You are on page 1of 34

Mari kita ingat kembali!!!

Dikelas X kalian telah mempelajari tentang dinamika partikel, dimana suatu


benda (dianggap suatu titik atau materi) yang akan mengalami gerak translasi jika
ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Dengan kata lain, suatu benda dapat
bergerak karena adanya gaya. Secara fisis, ini artinya resultan gaya pada benda
tersebut tidak nol atau secara matematis dapat ditulis sebagai 0.
Ingat! Gerak Translasi adalah gerak lurus
0

dapat menyebabkan gerak translasi dan juga rotasi. Gaya yang menyebabkan suatu
benda dapat melakukan gerak rotasi akan dibahas pada kajian modul ini. Namun,
sebelum kalian benar-bendar memulai kegiatan belajar pada modul ini, mari kita
mengulang kembali materi yang menjadi prasyarat untuk mempelajari modul ini. Mari
kita kerjakan soal berikut untuk mengecek kemampuan prasayarat.
Ayo Cek Kemampuan prasyarat!.
1. Tiga buah gaya, 1 =10 N dan 2 =15N, dan 3 =cN bekerja pada sebuah benda,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Jika benda tetap diam, berapakah
nilai c?

Cek Kemampuan

Dalam modul ini, kita akan mempelajari Dinamika Rotasi dimana resultan gaya

2. Tentukan resultan sebuah gaya yang diperlukan untuk menghentikan mobil


1.500 kg yang sedang bergerak dengan kelajuan 72 km/jam dalam jarak 50 m!.
3. Sebuah roda sepeda bergerak melingkar dengan 10 m/s dan jari-jari rodanya
0,5 m. tentukanlah kelajuan angularnya.
4. Sebuah bola yang memiliki jari-jari 2 cm berputar dalam bidang lingkaran
horizontal. Dalam satu kali putarannya dapat ditempuh bola selama 2 s.
tentukanlah percepatan sentripetalnya.

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

PENDAHULUAN

Pernahkah kamu melihat atau datang ke


sebuah pertunjukan ballerina ice skater?. Pada
pertunjukan ballerina ice skater penonton biasanya
akan terkagumi dengan berbagai atraksi yang
dimainkan oleh penari tersebut. Perhatikan gambar
1.1, Salah satu atraksi yang paling mengagumkan
adalah ketika penari mampu memutar tubuhnya atau
berotasi layaknya sebuah gasing. Terlebih lagi bila
penari tersebut mampu berotasi dengan bertumpu
hanya dengan satu kaki.
Perhatikan

pula

video

di

bawah

ini

yang

menampilkan atraksi seorang ballerina ice skater

Gambar 1.1 Atraksi Seorang


Ballerina Ice Skater sedang
berotasi
dengan bertumpu
pada satu kaki.

tersebut.

Mengapa penari tersebut mampu berotasi


dengan gerakan yang mengagumkan?. Tentunya
peristiwa ini berkaitan dengan dinamika rotasi.
Dinamika rotasi adalah ilmu yang mempelajari
gerak rotasi benda dengan memperhitungkan
Video 1. Penari balet yulia libniskayla

penyebabnya.
Pada Kegiatan Belajar 1 ini bahasan yang
paling awal kita pelajari adalah momen gaya atau
torsi. Kemudian momen gaya, momen inersia lalu
momentum sudut kan kekekalannya.

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

10

A. Momen Gaya (Torsi)

Kita telah mengetahui penyebab benda untuk menjadi bergerak translasi


adalah gaya pada benda tersebut. Hal serupa untuk membuat benda tersebut
bergerak rotasi, maka kita perlu mengerjakan momen gaya atau torsi pada benda
tersebut. Tentunya ada banyak sekali penerapan gerak rotasi dalam kehidupan kita.

Stimulasi

Seperti pada perpotaran atau rotasi pada


baut atau sekrup.
Dalam video disamping ditampilkan
kegiatan orang yang ingin melepas baut
yang ada dalam roda menggunakan kunci
inggris khusus untuk sekrup roda.
Perhatikanlah video di samping ini!

Setelah kita mengamati video di atas, maka pertanyaan yang muncul adalah
sebagai berikut :
Dalam video stimulasi, dimanakah yang menjadi titik pusat gerak rotasi benda?

ada pada roda?


Bagaimanakah caranya mengetahui besar momen gaya atau torsi? Dan apakah
pengaruh dari torsi terhadap gerak rotasi benda tertama pada sekrup?
Mengapa ketika menggunakan kunci inggris yang lengannya lebih pendek, sekrup
pada roda mobil tesebut tidak dapat memutar?
Berikut ini adalah jawaban sementara atau hipotesis yang didapatkan dari
pertanyaan-pertanyaan di atas. Hipotesis ini tentunya belum dibuktikan sehinggga

Identifikasi Masalah

Bagaimana cara kerja kunci inggris sehingga dapat merotasikan sekrup besar yang

belum di ketahui benar atau salahnya.

11

11

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Dalam video stimulation, titik yang menjadi pusat gerak rotasi adalah sekrup besar
yang ada pada roda mobil tersebut. Gaya sebesar yang kita berikan pada kunci
inggris akan mampu menggerakan sekrup maju atau mundur, tergantung pada
arah gaya yang kita berikan pada kunci inggris tersebut. namun gaya yang kita
berikan juga bergantung pada jarak dari sekrup tersebut itulah yang disebut
dengan momen gaya atau torsi. Untuk mengetahui nilai torsi adalah dengan
mengkalikan besar gaya () dan lengan gaya (l) serta sudut () antara garis gaya
dan lengan gaya. Semakin besar nilai torsi maka akan semakin mudah dalam
merotasikan sekrup dan gaya yang diberikan akan lebih kecil. Sehinga itulah
sebabnya jika menggunakan kunci inggris yang lengannya pendek maka sekrup
sulit untuk berotasi karena dibutuhkan gaya yang lebih besar. Dan sekrup akan
berotasi dengan gaya yang lebih kecil jika kita memberikan gaya pada jarak yang
lebih jauh dari sekrup tersebut. hal tersebut bisa dilakukan dengan menambah
panjang lengan pada kunci inggris.

