You are on page 1of 14

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara

Kapasitas 500.000 ton per tahun


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan konsumsi. Untuk


memenuhi konsumsi dibutuhkan persediaan pangan yang cukup. Hal ini
mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan pupuk sebagai salah satu
faktor peningkatan produksi pertanian. Selama ini, pupuk menjadi kebutuhan
dasar sebagai media penyuburan tanah untuk daerah pertanian dan
perkebunan. Pupuk yang digunakan pun beragam, dari UREA, NPK, hingga
pupuk organik. Di Indonesia, industri-industri yang memproduksi pupuk
sudah cukup banyak, seperti PT Pupuk Sriwijaya Palembang, PT Pupuk
Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, dan lain-lain.
Jika kebutuhan pupuk meningkat, secara otomatis kebutuhan bahan
baku pembuatan pupuk seperti UREA dan NPK juga akan meningkat. Pupuk
jenis tersebut membutuhkan amonia sebagai salah satu bahan dasar. Sehingga
untuk memproduksi baik UREA maupun NPK, industri-industri pupuk
umumnya memiliki pabrik tersendiri

yang berfungsi khusus untuk

memproduksi amonia atau disebut ammonia plant.


Amonia yang diproduksi secara besar-besaran oleh industri-industri
pupuk saat ini kebanyakan menggunakan gas alam sebagai bahan baku.
Meskipun banyak sekali alternatif bahan baku pembuatan amonia, gas alam
masih menjadi pilihan yang masih mungkin mengingat harganya yang relatif
lebih murah dan teknologinya yang mudah.
Akan

tetapi

cadangan

gas

alam

semakin

lama

semakin

menipis.Terlebih lagi pemerintah sedang mewacanakan untuk konversi


pemakaian bahan bakar minyak ke gas, baik untuk konsumsi rumah tangga
maupun sebagai bahan bakar kendaraan. Hal ini tentu akan menambah beban

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


1

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

pasokan gas alam di Indonesia dan kemungkinan besar akan terjadi


kelangkaan. Apabila hal ini terjadi tentu akan mengganggu produktivitas
amonia di Indonesia. Sehingga untuk mengkonversi bahan baku pembuatan
amonia merupakan pilihan yang tidak terhindarkan. Pemilihan bahan baku
tersebut tentunya harus mempertimbangkan banyak aspek.
Perkembangan konsumsi gas bumi sebagai energi final diperlihatkan
pada Gambar 1. Dalam 10 tahun terakhir konsumsi gas bumi meningkat ratarata 4,6% per tahun. Gas bumi sebagai energi final hampir seluruhnya
digunakan di sektor industri, sebagai bahan bakar dan juga sebagai bahan baku
(feedstock). Pemanfaatan gas bumi di sektor rumah tangga dan komersial terus
meningkat namun pangsanya masih sangat kecil karena keterbatasan
infrastruktur gas. Permintaan gas pada kedua sektor ini di masa mendatang
kemungkinan akan terus meningkat bila infrastruktur gas telah berkembang.

Sumber: Pusdatin ESDM 2010, Handbook of Energy & Economic Statistic


of Indonesia
Gambar I.1. Perkembangan Konsumsi Gas Bumi
Konsumsi LPG di Indonesia saat ini didominasi oleh sektor rumah
tangga (Gambar 2). Perkembangan pesat konsumsi energi terjadi dalam
periode 2005-2009 sebagai hasil pelaksanaan program konversi minyak tanah
ke LPG. Pada perioda tersebut konsumsi LPG tumbuh rata-rata 31% per
tahun.

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


2

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Konsumsi LPG sektor komersial dan industri cenderung turun. Dalam


10 tahun terakhir konsumsi LPG sektor komersial dan industri turun rata-rata
7,5% dan 6,9% per tahun. Penurunan tersebut kemungkinan karena pengalihan
konsumsi LPG ke gas bumi (pipa). Sedangkan untuk industri rumah tangga
konsumsi LPG cenderung meningkat dari tahun 2007. Didasari oleh cadangan
minyak tanah yang semakin langka, pemerintah mencanangkan program
konversi minyak tanah ke LPG sehingga sebagian masyarakat beralih
kekompor gas dari yang sebelumnya menggunakan kompor minyak.

