalain,yaituanakpertama
pasien, menantu pertama pasien, dan 2 cucu pasien. Keadaan lokasi rumah pasien
terletak di pemukiman padat penduduk di daerah Bogor, dengan lokasi antar rumah
salingberdempetan.Sumberpendapatankeluargaberasaldarianakpertamapasienyang
bekerjasebagaipegawaiswasta.SelamadiBogor,pasientidakberaktifitaskeluarrumah
karena tidak diperbolehkan oleh keluarganya. Keluarga pasien khawatir pasien akan
berbicarahalhalyangtidakmasukakalmengenaidirinyayangakandibunuh.Sejak

dirawat diRumah Sakit hingga tanggal 28 November 2016,tidak ada dari keluarga
pasienyangmengunjungipasienbaikdiKresnamaupundiSaraswati.

F. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


-

Impian : Pasien mengatakan ingin bertemu dengan anaknya yang kedua

Fantasi : Pasien mengatakan tidak memiliki fantasi untuk masa depannya

Sistem nilai :

Dorongan kehendak : pasien ingin bertemu dengan anaknya yang kedua

Hal yang menjadi sumber kejengkelan dan yang membuat bahagia : pasien mengatakan
tidak merasa kesal ataupun marah dan pasien mengatakan akan merasa senang apabila
dapat bertemu dengan anaknya yang kedua

III.

STATUS MENTAL

Dilakukan pada hari Senin, tanggal 28 November 2016 di Bangsal Saraswati RSMM Bogor.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Seorang perempuan berusia 62 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya.
Penampilan rapi, memakai baju tidur, rambut hitam sebagian banyak beruban.

2. Kesadaran
-

Biologis

: compos mentis

Psikologis

: terganggu

Sosial

: terganggu

3. Perilaku dan Aktifitas Psikomotor


-

Sebelum wawancara : pasien tampak datang dengan tenang lalu kemudian duduk dan
mulai bercerita

Selama wawancara : pasien tampak tenang, kontak mata adekuat, tidak terdapat
agitasi

Setelah wawancara : pasien tampak tetap tenang duduk setelah bercerita

4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan cepat dan tegas. Intonasi suara
cukup tinggi, artikulasi jelas. Perbendaharan kata banyak.

5. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif.

B. Alam Perasaan
1. Mood : Euthym
2. Ekspresi Afektif
-

Skala diferensiasi
Kestabilan

: menyempit
: stabil

Echt / Unecht
Keserasian
Pengendalian
Intensitas
Empati

: echt
: tidak serasi
: baik
: dalam
: tidak dapat diraba rasakan

C. Fungsi Intelektual
1.

Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan:


-

Taraf pendidikan : Sesuai dengan taraf pendidikan

Pengetahuan umum : Baik, pasien dapat mengetahui presiden RI saat ini

Kecerdasan : Baik, pasien mampu menjawab soal penjumlahan angka dengan baik

2.

Daya konsentrasi : Baik. Pasien bisa menghitung mundur 100-7 (Seven Serial
Test)

3.

Orientasi :
Orientasi Waktu : Baik. Pasien dapat mengetahui siang atau malam,
Orientasi Tempat : Baik. Pasien mengetahui dirinya sedang berada di rumah sakit
-

4.

Orientasi Personal : Baik. Pasien dapat mengenali keluarga yang mengantar


Daya ingat:

Daya Ingat Jangka Panjang : Baik. Pasien masih ingat nama tempat les bahasa

inggris saat sekolah


Daya Ingat Jangka Sedang : Baik. Pasien masih ingat kapan ia pindah dari Magelang

ke Bogor
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik. Pasien masih mengingat menu sarapan tadi pagi
Daya Ingat Segera : Baik. Pasien mampu mengucapkan kembali apa yang baru saja
ia ceritakan

5. Pikiran Abstrak : Baik. Pasien mampu menyebutkan persamaan 2 objek seperti apel dan
jeruk. Pasien mengatakan bentuk buah tersebut adalah bulat.

6. Kemampuan Menolong Diri : Baik. Pasien mampu makan dan mandi sendiri.
7. Kemampuan Visuospatial : Pasien dapat mengikuti gambar tumpang tindih yang
dicontohkan pemeriksa.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi Auditorik : Ada. (1st Order. Saat dirumah pasien mendengar bisikan
-

suara orang yang tidak dikenal mengatakan bahwa ia akan dibunuh)


Halusinasi Visual : Tidak ada
Halusinasi Olfaktorik : Tidak ada
Halusinasi Taktil : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada


3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
-

Produktivitas : Cukup. Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dan ide cerita yang

cukup.
Kontinuitas pikiran : Koheren. Jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan, terarah ke

tujuan, dan irelevan.


Hendaya berbahasa : Tidak ada. Pasien tidak menggunakan bahasa yang tidak
dimengerti/kata kata baru yang hanya pasien mengerti (neologisme) dan pasien
mengunakan bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa.

2. Isi Pikiran
-

Preokupasi : Tidak ada.