Untuk membuktikan hipotesis-hipotesis yang telah kita buat, mari kita melakukan
percobaan momen gaya atau torsi menggunakan simulasi dibawah ini!
Untuk menjalankan simulasi tersebut perhatikanlah petunjuk berikut.
Ilustrasi

berupa

tangan

dapat

dan lengan momen (l).


Panah berwarna merah dapat ditarik
ke atas guna menentukan besar
gaya

yang

diberikan

(semakin

panjang panahnya semakin besar


gaya yang `diberikan).
Panah berwarna merah juga dapat

Pengumpulan Data

digeser untuk menentukan jarak ( r )

dimiringkan guna menentukan besar


sudut yang dihasilkan.

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

12

Dari percobaan menggunakan simulasi memutar sekrup dengan kunci inggris


tersebut maka didapatkan data-data berikut. Perhatikanlah tabel 1.1 dibawah ini!.
Tabel 1.1
Jarak ()antara tangan
No
1

()
0,08

()

= ()

90,1

0,08

()
142,7

(. )
11,4

dengan sekrup dengan


rentang tiap 0,05 m dari
titik awal.
Besar gaya () minimal

0,13

90,0

0,13

90,1

11,7

0,18

90,0

0,18

67,0

12,0

0,23

90,0

0,23

55,6

12,8

0,28

90,0

0,28

50,0

14,0

Sudut () selalu dibuat

0,33

90,0

0,33

50,0

16,7

90

yang dibutuhkan untuk


membuat kunci inggris
dapat naik keatas pada
tiap

jarak

yang

telah

ditentukan.

agar

tegak

lurus

dengan jarak

1) Berdasarkan

data tabel 1.1 maka dapat kita proses sehingga kita dapat

Pemprosesan Data

membuat grafik hubungan antara lengan momen gaya terhadap gaya ( ) .

13

13

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Kemudian dapat kita analisis dari grafik hubungan antara lengan momen gaya
terhadap gaya ( ) . perhatikanlah lingkaran berwarna kuning pada grafik.

Pada jarak dan lengan momen sejauh 0,08 m maka diperlukan gaya 142,7 N
agar baut dapat berotasi.
Pada ada jarak dan lengan momen 0,33 m maka diperlukan gaya hanya 50 N
agar sekrup tersebut dapat berotasi.

Berdasarkan grafik di atas dapat kita ketahui bahwa semakin jauh jarak () dan
lengan momen () dari pusat sumbu rotasi dalam hal ini adalah sekrup maka akan
semakin kecil gaya yang perlu untuk dikeluarkan agar sekrup dapat berputar maju
atau mundur. Sebaliknya bila kita memberikan gaya pada jarak yang lebih dekat
dengan sekrup maka gaya yang harus kita keluarkan harus lebih besar untuk
membuat sekrup tersebut berotasi.
Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai lengan momen
gaya () terhadap gaya () adalah tidak sebanding atau berbanding terbalik atau jika
dibuat matematis hubungan antara lengan momen gaya dan gaya adalah.

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

..(1.1)

14

2) Berdasarkan data tabel 1.1 maka dapat kita proses sehingga kita dapat
membuat grafik hubungan antara lengan momen gaya terhadap momen gaya
atau torsi ( )

Kemudian dapat kita analisis dari grafik hubungan antara lengan momen gaya
terhadap momen gaya atau torsi ( ). perhatikanlah lingkaran berwarna
merah pada grafik.

15

15

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Pada jarak dan lengan momen sejauh 0,08 m dari baut, didapatkan torsi sebesar
11,4 N.m
Pada jarak dan lengan momen 0,33 m dari baut tersebut, didapatkan momen
gaya sebesar 16,7 N.m
Berdasarkan grafik hubungan antara lengan momen gaya () terhadap momen
gaya atau torsi ( ) dapat kita ketahui bahwa semakin jauh jarak () dan lengan
momen () dari pusat sumbu rotasi dalam hal ini adalah sekrup maka akan semakin
besar juga torsi atau momen gaya () yang didapatkan. Sebaliknya semakin dekat

jarak () dan lengan momen () sekrup maka akan semakin kecil torsi atau momen
gaya () yang didapatkan. Maka untuk membuat benda berotasi akan lebih mudah
bila diberikan gaya pada titik terjauh dari pusat sumbu rotasi tersebut.
Sehingga berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai lengan momen
gaya () terhadap momen gaya () adalah sebanding atau jika dibuat matematis
hubungan antara lengan momen gaya ) dan torsi () adalah.

..(1.2)

Sehingga bila kedua persamaan yaitu persamaan 1.1 dan persamaan 1.2
dikombinasikan akan didapat persamaan matematis dari torsi atau momen gaya ()
yaitu :

Dikalikan cross ()

Didapat rumus torsi ()

Maka berdasarkan hasil percobaan, data dan grafik ditemukan persamaan


matematis momen gaya atau torsi adalah :

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

..(1.3)

16

Di kelas X kita sudah mengetahui bahwa penyebab gerak dari suatu benda
adalah gaya yang diberikan, sehingga benda dapat malakukan gerak gerak translasi
maupun rotasi.

Lalu apa sajakah yang terkandung dalam sebuah gaya yang

menyebabkan benda untuk bergerak rotasi? besar dan arah gaya memang penting,
namun posisi titik dimana gaya tersebut diberikan juga perlu untuk diperhatikan.
Ketika kita mencoba untuk
mendorong sebuah daun pintu, akan
jauh lebih ringan bila mendorong

atau dekat dengan pegangan pintu


tersebut.

mengapa

demikian?

Perhatikanlah kedua gambar berikut!

Gambar 1.2. Ilustrasi penggunaan momen gaya pada


pintu

Verifikasi / pembuktian

pintu tersebut jauh dari sumbu putar

Pada gambar 3. Terlihat bahwa garis putus-putus yang keluar dari ujung F
adalah garis khayal yang keluar dari kedua ujung vektor yang mempresentasikan
gaya.

