You are on page 1of 13

Prinsip reliabilitas

Reliability adalah kemampuan system untuk


melaksanakan fungsi yang diperlukan dengan
keadaan kerja tertentu dan dalam suatu waktu
tertentu.
Adanya factor kesalahan produksi menyebabkan
reliabilitas tidak dapat memiliki nilai yang pasti

Reliabilitas pada dasarnya adalah besaran


probabilistic namun dapat dikuantisasi dengan
suku-suku quasi-absolut seperti MTBF (mean-timebetween-failures) dan MTTF (mean-time-to-failure)
MTBF adalah parameter yang menyatakan waktu
rata-rata antara terjadinya kesalahan dan biasa
diukur pada jangka waktu tertentu

MTFF menyatakan waktu rata-rata sebelum


terjadinya kesalahan dan dihitung pada beberapa
alat yang sama
MTTR menyatakan waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk memperbaiki suatu instrument
yang rusak


=
+
Availability adalah ukuran seberapa sering suatu
instrument dapat digunakan
Pada praktiknya MTBF ingin memiliki nilai
maksimum dan MTTR ingin diminimalkan

Law of reliability
Hukum reliabilitas dibagi untuk dua kasus yaitu
parallel dan seri

Hukum reliabilitas seri


Suatu system instrument yang terdiri dari
komponen yang tersusun seri akan gagal ketika
hanya salah satu dari komponen menimbulkan
kesalahan
Secara matematis reliabilitas system seri dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut
= 1 2 . . .

Hukum reliabilitas paralel


Suatu system instrument yang terdiri dari
komponen yang tersusun secara parallel hanya
akan gagal ketika seluruh komponen dalam system
tersebut menimbulkan kesalahan
Secara matematis reliabilitas system dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut
= 1
Dengan adalah unreliability dari system.
= 1 2 . . .
Jika dalam system instrument yang digunakan
memiliki komponen yang identic maka
=

Sistem keamanan
Tingkat reliabilitas suatu system biasanya
berhubungan dengan keamanan suatu system
instrumen.
Hal penting pada pengukuran dan pengembang
instrumentasi yang perlu diperhatikan terkait
keamanan ada dua hal yaitu
Memastikan system dipasang secara aman dan
dioperasikan dengan cara yang baik dan benar
Memastikan bahwa alarm telah dipasang pada
instrumen sebagai system proteksi

Keamanan instrinsik
Prinsip umum keamanan instrinsik adalah untuk
membuat design system elektrik sedemikian rupa
sehingga menghindari kemungkinan bagiannya
dapat menghasilkan percikan api

Pelatihan instalasi
Pelatihan instalasi yang baik diperlukan untuk
menghindari kemungkinan aliran listrik ke tubuh.
Hal ini dapat dihindari dengan menerapkan kode
untuk memisahkan kabel pengukuran dengan kabel
yang mengalirkan tegangan utama ke alat ukur

Rancangan system keamanan


Secara umum system keamanan terdiri atas sensor,
trip amplifier dan actuator atau alarm.
Untuk mendapatkan tingkat reliabilitas yang tinggi,
secara khusus dalam kasus keamanan, dapat
digunakan beberapa metode sebagai berikut

Two-out-of-three voting system

Sistem ini membagi tiga sinyal yang masuk dan


hanya akan bekerja ketika dua dari tiga kompenen
mengindikasikan perlunya melakukan tindakan.
Apabila hanya salah satu komponen yang
menunjukkan indikasi maka system akan
mendeteksi sebagai kesalahan dan tidak melakukan
apa apa

Standby system
Sistem ini menghindari penggunaan tiga buah
system berbeda pada metode sebelumnya
Metode ini terdiri dari dua system dengan salah
satunya bekerja secara kontinyu dan yang lain
bekerja apabila system kontinyu mengalami eror.
Kekurangan system ini adalah system ini
membutuhkan switch yang selalu bekerja dengan
baik.

Actuator atau alarm


Alarm adalah komponen terakhir dalam design
keamanan. Alarm adalah komponen yang
membutuhkan respon dari manusia
Alarm harus digunakan secara special dan tidak
secara rutin
Operator dari suatu instrumen sebaiknya tidak
diberi banyak alarm karena akan menimbulkan
kecenderungan mengabaikan alarm

You might also like