Waham : Waham kejar (pasien merasa ada yang mengikuti dirinya dan ingin
membunuhnya) dan waham rujukan (pasien meyakini bahwa peristiwa demo

tanggal 2 Desember 2016 berarti bahwa ia akan meninggal pada tanggal tersebut,
serta meyakini bahwa makanan yang diberikan menantunya adalah usaha untuk
meracuninya)
F. Pengendalian Impuls

Baik

G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik. Ketika diberi pertanyaan apakah mencuri itu baik atau tidak,
pasien menjawab tidak baik.
2. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengatakan jika menemukan dompet ditengah jalan, maka
pasien akan mengembalikan ke pemiliknya.
3. Penilaian realita : Terganggu (ada halusinasi dan waham)
H. Tilikan
Tilikan derajat 2 (Pasien mempunyai sedikit pemahaman terhadap penyakitnya tetapi juga
sekaligus menyangkalnya pada waktu yang bersamaan)
I. Taraf Dapat Dipercaya

IV.

: Dapat dipercaya

STATUS FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin, 28 November 2016 di Bangsal Saraswati RS. Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor.

A. Status Internus
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Frekuensi napas

: 20x/menit

Frekuensi nadi

: 80x/menit

Suhu

: 36,50 C

Status gizi

: Kesan gizi normal


(TB = 152 cm, BB = 42 kg; BMI = 18,1 kg/m2)

Kulit

: Sawo matang

Kepala

: Tidak ada deformitas, normocephali

Rambut

: Hitam, beruban, lebat, tidak mudah tercabut

Mata

: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Telinga

: Normotia, sekret (-)

Gigi dan mulut

: Dalam batas normal

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Jantung

: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru

: Pergerakan dinding dada simetris, suara napas vesikuler, ronkhi


-/-, wheezing -/-

Abdomen

: Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan pembesaran


hepar dan lien

Ekstremitas

: Akral hangat (+), edema (-)

B. Status Neurologis
GCS

: 15 (E4,V5,M6)

Kaku kuduk

: (-)

Pupil

: Bulat, isokor

Parase nervus kraniali

: (-)

Motorik

: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-),
eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi

Sensorik

: Tidak ada gangguan sensibilitas

Reflex fisiologis

: Normal

Reflex patologis

: (-)

Gejala ekstrapiramidal

: (-)

Stabilitas postur tubuh

: Normal

Tremor di kedua tangan

: (-)

C. Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal 26 November 2016)


PEMERIKSAAN

HASIL

NILAI

KETERANGAN

Hb
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
SGOT
SGPT
Ureum
Creatinin
GDS

12
7510
234.000
35
16
19
29,8
0,77
192

RUJUKAN
14-16
4000-10000
150000-400000
40-50
< 42
< 47
10-50
0,7 1,0
<140

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Meningkat

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien perempuan berusia 62 tahun datang ke IGD Jiwa RSMM Bogor dibawa
oleh anaknya dan keluarganya karena berusahan bunuh diri dengan memakan obat nyamuk
bakar 2 hari SMRS. Kejadian ini merupakan yang pertama kalinya terjadi. Anak pertama
pasien diberi tahu oleh tetangga pasien bahwa pasien sering tidur di rumah tetangga tanpa
izin dikarenakan pasien merasa cemas jika berada di rumah. Pasien merasa ada yang ingin
membunuh pasien ketika berada di rumah. Pasien sulit makan karena merasa curiga akan
diracuni oleh menantunya. Pasien juga merasa menantunya menyewa orang lain untuk
membunuhnya, memutilasi tubuhnya dan dibuang di sungai jonggol. Pasien sering
mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa pasien sebentar lagi akan meninggal.
Pasien berusaha melarikan diri dengan melompati pagar rumahnya. Dua hari SMRS, pasien
berusaha bunuh diri dengan memakan obat nyamuk bakar karena pasien merasa lebih baik
meninggal bunuh diri daripada dibunuh orang lain. Pasien tidak pernah mengalami cedera
kepala, kejang kejang, ataupun penyakit lain yang mendahului kejadian tersebut. Pasien
tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif.
Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan kesadaran pasien compos mentis,
sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif. Mood euthym. Afek stabil, pengendalian cukup,
echt, empati tidak dapat dirabarasakan, dalam, skala diferensiasi sempit, tidak serasi.
Ditemukan adanya halusinasi auditorik. Ditemukan juga adanya waham kejar pada pasien.
Penilaian realita pasien terganggu karena adanya halusinasi dan waham. Tilikan derajat 2
dan secara keseluruhan dapat dipercaya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, meliputi status generalis dan status


neurologis, serta pemeriksaan penunjang tidak didapatkan adanya kelainan kondisi medis
lain.

VI.

FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera
kepala, kejang, tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung
ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Dari hasil pemeriksaan fisik juga tidak
ditemukan adanya kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu,
gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Berdasarkan autoanamnesis, pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penggunaan
narkotik sampai saat ini. Dalam waktu dekat sebelum timbul gejala, pasien mengatakan tidak
mengkonsumsi zat-zat psikoaktif, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Ditemukan gejala-gejala psikotik pada pasien, berupa halusinasi auditorik, waham kejar,
waham rujukan, serta bicara sendiri. Seluruh gejala ini terjadi secara mendadak untuk pertama
kalinya dan tidak ada riwayat gejala yang serupa sebelumya menunjukkan bahwa hal ini
merupakan onset yang akut.
Berdasarkan PPDGJ III, kasus ini dapat digolongkan kedalam gangguan afektif episode depresif
berat dengan gejala psikotik, karena:
a) Memenuhi kriteria episode depresi berat
b) Disertai adanya waham dan halusinasi
Aksis II
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis tampak bahwa pasien memiliki ciri
kepribadian paranoid. Hal tersebut tampak dari perilaku pasien yang selalu curiga menantunya.
Pasien juga berfikir dan selalu mencurigai orang-orang tertentu.

Aksis III

Berdasarkan hasil pemeriksaan status generalis, neurologis, dan pemeriksaan penunjang


tidak didapatkan kelainan medis umum pada pasien.
Aksis IV

Masalah dengan keluarga : Ada. Pasien merasa bahwa menantunya ingin merebut

warisan anaknya serta merasa ditelantarkan oleh anak pertamanya.


Masalah dengan lingkungan sosial : Tidak ada
Masalah pendidikan : Tidak ada
Masalah pekerjaan : Tidak ada
Masalah ekonomi : Ada. Ekonomi kurang, karena pasien hanya mengandalkan uang

pensiunan suaminya. Kedua anaknya tidak memberi nafkah.


Masalah akses ke pelayanan kesehatan : Tidak ada

Aksis V

GAF HLPY

: 100-91 (gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada

masalah yang tak tertanggulangi)


Fungsi psikologis

: tidak terdapat gejala halusinasi maupun waham

Fungsi sosial

: pasien berkomunikasi dan berinteraksi dengan


keluarga dan lingkungan sekitar, tetapi cenderung depresif

Fungsi perawatan diri

: pasien dapat merawat dirinya sendiri dengan baik

GAF Saat Masuk

: 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas

sangat berat dalam komunikasi dan merawat diri)


Fungsi psikologi

: terdapat gejala halusinasi dan waham serta tindakan untuk


bunuh diri

Fungsi sosial

: pasien mengalami gangguan penilaian realita dan tidak


dapat berkomunikasi dengan baik

Fungsi perawatan diri

: pasien tidak dapat menjalankan fungsi perawatan dirinya

GAF Current

: 60-51 (Gejala sedang / moderate, disabilitas sedang)

Fungsi psikologi

: riwayat halusinasi dan waham

Fungsi sosial

: pasien mengalami gangguan dalam hubungan dengan


realita, komunikasi baik

Fungsi perawatan diri

VII.

: perawatan diri pasien cukup baik

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I

Gangguan afektif episode depresi berat dengan gejala psikotik

Aksis II

Ciri kepribadian paranoid

Aksis III

Tidak ada diagnosis

Aksis IV

Masalah keluarga dan ekonomi

Aksis V

GAF Saat Masuk

: 20

VIII. DAFTAR PROBLEM


- Organobiologis
- Psikologi
- Sosiobudaya

IX.

: Tidak terdapat faktor herediter


: Halusinasi auditorik dan waham kejar
: Hendaya dalam fungsi sosial

DIAGNOSIS BANDING
Skizofrenia paranoid
Skizofrenia late onset
Skizoafektif

X.

PENATALAKSANAAN

Psikofarmaka

Olanzapin tab 1 x 5 mg (malam)


Ativan tab 1 x 1 mg
Fluoxetin tab 1 x 10 mg (pagi)

Psikoterapi

Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan / mengungkapkan isi

hatinya sehingga pasien dapat merasa lebih tenang.


Memberi psikoterapi suportif pada pasien agar pasien memahami kondisi
penyakitnya sehingga pasien menyadari bahwa dia membutuhkan pengobatan

yang lama dan teratur.


Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur.

Sosioterapi
-

Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan
selalu memberi dukungan kepada pasien untuk tetap mengikuti pengobatan
medis, juga mendukung pasien dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan

kepercayaannya.
Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin membawa pasien kontrol ke RS

Marzoeki Mahdi dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur.
Mendukung pasien untuk kembali beraktivitas sehari-hari dan mengurangi rasa
curiga.

XI.

PROGNOSIS

Ad vitam

: Dubia ad bonam

Ad fungtionam

: Dubia ad bonam

Ad sanationam

: Dubia ad malam

Faktor yang memperingan:

Tidak terdapat faktor herediter

Onset pada umur 62 tahun

Diketahui bahwa faktor pencetus timbulnya gangguan yaitu masalah terhadap keluarga

mengenai warisan suaminya


Kondisi pasien yang secara umum masih baik dan kemampuan merawat diri sendiri
masih baik

Faktor yang memperberat:

Masalah keluarga yang dianggap menelantarkan pasien


Hidup sendiri
Tidak bekerja

Tidak ada perhatian dari lingkungan sekitar

You might also like