Professional Documents
Culture Documents
dapat menyebabkan gerak translasi dan juga rotasi. Gaya yang menyebabkan suatu
benda dapat melakukan gerak rotasi akan dibahas pada kajian modul ini. Namun,
sebelum kalian benar-bendar memulai kegiatan belajar pada modul ini, mari kita
mengulang kembali materi yang menjadi prasyarat untuk mempelajari modul ini. Mari
kita kerjakan soal berikut untuk mengecek kemampuan prasayarat.
Ayo Cek Kemampuan prasyarat!.
1. Tiga buah gaya, 1 =10 N dan 2 =15N, dan 3 =cN bekerja pada sebuah benda,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Jika benda tetap diam, berapakah
nilai c?
Cek Kemampuan
Dalam modul ini, kita akan mempelajari Dinamika Rotasi dimana resultan gaya
PENDAHULUAN
pula
video
di
bawah
ini
yang
tersebut.
penyebabnya.
Pada Kegiatan Belajar 1 ini bahasan yang
paling awal kita pelajari adalah momen gaya atau
torsi. Kemudian momen gaya, momen inersia lalu
momentum sudut kan kekekalannya.
10
Stimulasi
Setelah kita mengamati video di atas, maka pertanyaan yang muncul adalah
sebagai berikut :
Dalam video stimulasi, dimanakah yang menjadi titik pusat gerak rotasi benda?
Identifikasi Masalah
Bagaimana cara kerja kunci inggris sehingga dapat merotasikan sekrup besar yang
11
11
Dalam video stimulation, titik yang menjadi pusat gerak rotasi adalah sekrup besar
yang ada pada roda mobil tersebut. Gaya sebesar yang kita berikan pada kunci
inggris akan mampu menggerakan sekrup maju atau mundur, tergantung pada
arah gaya yang kita berikan pada kunci inggris tersebut. namun gaya yang kita
berikan juga bergantung pada jarak dari sekrup tersebut itulah yang disebut
dengan momen gaya atau torsi. Untuk mengetahui nilai torsi adalah dengan
mengkalikan besar gaya () dan lengan gaya (l) serta sudut () antara garis gaya
dan lengan gaya. Semakin besar nilai torsi maka akan semakin mudah dalam
merotasikan sekrup dan gaya yang diberikan akan lebih kecil. Sehinga itulah
sebabnya jika menggunakan kunci inggris yang lengannya pendek maka sekrup
sulit untuk berotasi karena dibutuhkan gaya yang lebih besar. Dan sekrup akan
berotasi dengan gaya yang lebih kecil jika kita memberikan gaya pada jarak yang
lebih jauh dari sekrup tersebut. hal tersebut bisa dilakukan dengan menambah
panjang lengan pada kunci inggris.
Untuk membuktikan hipotesis-hipotesis yang telah kita buat, mari kita melakukan
percobaan momen gaya atau torsi menggunakan simulasi dibawah ini!
Untuk menjalankan simulasi tersebut perhatikanlah petunjuk berikut.
Ilustrasi
berupa
tangan
dapat
yang
diberikan
(semakin
Pengumpulan Data
12
()
0,08
()
= ()
90,1
0,08
()
142,7
(. )
11,4
0,13
90,0
0,13
90,1
11,7
0,18
90,0
0,18
67,0
12,0
0,23
90,0
0,23
55,6
12,8
0,28
90,0
0,28
50,0
14,0
0,33
90,0
0,33
50,0
16,7
90
jarak
yang
telah
ditentukan.
agar
tegak
lurus
dengan jarak
1) Berdasarkan
data tabel 1.1 maka dapat kita proses sehingga kita dapat
Pemprosesan Data
13
13
Kemudian dapat kita analisis dari grafik hubungan antara lengan momen gaya
terhadap gaya ( ) . perhatikanlah lingkaran berwarna kuning pada grafik.
Pada jarak dan lengan momen sejauh 0,08 m maka diperlukan gaya 142,7 N
agar baut dapat berotasi.
Pada ada jarak dan lengan momen 0,33 m maka diperlukan gaya hanya 50 N
agar sekrup tersebut dapat berotasi.