Pada segitiga siku-siku dalam gambar


3. dimana daun pintu menjadi sisi
miringnya atau r, kita dapat melihat
bahwa

pada

l r sin .

lengan
Kemudian

momen

atau

Garis

arah

adalah garis khayal yang keluar dari

Gambar 1.3. Ilustrasi komponen momen gaya

17

17

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

kedua ujung vektor, seperti garis putus-putus yang keluar dari sumbu F, masingmasing sebagai berikut :
Vektor F sin : komponen tegak lurus dengan garis yang ditarik dari sumbu rotasi
ke garis aksi dari gaya F. ini merupakan komponen F yang menyebabkan rotasi
benda.
Vektor F cos : komponen horizontal

yang melalui titik O pusat sumbu rotasi

sehingga komponen ini tidak menghasilkan rotasi benda.

Pada gambar 1.2 dan gambar 13 samasama menampilkan gambar sebuah pintu
yang tampak dari atas. Pada engsel pintu tersebut kita anggap sebagai titik pusat atau
sumbu rotasinya. Kemudian Gaya dorong sebesar F diberikan pada pintu dengan
jarak r dari sumbu rotasinya (engsel pintu). Dan dari sinilah dapat kita ketahui bahwa
gaya pada benda yang berpusat pada sumbu tertentu, maka benda itu akan
cenderung berotasi terhadap sumbu tersebut. Maka dapat kita definisikan :
Kecenderungan gaya untuk merotasikan benda terhadap sumbu tertentu
dan diukur dengan besaran vektor disebut dengan momen gaya atau torsi
()
Kita dapat menentukan besar torsi yang terkait dengan gaya F menggunakan
persamaan :

rF sin ..(1.1)
0)

Dengan :
..(1.2)

l r sin

Fl ..(1.3)
Keterangan :
= torsi, satuan yang dimiliki (N.m)
F = gaya yang bekerja, satuan yang dimiliki (N)
l = lengan momen, satuan yang dimiliki (m)

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

18

r = jarak antara titik pusat dan titik yang diberi gaya, satuan yang dimiliki (m)
= sud

Momen gaya atau torsi adalah kecenderungan gaya untuk merotasikan benda
terhadap sumbu tertentu.
Salah satu penerapan gerak rotasi lainnya yaitu memutar sebuah sekrup
dengan bantuan kunci inggris. Pada hasil grafik data processing dapat dibuktikan
bahwa momen gaya terhadap gerak rotasi dari sekrup adalah sebagi berikut.
semakin jauh jarak antara titik gaya yang diberikan dan pusat sumbu rotasinya
(dalam hal ini sekrup) maka nilai momen gaya yang didapat juga semakin besar.
semakin besar nilai momen gaya yang didapat maka akan semakin mudah dalam
merotasikan benda dan gaya yang diberikan akan lebih kecil terhadap benda
tersebut.

19

19

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

sudut yang digunakan adalah tegak lurus atau 90, posisi tangan selalu tegak lurus
dengan kunci inggris tersebut.
Untuk membuktikan hasil dari
data processing, maka simaklah
video berikut ini. Dimana ini
adalah aplikasi dari perputaran
sekrup yang menggunakan kunci
inggris. Dapatkah kita mengambil
kesimpulan dari video berikut?

Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari mengumpulkan informasi-informasi


tentang momen gaya atau torsi adalah sebagai berikut.
titik yang menjadi pusat gerak rotasi pada kedua kasus yang dijelaskan di atas
adalah engsel pintu dan sekrup.
momen gaya atau torsi () adalah Kecenderungan gaya untuk merotasikan benda

Momen gaya atau torsi merupakan besaran vektor sehingga bisa menggunakan
perkalian cross.
Semakin besar lengan momen gaya (l) dari pusat sumbu rotasi maka akan semakin
kecil gaya yang diperlukan untuk membuat benda berotasi dan semakin besar juga
torsi atau momen gaya ( ) yang didapatkan.

kesimpulan

terhadap sumbu tertentu dan diukur dengan besaran vektor.

sudut yang diunakan tidak harus tegak lurus atau 90


cara menghitung momen gaya atau torsi adalah Fl dengan l r sin ,
dan satuan yang dimiliki torsi adalah N.m

Untuk memperdalam pemahaman dan memperoleh hasil tes yang baik,


kerjakanlah latihan soal berikut ini di buku tugasmu!
Latihan soal 1.1

1. Sebuah batang homogen bermassa 3 kg dan panjang 40 cm, diberi beban 2


kg pada salah satu ujungnya dan ujung lainnya sebagai tumpu. Jika F sebesar
280 N dan mengarah ke atas bekerja pada jarak 5 cm dari titik tumpu, maka
hitunglah momen gayanya

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

20

B. Momen Inersia

Di kelas X kita telah mempelajari mengenai Hukum I Newton yang didalamnya


membahas tentang kelembaman suatu benda. Hal serupa pada gerak rotasi juga
memiliki suatu kelembaman benda yang disebut momen inersia. Ada banyak sekali

mempertahankan gerak rotasinya. Contohnya ketika kita memainkan sebuah yoyo.


Perhatikanlah video dibawah ini!

Stimulasi

bahkan semua benda yang bergerak rotasi membutuhkan momen inersia untuk

Dapatkah kita mengetahui mengapa pemain yoyo dapat melakukan beragam atraksi
atau trick pada yoyo tersebut!

Setelah kita mengamati video di atas, maka pertanyaan yang muncul adalah
sebagai berikut :
Dalam video stimulasi, Lama dari putaran yoyo tersebut bergantung pada apa
sajakah?
21

21

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Mengapa pemain dapat melakukan beragam trick? Adakah peran momen inersia
agar pemain dapat melakukan beragam trick tersebut?
Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya momen inersia benda yang
berotasi? berikan contoh momen inersia pada benda lainnya yang bergerak rotasi!
Berikut ini adalah jawaban sementara atau hipotesis yang didapatkan dari
pertanyaan-pertanyaan di atas. Hipotesis ini tentunya belum dibuktikan sehinggga

1. Lama dari putaran yoyo bergantung pada diameter, kecepatan rotasi, massa
yoyo dan momen inersia.
2. Pertama saat pemain menjatuhkan yoyo sampai pada ujung benang, yoyo
terus berotasi dalam keadaan diam ditempat, inilah yang disebut dengan
sleep. Gerakan sleep tersebut yang dimanfaatkan pemain untuk melakukan
beragam trick. Terdapat peran momen inersia dalam permainan yoyo tersebut,
dimana momen inersia berkaitan dengan kemampuan suatu benda untuk
mempertahankan rotasinya. Peran momen inersia disini adalah menentukan

Identifikasi Masalah

belum di ketahui benar atau salahnya.

lamanya dari sleep tersebut. jika memiliki momen inersia yang tinggi, yoyo
dapat melakukan sleep lebih lama begitupun sebaliknya.
3. Momen inersia dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu massa benda dan jarak
massa benda dari poros rotasi. Selain itu sesuai dengan Hukum II Newton
momen inersia juga dipengaruhi oleh torsi atau momen gaya dan percepatan
sudut benda. Seperti prinsip kerja yang ada pada katrol dimana membutuhkan
momen inersia dan torsi serta percepatan sudut. Semakin besar momen
inersianya maka akan semakin sulit katrol untuk berotasi hal ini ditandai dengan
semakin kecil percepatan sudut yang didapatkan.