Sumber : Pusdatin ESDM 2010, Handbook of Energy & Economic Statistic of


Indonesia
Gambar I.2. Perkembangan Konsumsi LPG

Batubara secara perlahan mulai menggantikan peranan minyak bumi


sebagaisumber energi utama di sektor industri. Peningkatan harga minyak
bumi membuat pelakuindustri beralih ke batubara yang harganya lebih murah.
Dalam perioda 1999-2009,konsumsi batubara sebagai energi final mengalami
peningkatan yang sangat pesat dari 27juta SBM (Setara Barel Minyak) di
tahun 1999 menjadi 160 juta SBM di tahun 2008 atau tumbuh rata-rata 21%
pertahun, namun data di tahun 2009 menunjukkan adanya penurunan
konsumsi batubara (Gambar 3). Pemanfaatan batubara sebagai energi final

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


3

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

dapat dikatakan seluruhnyadigunakan di sektor industri. Beberapa tahun lalu


pemerintah telah berupaya untukmemperkenalkan pemanfaatan batubara di
sektor rumah tangga dan komersial skala kecilnamun karena berbagai kendala
hingga saat ini pemanfaatan batubara di kedua sektortersebut masih sangat
kecil. Bila dibandingkan dengan gas yang 54% diekspor dan sisanya di
gunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik Indonesia, sedangkan pada
batubara 73 % diekspor dan sisanya 27 % untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri.

Sumber: Pusdatin ESDM 2010, Handbook of Energy & Economic Statistic of


Indonesia
Gambar I.3. Perkembangan Konsumsi Batubara

B. TINJAUAN PUSTAKA
Amonia adalah senyawa yang terbentuk dari ikatan atom hidrogen
dan nitrogen dengan rumus kimia NH3 dan merupakan senyawa berbentuk gas
yang berbau tajam. Kegunaan utama senyawa amonia adalah sebagai bahan
pembuat pupuk UREA dengan rumus molekul (NH2)2CO. Selain itu, amonia
juga biasa digunakan sebagai refrigerant dan dalam bidang farmasi digunakan
sebagai bahan obat-obatan. Titik didih amonia pada tekanan atmosferis
adalah-33,34 C (-28,012 F) dan berfase gas. Sehingga untuk menyimpan

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


4

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

amonia cair umumnya disimpan dengan tekanan tinggi atau pada temperature
yang rendah.
Pendirian pabrik amonia ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
amonia di Indonesia terutama sebagai bahan baku pembuatan pupuk pengganti
gas alam yang semakin menipis. Sehingga diharapkan produksi amonia di
Indonesia dapat meningkat.
Dewasa ini, pembuatan amonia dalam skala besar yang paling sering
digunakan adalah proses Haber-Bosch. Dasar teori pembuatan amonia dari
nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia
dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi
secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga
dari Jerman. Persamaan reaksi sintesis amonia adalah:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Berdasarkan

prinsip

(1)
kesetimbangan,

kondisi

yang

menguntungkan untuk ketuntasan reaksi kekanan (pembentukanNH3) adalah


suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung
sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500 C sekalipun. Dipihak
lain,karena reaksi ke kanan bersifat eksotermis, penambahan suhu akan
mengurangi yield/ hasil reaksi (NH3). Proses Haber-Bosch semula dijalankan
pada suhu sekitar 500 C dan tekanan sekitar 150-350 atm dengankatalisator,
yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Dalam produksi secara komersial, telah banyak diciptakan teknologi
untuk sintesis amonia agar didapatkan konversi yang lebih baik dan konsumsi
energi yang lebih rendah. Beberapa energi tersebut antara lain:
1.

Kellogg Brown & Root


Proses ini memproduksi amonia dari hidrokarbon dan udara. Kunci
utamanya adalah menggunakan primary reforming dengan beban ringan,
secondary reforming dengan udara berlebih, pemurnin kriogenik gas

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


5

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

sintesis dan sintesis amonia dalam konverter Brown. Sebanyak 25 pabrik


di seluruh dunia telah menggunakan proses Brown (1995) dan 14
diantaranya adalah penghasil amonia terbesar dengan kapasitas produksi
1800 ton per hari.

2.