Berdasarkan grafik di atas dapat kita ketahui bahwa semakin jauh jarak () dan
lengan momen () dari pusat sumbu rotasi dalam hal ini adalah sekrup maka akan
semakin kecil gaya yang perlu untuk dikeluarkan agar sekrup dapat berputar maju
atau mundur. Sebaliknya bila kita memberikan gaya pada jarak yang lebih dekat
dengan sekrup maka gaya yang harus kita keluarkan harus lebih besar untuk
membuat sekrup tersebut berotasi.
Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai lengan momen
gaya () terhadap gaya () adalah tidak sebanding atau berbanding terbalik atau jika
dibuat matematis hubungan antara lengan momen gaya dan gaya adalah.
..(1.1)
14
2) Berdasarkan data tabel 1.1 maka dapat kita proses sehingga kita dapat
membuat grafik hubungan antara lengan momen gaya terhadap momen gaya
atau torsi ( )
Kemudian dapat kita analisis dari grafik hubungan antara lengan momen gaya
terhadap momen gaya atau torsi ( ). perhatikanlah lingkaran berwarna
merah pada grafik.
15
15
Pada jarak dan lengan momen sejauh 0,08 m dari baut, didapatkan torsi sebesar
11,4 N.m
Pada jarak dan lengan momen 0,33 m dari baut tersebut, didapatkan momen
gaya sebesar 16,7 N.m
Berdasarkan grafik hubungan antara lengan momen gaya () terhadap momen
gaya atau torsi ( ) dapat kita ketahui bahwa semakin jauh jarak () dan lengan
momen () dari pusat sumbu rotasi dalam hal ini adalah sekrup maka akan semakin
besar juga torsi atau momen gaya () yang didapatkan. Sebaliknya semakin dekat
jarak () dan lengan momen () sekrup maka akan semakin kecil torsi atau momen
gaya () yang didapatkan. Maka untuk membuat benda berotasi akan lebih mudah
bila diberikan gaya pada titik terjauh dari pusat sumbu rotasi tersebut.
Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai lengan momen
gaya () terhadap momen gaya () adalah sebanding atau jika dibuat matematis
hubungan antara lengan momen gaya ) dan torsi () adalah.
..(1.2)
Sehingga bila kedua persamaan yaitu persamaan 1.1 dan persamaan 1.2
dikombinasikan akan didapat persamaan matematis dari torsi atau momen gaya ()
yaitu :
Dikalikan cross ()
..(1.3)
16
Di kelas X kita sudah mengetahui bahwa penyebab gerak dari suatu benda
adalah gaya yang diberikan, sehingga benda dapat malakukan gerak gerak translasi
maupun rotasi.
menyebabkan benda untuk bergerak rotasi? besar dan arah gaya memang penting,
namun posisi titik dimana gaya tersebut diberikan juga perlu untuk diperhatikan.
Ketika kita mencoba untuk
mendorong sebuah daun pintu, akan
jauh lebih ringan bila mendorong
mengapa
demikian?
Verifikasi / pembuktian
Pada gambar 3. Terlihat bahwa garis putus-putus yang keluar dari ujung F
adalah garis khayal yang keluar dari kedua ujung vektor yang mempresentasikan
gaya.
pada
l r sin .
lengan
Kemudian
momen
atau
Garis
arah
17
17
kedua ujung vektor, seperti garis putus-putus yang keluar dari sumbu F, masingmasing sebagai berikut :
Vektor F sin : komponen tegak lurus dengan garis yang ditarik dari sumbu rotasi
ke garis aksi dari gaya F. ini merupakan komponen F yang menyebabkan rotasi
benda.
Vektor F cos : komponen horizontal
Pada gambar 1.2 dan gambar 13 samasama menampilkan gambar sebuah pintu
yang tampak dari atas. Pada engsel pintu tersebut kita anggap sebagai titik pusat atau
sumbu rotasinya. Kemudian Gaya dorong sebesar F diberikan pada pintu dengan
jarak r dari sumbu rotasinya (engsel pintu). Dan dari sinilah dapat kita ketahui bahwa
gaya pada benda yang berpusat pada sumbu tertentu, maka benda itu akan
cenderung berotasi terhadap sumbu tersebut. Maka dapat kita definisikan :
Kecenderungan gaya untuk merotasikan benda terhadap sumbu tertentu
dan diukur dengan besaran vektor disebut dengan momen gaya atau torsi
()
Kita dapat menentukan besar torsi yang terkait dengan gaya F menggunakan
persamaan :
rF sin ..(1.1)
0)
Dengan :
..(1.2)
l r sin
Fl ..(1.3)
Keterangan :
= torsi, satuan yang dimiliki (N.m)
F = gaya yang bekerja, satuan yang dimiliki (N)
l = lengan momen, satuan yang dimiliki (m)
18
r = jarak antara titik pusat dan titik yang diberi gaya, satuan yang dimiliki (m)
= sud
Momen gaya atau torsi adalah kecenderungan gaya untuk merotasikan benda
terhadap sumbu tertentu.