1. Meninjau Kaitan Antara Momen Inersia dengan Torsi


Pertama kita ambil contoh kasus yang sangat mudah, jika ada sebuah partikel
yang bermassa m berotasi pada jarak r dari poros O (gambar 1.7). Sebuah gaya

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

22

yang bekerja pada partikel tersebut memiliki arah yang tegak lurus pada lintasan
partikel dan gaya tersebut memberikan percepatan tangensial .
Maka sesuai dengan hukum kedua Newton:

Ft mat (1.4).
Dengan kedua ruas dikalikan r, maka :

Ft r mat r (1.5).
Karena percepatan tangensial

a t r ,maka:

kita telah mengenal Fl sebagai torsi. Dengan F


yang tegak lurus dengan r maka l r , sehingga

Gambar 1.7. Partikel bermassa m berotasi


pada lingkaran dengar radius r terhadap
satu titik yang tetap.

mr 2 (1.7).

Persamaan 1.7 diatas menunjukkan bahwa torsi yang bekerja pada partikel
sebanding dengan percepatan sudut dari partikel tersebut. Dalam persamaan 1.7
terdapat mr 2 yang menyatakan inersia gerak rotasi pada partikel tersebut atau disebut

Pengumpulan Data

Ft r mr 2 (1.6).

dengan momen inersia. Dengan demikian, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
Keterangan :

Hukum II Newton
untuk rotasi

I (1.8).

I = momen inersia, memiliki satuan ( kg.m )

= percepatan sudut, memiliki satuan ( rad / s


= torsi , memiliki satuan ( m.N. )
r = jarak titik ke poros, memiliki satuan ( m )

2. Momen Inersia Partikel


Pada gerak rotasi seperti yang telah dibahas sebelumnya, sesuai dengan
hukum II Newton, dimana torsi () analog dengan gaya () dan percepatan sudut ()
analog dengan percepatan linear (). serta momen inersia (). pada gerak rotasi yang
analog dengan massa benda (). Jika massa (). pada gerak translasi menyatakan

23

23

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linearnya (). Lalu


apakah itu momen inersia?
momen inersia () pada gerak rotasi adalah resistansi benda terhadap
perubahan gerak rotasinya, artinya momen inersia menyatakan ukuran
kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut rotasinya.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa momen inersia pada sebuah partikel
adalah mr 2 . Jika kita ingin mengetahui besar momen inersia dari gabungan beberapa
benda, maka kita harus menjumlah momen
inersia

pada

Contohnya

jika

tiap
ada

benda

tersebut.

sebuah

tongkat

mayoret yang diputar seperti pada gambar


1.7. Jika kita asumsikan bahwa tongkat
tersebut sebagai batang sangat ringan
dengan panjang dan massa benda
yang ada di tiap ujung tongkat tersebut.
Karena kita mengabaikan massa tongkat

Gambar 1.7. sebuah tongkat mayoret yang


massanya diabaikan, diputar pada titik tengah
sebagai porosnya.

tersebut maka momen inersia pada tongkat adalah :

I mr 2

..(1.9).

Dengan :
2

I = momen inersia, memiliki satuan ( kg.m )

m = percepatan sudut, memiliki satuan ( rad / s 2 )

r = jarak titik massa ke poros, memiliki satuan ( m )


Torsi yang diberikan pada tongkat tersebut melalui titik pusat dan arahnya tegak lurus
terhadap panjangnya dan sistem ini terdiri dari dua benda dengan massa yang sama
dan berjarak sama dari sumbu rotasi yaitu = untuk setiap jarak benda, dan total
momen inersianya menjadi :

I mr 2 ml 2 ml 2 2ml 2 (1.10).

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

24

Sehingga didapat bahwa persamaan momen inersia untuk beberapa partikel


adalah

I mi ri m1r1 m2 r2 m3 r3 .....mn rn
2

..(1.10).

3. Momen Inersia Benda Tegar


Suatu benda tegar adalah benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah
diberikan gaya pada benda tersebut. pada benda tegar massa yang dimiliki adalah
massa yang didistribusi secara kontinu, contohnya seperti sebuah pelat atau sebuah
silinder pejal. Dimana pada benda-benda tersebut kita perlu menghitung momen
inersia dengan metode integrasi, sehingga momen inersia dapat dinyatakan :

I r 2 dm ..(1.11).
Hasil-hasil metode integrase tersebut untuk menentukan momen inersia berbagai
benda pejal ditunjukan dalam Tabel 1.1
Table 1.2. momen inersia pada berbagai benda yang umum dikenal

Sumber : Physics for Scientist and Engineers 9th Edition ,Serway R.A, Jewett J.W

25

25

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

4. Aplikasi Hukum II Newton Pada Gerak Rotasi


Salah satu aplikasi dari gerak rotasi
adalah katrol. Dimana katrol ini sangat
bermanfaat

untuk

kehidupan

kita.

Perhatikanlah Gambar disamping!. Prinsip


kerja katrol ini ternyata sesuai dengan
Hukum II Newton pada gerak rotasi dimana
berkaitan dengan torsi, momen inersia dan
kecepetan sudut. Untuk memahaminya
maka kita lakukan percobaan katrol berikut.

