Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Denok Kosasi (030.10.074)
Amanda Nabila (030.11.018)
Aldisa Puspitasari (030.11.015)
Dimas Arya Pradana (030.11.078)
Pembimbing :
dr. Sucipto, Sp. KJ, M. Kes
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. I
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 62 Tahun
Tanggal Lahir
: 26 April 1954
Agama
: Katolik
: Jawa / Indonesia
Status Pernikahan
: Janda
Pendidikan Terakhir
: SMA
Pekerjaan
:-
Alamat
Tanggal Masuk UGD
II.RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis diperoleh dari:
Alloanamnesis diperoleh dari Tn. D ( Anak Pasien ) pada tanggal 23 November 2016
di UGD.
A. Keluhan Utama
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien dibawa ke UGD RSMM karena
pasien berusaha bunuh diri sejak 2 hari SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke IGD Jiwa RSMM pada tanggal 23 November 2016 diantar oleh keluarga
terdiri dari anak pertama, menantu dan cucu pasien dengan keluhan berusaha bunuh diri dengan
memakan obat nyamuk bakar 2 hari SMRS. Menurut anak pertama pasien, perilaku pasien mulai
berubah sejak bulan Juli 2016. Pasien hanya tinggal seorang diri di rumahnya di Magelang, Jawa
Tengah. Keluarga pasien tidak pernah ada yang mengunjungi pasien. Ketika di rumah pasien
masih melakukan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, dan menonton televisi. Anak
pertama pasien diberi tahu oleh tetangga pasien bahwa pasien sering tidur di rumah tetangga
tanpa izin dikarenakan pasien merasa cemas jika berada di rumah. Pasien merasa ada yang ingin
membunuh pasien ketika berada di rumah. Keluhan pasien ini tidak ditanggapi oleh keluarga
pasien karena beranggapan bahwa keluhan pasien dapat hilang dengan sendirinya. Pasien sering
membicarakan kejelekan anak pertama pasien kepada tetangga sekitar sehingga anak pertama
pasien menjemput pasien agar tinggal bersamanya di Bogor tetapi pasien mengatakan bahwa dia
ke Bogor naik bus sendiri untuk menemui anaknya. Menurut anak pertama pasien dan pasien
sedang terdapat masalah keluarga mengenai pembagian warisan.
Sejak bulan Agustus 2016 pasien tinggal di Bogor bersama anak pertama, menantu dan dua
cucunya. Pasien sulit makan karena merasa curiga akan diracuni oleh menantunya. Pasien
berpikir bahwa menantunya ingin merebut warisan anak pertamanya. Pasien juga merasa
menantunya menyewa orang lain untuk membunuhnya, memutilasi tubuhnya dan dibuang di
sungai jonggol. Menurut anak pertama pasien, pasien tidak merestui pernikahannya dengan
istrinya. Pasien sering mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa pasien sebentar lagi akan
meninggal. Pasien merasa tidak aman di Bogor dan ingin pulang ke Magelang dengan dikawal
polisi. Sehari-hari pasien hanya beraktivitas di dalam rumah seperti menonton televisi. Jika
pasien menonton berita dengan tulisan segera, pasien mengartikannya bahwa dia akan segera
meninggal. Saat menonton berita mengenai demo tanggal 2 Desember 2016, pasien
mengartikannya pasien akan meninggal tanggal 2 Desember 2016. Pasien sempat tidak makan
selama 2 hari karena pasien berpikir tubuhnya harus bersih sebelum meninggal. Menurut anak
pertama pasien, pasien sering berbicara sendiri yang tidak dimengerti anaknya.
Kapan dikurung? Kenapa? Sejak ...... , anak pertama pasien mengurung pasien di dalam
rumah dikarenakan ...... Pasien berusaha melarikan diri dengan melompati pagar rumahnya. Dua
hari SMRS, pasien berusaha bunuh diri dengan memakan obat nyamuk bakar karena pasien
merasa lebih baik meninggal bunuh diri daripada dibunuh orang lain. Kemudian keluarga pasien
membawanya ke IGD RSMM karena takut pasien melukai dirinya lagi dan dirawat di bangsal
Kresna. Menurut perawat, saat dirawat di bangsal Kresna, nafsu makan pasien semakin lama
semakin membaik. Namun pasien mengatakan pasien masih merasa akan ada yang
membunuhnya. Pasien kadang-kadang masih mendengar suara yang mengatakan bahwa ia akan
segera meninggal. Setelah 3 hari dirawat di bangsal Kresna, pasien dipindahkan ke bangsal
Saraswati. Saat di bangsal Saraswati, pasien sudah mulai beraktifitas seperti menyapu dan
bersih-bersih. Nafsu makan pasien membaik dan pasien mengatakan dapat tidur dengan tenang.