Salah satu penerapan gerak rotasi lainnya yaitu memutar sebuah sekrup
dengan bantuan kunci inggris. Pada hasil grafik data processing dapat dibuktikan
bahwa momen gaya terhadap gerak rotasi dari sekrup adalah sebagi berikut.
semakin jauh jarak antara titik gaya yang diberikan dan pusat sumbu rotasinya
(dalam hal ini sekrup) maka nilai momen gaya yang didapat juga semakin besar.
semakin besar nilai momen gaya yang didapat maka akan semakin mudah dalam
merotasikan benda dan gaya yang diberikan akan lebih kecil terhadap benda
tersebut.
19
19
sudut yang digunakan adalah tegak lurus atau 90, posisi tangan selalu tegak lurus
dengan kunci inggris tersebut.
Untuk membuktikan hasil dari
data processing, maka simaklah
video berikut ini. Dimana ini
adalah aplikasi dari perputaran
sekrup yang menggunakan kunci
inggris. Dapatkah kita mengambil
kesimpulan dari video berikut?
Momen gaya atau torsi merupakan besaran vektor sehingga bisa menggunakan
perkalian cross.
Semakin besar lengan momen gaya (l) dari pusat sumbu rotasi maka akan semakin
kecil gaya yang diperlukan untuk membuat benda berotasi dan semakin besar juga
torsi atau momen gaya ( ) yang didapatkan.
kesimpulan
20
B. Momen Inersia
Stimulasi
bahkan semua benda yang bergerak rotasi membutuhkan momen inersia untuk
Dapatkah kita mengetahui mengapa pemain yoyo dapat melakukan beragam atraksi
atau trick pada yoyo tersebut!
Setelah kita mengamati video di atas, maka pertanyaan yang muncul adalah
sebagai berikut :
Dalam video stimulasi, Lama dari putaran yoyo tersebut bergantung pada apa
sajakah?
21
21
Mengapa pemain dapat melakukan beragam trick? Adakah peran momen inersia
agar pemain dapat melakukan beragam trick tersebut?
Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya momen inersia benda yang
berotasi? berikan contoh momen inersia pada benda lainnya yang bergerak rotasi!
Berikut ini adalah jawaban sementara atau hipotesis yang didapatkan dari
pertanyaan-pertanyaan di atas. Hipotesis ini tentunya belum dibuktikan sehinggga
1. Lama dari putaran yoyo bergantung pada diameter, kecepatan rotasi, massa
yoyo dan momen inersia.
2. Pertama saat pemain menjatuhkan yoyo sampai pada ujung benang, yoyo
terus berotasi dalam keadaan diam ditempat, inilah yang disebut dengan
sleep. Gerakan sleep tersebut yang dimanfaatkan pemain untuk melakukan
beragam trick. Terdapat peran momen inersia dalam permainan yoyo tersebut,
dimana momen inersia berkaitan dengan kemampuan suatu benda untuk
mempertahankan rotasinya. Peran momen inersia disini adalah menentukan
Identifikasi Masalah
lamanya dari sleep tersebut. jika memiliki momen inersia yang tinggi, yoyo
dapat melakukan sleep lebih lama begitupun sebaliknya.
3. Momen inersia dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu massa benda dan jarak
massa benda dari poros rotasi. Selain itu sesuai dengan Hukum II Newton
momen inersia juga dipengaruhi oleh torsi atau momen gaya dan percepatan
sudut benda. Seperti prinsip kerja yang ada pada katrol dimana membutuhkan
momen inersia dan torsi serta percepatan sudut. Semakin besar momen
inersianya maka akan semakin sulit katrol untuk berotasi hal ini ditandai dengan
semakin kecil percepatan sudut yang didapatkan.
22
yang bekerja pada partikel tersebut memiliki arah yang tegak lurus pada lintasan
partikel dan gaya tersebut memberikan percepatan tangensial .