Gambar 1.7. sebuah katrol dengan satu beban

Percobaan dalam simulasi dibawah ini bertujuan untuk mencari hubungan


antara momen inersia dan torsi dengan menerapkan Hukum II Newton pada katrol.
Dimana katrol didalam simulasi dapat dirubah ke dalam tiga jenis yaitu, silinder pejal
(solid disc), silinder tipis berongga (thin ring), dan bola pejal (solid sphere). Untuk
dapat menjalan simulasi disamping perhatikanlah petunjuk berikut.
Untuk menjalankan simulasi dapt klik
tombol start

,jika

kita

ingin

berhenti sementara simulasi maka


klik pause

, jika ingin mengulang

dari awal maka klik reset

Data yang dapat divariasikan adalah


jenis katrol, jari-jari katrol (Pulley
radius), massa katrol (pulley mass)
dan massa balok biru (blue block
mass)
Pada saat percobaan usahakan selalu klik pause ketika beban balok biru mulai
jatuh kebawah, agar kita bisa mencatat data-data yang kita dapat.
Berdasarkan percobaan dalam simulasi di atas maka didapatkan data-data berikut.
Perhatikanlah tabel dibawah ini!. Dengan data yang divariasikan ada 2 yaitu jarijari katrol dan massa katrol

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

26

Tabel 1.3

1. Data percobaan disamping dengan


massa balok biru maksimum dibuat
tetap yaitu 10 kg, dan massa katrol
maksimum dibuat tetap yaitu 25 kg.

No

Jari-jari katrol
r (m)

Percepatan
linear a(m / s 2 )

0,10

0,13

0,20

0,50

0,30

1,13
Tabel 1.4

2. Data percobaan disamping dengan

tetap yaitu 10 kg, dan jari-jari katrol

Massa katrol
m(kg )
5

maksimum dibuat tetap yaitu 30 cm

15

5,58

atau 0,3 m.

25

4,34

No

massa balok biru maksimum dibuat

Percepatan
linear a(m / s 2 )
7,88

Berdasarkan Tabel 1.3 dan Tabel 1.4 didapat data Tegangan tali (tension) pada tiap
data yang divariasikan, dengan ditetapkannya massa balok biru ( = 10 ). maka
kita dapat melakukan perhitumgan data sebagai berikut.
1. mencari percepatan linear () dan tegangan tali ().
Diketahui :
1

Momen inersia silinder pejal : = 2 2

Percepatan sudut katrol

: =

Momen gaya atau torsi


Torsi untuk katrol maka

: =
: =

Gambar 1.7. momen


gaya pada katrol

Sistem katrol memiliki gerak rotasi dan gerak translasi maka


Hukum II Newton Gerak Rotasi

=
=
1

= 2
=
Maka : =

1 2
2

Hukum II Newton Gerak Translasi

=
=
=
Maka : =

Pemprosesan Data

Jika Dikombinasikan : =
Akan didapat percepatan linear :

=
1
(2 + )
27

27

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

2. mencari percepatan sudut (), momen inersia (), dan momen gaya atau torsi ()

Percepatan sudut katrol

: =

Momen inersia silinder pejal : = 2 2


: =
: =

Momen gaya atau torsi


Torsi untuk katrol maka

Kemudian bila kita menghitung variable-variabel yang telah ditentukan menggukan


rumus-rumus yang telah kita jabarkan di atas maka kita dapatkan data-data sebagai
berikut.
1. Data percobaan dengan massa balok biru maksimum dibuat tetap yaitu 10 kg,
dan massa katrol maksimum dibuat tetap yaitu 25 kg.
Tabel 1.3

Jari-jari
katrol r (m)

Percepatan
linear a(m / s 2 )

Percepatan
sudut
(rad / s 2 )

Torsi
( N .m)

0,10

0,13

42,6

5,54

0,13

0,20

0,50

21,8

10,88

0.50

0,30

1,13

14,47

16,38

1,13

No

Momen
Inersia
I (kg .m 2 )

2. Data percobaan dengan massa balok biru maksimum dibuat tetap yaitu 10 kg,
dan jari-jari katrol maksimum dibuat tetap yaitu 30 cm atau 0,3 m.
Tabel 1.4

7,88

Percepatan
sudut
(rad / s 2 )
26,27

15

5,58

18,6

12,66

0,68

25

4,34

14,47

16,38

1,13

No

Jari-jari
katrol r (m)

Percepatan
linear a(m / s 2 )

Torsi
( N .m)

Momen
Inersia

5,76

0,22

I (kg .m 2 )

Berdasarkan hasil data pada Tabel diatas kita dapat membuat grafik dibawah ini.

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

28

1. Grafik hubungan antara Torsi dengan Momen Inersia, sesuai dengan data
percobaan pada Tabel 1.3 .

Perhatikan lingkaran merah dalam grafik diatas!


Pada momen inersia (I) 5,54 2 dibutuhkan momen gaya () 0,13 m.N
Pada momen inersia (I) 16,38 2 dibutuhkan momen gaya () 1,13 m.N
Dari data dan pada percobaan pertama dapat kita ketahui bahwa semakin besar
jari-jari benda yang berotasi maka akan semakin besar pula momen inersia (I) pada
benda tersebut, dan karena semakin besar mmen inersia (I) maka akan semakin
sulit benda tersebut rotasi sehingga membutuhkan momen gaya atau torsi () yang
lebih besar.
2. Grafik hubungan antara Torsi dengan Momen Inersia, sesuai dengan data
percobaan pada Tabel 1.4 .

29

29

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Perhatikan lingkaran merah dalam grafik diatas!


Pada momen inersia (I) 5,76 2 dibutuhkan momen gaya () 0,22 m.N
Pada momen inersia (I) 16,38 2 dibutuhkan momen gaya () 1,13 m.N
Dari data dan pada percobaan kedua dapat kita ketahui bahwa semakin besar
massa benda yang berotasi maka akan semakin besar pula momen inersia (I) pada
benda tersebut, dan karena semakin besar momen inersia (I) maka akan semakin
sulit benda tersebut rotasi sehingga membutuhkan momen gaya atau torsi () yang
lebih besar.

