Professional Documents
Culture Documents
oleh
Putri Mareta Hertika, S.Kep
NIM 122311101014
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien dengan Malunion Supra
Condiler Humerus di ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember telah disetujui
dan disahkan pada:
Hari, tanggal :
Desember 2016
Jember,
Desember 2016
Mahasiswa
Pembimbing Klinik
Ruang Seruni
RSD dr. Soebandi Jember
NIP
Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaput (ujung atas),
korpus, dan ujung bawah.
1) Kaput
Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala, yang membuat
sendi dengan rongga glenoid dari skapla dan merupakan bagian dari banguan
sendi bahu. Dibawahnya terdapat bagian yang lebih ramping disebut leher
anatomik. Disebelah luar ujung atas dibawah leher anatomik terdapat sebuah
benjolan, yaitu Tuberositas Mayor dan disebelah depan terdapat sebuah benjolan
lebih kecil yaitu Tuberositas Minor. Diantara tuberositas terdapat celah bisipital
(sulkus intertuberkularis) yang membuat tendon dari otot bisep. Dibawah
tuberositas terdapat leher chirurgis yang mudah terjadi fraktur.
2) Korpus
Sebelah atas berbentuk silinder tapi semakin kebawah semakin pipih.
Disebelah lateral batang, tepat diatas pertengahan disebut tuberositas deltoideus
(karena menerima insersi otot deltoid). Sebuah celah benjolan oblik melintasi
sebelah belakang, batang, dari sebelah medial ke sebelah lateral dan memberi
jalan kepada saraf radialis atau saraf muskulo-spiralis sehingga disebut celah
spiralis atau radialis.
3) Ujung Bawah
Berbentuk lebar dan agak pipih dimana permukaan bawah sendi dibentuk
bersama tulang lengan bawah. Trokhlea yang terlatidak di sisi sebelah dalam
berbentuk gelendong-benang tempat persendian dengan ulna dan disebelah luar
etrdapat kapitulum yang bersendi dengan radius. Pada kedua sisi persendian ujung
bawah humerus terdapat epikondil yaitu epikondil lateral dan medial.
Ujung distal humerus berbentuk pipih antero posterio, bersama sama
dengan ujung proksimal radius dan ulna membentuk persendian jenisginglimus di
arthroradialis atau hinge joint. Ujung distal humerus terdiri dari dua kondilus
tebal (lateralis dan medialis) yang tersusun oleh tulangkonselous. Pada anak,
ujung distal humerus terdiri dari kartilago. Batasmassa kartilago dengan batas
tulang merupakan tempat yang lemah, dimanasering terjadi pemisahan epifise.
Karena itu penting untuk mengetahui kapantimbulnya penulangan, konfigurasi
dan penyatuan dengan batang humerus. Kondilus lateralis ditumpangi oleh
kapitulum yang merupakan tonjolanyang berbentuk kubah yang nantinya akan
bersendi dengan cekungan kaputradii. Di kranial kapitulum pada pada permukaan
anterior humerus, terdapat cekungan (fossa) yang akan menampung ujung kaput
radii, pada keadaanflexi penuh sendi siku.
Seluruh
permukaan
troklea
dilapisi
kartilago
sampai
fossa
akanmenampung
prosessus
koronoideus
ulna
pada
gerakan
fleksi
dan
3. Pengertian
Fraktur suprakondiler humerus merupakan fraktur 1/3 distal humerus tepat
proksimal troklea dan capitulum humeri. Garis fraktur berjalan melalui apeks
c.
d. Gunstock deformity
Bentuk varus cubitus akibat patah tulang pada siku kondiler dimanasumbu
lengan diperpanjang tidak kontinyu dengan lengan tetapidipindahkan ke
garis tengah.
10
Prinsip Reduksi:
a. Pergeseran dikoreksi pada plane koronal dan horisontal sebelum plane
sagittal.
b. Hiperekstensi
siku
dengan
traksi
longitudinal
digunakan
untuk
memperoleh aposisi.
c. Fleksi siku dilakukan saat tekanan posterior diberikan pada fragmen distal.
d. Stabilisasi dengan kontrol pergeseran pada plane koronal, sagital, dan
horisontal.
e. Pin lateral diletakkan pertama kali untuk mendapatkan stabilisasi
provisional. Jika pin medial dibutuhkan, siku diekstenskan sebelum
pemasangan pin untuk melindungi n.ulnaris.
b. Tipe Fleksi
Fraktur suprakondiler humerus tipe fleksi biasanya berkaitan dengan lesi
terbuka, dimana fragmen proksimal yang tajam menancap tendon m.triceps
brachii dan menembus kulit yang menutupi. Fraktur ini terjadi karena tekanan
terhadap aspek posterior dari siku saat posisi fleksi.
1) Terapi operatif :
a) ORIF.
Fiksasi plate digunakan pada tiap collumn, baik paralel maupun membentuk
sudut 90.
11
Displaced fracture
Fraktur disertai cedera vaskular
Fraktur terbuka
Pada penderita dewasa kebanyakan patah di daerah suprakondiler sering
kali menghasilkan fragmen distal yang komunitif dengan garispatahnya
berbentuk T atau Y. Untuk menanggulangi hal ini lebih baikdilakukan
tindakan operasi yaitu reposisi terbuka dan fiksasi fragmenfraktur dengan
fiksasi yang rigid.
12
13
Resiko syok
hipovolemik
resiko infeksi
Perubahan status
kesehatan
perdarahan
Luka pembedahan
(insisi)
Pre op
Intra op
Post op
Ansietas
B. Clinical
Pathway
K
Nyeri akut
Spasme otot
pembedahan
Rangsang diteruskan ke
korteks serebri
Nociceptor menerima
rangsang
Kurang
pengetahuan
Pelepasan mediator
kimia
Kurang paparan
informasi
Perubahan status
kesehatan
Cedera sel
Rentan fraktur
kerusakan
integritas kulit
Resiko
infeksi
gips
Trauma
jaringan
Port dentry
Resiko syok
traksi
Luka terbuka
perdarahan
Fraktur
Suprakondiler
Humerus
Hambatan
Mobilitas Fisik
penatalaksanaan
konservatif
Hambatan
mobilitas fisik
14
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. Graham. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Jakarta:
Widya Medika.
Bernard Bloch. 1996. Fraktur dan Dislokasi. Yogyakarta: Yayasan essentica.
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta: Medika
Aesculapius FKUI.
Rasjad, C.2007. Pengantar Bedah Ortopedi. PT. Jakarta: Yarsef Watampone.
Wim, de Jong & Sjamsuhidajat. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke 2 . Jakarta:
EGC.