Maka sesuai dengan hukum kedua Newton:
Ft mat (1.4).
Dengan kedua ruas dikalikan r, maka :
Ft r mat r (1.5).
Karena percepatan tangensial
a t r ,maka:
mr 2 (1.7).
Persamaan 1.7 diatas menunjukkan bahwa torsi yang bekerja pada partikel
sebanding dengan percepatan sudut dari partikel tersebut. Dalam persamaan 1.7
terdapat mr 2 yang menyatakan inersia gerak rotasi pada partikel tersebut atau disebut
Pengumpulan Data
Ft r mr 2 (1.6).
dengan momen inersia. Dengan demikian, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
Keterangan :
Hukum II Newton
untuk rotasi
I (1.8).
23
23
pada
Contohnya
jika
tiap
ada
benda
tersebut.
sebuah
tongkat
I mr 2
..(1.9).
Dengan :
2
I mr 2 ml 2 ml 2 2ml 2 (1.10).
24
I mi ri m1r1 m2 r2 m3 r3 .....mn rn
2
..(1.10).
I r 2 dm ..(1.11).
Hasil-hasil metode integrase tersebut untuk menentukan momen inersia berbagai
benda pejal ditunjukan dalam Tabel 1.1
Table 1.2. momen inersia pada berbagai benda yang umum dikenal
Sumber : Physics for Scientist and Engineers 9th Edition ,Serway R.A, Jewett J.W
25
25
untuk
kehidupan
kita.
,jika
kita
ingin
26
Tabel 1.3
No
Jari-jari katrol
r (m)
Percepatan
linear a(m / s 2 )
0,10
0,13
0,20
0,50
0,30
1,13
Tabel 1.4
Massa katrol
m(kg )
5
15
5,58
atau 0,3 m.
25
4,34
No
Percepatan
linear a(m / s 2 )
7,88
Berdasarkan Tabel 1.3 dan Tabel 1.4 didapat data Tegangan tali (tension) pada tiap
data yang divariasikan, dengan ditetapkannya massa balok biru ( = 10 ). maka
kita dapat melakukan perhitumgan data sebagai berikut.
1. mencari percepatan linear () dan tegangan tali ().
Diketahui :
1
: =
: =
: =
=
=
1
= 2
=
Maka : =
1 2
2
=
=
=
Maka : =
Pemprosesan Data
Jika Dikombinasikan : =
Akan didapat percepatan linear :
=
1
(2 + )
27
27
2. mencari percepatan sudut (), momen inersia (), dan momen gaya atau torsi ()
: =
Jari-jari
katrol r (m)
Percepatan
linear a(m / s 2 )
Percepatan
sudut
(rad / s 2 )
Torsi
( N .m)
0,10
0,13
42,6
5,54
0,13
0,20
0,50
21,8
10,88
0.50
0,30
1,13
14,47
16,38
1,13
No
Momen
Inersia
I (kg .m 2 )
2. Data percobaan dengan massa balok biru maksimum dibuat tetap yaitu 10 kg,
dan jari-jari katrol maksimum dibuat tetap yaitu 30 cm atau 0,3 m.
Tabel 1.4
7,88
Percepatan
sudut
(rad / s 2 )
26,27
15
5,58
18,6
12,66
0,68
25
4,34
14,47
16,38
1,13
No
Jari-jari
katrol r (m)
Percepatan
linear a(m / s 2 )
Torsi
( N .m)
Momen
Inersia
5,76
0,22
I (kg .m 2 )
Berdasarkan hasil data pada Tabel diatas kita dapat membuat grafik dibawah ini.
28
1. Grafik hubungan antara Torsi dengan Momen Inersia, sesuai dengan data
percobaan pada Tabel 1.3 .
29
29
Maka hasil-hasil data dan grafik diatas dapat membuktikan persamaan 1.9 dimana :
I mr 2
Dan hasil dari grafik-grafik di atas menggambarkan bahwa sesuai dengan hukum II
dan I
Maka dari hasil-hasil percobaan pada katrol ini dapat membuktikan prinsip kerja pada
yoyo. Semakin besar massa atau jari-jari pada yoyo makan akan semakin besar pula
momen inersianya. Artinya bisa semakin besar momen inersia maka yoyo akan
semakin sulit berotasi, namun bila sudah berotasi sulit untuk di berhentikan.