Pasien mengatakan sudah tidak mendengar suara bisikan yang mengatakan bahwa ia akan
dibunuh tetapi masih berpikir ia akan dibunuh oleh orang lain. Menurut perawat bangsal
Saraswati, interaksi sosial pasien dengan orang lain masih kurang.
C. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Riwayat Psikiatri
Anak pertama pasien mengatakan pasien tidak pernah berpikiran curiga, berbicara
sendiri dan berusaha bunuh diri seperti kejadian ini sebelumnya. Anak pertama pasien
mengatakan kejadian ini merupakan yang pertama kali seumur hidup pasien. Pasien
mengatakan ia tidak pernah mengalami saat depresi, menyendiri, menarik diri, sampai
perasaan ingin bunuh diri pada saat dahulu.
2. Riwayat Kondisi Medis
Baik pasien maupun keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengalami
cedera kepala, kejang, ataupun penyakit yang membutuhkan perawatan intensif di rumah
sakit.
Juli 2016
Agustus
2016
September
Oktober 2016
21 November
2016
23 November
2016
28 November
2016
Keterangan :
-
Juli 2016 : Pasien mulai tidur dirumah tetangganya di Magelang tanpa izin karena
pasien takut tinggal dirumahnya sendiri
Agustus 2016 : Pasien dibawa oleh anaknya ke Bogor karena di Magelang tinggal
sendirian
September Oktober 2016 : Pasien tinggal bersama anak pertama dan menantunya,
pasien mulai curiga terhadap menantunya akan merebut warisan anaknya, pasien
juga mulai mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa ia akan dibunuh. Pasien
mulai merasa diikuti oleh seseorang yang disewa oleh menantunya untuk
membunuhnya. Pasien mulai sulit tidur dan sulit makan karena merasa akan
diracuni.
21 November 2016 : Pasien memakan obat nyamuk bakar karena pasien merasa
dirinya lebih baik bunuh diri daripada dibunuh.
Hubungan Sosial
Saat remaja di sekolah maupun lingkungan rumah pasien mempunyai banyak
teman. Pasien juga tidak pernah mempunyai masalah dengan teman-teman maupun
orang sekitarnya. Menurut pasien, ia adalah orang yang biasa saja dalam pergaulan
dan bukan merupakan pemimpin dalam kelompoknya.
Riwayat Pendidikan
Pasien mengatakan bahwa saat mulai SMP, pasien sering mengikuti kursus-kursus
contohnya kursus bahasa inggris. Sampai menjelang akhir SMA, pasien juga tetap
mengikuti kursus bahasa inggris secara tekun dan rajin. Pasien mengatakan bahwa
dirinya merupakan murid yang cukup pandai dan rajin. Pasien juga tidak pernah
mengalami masalah saat bersekolah. Pasien mengatakan bahwa fokusnya hanya
belajar dan ingin lulus dan mengatakan bahwa sangat tertarik mengikuti kursus dan
mempelajari bahasa inggris. Sejak sekolah dasar sampai SMA pasien bersekolah di
Magelang. Pasien mengatakan bahwa pasien lulus SMA lalu beberapa tahun
kemudian bekerja di perusahaan pelayaran di Samarinda.
-
5. Masa Dewasa
-
Riwayat Pekerjaan
Pasien mengatakan, ia bekerja di perusahaan pelayaran dari tahun 1980-an sampai
1993. Pasien berhenti bekerja karena pindah ikut dengan suaminya ke Magelang.
Sejak berhenti dari pekerjaannya tersebut, pasien tidak lagi bekerja hingga sekarang.