Maka hasil-hasil data dan grafik diatas dapat membuktikan persamaan 1.9 dimana :

I mr 2
Dan hasil dari grafik-grafik di atas menggambarkan bahwa sesuai dengan hukum II

sehingga hubungan antara torsi dengan

momen inersia adalah sebanding, dari hasil tersebut didapatkan persamaan


matematis :

dan I

Maka dari hasil-hasil percobaan pada katrol ini dapat membuktikan prinsip kerja pada
yoyo. Semakin besar massa atau jari-jari pada yoyo makan akan semakin besar pula
momen inersianya. Artinya bisa semakin besar momen inersia maka yoyo akan
semakin sulit berotasi, namun bila sudah berotasi sulit untuk di berhentikan.
Sehingga waktu sleep akan semakin lama dan hal inilah yang dimanfaatkan pemain

Verifikasi / pembuktian

Newton dalam persamaan 1.8 :

yoyo untuk melakukan beragaram trick.

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

30

Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari mengumpulkan informasi-informasi


tentang momentum sudut dan kekekalannya adalah sebagai berikut.
Momen inersia gerak rotasi sangat dipengaruhi oleh massa dan jari-jari benda.
Momen Inersia adalah resistensi benda untuk mempertahankan gerak rotasinya.

Semakin besar momen Inersia benda maka semakin sulit benda untuk berotasi
dan semakin sulit juga untuk berhenti berotasi.
Hubungan antara momen inersia dan torsi dapat dikaitkan dengan Hukum II Newton
pada gerak rotasi.
cara menghitung momen Inersia adalah adalah I mr 2 dan satuan yang dimiliki

kesimpulan

Momen Inersia merupakan besaran skalar

momentu sudut adalah .


konstanta momen inersia pada tiap-tiap jenis benda adalah berbeda.

Untuk memperdalam pemahaman dan memperoleh hasil tes yang baik,


kerjakanlah latihan soal berikut ini di buku tugasmu!

Latihan soal 1.2

1. Bola pejal bermassa 2,5 kg dan jari-jari 0,12 m menggelinding pada lantai
mendatar bersamaan dengan cincin tipis yang bermassa 1 kg dan jari-jari 0,12 m.
perbandingan momen inersia bola pejal dan cincin adalah

31

31

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

C. Momentum Sudut dan Kekekalannya


Di kelas X kita telah mempelajari mengenai momentum linear yang
mempelajari tingkat kesukaran benda untuk berhenti ketika benda sedang bergerak
linear. Selain itu kita juga telah mempelajari masalah interaksi antara dua benda yang
bergerak linear dengan menerapkan hukum kekekalan momentum linear. Secara

Stimulasi

analogi, bahwa gerak rotasi pun akan menggunakan momentum sudut dan hukum
kekekalan momentum sudut
Banyak fenomena menarik yang dapat
dipahami

dengan

dasar

kekekalan

momentum sudut. Seperti seorang penari es


skater yang dapat melakukan spin di ujung
sepatu luncurnya Perhatikanlah video di
samping! Mengapa penari dapat berotasi
dengan cepat dan lambat layaknya seperti
sebuah gangsing ?

Setelah kita mengamati video di atas, maka pertanyaan yang muncul adalah
sebagai berikut :
Dalam video stimulasi, bagaimana posisi tangan dan kaki penari saat berotasi

Mengapa penari harus melakukan trik-trik tertentu agar bisa tetap melakukan spin?
Apakah ini ada kaitannya dengan momen inersia yang telah dibahas sebelumnya?
Adakah kaitannya dengan hukum kekekalan momentum sudut pada gerakan penari
es skater? Apa itu momentum sudut dan bagaimana cara mengetahuinya?
Berikut ini adalah jawaban sementara atau hipotesis yang

didapatkan dari

pertanyaan-pertanyaan di atas. Hipotesis ini tentunya belum dibuktikan sehinggga


belum di ketahui benar atau salahnya.

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Identifikasi Masalah

dengan lambat dan berotasi dengan cepat?

32

1. Pada awalnya awalnya, penari berputar lambat dengan kedua tangan dan salah

satu kaki yang direntangkan. Kemudian penari tersebut berputar cepat dengan
kedua tangan terlipat dan salah satu kaki yang naikkan hingga ke atas kepala
seiring bertambahnya kecepatannya. Pada akhirnya penari akan merentangkan
kembali tangan dan salah satu kakinya, sehingga kecepatan berotasinya turun
lalu berhenti berputar.
2. Penari harus melakukan trik-trik tersebut karena ini sangat berkaitan dengan

momen inersia dimana = . Ketika penari menarik kedua tangan atau


salah satu kakinya ke dekat tubuhnya, maka momen inersianya berkurang karena
nilai r diperkecil, sebaliknya ketika kedua tangan penari balet terentang, maka
momen inersianya bertambah besar karena nilai r diperbesar.
3. Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk berhenti ketika berotasi
dengan rumus = . Dengan momentum sudut yang tetap konstan (gesekan

diabaikan). Maka jika momen inersia berkurang, maka kecepatan sudutnya


menurun yang mengakibatkan gerakan berputarnya semakin cepat. Sebaliknya
jika

momen

inersianya

bertambah

besar,

maka

kecepatan

sudutnya

meningkathal ini mengakibatkan gerakan berputar penari balet menjadi lambat.

1. Apakah yang dimaksud dengan momentum sudut


Jika ada penari yang mampu berotasi
seperti gasing. Pada awalnya awalnya, ia akan

terentang. Lama-kelamaan ia akan berputar


cepat dengan kedua tangan terlipat ke dalam
seiring bertambahnya kecepatannya. Pada
akhirnya penari akan merentangkan tangan
kembali dan kecepatan berputarnya turun lalu

Sumber http://sport360.com/
Gambar 1.20. penari yang merentangkan
tangannya ketika melakukan spin

berhenti berputar.

Sehingga seberapa kesukaran penari tersebut untuk berhenti berputar itulah


yang dimaksud dengan momentum sudut. Sehingga dapat didefinisikan :

Pengumpulan Data

berputar lambat dengan kedua tangan yang

33

33

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Momentum sudut adalah ukuran tingkat kesukaran benda untuk dihentikan


bila sedang berputar.
kita telah mengenal besaran momentum linear yang dinyatakan dengan =
. Pada gerak rotasi, tentunya yang analog dengan momentum linear adalah
momentum sudut. Massa benda analog dengan momen inersia, dan kecepatan linear
analog dengan kecepatan sudut, maka besar momentum sudut atau L adalah hasil kali
dari momen inersia I dengan kecepatan sudut . Momentum sudut dapat dituliskan ke
persamaan berikut!

