You are on page 1of 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1.

SADARI
a. Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudaya sendiri yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun
keatas, (Olfah,2013:73).
SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang wanita
terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi
dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal
kelainan payudara, (Nisman,2011:25).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatau tekhnik
pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri
dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah
ada benjolan atau tidak pada payudaranya, (Estetia,201:15).
SADARI merupakan pemeriksaan payudara yang dilakukan
sendiri yaitu dengan belajar melihat serta memeriksa perubahan
payudaranya

sendiri

setiap

bulannya.

Dengan

melakukan

pemeriksaan teratur akan dapat diketahui adanya benjolan atau

masalah lain sejak dini sehingga lebih efektif untuk diobati, (Depkes
RI,2009:19).
b.

Tujuan SADARI
SADARI dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1) SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara,
bukan untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya
deteksi dini maka kanker payudara dapat terdeteksi pada
stadium awal sehingga pengobatan akan memperpanjang
harapan hidup penderita kanker payudara.
2) Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang
ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan
hidup lebih lama,
(Nisman,2011:27).

c. Waktu SADARI
Sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan pada hari ke 7-10
yang dihitung setelah haid (saat payudara sudah tidak mengeras
dan nyeri) atau bagi yang sudah menopouse pemeriksaan
dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya
(misalnya

setiap

tanggal

memudahkan mengingat),
(Depkes RI,2009:19).

1 atau

tanggal

lahirnya

untuk

d. Cara Melakukan SADARI


Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat dan
meraba payudara dihadapan cermin ataupun dengan berbaring,
(Olfah,2013:76) langkah-langkah melakukan SADARI yaitu :
1) Melihat Perubahan di Depan Cermin
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan pada payudaran
(simetris atau tidak)
a)

Tahap I
Mulailah dengan berdiri tegak di depan cermin, posisi
bahu lurus ke bawah di samping badan. Lihat perubahan
bentuk, ukuran dan warna payudara di depa kaca.

Gambar 2.1 SADARI


Sumber : Olfah, Yustiana dkk.(2013)
Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara
berkerut, cekung, kedalam, atau menonjil ke depan karena
ada benjolan. Puting yanag berubah posisi dimana

seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik kedalam,


dengan warna memerah, kasar, dan terasa sakit.
b) Tahap 2
Periksa dengan payudara dengan tangan di angkat di atas
kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau
fascia dibawahnya.

Gmbar 2.2 SADARI


Sumber Olfah Yustiana dkk.(2013)
Periksa dengan teliti apakah ada perubahan yang terjadi
pada payudara, seperti perubahan warna, tarikan, kerutan,
perubahan bentuk puting susu atau permukaan kulit
menjadi kasar.

c) Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping
kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk
melihat perubahan pada payudara.

Gambar 2.3 SADARI


Sumber :Olfah, Yustiana dkk.(2013)
d)

Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkaca
pinggang/tangan menekan pinggul untuk menegangkan otot
didaerah axilla.

Gambar 2.4 SADARI


Sumber : Olfah, Yustiana dkk.(2013)

2)

Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring


a) Tahap 1 Persiapan
Dimulai dari payudara kanan bberbaring menghadap ke kiri
dengan membengkokkan kedua lutut. Letakkan bantal atau
handuk mandi yang telah dilipat dibawah bahu sebelah
kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa.
Kemudian letakkan tangan kanan dibawah kepala.

Gambar 2.5 SADARI


Sumber : Olfah, Yustiana dkk.(2013)
Posisi tidur, berbaring diatas tempat tidur untuk memeriksa
payudara satu demi satu. Gunakan tangan kiri untuk
memeriksa payudara kanan dan gunakan jari-jari untuk
memeriksa adanya benjolan. Periksa payudara kiri dengan
menggunakan tangan kanan.
b) Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Gambar 2.6 SADARI


Sumber : Olfah, Yustianan dkk.(2013)
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari
tulang selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah,
dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian
ketiak. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada
ketiak, kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan
benjolan gerakkan tangan secara perlahan ke bawah bra-line
dengan putaran ringan dan tekan kuat disetiap tempat.
Dibagian bawah bra-linen, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri
dan terus kearah atas menuju tulang selangka dengan memutar
dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti
pijatan dan meliputi seluruh bagian yang dituju.
c) Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar

Gambar 2.7 SADARI


Sumber : Olfah, Yustiana dkk.(2013)
Mulai dari bagian atas payudara buat putaran yang besar
kemudian buat putaran yang semakin kecil seperti bentuk obat
nyamuk bakar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan
memperhatikan adanya benjolan. Buatlah tiga putaran kecil
sampai keputing payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali
dengan tekanan kuat, jangan lupa periksa bagian bawah
areola mammae.
d) Tahap 4 Memeriksa Ketiak

Gambar 2.8 SADARI


Sumber : Olfah, Yustiana dkk.(2013)
Letakkan tangan kanan ke sampingdan rasakan ketiak anda
dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
2.

