You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Dengue merupakan endemik pada sebagian besar daerah tropik dan
subtropik, Asia, Oceania, Afrika, Australia dan Amerika. Demam dengue
adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa,
dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (ras) dan limfadenopati, demam
bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa
mengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan bintik-bintik
perdarahan (petekie) spontan
Demam berdarah dengue biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. Uji torniquet akan positif dengan/tanpa ruam disertai beberapa atau
semua gejala perdarahan seperti petekie spontan yang timbul serentak,
purpura, ekimosis, epitaksis, hematemesis melena dan masa protrombin
memanjang, Ht meningkat dan gangguan maturasi megakariosit. Sindrom
renjatan (dengue shock syndrome, selanjutnya disingkat DSS) ialah penyakit
DBD yang disertai renjatan.
Infeksi virus dengue pada manusia suatu spektrum manifestasi klinis
yang bervariasi antara penyakit ringan mild undifferentiated febrile illness,
demam dengue (dengue fever, claasical dengue), demam berdarah dengue
(dengue haemorrhagic fever DBD) dan demam berdarah dengue yang disertai
renjatan (dengue shock syndrome = DSS). Gambaran manifestasi klinis yang
bervariasi ini memperlihatkan sebuah fenomena gunung es (iceberg
phenomenon) yaitu DBD dan DSS sebagai kasus-kasus yang dirawat di
rumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan di atas permukaan
laut, sedangkan kasus-kasus dengue ringan (demam dengue dan silent dengue
infection) merupakan dasar gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus
renjatan yang dijumpai di rumah sakit, telah terjadi 150 sampai 200 kasus
dengue ringan.
Peranan dan pemahaman orang tua mengenai penyakit ini merupakan

hal yang penting untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit yang lebih
berbahaya. Oleh karena alasan diatas, penulis mengangkat topik ini untuk
dijadikan bahan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak,
Boyolali.
B.

Tujuan
Untuk menambah pengetahuan kepada kader kesehatan Puskesmas
Ngemplak di desa Ngargorejo mengenai tanda-tanda DBD (Demam berdarah
dengue), sehingga apabila menemukan warga dengan tanda-tanda demam
dapat segera di bawa ke pelayanan kesehatan dengan segera.

C.

Sasaran
Masyarakat desa Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali.

D.

Target Kegiatan
Ibu-ibu Kader yang datang saat Temu Bulanan Kader desa Ngargorejo
PKD Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali.

BAB II

BENTUK KEGIATAN
A.

Permasalahan di Masyarakat
Topik DBD dipilih karena kasus ini ditemui dalam praktek sehari-hari
insidensinya masih tinggi sehingga diagnosisnya sulit ditegakkan hanya
dengan pemeriksaan klinis. Dan juga kebayakan masyarakat belum begitu
paham mengenai tanda dari DBD.

B.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Akan dilakukan penyuluhan tentang DBD di Desa Ngargorejo,
Ngemplak Boyolali yang bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang
evaluasi klinis dan laboratorium DBD (Demam berdarah dengue) secara
detail, sehingga penanganan terhadap DBD dapat dilakukan dengan baik dan
tindakan darurat dapat dijalankan dengan segera untuk menolong jiwa
penderita
Dipilih metode promosi kesehatan dengan cara penyuluhan karena
metode ini praktis dan dapat menyampaikan informasi yang langsung kepada
pendengarnya dan diakhir penyuluhan terdapat proses umpan balik misalnya
proses tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan cara membagi Handout kepada peserta,
agar dalam prosesnya peserta hanya tinggal memahami tanpa harus
melakukan pencatatan, dapat disimpan lama dan jika lupa dapat dilihat
kembali, serta dapat menjadi bahan acuan apabila Ibu Kader memberikan
materi penyuluhan kepada masyarakat.

BAB III
PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN
A.

Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Selasa, 20 Maret 2012
Waktu

: 10.00 WIB 12.00 WIB

Tempat

: PKD Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali

Pelaksana

: Tim Puskesmas Ngemplak (3 orang yaitu Bp. Sis Nugroho,


Ibu Bidan Desa Anik, dr. Arief Hariyadi Santoso)

Pemateri

: dr. Arief Hariyadi Santoso

Topik

: Demam Berdarah Dengue

Metode

: Penyampaian materi dengan pembagian hand-out serta


diberikan penjelasan.

Hasil

: Para kader begitu antusias mendengarkan penyuluhan yang


diberikan. Jumlah kader yang hadir sebanyak 25 orang.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1.

Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta


Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum
materi disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka
untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta tentang materi yang akan
diberikan.
Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:

2.

a.

Apakah itu infeksi virus dengue?

b.

Bagaimana cara penularan virus dengue tersebut?

c.

Apa tanda-tanda apabila terinfeksi virus tersebut?