Haldor Topsoe A/S


Umpan proses Haldor Topsoe A/S dari hidrokarbon mulai dari gas
alam hingga nafta berat. Mula-mula, kandungan hidrogen pada
hidrokarbondisingkirkan dan dikonversi menjadi gas sintesis dengan
reformasi steam melalui primary reforming dan secondary reforming
(jika diinginkan dapat digunakan proses pre-reforming). Konversi
melalui reaksi pergeseran, penyingkiran CO2 dengan MEA, MDEA, atau
kalium karbonat, kemudian diakhiri dengan metanasi. Reformer steam
dipanaskan dari dua sisi dan merupakan lisensi dari Topsoe. Katalis
dalam reformer juga disediakan dari Topsoe. Proses Topsoe telah
digunakan oleh lebih dari 50 pabrik komersial. Sejak tahun 1980, 45 %
dari semua produksi amonia terbaru menggunakan teknologi Topsoe.

3.

ICI AMV
Bahan baku yang digunakan adalah hidrokarbon. Bahan baku dan
gas alam yang dibutuhkan berkisar antara 6,5 7,0 Gcal/ton. Efisiensi
energi proses ini sangat baik, proses sederhana, dan biaya rendah untuk
kapasitas pabrik 1.000 hingga 1.750 ton/hari. Biaya produksi didominasi
oleh harga bahan baku, bahan bakar, dan biaya modal. Proses telah
digunakan oleh 3 pabrik komersial.

4.

MW Kellogg
Proses ini memproduksi amonia dari hidrokarbon menggunakan
proses reformasi steam bertekanan tinggi. Efisiensi proses dalam
penggunaan energi sangat baik, yaitu kurang dari 25 MMBtu (LHV).
Proses telah digunakan oleh 170 pabrik amonia berkapasitas besar.

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


6

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Untuk pemilihan proses diatas dipilih proses Haldor-Topsoe karena


memiliki range bahan baku yang cukup luas dan murah. Selain itu bahan yang
digunakan disini adalah batubara, sehingga dibutuhkan proses yang melibatkan
syn-gas sebagai bahan baku. Batubara sebagai bahan baku utama penghasil
hidrogen juga banyak menghasilkan hasil samping seperti CO dan CO2.
Di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan yang memproduksi amonia
masing-masing menggunakan teknologi yang berbeda-beda yang dirangkum
dalam tabel berikut:
Tabel I.1. Teknologi Sintesis Amonia di Indonesia
Nama Pabrik

Teknologi yang Digunakan

PT Pupuk Sriwijaya, Palembang


PT Pupuk Kujang, Cikampek
PT Pupuk Iskandar Muda, Banda
Aceh
PT Petrokimia Gresik
PT Pupuk Kalimantan Timur,
Bontang

Kellogg Brown & Root


Kellogg Brown & Root
Kellogg Brown & Root
MW Kellogg
MW Kellogg (Plant 2)
Haldor Topsoe A/S (Plant 1,3,4)

Jadi jika ditinjau dari reaksi pembuatan amonia, bahan baku atau
reaktan yang dibutuhkan adalah gas nitrogen (N2) dan gas hidrogen (H2). Gas
nitrogen terdapat di udara dengan kadar yang cukup tinggi yakni kurang lebih
79 %. Sedangkan gas hidrogen dapat diperoleh dengan berbagai pemecahan
beberapa senyawa tertentuyang memiliki unsur hidrogen seperti senyawasenyawa hidrokarbon dan air. Berikut ini merupakan beberapa metode
pembuatan gas hidrogen antara lain:

1.

Steam reforming
Pada proses ini, nafta atau gas alam direaksikan dengan uap air
pada suhu tinggi antara 700 1000 C dengan bantuan katalis untuk

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


7

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

menghasilkan gas hidrogen dan carbon monoksida yang ditunjukkan


dengan reaksi berikut:
CnH(2n+2) + nH2O nCO +(2n+1)H2

(2)

Dalam proses tersebut juga terjadi reaksi samping antara gas karbon
monoksida dengan uap air membentuk gas hidrogen dan karbon dioksida
seperti berikut:
CO + H2O CO2 + H2
2.

(3)

Gasifikasi biomassa
Metode ini menggunakan bahan berupa limbah padat organik yang
dapat berupa jerami, limbah rumah tangga, atau kotoran organik. Mulamula biomassa dipanaskan dalam reaktor kedap udara dengan suhu
tinggi. Proses ini mengakibatkan pemecahan molekul biomassa menjadi
gas sintesis yang terdiri dari gas hidrogen, karbon monoksida, dan
metana. Dengan cara yang sama seperti steam reforming pada reaksi (2),
gas metana direaksikan dengan steam untuk membentuk karbon
monoksida dan hidrogen.

3.