Sehingga waktu sleep akan semakin lama dan hal inilah yang dimanfaatkan pemain
Verifikasi / pembuktian
30
Semakin besar momen Inersia benda maka semakin sulit benda untuk berotasi
dan semakin sulit juga untuk berhenti berotasi.
Hubungan antara momen inersia dan torsi dapat dikaitkan dengan Hukum II Newton
pada gerak rotasi.
cara menghitung momen Inersia adalah adalah I mr 2 dan satuan yang dimiliki
kesimpulan
1. Bola pejal bermassa 2,5 kg dan jari-jari 0,12 m menggelinding pada lantai
mendatar bersamaan dengan cincin tipis yang bermassa 1 kg dan jari-jari 0,12 m.
perbandingan momen inersia bola pejal dan cincin adalah
31
31
Stimulasi
analogi, bahwa gerak rotasi pun akan menggunakan momentum sudut dan hukum
kekekalan momentum sudut
Banyak fenomena menarik yang dapat
dipahami
dengan
dasar
kekekalan
Setelah kita mengamati video di atas, maka pertanyaan yang muncul adalah
sebagai berikut :
Dalam video stimulasi, bagaimana posisi tangan dan kaki penari saat berotasi
Mengapa penari harus melakukan trik-trik tertentu agar bisa tetap melakukan spin?
Apakah ini ada kaitannya dengan momen inersia yang telah dibahas sebelumnya?
Adakah kaitannya dengan hukum kekekalan momentum sudut pada gerakan penari
es skater? Apa itu momentum sudut dan bagaimana cara mengetahuinya?
Berikut ini adalah jawaban sementara atau hipotesis yang
didapatkan dari
Identifikasi Masalah
32
1. Pada awalnya awalnya, penari berputar lambat dengan kedua tangan dan salah
satu kaki yang direntangkan. Kemudian penari tersebut berputar cepat dengan
kedua tangan terlipat dan salah satu kaki yang naikkan hingga ke atas kepala
seiring bertambahnya kecepatannya. Pada akhirnya penari akan merentangkan
kembali tangan dan salah satu kakinya, sehingga kecepatan berotasinya turun
lalu berhenti berputar.
2. Penari harus melakukan trik-trik tersebut karena ini sangat berkaitan dengan
momen
inersianya
bertambah
besar,
maka
kecepatan
sudutnya
Sumber http://sport360.com/
Gambar 1.20. penari yang merentangkan
tangannya ketika melakukan spin
berhenti berputar.
Pengumpulan Data
33
33
L I ....(1.12).
Jika kita ingin menghitung besar momentum sudut oada suatu partikel maka
dapat dengan cara meninjau kembali pada torsi terdapat lengan torsi yang terhadap
porosKemudian benda tersebut karena dianggap partikel maka memiliki juga
kecepatan linier , maka besar momentum sudut adalah
Meninjau pers. (1.9)
I mr 2
L I
L mr 2
sehingga menjadi :
v
L mr 2 .(1.13)
r
L mrv ....(1.14).
= 0, = ....(1.15).
Atau dengan kata lain, momentum sudut sistem adalah kekal (tidak berubah). Maka
34
Jika
adalah
adalah
sudut
penari
Sumber : http://www.alpcentauri.info/
Gambar 7.Hk kekekalan Momentum sudut pada penari balet
=
= ...(1.16)
Dengan :
2
/s)
35
35
tombol
biru
start
untuk
sudut
dan
anglar
pada
memvariasikan
penari.
Cara
angkanya
dapat
Lengan r (m)
0,30
2,0
0,40
1,5
0,50
1,2
0,60
1,0
36
Berdasarkan Tabel 1.3 didapat data momen inersia pada tiap panjang lengan penari
ketika berotasi, dengan ditetapkannya massa dari penari m = 60 kg. maka sesuai data
panjang lengan dalam Tabel 1.3 , didapat momen inersianya adalah
No
Lengan r (m)
0,30
0,40
0,50
0,60
v
sudut dimana kecepatan sudut dapat dihitung dari : , dengan v 2.0m / s . Maka:
r
sesuai data kecepatan linear dalam tabel 1.3, didapat kecepatan sudut :
v 2,0m / s
6.67 rad / s
r
0.3m
No
Kecepatan
linear v(m / s)
1. r 0,30m ,maka
2,0
2. r 0,40m ,maka
1,5
v 1,5m / s
3,75rad / s
r
0.4m
1,2
3. r 0,50m ,maka
v 1,2m / s
2,40rad / s
r
0.5m
1,0
4. r 0,60m ,maka
v 2,0m / s
1,67rad / s
r
0.6m
Pemprosesan Data
Kemudian setelah mendapat data momen inersia kita bisa mendapat data kecepatan
Setelah didapatkan data momen inersia dan kecepatan sudut pada tiap panjang
lengan penari maka perhatikanlah tabel di bawah ini!