Tahap Penyajian Materi


Penyajian materi penyuluhan melalui diskusi dengan bantuan
Handout yang telah digandakan dan dibagikan kepada para peserta.
Adapun materi penyuluhan meliputi definisi infeksi virus dengue, cara
penularan, penyebab, kriteria diagnosis, derajat penyakit DBD, hal yang

harus dilakukan orang tua, dan tanda bahaya anak.


3.

Tahap Penutupan
Di akhir presentasi materi, pemateri memberikan kesempatan
pada peserta untuk bertanya langsung apabila ada materi yang tidak
dimengerti. Setelah sesi tanya jawab dan diskusi, penyuluhan ditutup
dengan salam.

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan tentang promosi kesehatan Infeksi Virus
Dengue di Desa Ngargorejo dapat disimpulkan bahwa Tanggapan positif dari
ibu-ibu kader dalam memperhatikan penyuluhan. Antusias yang tinggi
ditunjukkan dengan adanya umpan balik berupa diskusi dua arah pada saat sesi
tanya-jawab.
B. Saran
1. Peran Puskesmas melalui Kader desa atau tokoh masyarakat yang secara
aktif dalam memberikan pengetahuan mengenai infeksi Virus Dengue
kepada setiap kepala keluarga agar lebih ditingkatkan
2. Keterlibatan dari petugas Puskesmas selaku pemegang program promosi
kesehatan agar lebih ditingkatkan secara aktif memberikan penyuluhan
tentang Infeksi Virus Dengue dengan adanya kunjungan langsung pada
desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Ngemplak
3. Peran dan dukungan lintas sektoral terhadap Infeksi Virus Dengue dapat
dilakukan melalui pertemuan atau diskusi pada rapat koordinasi
Kecamatan tiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit-penyakit DBD
di masyarakat.

Tabel 1. Monitoring dan Evaluasi

Tanggal
20 Maret
2012

Monitoring
Memperhatikan respon
peserta saat penyuluhan
dilaksanakan.

Tanggal

Evaluasi

20 Maret Evaluasi Struktur Semua


2012

peserta mendengarkan
dengan seksama materi

Mengarahkan peserta untuk

yang disajikan.

memberikan pertanyaan.

Evaluasi Proses

Menjawab pertanyaan yang


diajukan.

Pelaksanaan penyuluhan
berjalan sebagaimana
yang diharapkan dan
peserta antusias
mengajukan pertanyaan
kepada pemateri.
Evaluasi Hasil Peserta
yang hadir mengerti dan
memahami isi dari materi
yang disampaikan. Hal ini
terbukti dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan
peserta dan terbentuknya
suatu diskusi yang
berlangsung secara dua
arah.

BAB V
KESIMPULAN

Dari kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa


sebagian besar peserta belum paham betul mengenai tanda bahaya infeksi Virus
Dengue. Pendekatan kepada peserta dilakukan melalui penyuluhan dan diskusi,
terlihat bahwa peserta tampak antusias dan lebih leluasa untuk bertanya kepada
pemateri. Setelah diadakan penyuluhan ini, peserta tampak lebih paham mengenai
infeksi virus dengue terutama pada anak dan diharapkan untuk kedepannya semakin
memperhatikan tanda-tanda bahaya yang mungkin timbul sehingga tidak terlambat
mendapatkan penanganan di instalansi kesehatan
Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi
para dokter dan peserta, khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas sebagai
Health Provider, Manager, Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran
serta dalam pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan
dalam usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Ngemplak, Boyolali.

LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa
Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali

Ibu-ibu kader yang hadir untuk melihat dan mendengarkan penyuluhan DBD melalui
handout dengan seksama. Turut hadir Bu Lurah Ngargorejo (Foto paling depan sebelah kiri)

Ibu-ibu kader Desa Ngargorejo saat pengisian penyuluhan.

Ibu-ibu kader Desa Ngargorejo saat pengisian penyuluhan

Penjelasan oleh dr.Arief Hariyadi Santoso saat penyuluhan DBD

Penjelasan oleh dr.Arief Hariyadi Santoso dan berdampingan dengan


bidan desa Ngargorejo Ibu Anik

10

DAFTAR PUSTAKA

1. Harrison, Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam; Volume 2; Edisi 13, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1999, hal. 948.
2. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid
1; Edisi Ketiga, Balai Penerit FKUI, Jakarta, 1996, hal. 417-426.
3. Mansjoer; Arif M, Kapita Selekta Kedokteran; Jilid 1; Edisi 3, Media
Aesculapius FKUI, Jakarta, 2001, hal. 428-433.
4. Sumarmo Poorwosoedarmo, Dengue Shock Syndrome, dalam Buku Demam
Berdarah Dengue (Sepuluh Tahun Penelitian pada Anak di Jakarta), FK UI,
Jakarta, 1985 : 249-257.
5. Sumarmo Poorwosoedarmo, Demam Berdarah Dengue, Medika, Jakarta, 1995 :
798-808.
6. Staf Pengajar IKA FK UI, Ilmu Kesehatan Anak, Buku ke-2, Jakarta, 1985 : 607621.

11

You might also like