Gasifikasi batubara
Prinsipnya sama seperti gasifikasi biomassa, yakni pirolisis pada suhu
tinggi untuk merubah batubara menjadi fase gas. Dan dengan
mereaksikan produk gas menggunakansteam dan gas oksigen yang
terbatas, akan terbentuk gas sintesis berupa gas hidrogen, karbon
monoksida, dan krbon dioksida. Beberapa reaksi terjadi dalam proses
gasifikasi batubara yang ditunjukkan seperti berikut:
C + O2 CO

(4)

C + CO2 2CO

(5)

C + H2O CO + H2

(6)

C + 2H2 CH4

(7)

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


8

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

4.

Elektrolisis air
Elektrolisis air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi
unsur-unsurnya yakni H2 dan O2 berdasarkan reaksi dekomposisi berikut:
H2O H2 + O2

(8)

Gas hidrogen muncul di kutub negatif atau katoda dan gas oksigen
muncul di kutub positif atau anoda.

Metode pertama (steam reforming) masih banyak digunakan secara


komersial untuk membuat gas hidrogen. Proses tersebut biasa digunakan di
pabrik pupuk dan pabrik hidrogen peroksida (H2O2). Akan tetapi proses ini
sangat bergantung pada ketersediaan gas alam dan menghasilkan produk
samping berupa gas CO2 yang merupakan gas rumah kaca.
Metode kedua (gasifikasi biomassa) menghasilkan emisi gas CO2
yang lebih sedikit sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu bahan bakunya
juga merupakan bahan yang terbarukan (renewable). Biaya produksinya juga
lebih murah dibandingkan proses lain. Namun cara ini belum bisa digunakan
untuk produksi secara besar-besaran.
Metode ketiga (gasifikasi batubara) merupakan metode tertua untuk
membuat gas hidrogen. Ketersediaan batubara masih berlimpah dibandingkan
dengan gas alam. Tapi proses ini memerlukan gasifikasi terlebih dahulu.
Selain itu emisi yang dihasilkan juga lebih banyak selain CO 2, yakni senyawa
sulfur dan nitrogen.
Metode keempat (elektrolisis air) juga dapat dijadikan altrenatif
sebagai proses produksi gas hidrogen dan menghasilkan zero waste. Hanya
saja proses ini masih terbilang mahal dan kompleks.
Dengan membandingkan kelebihan dan kekurangan dari masingmasing proses, maka dipilih proses ketiga (gasifikasi batubara) untuk
membuat gas hidrogen sebagai bahan baku pembuatan amonia karena dari
segi bahan bakunya yang masih banyak dan tersedia di dalam negeri.
Penggunaan batubara ini diharapkan dapat mengganti ketergantungan gas
alam yang semakin menipis untuk memproduksi gas hidrogen.

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


9

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

C. MARKET ANALYSIS
1. Ketersediaan bahan baku
Potensi tambang batubara nasional yang mencapai sebesar 161
miliar ton, sebanyak 53% berada di Pulau Sumatera dan sebanyak 47%
sisanya berada di Pulau Kalimantan. Namun saat ini 92% eksplorasi dan
eksploitasi tambang batubara ada di Kalimantan, sedangkan di Sumatera
hanya sebesar 8%
Produksi batubara nasional dari Januari-Desember 2012 mencapai
386 juta ton. Produksi tahun lalu itu naik sekitar 9,3% dibandingkan
dengan jumlah produksi pada 2011 lalu yang sebanyak 353 juta ton.
Seperti diketahui, untuk 2012, alokasi penjualan batubara masih
didominasi untuk memenuhi pasar ekspor, seperti ke China, Jepang, dan
India. Tahun lalu, Indonesia mengekspor batubara sebanyak 304 juta ton
atau 73% dari total produksi 2012.Sedangkan sisa produksi sebanyak 82
juta ton atau 27% dari total produksi untuk memenuhi kewajiban suplai ke
pasar lokal atau domestic market obligation (DMO).

2. Permintaan produk

Dalam negeri

Berikut adalah data impor amonia Indonesia dari data Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia pada tabel 2. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa adanya peningkatan impor amonia tiap tahunnya.
Peningkatan impor amonia murni (anhydrous ammonia) tiap tahunnya
meningkat rata-rata 160,14 %. Angka ini terbilang sangat tinggi mengingat
Indonesia memiliki banyak pabrik amonia dan pupuk yang tidak sedikit.

