You are on page 1of 4

PROTOKOL: PERSALINAN PERVAGINAM

Syarat-Syarat
Dilakukan di fasilitas kesehatan dengan ketersediaan tenaga dokter obstetri
Adanya dokumentasi kemajuan persalinan dengan partograf
Memiliki fasilitas doppler untuk mengobservasi denyut jantung janin
Memiliki fasilitas electronic fetal monitoring
Tersedia peralatan medis untuk menolong persalinan

Indikasi
Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dengan presentasi belakang
kepala
Presentasi muka dengan dagu anterior
Gemelli presentasi janin terbawah kepala

Kehamilan lewat bulan


Presentasi bokong pada multigravida dalam kala I aktif akhir atau kala II
Presentasi kepala dengan ketuban pecah belum inpartu tanpa tanda-tanda
infeksi intra uterin
Infeksi intrauterin pada kala I aktif akhir atau kala II
PEB tanpa perburukan klinis dan laboratories
Gawat janin PK II syarat ekstraksi terpenuhi

Kontraindikasi
Riwayat seksio sesarea 2x
CPD
Makrosomia
Riwayat histerotomi atau miomektomi yang menembus hingga ke kavum uteri
Riwayat ruptur uteri
Plasenta previa
Malpresentasi
Gagal pematangan serviks
Gawat janin
Primigravida bokong

Wanita yang menolak partus pervaginam dan memilih seksio sesarea


elektif
Wanita yang menolak melanjutkan induksi

Komplikasi dan Risiko


Robekan vagina dan perineum
Retensio urin

Robekan serviks
Inversio uteri
Perdarahan post partum
Histerektomi pasca persalinan
Hiperstimulasi uterus
Gawat janin
Persalinan macet
Distosia bahu

Persiapan dan Tatalaksana Umum


Asuhan Antenatal
Diberikan konseling mengenai risiko dan keuntungan untuk ibu dan bayi serta
konseling KB
Konseling antenatal harus didokumentasikan dalam rekam medis
Keputusan cara persalinan disetujui oleh ibu hamil dan dokternya
Ibu hamil diberi konseling terkait nutrisi untuk persiapan kehamilan,
peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang
Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah
Hubungan suami istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan
memakai kondom)
Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pasca salin
Identifikasi apakah merupakan kehamilan normal, kehamilan dengan
masalah khusus, kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan
konsultasi atau kerjasama divisi lain dalam penanganannya, dan kehamilan
dengan kondisi kegawatdaruratan.
Tata Laksana Kala I Laten
Dilakukan di kamar observasi dengan staf dan peralatan yang lengkap, dengan
pemantauan intra partum dan tersedia perlengkapan resusitasi.
Memberi dukungan dan mendengarkan keluhan ibu
Jika ibu tampak gelisah/kesakitan :ganti posisi sesuai keinginan, jika di tempat
tidur sarankan miring ke kiri, berjalan atau beraktivitas ringan sesuai
kesanggupannya, meminta suami atau anggota keluarga untuk memijat
punggung dan membasuh muka ibu, mengajari teknik bernafas pada saat kala II
persalinan
Jika diperlukan berikan petidin 1 mg/kgBB ( maksimal 100 mg) IM atau IV, atau
morfin 0,1 mg/kgBB IM , atau tramadol 50 mg PO atau 00 mg supositoria, atau
metimaol 500 mg PO
Menjaga privasi ibu dengan menggunakan tirai penutup dan tidak menghadirkan
orang lain tanpa seijin ibu
Membolehkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluannya setelah buang air
Menjaga kondisi ruangan agar sejuk
Memberi makan dan minum yang sesuai kebutuhan
Menyarankan ibu berkemih bila ingin berkemih
Memasang infus intravena untuk pasien dengan: kehamilan lebih dari 5,
hemoglobin 9 g/dl atau hematokrit 27%, riwayat gangguan perdarahan,
kehamilan sungsang, kehamilan ganda, hipertensi atau persalinan lama