Namun pasien mendapat uang pensiunan dari tempat bekerja suaminya setiap
Agama
Pasien beragama Katolik, sama dengan kedua orang tua pasien. Selama di
Magelang, pasien mengatakan rajin beribadah ke gereja setiap minggu. Setelah
pindah ke Bogor, pasien tidak lagi mengunjugi gereja. Menurut pasien itu
dikarenakan anaknya tidak memperbolehkannya keluar dari rumah. Pandangan
agama pasien (Katolik) terhadap penyakit psikiatri adalah mendukung pengobatan,
disertai dengan bantuan doa dari jemaat dan keluarga sekitar.
Aktifitas Sosial
Menurut pasien, selama di Magelang, pasien berteman baik dengan tetangga
sekitar. Setiap hari pasien beraktifitas di dalam rumah, dan terkadang mengikuti
kegiatan di lingkungan. Keluarga pasien tidak mengetahui aktifitas pasien selama di
Magelang karena tidak tinggal serumah dengan pasien. Selama di Bogor, pasien
hanya berakifitas di dalam rumah dan tidak mengikuti kegiatan di lingkungan.
Riwayat Seksual
Pasien sudah menikah satu kali dan memiliki seorang anak laki-laki dan seorang
anak perempuan.
E. Riwayat Keluarga
Pasien anak ke 4 dari 6 bersaudara. Pasien memiliki 2 anak. Anak pertama adalah laki-laki
dan anak kedua adalah perempuan. Kedua anak pasien sudah menikah. Anak pertama pasien
memiliki 2 orang anak. Pasien mengatakan hanya dirinya di keluarga besar yang dirawat akibat
penyakit psikiatri ataupun penyakit medis lainnya.
Pasien
Perempuan
dirawat diRumah Sakit hingga tanggal 28 November 2016,tidak ada dari keluarga
pasienyangmengunjungipasienbaikdiKresnamaupundiSaraswati.
Sistem nilai :
Hal yang menjadi sumber kejengkelan dan yang membuat bahagia : pasien mengatakan
tidak merasa kesal ataupun marah dan pasien mengatakan akan merasa senang apabila
dapat bertemu dengan anaknya yang kedua
III.
STATUS MENTAL
Dilakukan pada hari Senin, tanggal 28 November 2016 di Bangsal Saraswati RSMM Bogor.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Seorang perempuan berusia 62 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya.
Penampilan rapi, memakai baju tidur, rambut hitam sebagian banyak beruban.
2. Kesadaran
-
Biologis
: compos mentis
Psikologis
: terganggu
Sosial
: terganggu
Sebelum wawancara : pasien tampak datang dengan tenang lalu kemudian duduk dan
mulai bercerita
Selama wawancara : pasien tampak tenang, kontak mata adekuat, tidak terdapat
agitasi
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan cepat dan tegas. Intonasi suara
cukup tinggi, artikulasi jelas. Perbendaharan kata banyak.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Euthym
2. Ekspresi Afektif
-
Skala diferensiasi
Kestabilan
: menyempit
: stabil
Echt / Unecht
Keserasian
Pengendalian
Intensitas
Empati
: echt
: tidak serasi
: baik
: dalam
: tidak dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual
1.
Kecerdasan : Baik, pasien mampu menjawab soal penjumlahan angka dengan baik
2.
Daya konsentrasi : Baik. Pasien bisa menghitung mundur 100-7 (Seven Serial
Test)
3.
Orientasi :
Orientasi Waktu : Baik. Pasien dapat mengetahui siang atau malam,
Orientasi Tempat : Baik. Pasien mengetahui dirinya sedang berada di rumah sakit
-
4.
Daya Ingat Jangka Panjang : Baik. Pasien masih ingat nama tempat les bahasa
ke Bogor
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik. Pasien masih mengingat menu sarapan tadi pagi
Daya Ingat Segera : Baik. Pasien mampu mengucapkan kembali apa yang baru saja
ia ceritakan
5. Pikiran Abstrak : Baik. Pasien mampu menyebutkan persamaan 2 objek seperti apel dan
jeruk. Pasien mengatakan bentuk buah tersebut adalah bulat.
6. Kemampuan Menolong Diri : Baik. Pasien mampu makan dan mandi sendiri.
7. Kemampuan Visuospatial : Pasien dapat mengikuti gambar tumpang tindih yang
dicontohkan pemeriksa.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi Auditorik : Ada. (1st Order. Saat dirumah pasien mendengar bisikan
-
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
-
Produktivitas : Cukup. Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dan ide cerita yang
cukup.