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


10

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Tabel I.2. Perkembangan Impor Amonia Dalam Negeri (Dalam Ribu US$)
No
1

Komoditas
Anhydrous
ammonia

2007

2008

1.044,3

5.027,0

138,6

245,4

Ammonia in
aqueous solution

2009

2010

2011

Pertumbuhan

10.580,5 38.986,1 44.681,2

231,9

348,5

498,5

160,15%

33,78%

Sumber: Kementrian Perindustrian RI

Luar negeri

Berikut adalah grafik konsumsi amonia dunia dari tahun 2001 hingga
tahun 2015 dengan

memperhitungkan kemungkinan

pertumbuhan

permintaan.

Gambar I.4. Grafik Kapasitas dan Kebutuhan Amonia Dunia

Seluruh data tersebut, oleh PotashCorp, dibagi menjadi 3 dekade dari tahun 2000
sampai tahun 2020 dengan perkiraan kenaikan kebutuhan amonia sebesar 3,2 %.

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


11

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Tabel I.3. Data Ammonia Demand Dunia


Tahun

Kapasitas Permintaan

Keterangan

(Juta Ton)

2000

96.44

2011

120.78

2020

160.1

Perkiraan berdasarkan pertumbuhan


permintaan dunia sebesar 3,2 % per tahun
Sumber: Fertecon, PotashCorp

Seperti yang terlihat pada tabel, mulai dari tahun 2000 konsumsi amonia di dunia
terus bertambah karenaamonia merupakan bahan dasar yang paling diminati untuk
industri berbasis nitrogen sebagai sumber bahan baku. Pada tahun 2020, perkiraan
kebutuhan pasar dunia akan amonia sebesar 160,1 juta ton. Angka ini diperkirakan
dengan kemungkinan kenaikan permintaan sebesar 3,2 %.

3. Kapasitas yang sudah ada


a. Pabrik amonia di Indonesia
Kapasitas produksi amonia untuk masing-masing pabrik di Indonesia
dirangkum dalam tabel 4 berikut:
Tabel I.4. Daftar Kapasitas Produksi Amonia di Indonesia
No

Produsen

Kapasitas per tahun,

Kapasitas per hari,

ton

ton

PT Pupuk Kalimantan
Timur

2.510.000

7.606

PT Kaltim Parna Industri

495.000

1.500

PT Petrokimia Gresik

445.000

1.350

PT Pupuk Kujang

330.000

1.000

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


12

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

b. Pabrik amonia diluar negeri

Gambar I.5. Data Kapasitas Industri Komoditas Amonia Dunia

Grafik pada gambar 5 menunjukkan kapasitas amonia dari 10 produsen


amonia terbesar di dunia. Dapat dilihat bahwa produsen amonia terbesar pertama
adalah Yara dengan kapasitas produksi sebesar 7,2 juta ton/tahun dan yang kedua
CF Industries dengan kapasitas 7,1 juta ton/tahun. Setelahnya diikuti PotashCorp,
Togliatti, Agrium, Sinopec, IFFCO, Koch, EuroChem, dan OCI dengan rataa-rata
berkapasitas 3,0 juta ton/tahun.

D. PENENTUAN KAPASITAS
Jumlah kebutuhan amonia di dunia yaitu lebih dari 200 juta MT per
tahunnya dengan pertumbuhan sekitar 3,2 % per tahunnya. Artinya setiap tahun
butuh tambahan amonia sebesar 6,4 juta ton. Mengingat saat ini impor tiap tahun
PT. Petrokimia Gresik mengimpor amonia sekitar 370 ribu ton dari pasokan yang
dibutuhkan setara 810 ribu ton per tahun. Selain itu adanya rencana pabrik pupuk
baru antara lain PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) 5 dan PT Pupuk Sriwidjaja
(Pusri) II B di Palembang. Selanjutnya pada 2013 juga akan dimulai
pembangunan dua pabrik pupuk baru masing-masing satu unit di PT Petrokimia
Gresik di Jawa Timur dan

PT Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat.

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


13

Prarancangan Pabrik Ammonia dari Batubara dan Udara


Kapasitas 500.000 ton per tahun
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Pembangunan ini tentu akan menambah kebutuhan amonia di dalam negeri.


Rencananya pembangunan keempat pabrik baru itu akan selesai pada 2015. Untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, serta untuk memenuhi kebutuhan amonia
dunia, maka kapasitas yang dipilih adalah 1500 MT/hari atau 500 ribu MT/tahun
(330 hari produksi).

Wahyu Wibowo (09/284575/TK/35383)


14

You might also like