Remaja
Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia
antara masa kanak-kanak, masa dewasa dan sebagai titik awal proses
reproduksi. Sehingga perlu dipersiapkan sejak dini. Secara psikologi
masa remaja adalahusia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat
yang sama (Roumali, 200648-49).
Masa remaja adalah masa transisi, pertumbuhan, ekplorasi dan
peluang (Martaadisoebrata, 2005:320).
Tetapi menurut Monks, Kaoers, dan Haditomo membedakan
masa remaja menjadi empat bagian yaitu:
a. Masa pra-remaja 10-12 tahun
b. Masa remaja awal 12-15 tahun
c. Masa remaja pertengahan 15-18 tahun
d. Masa remaja akhir 18-21 tahun
(Deswita, 2006:192).

3.

Payudara

a. Pengertian payudara
Payudara adalah salah satu ciri-ciri seks sekunder yang
mempunyai arti penting bagi wanita tidak saja sebagai salah satu
identitas bahwa ia seorang wanita, melainkan mempunyai nilai
sendiri baik bagi biologis, psikologik maupun psikoseksual
(Atmaningtyas, 2009:9).
Payudara atau dalam bahasa latin disebut mammae adalah organ
tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin
betina, termasuk manusia. Payudara memiliki tiga fungsi yakni
menyusui, peranan seksual dan fungsi lain (Putri, 2009:3).
Payudara merupakan kelenjar aksesoris klit yang terletak
pada iga dua sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai
linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita.
Namun, pada masa pubertas payudara wanita lambat laun akan
membesar hingga membentuk setengah lingkaran, sedangkan pada
pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan
lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium (Kartikawati,
2013:45).
b. Anatomi Payudara

Gambar 2.9 Anatomi payudara


Sumber : http://blogspot.com/2009/02/gambar anatomi-payudara.
Ukuran payudara bervariasi, tergantung pada usia, keturunan dan
gizi perempuan. Menurut pinem (2009:14) payudara terdiri dari tiga
bagian yaitu:
1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar, terdiri dari parenkim
atau jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan penunjang. Didalam
parenkim terdapat alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi
ASI. Bagian alveolus terdiri dari beberapa sel aciner. Lobulus
merupakan

alveolus

yang

mengelompok,

kemudian

lobulus

berkumpul menjadi 15-20 lobulus pada setiap payudara. ASI di


salurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus) bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktulus laktiferus). Di bawah

areola, saluran ini membesar untuk membentuk wadah penampung


susu (reservoir) yang disebut sinus laktiferus ada 15-20 sinus
laktiferus, kemudian menyempi lagi menembus puting dan bermuara
di atas permukaannya. Duktus dan alveolus dilapisi oleh epitel otot
(myoepitel) yang dapat berkontraksi dan memompa ASI keluar.
Alveolus juga di kelilingi pembuluh darah yang membawa zat-zat
makanan ke dalam sel kelenjar untuk diproses dan disintesa menjadi
air susu ibu (ASI). Stroma terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak,
pembuluh darah, saraf dan limfa.
2) Areola, yaitu bagian yang lebih hitam dari payudara, mengelilingi
puting. Pada areola terdapat beberapa kelenjar montgomery yang
mengeluarkan cairan untuk membuat payudara lemar dan lentur.
3) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara., pada puting terdapat 15-20 lubang yang merupakan
saluran ASI. Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal,
pendek/datar, panjang dan terbenam (invered)

Gambar 2.10

Gambar 2.11

Gambar 2.12

Gambar 2.13

Sumber : http://blogspot.com/2009/02/gambar anatomi-payudara.

c. Penyakit-penyakit Pada Payudara


Sebagai organ penting, payudara tidak lepas dengan berbagai
kemungkinan terkena gangguan penyakit. Selain kanker payudara
sendiri sbagai jenis penyakit yang dapat menyerang payudara
berupa:
1) Radang payudara (mastitis)
2) Kiste payudara
3) Fibroadenoma
4) Sistosarkoma filoides
5) Galactocele

d. Gejala-gejala Kanker Payudara

(Kartikawati,2013:35).