Kontinuitas pikiran : Koheren. Jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan, terarah ke
2. Isi Pikiran
-
tanggal 2 Desember 2016 berarti bahwa ia akan meninggal pada tanggal tersebut,
serta meyakini bahwa makanan yang diberikan menantunya adalah usaha untuk
meracuninya)
F. Pengendalian Impuls
Baik
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik. Ketika diberi pertanyaan apakah mencuri itu baik atau tidak,
pasien menjawab tidak baik.
2. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengatakan jika menemukan dompet ditengah jalan, maka
pasien akan mengembalikan ke pemiliknya.
3. Penilaian realita : Terganggu (ada halusinasi dan waham)
H. Tilikan
Tilikan derajat 2 (Pasien mempunyai sedikit pemahaman terhadap penyakitnya tetapi juga
sekaligus menyangkalnya pada waktu yang bersamaan)
I. Taraf Dapat Dipercaya
IV.
: Dapat dipercaya
STATUS FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin, 28 November 2016 di Bangsal Saraswati RS. Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor.
A. Status Internus
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Frekuensi napas
: 20x/menit
Frekuensi nadi
: 80x/menit
Suhu
: 36,50 C
Status gizi
Kulit
: Sawo matang
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
B. Status Neurologis
GCS
: 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk
: (-)
Pupil
: Bulat, isokor
: (-)
Motorik
: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-),
eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik
Reflex fisiologis
: Normal
Reflex patologis
: (-)
Gejala ekstrapiramidal
: (-)
: Normal
: (-)
HASIL
NILAI
KETERANGAN
Hb
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
SGOT
SGPT
Ureum
Creatinin
GDS
12
7510
234.000
35
16
19
29,8
0,77
192
RUJUKAN
14-16
4000-10000
150000-400000
40-50
< 42
< 47
10-50
0,7 1,0
<140
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Meningkat
VI.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera
kepala, kejang, tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung
ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Dari hasil pemeriksaan fisik juga tidak
ditemukan adanya kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu,
gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Berdasarkan autoanamnesis, pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penggunaan
narkotik sampai saat ini. Dalam waktu dekat sebelum timbul gejala, pasien mengatakan tidak
mengkonsumsi zat-zat psikoaktif, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Ditemukan gejala-gejala psikotik pada pasien, berupa halusinasi auditorik, waham kejar,
waham rujukan, serta bicara sendiri. Seluruh gejala ini terjadi secara mendadak untuk pertama
kalinya dan tidak ada riwayat gejala yang serupa sebelumya menunjukkan bahwa hal ini
merupakan onset yang akut.
Berdasarkan PPDGJ III, kasus ini dapat digolongkan kedalam gangguan afektif episode depresif
berat dengan gejala psikotik, karena:
a) Memenuhi kriteria episode depresi berat
b) Disertai adanya waham dan halusinasi
Aksis II
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis tampak bahwa pasien memiliki ciri
kepribadian paranoid. Hal tersebut tampak dari perilaku pasien yang selalu curiga menantunya.
Pasien juga berfikir dan selalu mencurigai orang-orang tertentu.
Aksis III
Masalah dengan keluarga : Ada. Pasien merasa bahwa menantunya ingin merebut
Aksis V
GAF HLPY
Fungsi sosial
Fungsi sosial
GAF Current
Fungsi psikologi
Fungsi sosial
VII.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
: 20
IX.
DIAGNOSIS BANDING
Skizofrenia paranoid
Skizofrenia late onset
Skizoafektif
X.
PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka
Psikoterapi
Sosioterapi
-
Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan
selalu memberi dukungan kepada pasien untuk tetap mengikuti pengobatan
medis, juga mendukung pasien dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan
kepercayaannya.
Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin membawa pasien kontrol ke RS
Marzoeki Mahdi dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur.
Mendukung pasien untuk kembali beraktivitas sehari-hari dan mengurangi rasa
curiga.
XI.
PROGNOSIS
Ad vitam
: Dubia ad bonam
Ad fungtionam
: Dubia ad bonam
Ad sanationam
: Dubia ad malam
Diketahui bahwa faktor pencetus timbulnya gangguan yaitu masalah terhadap keluarga