Professional Documents
Culture Documents
Ca. Recti
I. Konsep Teori
a. Pengertian
Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus
besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum
anus).
Rektum terletak di anterior sakrum and coccyx panjangnya kira
kira 15 cm rectosigmoid junction terletak pada bagian akhir mesocolon
sigmoid. Bagian sepertiga atasnya hampir seluruhnya dibungkus oleh
peritoneum. Di setengah bagian bawah rektum keseluruhannya adalah
ektraperitoneral. Vaskularisasi rektum berasal dari cabang arteri
mesenterika inferior dan cabang dari arteri iliaka interna. Vena
hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemorriodalis internus dan
berjalan ke kranial ke vena mesenterika inferior dan seterusnya melalui
vena lienalis ke vena porta. Ca Recti dapat menyebar sebagai embulus
vena kedalam hati. Pembuluh limfe dari rektum diatas garis anorektum
berjalan seiring vena hemorriodalos superior dan melanjut ke kelenjar
limfa mesenterika inferior dan aorta. Operasi radikal untuk eradikasi
karsinoma rektum dan anus didasarkan pada anatomi saluran limfani
Dinding rektum terdiri dari 5 lapisan, yaitu mukosa yang tersusun oleh
epitel kolumner, mukosa muskularis, submukosa, muscularis propria dan
serosa (Price, 2011)
b. Etiologi
peradangan
pada
kolon
(misalnya colitis
yang
sudah
pernah
terkena
menurut
klasifikasi
duke
berdasarkan
atas
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas D
d. Epidemiologi
yang disebut proses diseminasi akhirnya sel kanker ini menetap pada
area baru dan menyesuaikan diri untuk pertumbuhan selanjutnya yang
disebut proliferasi.
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan
fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam
defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan
feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang
umum terjadi.
Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran,
cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan
menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih
encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara
dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang
dapat dilakukan di klinik ). Mucus jarang terlihat, karena tercampur
dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat
teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami
perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang kadang pada
epigastrium.
Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan
defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang,
dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar,
sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk
seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses.
Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada
sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau
vena, menimbulkan gejala gejala pada tungakai atau perineum.
Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering
berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat alat tersebut.
Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
Tujuan/Interpretasi Hasil
Untuk mengetahui adanya darah
dalam tinja (makroskopis/mikro)
Kurang bermakna untuk diagnosis
awal karena hasilnya yang tidak
anti-gen)
spesifik
serta
psoitif/negatif
dapat
terjadi
palsu
tetapi
2. Pemeriksaan radiologis
4. Ultrasonograf
metastasis ke hati.
h. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2009):
Pembedahan: Untuk
kanker
rectum
atas
dilakukan
rekto
kanker
rectum
bawah
dilakukan
anastomosis kolocinal.
Radiasi: setelah dilakukan
protakolektum
tindakan
dan
dibuat
pembedahan
perlu
5-FU
RNA
dan
mempengaruhi
fungsinya,
dan
menginduksi
mengalami
defisiensi
apoptosis
p53
atau
pada
sel
kanker
yang
stomatitis,
diare,
dan hand-food
syndrome.
3. Riwayat
Merokok
Minum minuman berakohol
Kafein
Tekanan darah tinggi
Konstipasi
Hemoroid
Keturunan Ca
4. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
Kelemahan, kelelahan/keletihan
Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tidur
misalnya
nyeri,
ansietas
dan
5. Sirkulasi
Gejala:
Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda:
Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
6. Integritas ego:
Gejala:
Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan,
keyakinan religius/spiritual)
Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat,
pembedahan)
9. Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala:
Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat
tergantung proses penyakit
10. Keamanan:
Gejala:
Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya kanker pada daerah rektal.
TUJUAN
Setelah
dilakukan
INTERVENSI
Kaji tingkat
nyeri.
RASIONAL
EVALUASI
Untuk mengetahui Nyeri yang
seberapa dalam
dirasakan
tindakan
Berikan tehnik
keperawatan
diharapkan nyeri
yang dirasakan
distraksi dan
relaksasi
Berikan
lingkungan
atau tidak
yang nyaman
dirasakan lagi.
pada klien.
Berikan
analgetik
sesuai
prosedur/instru
ksi dokter.
klien tidak
nyeri yang
dirasakan
dirasakan.
Agar membantu
lagi.
mengurangi rasa
sakit.
Meningkatkan
relaksasi dan
membantu
memfokuskan
kembali perhatian.
Nyeri adalah
komplikasi yang
seringterjadi pada
kanker,dengan
memberi
analgetik dapat
mengurangi rasa
nyeri.
INTERVENSI
Observasi
RASIONAL
Pengontrolan
EVALUASI
Tanda-tanda
tanda-tanda
tanda-tanda
infeksi tidak
infeksi.
Gunakan tehnik
infeksi sejak
terjadi.
dini.
Mencegah
tidak akan
septik dalam
mengalami infeksi
setiap tindakan
masuknya
akibat
keperawatan
mikroorganisme
mikroorganismelalui
terhadap luka
melalui luka
luka pembedahan.
pembedahan.
pembedahan.
Tekankan
Membantu
higiene
potensial
personal.
sumber infeksi
dan/atau
pertumbuhan
sekunder.