Pada tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit


atau tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor
semakin membesar, gejal-gejala di bawah ini mungkin muncul:
1) Benjolan yang tidak hilang atau permanen, biasanya tidak sakit
dan terasa keras bila di sentuh atau penebalan pada kulit
payudara atau sekitar ketiak.
2) Perubahan ukuran atau bentuk payudara
3) Kerutan pada kulit payudara
4) Keluarnya cairan pada ayudara, umumnya berupa darah
5) Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu
6) Keluhan adanya benjolan pada payudara, atau terasa ada
benjolan (lump) atau penebalan (thickening) payudara
7) Perubahan ukuran atau bentuk, ataupun warna kulit payudara
8) Terdapat benjolan baru yang tidak ada sebelumnya, terlebih
benjolan pembengkakan yang merah dan panas atau perih
9) Bentuk apa saja cairan (discharger) atau secret dari payudar,
khususnya puting susu
10) Perubahan warna atau kulit payudara, khususnya jika seperti
kulit jeruk (peau dorange)
11) Ditemukan pembengkakan (kelenjar) di ketiak
(Kartikawati,2013:43).
e. Pencegahan Kanker Payudara

Upaya diagnosis dini dengan melakukan berbagai pemeriksaan


payudara:
1) SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) atau BSE (Breast Self
Examination)
2) SARANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) oleh dokter
3) Biopsi aspirasi jarum halus (bajah)
4) Mammografi, sejenis pmeiksaan biologi untuk payudara
5) Breast imaging, seperti ultra sound atau MRI scanning
6) Untuk mendapatkan secara dini adanya kelainan payudara perlu
pemeriksaan yang tepat baik waktu maupun pemeriksaannya.
Sebagai pedoman dapat dipakai berikut ini:
a) Mulai umur 20 tahun: pemeriksaan tiap bulan
b) Umur 20-40 tahun: saranis tiap 3 tahun dan mammografi
awal (usia 35-40 tahun)
c) Usia 40-50 tahun: mammografi tiap 1-2 tahun, saranis
setiap tahun (tentang riwayat kesehatan dan anjuran dokter)
d) Usia lebih 50 tahun: mammografi tahunan dan saranis
tahunan
(Olfah,2013:36).
4.

Pengetahuan
a.

Pengertian

Notoatmodjo (2012:1) menyatakan bahwa pengetahuan

adalah hasil tahu pengindraan manusia terhadap suatu obyek


tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui anca indra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
melalui kulit. Pengetahuan atau kognotif merupakan dominan
yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior)
Pengetahuan atau kognotif merupakan dominan yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari
pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.
b.

Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010:8), Pengetahuan tercakap
dalam domain kognotif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang

tahu

tentang

apa

yang

dipelajari

antara

lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan


sebagainya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat mengiterprestasikan materi
tersebut secara benar.
3) aplikasi (Application)
Sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Suatau kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
subyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama
lain.
5) Sintesis (Synthetis)
Yaitu menunjukan pada suatu kemampuan untuk melakukan
atau

menghubungkan

bagian-bagian

didalam

suatu

kemampuan untuk menyusun formula baru dari formulasiformulasi yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluatiom)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian ini
dibutuhkan suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan
kriteria yang ada.

c.

Cara Memperoleh Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2010:10-18) cara untuk memperoleh
pengetahuan dibedakan menjadi:
1) Cara tradisional/kebenaran non ilmiah
a) Cara coba salah
Cara yang paling tradisional adalah melalui cara
coba-coba atau dengan kata yang mudah dikenal trial and
error. Cara coba-coba ini dilakukan dengan dan apabila
memungkinkan dalam memecahkan masalah dan apabila
memungkinkan

tersebut

tidak

berhasil

dicoba

kemungkinan yang lain.


b) Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan diperoleh dari berdasarkan pada otoritas
atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan.
(1) Secara kebetulan
(2) Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
(3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadipun

dapat

digunakan

sebagai

upaya

memperoleh

kebenaran pengetahuan.
(4) Melalui jalan pikiran
Manusia menggunakan penalaran atau jalan pikiran
dalam memperoleh pengetahuan.
(5) Cara akal sehat
Akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori
atau kebenaran.
(6) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran
yang di wahyukan dari Tuhan melalui para Nabi.
Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh
pengikut-pengikut agamayang bersangkutan, terlepas
dari kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab
kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau
penyelidikan manusia.
2) Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut
metode penelitian ilmiah. Cara memperoleh, kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan

membuat

pencatatan-pencatatan

terhadap

semua

fakta

sehubungan dengan obyek yang diamatinya.


Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni:
a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang
tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejalagejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu.
Berdasarkan hasil pencatatan ini kemudia ditetapkan
ciri-ciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada suatu gejala.
Selanjutnya

hal tersebut dijadikan

dasar pengambilan

kesimpulan atau generalisasi.


Menurut

teori

Lawrence

Green

dalam

Notoatmodjo(2003:14) perilaku sesorang atau masyarakat


tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan

dan

tradisi

sebagai

faktor

presdisposisi

disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik,


prasarana dan faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku
petugas

kesehatan

dan

petugas

lainnya.

Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari


obyek penelitian atau responden.
Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan katakata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif digambarkan
berwujud angka-angka, hasil perhitungan atau pengukuran,
dapat diproses dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh
presentase, setelah dipresentasikan lalu ditafsirkan ke dalam
kalimat

yang

bersifat

kualitatif

sebagai

berikut

(Wawan,2010:18).
a) Kategori kurang : bila kemampuan memperoleh nilai
<56%
b) Kategori cukup : bila kemampuan memperoleh nilai 56%75%
c) Kategori baik : bila kemampuan memperoleh nilai 76%100%.
5.

Perilaku
a.

Pengertian
Perilaku adalah responden individu terhadap suatu stimulus
atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Sering tidak di sadari bahwa interaksi tersebut amat komplek

sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab


seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting
untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia
mampu mengubah perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2010:113).
b.

Respon Perilaku
Di lihat dari respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Perilaku Tertutup
Respon perilaku sesorang terhadap suatu stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau suatu
reaksi terhadap suatu stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan
belum dapat diamati secara jelas orang lain.

2) Perilaku Terbuka
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah
jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang
dengan mudah dapat diamati atau diihat orang lain.
Notoatmodjo, 2010:115)
c.

Cara Pengetahuan Perilaku

Menurut (Arikunto,2006 dalam buku Wawan,2011) yaitu:


1) Perilaku baik apabila 51%-100% ( Mean)
2) Perilaku kurang apabila <51% (<Mean)
d.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku


Notoatmodjo (2010:120) menganalisis perilaku manusia
tersebut dalam perilaku manusia pada tingkat kesehatan.
Sedangkan kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh
dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku,
selanjutnya perilaku kesehatan di pengaruhi oleh:
1) Faktor-faktor presdisposisi (presdisposing factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan sistem nilai
yang diaut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi.
2) Faktor-faktor pendukung (enabling factor)
Faktor pendukung merupakan faktor pemungkin. Faktor
ini bisa sekaligus menjadi penghambat atau mempermudah
niat suatu peubahan dilingkungan yang baik. Faktor
pendukung mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas. Sarana dan faslitas ini pada hakekatnya mendukung

atau memungkinkan terwujudnya suatu perilaku, sehingga


disebut sebagai faktor pemungkin.
3) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor)
Faktor-faktor pendorong merupakan penguat terhadap
timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau
berperilaku. Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik
akan memotivas, sebaiknya hukuman dan pandangan negatif
seseorang akan menjadi hambatan proses terbentuknya
perilaku.

B. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi (predisposing factor):


Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Tradisi
Nilai-nilai
Tingkat pendidikan

Faktor Pendukung (Enabling Fctor) :


Ketersediaan sarana dan prasarana

Perilaku
pemeriksaan
payudara

Fasilitas kesehatan

(SADARI)

Faktor Pendorong (Reinforcing factor):


Motivasi dir
Keluarga
Tokoh masyarakat
Bagan 2.14 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2010), Nisman (2011), Olfah (2013)

sendiri

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati
(Sugiyono,2007:2). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel
tunggal yaitu perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

You might also like