Tabel 1.5
Momen inersia
I (kg .m )
Kecepatan sudut
(rad / s)
0,30
5,4
6.67
0,40
9,6
3,75
0,50
15,0
2,40
0,60
21,6
1,67
No
Lengan r (m)
37
37
Berdasarkan data Tabel 1.4 kita bisa mendapatkan hasil data besar Momentum
Sudut pada tiap panjang lengan penari:
1. Pada I 5,4kgm 2 dan 6,67 rad / s maka momentum sudut yang dihasilkan:
Berdasarkan hasil data pada Tabel 1.5 kita bisa membuat tiga grafik dibawah ini.
1. Grafik hubungan antara momen inersia dan kecepatan sudut ( ).
38
Pada grafik momentum sudut (L) - Momen Inersia (I) didapat grafik yang lurus
linier, artinya nilai momentum sudut (L) untuk tiap momen inersia adalah sama.
Pada grafik momentum sudut (L) Momentum Sudut () didapat grafik yang
lurus linier juga, artinya nilai momentum sudut (L) untuk tiap besar kcepatan
sudut adalah sama.
Dari kedua grafik diatas dapat kita ketahui bahwa momentum sudut (L) sebanding
lurus dengan Momen Inersia dan Kecepatan sudut ().
39
39
Momentum sudut (L) adalah ukuran tingkat kesukaran benda untuk dihentikan bila
sedang berputar atau sedang berotasi. Berdasarkan pada tahap pemprosesan data
didapat hasil hasi sebagai berikut yang menyatakan :
Berdasarkan hasil perhitungan data yang didapat besar momentum sudut (L)
adalah sama yaitu 36 / 2 .
dan momentum linear tidak berbanding lurus, serta didapat bukti bahwa
momentum sudut untuk setiap momen inersia (I) dan kecepatan sudut adalah
kekal
Maka hasil-hasil diatas dapat membuktikan persamaan 1.2 dimana :
L I
Dan hasil dari grafik-grafik di atas enggambarkan bahwa sesuai dengan hukum
kekekalan momentum yang sesuai dengan persamaan 1.6 yaitu :
Untuk menerapkan hasil data-data yang
I11 I 22
Verifikasi / pembuktian
Berdasarkan hasil dari grafik yang didapat, kaitan antara kecepatan sudut ()
processing,
serta
persamaan
40
kesimpulan
tangannya) maka akan semakin pelan putaran yang didapatkan dan semakin kecil
kecepatan sudutnya. Namun jika semakin kecil momen inersia (dengan melipat
tangannya) maka akan semakin cepat putarannya dan kecepatan sudutnya juga
akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan hukum Kekekalan Momentum Sudut.
cara menghitung momentum sudut adalah adalah L I dan satuan yang dimiliki
momentu sudut adalah /. dan momentum sudut memiliki sifat kekal selama
massa dari benda tersebut tetap dan tidak ada momen gaya luar yang bekerja.
1. Sebuah titik partikel dengan massa 20 gram melakukan gerak rotasi beraturan
dengan jari-jari lintasan 2m. jika dalam waktu 5 sekon titik partikel mampu
berputar 25 putaran, berapakah momentum sudut dari partikel tersebut?
41
41
Rangkuman Materi
1. Torsi atau Momen Gaya
Torsi atau momen gaya adalah Kecenderungan
gaya untuk merotasikan benda terhadap
sumbu tertentu dan diukur dengan besaran
vektor
Rumus Torsi :
Fl Fr sin
2. Momen Inersia
Momen inersia adalah ukuran kemampuan
Rumus Torsi :
benda
I mr 2
sudut rotasinya.
3. Momentum Sudut
Momentum sudut adalah ukuran tingkat
kesukaran benda untuk dihentikan bila
sedang berputar.
Rumus Torsi :
L I mvr mr 2
Rumus Torsi :
I11 I 22
42