Memantau parameter berikut : tekanan darah, suhu, his, pembukaan serviks,


penurunan kepala dan cairan amnion tiap 4 jam
Berlangsung tidak lebih dari 2x8 jam, jika dalam 2x8 jam tidak terdapat
kemajuan persalinan dinilai sebagai false labor psien dipulangkan

Tata Laksana Kala I Aktif


Dilakukan di kamar bersalin dengan staf dan peralatan yang lengkap, dengan
pemantauan intra partum dan tersedia perlengkapan resusitasi dan
perawatan neonatal..
Kemajuan persalinan dipantau dengan partograf.
Pengisian partograf dimulai pada pembukaan 4 cm
Pantau tekanan darah, pembukaan serviks, penurunan kepala dan warna
cairan amnion setiap 4 jam
Pantau nadi, his dan denyut jantung janin setiap 30 menit.
Partograf diisi dan diletakkan di samping tempat tidur atau di dekat pasien
Deteksi persalinan normal dan tidak normal ditentukan menggunakan
patokan garis waspada dan garis bertindak.
Kecepatan pembukaan untuk primigravida 1 cm/jam, multigravida 1
cm/jam
Jika pembukaan serviks mengarah pada sebelah kanan garis waspada,
pertimbangkan adanya penyulit.
Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis
bertindak, perlu tindakan segera untuk terminasi kehamilan.
Tata Laksana Kala II
Sesuai 58 langkah Asuhan Persalinan Normal
Lama PK II pada primigravida maksimal 2 jam, multigravida maksimal 1 jam
Episitomi rutin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan meningkatnya
jumlah darah yang hilang dan resiko hematoma, kejadian laserasi derajat tiga
atau empat lebih banyak pada episotomi rutin dibandingkan dengan tanpa
episotomi, meningkatnya nyeri pasca persalinan di daerah perineum dan
meningkatnya resiko infeksi ( terutama jika prosedur pencegahan infeksi
diabaikan )
Indikasi untuk melakukan episotomi untuk mempercepat kelahiran bayi bila
didapatkan gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan,
terdpt penyulit kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, ekstraksi
forsep atau ekstraksi vakum) atau terdapat jaringan parut pada perineum
atau vagina yang memperlambat kemajuan persalinan.
Berikan anestesi lokal dengan lidokain 1 % sebelum melakukan episotomi.
Episiotomi yang dianjurkan adalah mediolateral
Penjahitan luka perineum derajat 2 dilakukan dengan poliglycolic acid no. 2 ,
derajat 3 dan 4 dengan poliglycolic acid no. 2 untuk muskulus sfingter ani
eksterna dan poliglycolic acid no. 3 untuk muskulus sfingter ani interna dan
mukosa rectum
Tata Laksana Kala III

Sesuai 58 langkah Asuhan Persalinan Normal


Pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam setiap 2-3 kali

dalam 15 menit pertama pascasalin, setiap 15 menit pada 1 jam pertama


pascasalin, setiap 30 menit pada jam kedua pascasalin.
Periksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih ibu setiap 15
menit pada 1 jam pertama pascasalin, setiap 30 menit pada jam kedua
pascasalin.

Tata Laksana Kala IV


Sesuai 58 langkah Asuhan Persalinan Normal
Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibubayi ( di dada minimal 1 jam)
Penolong Persalinan
- Persalinan normal : PPDS minimal tahap T1A
- Persalinan dengan penyulit (preterm, bokong, gemelli, PEB, gawat janin,
riwayat seksio 1x) dan persalinan dengan alat: PPDS minimal tahap T1B
Seksio Cesarea Darurat

Segera lakukan seksio sesarea jika didapati kondisi berikut:


Persalinan melampaui garis bertindak
Gawat janin

Daftar Pustaka
1. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Edisi
kelima tahun 2008
2. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Revisi kelima tahun
2008
3. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Edisi Pertama tahun 2013
4. Seri Buku Ajar Obstetri dn Ginekologi Ilmu Obstetri edisi Pertama tahun 2015

You might also like