L I ....(1.12).
Jika kita ingin menghitung besar momentum sudut oada suatu partikel maka
dapat dengan cara meninjau kembali pada torsi terdapat lengan torsi yang terhadap
porosKemudian benda tersebut karena dianggap partikel maka memiliki juga
kecepatan linier , maka besar momentum sudut adalah
Meninjau pers. (1.9)
I mr 2

Sehingga bila di subtitusi ke pers. (1.12)

Dan kecepatan sudut :


v

L I
L mr 2

sehingga menjadi :
v
L mr 2 .(1.13)
r

Maka besar momentum sudut partikel adala

L mrv ....(1.14).

2. Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Hukum kekekalan momentum linear menyatakan bahwa jika pada suatu sistem
tidak bekerja resultan gaya luar ( = 0), momentum linear sistem tersebut akan
kekal atau besarnya tetap. Hal sama juga demikian pada gerak rotasi, untuk resultan
torsi luar sama dengan nol ( = 0), maka momentum sudutnya adalah :
=

= 0, = ....(1.15).

Atau dengan kata lain, momentum sudut sistem adalah kekal (tidak berubah). Maka

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

34

Hukum Kekekalan momentum sudut berbunyi :


Jika tidak ada resultan momen gaya luar yang bekerja pada sistem ( = ),
momentum sudut sistem adalah kekal (tidak berubah)
Hukum kekekalan momentum sudut dapat didemonstrasikan dengan baik oleh
seorang penari es atau pada penari balet. Pada gambar 1.21. Penari diperlihatkan
memulai rotasinya dengan kedua lengan terentang. Kemudian dengan melipat kedua
lengannya, penari itu memperkecil momen inersianya terhadap porosnya ( = 2 )
untuk mengecil maka juga megecil. Dan sebagai akibatnya penari berputar lebih
cepat saat kecepatan sudut bertambah besar.

Jika

adalah

momentum sudut awal penari,


dan

adalah

momentum sudut akhir penari,


dan pada penari tidak bekerja
resultan torsi ( = 0), maka
momentum

sudut

penari

tersebut adalah kekal. Maka


akan ditulis :

Sumber : http://www.alpcentauri.info/
Gambar 7.Hk kekekalan Momentum sudut pada penari balet

=
= ...(1.16)

Dengan :
2

I = momen inersia, memiliki satuan ( kg.m )

= kecepatan sudut, memiliki satuan ( rad / s )

= momentum sudut, memiliki satuan ( kg.m

/s)

35

35

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

3. Membuktikan Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Menurut persamaan matematis Hukum Kekekalan Momentum didapat momentum
sudut saat penari merentangkan tangannya dan melipat tangannya adalah sama
besarnya, apakah benar demikian ? mari kita buktikan melalui simulasi momentum
sudut pada penari es skater dibawah ini dengan memperhatikan petunjuk berikut!.
Klik

tombol

biru

start

untuk

menjalankan simulasi, klik tombol biru


resert untuk mengulang simulasi dari
awal. Untuk angular speed adalah
momentum

sudut

dan

anglar

momentum adalah momentum sudut.


Data yang divariasikan yang pertama
adalah Initial speed atau kecepatan
linier

pada

memvariasikan

penari.

Cara

angkanya

dapat

digerser lingkaran biru pada initial speed.


Data yang divariasikan yang kedua adalah arm extension atau panjang lengan
pada penari. Cara memvariasikan angkanya dapat digerser lingkaran biru pada
arm extension.
Diketahui massa penari adalah 60 kg dan pada percobaan ini data yang divariasikan
adalah arm extension (panjang lengan) dengan menetapkan initial speed (kecepatan
linear awal) yaitu 2.00 m/s, kecepatan linier tersebut akan berkurang seiring dengan
pertambahan arm extension maka hasil percobaan tersebut didapatkan data-data
pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3
No

Lengan r (m)

Kecepatan linear v(m / s)

0,30

2,0

0,40

1,5

0,50

1,2

0,60

1,0

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

36

Berdasarkan Tabel 1.3 didapat data momen inersia pada tiap panjang lengan penari
ketika berotasi, dengan ditetapkannya massa dari penari m = 60 kg. maka sesuai data
panjang lengan dalam Tabel 1.3 , didapat momen inersianya adalah
No

Momen Inersia sesuai Tabel 1.3 adalah:

Lengan r (m)

1. Pada r 0,30m , maka : I mr 2 60kg .0,30 2 m 5,4kg .m 2

0,30

0,40

2. Pada r 0,40m , maka : I mr 2 60kg.0,40 2 m 9,6kg.m 2

0,50

3. Pada r 0,50m , maka : I mr 2 60kg.0,50 2 m 15,0kg .m 2

0,60

4. Pada r 0,60m , maka : I mr 2 60kg .0,60 2 m 21,6kg .m 2

v
sudut dimana kecepatan sudut dapat dihitung dari : , dengan v 2.0m / s . Maka:
r
sesuai data kecepatan linear dalam tabel 1.3, didapat kecepatan sudut :

v 2,0m / s

6.67 rad / s
r
0.3m

No

Kecepatan
linear v(m / s)

1. r 0,30m ,maka

2,0

2. r 0,40m ,maka

1,5

v 1,5m / s

3,75rad / s
r
0.4m

1,2

3. r 0,50m ,maka

v 1,2m / s

2,40rad / s
r
0.5m

1,0

4. r 0,60m ,maka

v 2,0m / s

1,67rad / s
r
0.6m

Pemprosesan Data

Kemudian setelah mendapat data momen inersia kita bisa mendapat data kecepatan

Setelah didapatkan data momen inersia dan kecepatan sudut pada tiap panjang
lengan penari maka perhatikanlah tabel di bawah ini!
Tabel 1.5
Momen inersia
I (kg .m )

Kecepatan sudut
(rad / s)

0,30

5,4

6.67

0,40

9,6

3,75

0,50

15,0

2,40

0,60

21,6

1,67

No

Lengan r (m)

37

37

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Berdasarkan data Tabel 1.4 kita bisa mendapatkan hasil data besar Momentum
Sudut pada tiap panjang lengan penari:
1. Pada I 5,4kgm 2 dan 6,67 rad / s maka momentum sudut yang dihasilkan:

L I 5,4kgm 2 .6,67 rad / s 36kgm 2 / s


2. Pada I 9,6kgm 2 dan 3,75rad / s maka momentum sudut yang dihasilkan:

L I 9,6kgm 2 .3,75rad / s 36kgm 2 / s


3. Pada I 15,0kgm 2 dan 2,40rad / s maka momentum sudut yang dihasilkan:

L I 15,0kgm 2 .2,40rad / s 36kgm 2 / s


4. Pada I 9,6kgm 2 dan 3,75rad / s maka momentum sudut yang dihasilkan:

L I 21,6kgm 2 .1,67 rad / s 36kgm 2 / s

Berdasarkan hasil data pada Tabel 1.5 kita bisa membuat tiga grafik dibawah ini.
1. Grafik hubungan antara momen inersia dan kecepatan sudut ( ).

Perhatikan lingkaran merah dalam grafik diatas!


Pada momen inersia (I) 5,4 2 didapat kecepatan sudut () 6,67 rad/s
Pada momen inersia (I) 21,6 2 didapat kecepatan sudut () 1,67 rad/s
Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa semakin besar momen inersia (I) suatu
benda maka semakin kecil kecil kecepatan sudut () pada benda tersebut untuk
berotasi. Artinya momen inersia (I) dengan kecepatan sudut () berbanding terbalik.

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

38

2. Grafik hubungan antara momentum sudut dengan momen inersia ( ) dan


kecepatan sudut ( ).

Pada grafik momentum sudut (L) - Momen Inersia (I) didapat grafik yang lurus
linier, artinya nilai momentum sudut (L) untuk tiap momen inersia adalah sama.

Pada grafik momentum sudut (L) Momentum Sudut () didapat grafik yang
lurus linier juga, artinya nilai momentum sudut (L) untuk tiap besar kcepatan
sudut adalah sama.
Dari kedua grafik diatas dapat kita ketahui bahwa momentum sudut (L) sebanding
lurus dengan Momen Inersia dan Kecepatan sudut ().
39

39

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Momentum sudut (L) adalah ukuran tingkat kesukaran benda untuk dihentikan bila
sedang berputar atau sedang berotasi. Berdasarkan pada tahap pemprosesan data
didapat hasil hasi sebagai berikut yang menyatakan :
Berdasarkan hasil perhitungan data yang didapat besar momentum sudut (L)
adalah sama yaitu 36 / 2 .

dan momentum linear tidak berbanding lurus, serta didapat bukti bahwa
momentum sudut untuk setiap momen inersia (I) dan kecepatan sudut adalah
kekal
Maka hasil-hasil diatas dapat membuktikan persamaan 1.2 dimana :

L I

Dan hasil dari grafik-grafik di atas enggambarkan bahwa sesuai dengan hukum
kekekalan momentum yang sesuai dengan persamaan 1.6 yaitu :
Untuk menerapkan hasil data-data yang

I11 I 22

Verifikasi / pembuktian

Berdasarkan hasil dari grafik yang didapat, kaitan antara kecepatan sudut ()

telah didapat pada data collection dan


data

processing,

serta

persamaan

momentu sudut dan Hukum kekekalan


momentum sudut. maka perhatikanlah
penerapan lainnya dari momentum
sudut pada video disamping.
Dapatkah kita mengambil kesimpulan
dari video berikut?

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

40

Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari mengumpulkan informasi-informasi


tentang momentum sudut dan kekekalannya adalah sebagai berikut.
Momentum sudut gerak rotasi sangat dipengaruhi oleh massa benda, panjang
lengan ke pusat rotasi dan kecepatan linier awal benda itu saat rotasi pada putaran
pertama.

untuk berhenti pada saat benda tersebut berotasi.


Momentum sudut merupakan besaran vektor
Semakin besar momentum sudut benda yang sedang berotasi maka semakin sulit
benda yang sedang berotasi tersebut untuk berhenti berputar.
Pada penari balet semakin besar momen inersia penari (dengan meregangkan

kesimpulan

Momentum sudut adalah ukuran untuk menghitung seberapa kesukaran benda

tangannya) maka akan semakin pelan putaran yang didapatkan dan semakin kecil
kecepatan sudutnya. Namun jika semakin kecil momen inersia (dengan melipat
tangannya) maka akan semakin cepat putarannya dan kecepatan sudutnya juga
akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan hukum Kekekalan Momentum Sudut.
cara menghitung momentum sudut adalah adalah L I dan satuan yang dimiliki
momentu sudut adalah /. dan momentum sudut memiliki sifat kekal selama
massa dari benda tersebut tetap dan tidak ada momen gaya luar yang bekerja.

Untuk memperdalam pemahaman dan memperoleh hasil tes yang baik,


kerjakanlah latihan soal berikut ini di buku tugasmu!
Latihan soal 1.3

1. Sebuah titik partikel dengan massa 20 gram melakukan gerak rotasi beraturan
dengan jari-jari lintasan 2m. jika dalam waktu 5 sekon titik partikel mampu
berputar 25 putaran, berapakah momentum sudut dari partikel tersebut?

41

41

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

Rangkuman Materi
1. Torsi atau Momen Gaya
Torsi atau momen gaya adalah Kecenderungan
gaya untuk merotasikan benda terhadap
sumbu tertentu dan diukur dengan besaran
vektor

Rumus Torsi :

Fl Fr sin

2. Momen Inersia
Momen inersia adalah ukuran kemampuan

Rumus Torsi :

benda

I mr 2

untuk mempertahankan kecepatan

sudut rotasinya.
3. Momentum Sudut
Momentum sudut adalah ukuran tingkat
kesukaran benda untuk dihentikan bila
sedang berputar.

Rumus Torsi :

L I mvr mr 2

4. Hukum kekekalan Momentum Sudut


Hukum Kekekalan Momentum sudut berbunyi:
Jika tidak ada resultan momen gaya luar yang
bekerja pada sistem ( = ), momentum

Rumus Torsi :

I11 I 22

sudut sistem adalah kekal (tidak berubah).

Modul elektronik Fisika Dinamika Gerak Rotasi

42

You might also like