Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A.
suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu pendidikan berperan dalam menghasilkan
sumber daya manusia. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan
suatu negara. Sebaliknya, terhambatnya atau merosotnya pendidikan akan
menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui
proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas tersebut, guru
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar,
walaupun kurikulum disajikan secara sempurna, sarana prasarana terpenuhi dengan
baik, apabila guru belum berkualitas, maka proses belajar mengajar belum dikatakan
baik.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa adalah melalui variasi pembelajaran, sehingga memberikan nuansa yang
menyenangkan bagi guru dan peserta didik.
Namun, penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah selama ini
berorientasi pada suatu titik pusat pada guru. Kenyataan ini dapat dilihat dilapangan
melalui pengamatan-pengamatan yang dilakukan penulis bahwa gurulah yang
masalah yang terjadi dalam pembelajaran penjas di sekolah. Salah satunya adalah
banyak dari siswa-siswi terutama siswi yang malas untuk mengikuti pelajaran
pendidikan jasmani sekolah itu karena kurangnya motivasi dan cara mengajar yang
membosankan, pembelajaran yang bersifat perintah saja apa yang dikatakan guru itu
yang dilakukan oleh siswa tanpa tau bagaimana gerakan dasar olahraga tersebut.
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah belajar gerak, dimana fungsi
motorik seseorang itu memang disiapkan sedemikian rupa untuk bisa menuju kearah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dan berlatih. Didalam kurikulum
pendidikan jasmani untuk sekolah lanjutan, permainan bola basket telah dimasukkan
sebagai salah satu mata pelajaran pilihan di sekolah.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 23 September 2014
di SMA Negri 2 Medan melalui guru penjas (Sri Mulyani,S.Pd) memperlihatkan
bahwa masih rendahnya hasil belajar shooting bola basket, khususnya pada teknik
dasar melakukan shooting bola basket pada sikap pelaksanaan dan jenuhnya siswa
dalam menerima materi pelajaran, kurangnya semangat siswa serta kurangnya variasi
pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan jasmani. Kesulitan siswa juga
disebabkan karena beberapa hal seperti:
Karena waktu untuk belajar kurang maksimal, untuk mendapatkan sesuatu
hasil yang baik haruslah meluangkan waktu yang maksimal, waktu sekolah ialah
waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah. Dan jika waktu belajar siswa
kurang disekolah maka sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, seperti yang
dialami siswa X SMA Negri 2 Medan khususnya kelas X-3 dan juga karena
kurangnya variasi pembelajaran shooting bola basket yang diberikan oleh guru
pendidikan jasmani pada saat pembelajaran penjas, sehingga siswa cepat jenuh dan
merasa bosan khususnya pada saat pembelajaran teknik dasar pelaksanaan shooting
bola basket, juga motivasi siswa untuk belajar siswa kurang, pada saat pembelajaran
perhatian serta rasa ingin tahu siswa pada materi tersebut menjadi kurang, karena
kurangnya variasi pembelajaran dan penerapan media sebagai alat bantu proses
kegiatan belajat mengajar tersebut mengakibatkan kemauan siswa untuk belajar
berkurang, maka mengakibatkan siswa mengalami kesulitan untuk shooting bola.
Untuk menghindari hal tersebut alangkah bagusnya jika setiap guru yang
mengajar memanfaatkan media pada saat proses belajar mengajar, sehingga siswa
tidak merasa bosan saat berlatih dan memiliki semangat yang tinggi untuk belajar,.
Dengan demikian variasi pembelajaran ini diharapkan dapat menarik siswi
untuk lebih termotivasi dalam melakukan shooting sehingga siswi juga berupaya
untuk memahami cara melakukan shooting tersebut.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik ingin melaksanakan penelitian dengan
judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Shooting Bola Basket Melalui Media
Audio Visual dan Variasi Pembelajaran Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negri 2
Medan Tahun Ajaran 2014/2015 .
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapatlah
pembelajaran ?
4. Pengaruh variasi pembelajaran dengan media belajar terhadap hasil belajar
shooting bola basket?
5. Variasi pembelajaran dengan media belajar berpengaruh terhadap hasil belajar
shooting bola basket siswa kelas X-3 SMA Negri 2 Medan Tahun Ajaran
2014/2015?
C.
Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini efektif dan efisien maka peneliti membuat pembatasan
masalah yang akan diteliti, untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai. Maka yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah pelaksanaan variasi
pembelajaran melalui metode belajar dengan menggunakan Audio Visual Yang
Dikaitkan Dengan Shooting Bola Basket Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negri 2
Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
D.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Upaya meningkatan hasil
belajar shooting dengan menerapkan metode audio visual dan variasi
pembelajaran dalam permainan bola basket pada siswa kelas X-3 SMA Negri
2 Medan Tahun Ajaran 2014/2015?
E.
Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Upaya
meningkatan hasil belajar shooting dengan menerapkan media audio visual dan
variasi pembelajaran dalam permainan bola basket pada siswa kelas X-3 SMA Negri
2 Medan Tahun Ajaran 2014/2015?
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Untuk guru pendidikan jasmani hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber
informasi dalam pelaksanaan variasi pembelajaran dengan media belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
2. Memperkaya ilmu pengetahuan tentang media pembelajaran dalam mencapai
tujuan belajar .
3. Untuk memberikan penjelasan tentang pengaruh media pembelajaran
khususnya media audio visual dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
Kajian Teoritis
1. Hakekat Pendidikan Jasmani
Pendidikan adalah setiap usaha yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku
sedemikian rupa sehingga menjadi tingkah laku yang diinginkan setiap anak harus
mengalami dan menjalani suatu proses perubahan yang cukup lama, sebelum ia dapat
mengalami yang sesuai dengan tata cara hidup umum.
Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan
dan pengajaran pasal 9 bahwa "Pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan
antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk
membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir batin, diberikan
pada segala jenis sekolah"
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas
individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
www.pojokpenjas.wordpress.com.
Dini Rosdiani ( 2012 : 41) Pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan anak sebagai kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pada kenyataanya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang
sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus
lagi, pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan
wilayah pendidikan lainya, hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan fikiran
dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah
pertumbuhan dan perkembangan manusia , hal ini yang menjadikannya unik. Tidak
ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan
perkembangan total manusia.
Menurut Nadisah (1992:15) mengatakan bahwa : pendidikan jasmani adalah
bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang
melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola perilaku
pada individu yang bersangkutan.
Pada kenyataannya pendidikan jasmani adalah suatu kajian yang sungguh
luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia lebih khusus lagi penjas
merupak hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya, hubungan
dari perkembangan tubuh fisik dengan pikiran dan jiwa.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
jasmani merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah termasuk sekolah
dasar, karena pendidikan jasmani masuk dalam kurikulum. Tujuan pendidikan
10
jasmani adalah untuk mengembangkan jasmani, mental, emosi, dan sosial anak
menjadi baik, dengan aktivitas jasmani sebagai wahananya.
11
analysis
(menguraikan,
menentukan
hubungan),
synthesis
responding
12
Bola basket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang
masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain. Tujuan permainan ini adalah untuk
mencari nilai/angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke basket
(keranjang) lawan dan mencegah lawan untuk mendapatkan nilai. Dalam memainkan
bola, pemain dapat mendorong bola, memukul bola dengan telapak tangan terbuka,
melemparkan bola, atau menggiring bola ke segala penjuru dalam lapangan
permainan (Muhajir, 2002:39).
Menurut Sodikun (1992:28) bola basket merupakan olahraga permainan yang
menggunakan bola basket dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar
keteman), bola dipantulkan ke lantai (ditempat atau sambil berjalan) dan tujuannya
adalah memasukkan bola basket kering lawan. Dilakukan oleh dua regu masingmasing terdiri dari 5 pemain, setiap regu berusaha memasukkan bola kekeranjang
lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya kemasukan sedikit mungkin. Untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam permainan bola basket diperlukan teknikteknik dasar permainan bola basket seperti 1) mengoper bola (passing), 2) menerima
bola, 3) menggiring bola, 4) menembak (shooting), 5) teknik olah kaki, serta 6)
latihan pivot. Dari teknik dasar tersebut shooting merupakan teknik yang penting
dalam usaha mencapai kemenangan. Menembak merupakan suatu keterampilan yang
sangat penting dan untuk memiliki keterampilan tersebut diperlukan latihan yang
terus-menerus. Latihan menembak harus direncanakan secara sistematis sehingga
setiap pemain akan mempraktekkan jenis tembakan yang paling disukainya, latihan
ini harus meliputi semua jenis tembakan dari posisi yang berbeda dan dalam pola
13
yang disukai. Kalau pemain hendak memenangkan pertandingan maka mereka harus
memiliki kemampuan shooting yang baik.
Permainan bola basket dimainkan oleh dua regu, setiap regu terdiri dari 5
orang pemain. Waktu bermain bola basket dalam satu permainan adalah 2 x 20 menit
dengan masa istirahat 10 atau 15 menit. Lapangan permainan bola basket berukuran
14 m x 26 m, dengan lingkaran tengah berukuran diameter 3,60 m. Papan pantul
berukuran 1,8 m x 1,2 m dengan tinggi 3,05 m dari lantai.Bola terbuat dari kulit, karet
atau bahan sintetis lainnya dengan lingkaran (diameter) 74,9 cm 78 cm dan berat
bola 567 650 gram. Bila bola dipantulkan dari ketinggian 1,8 meter harus dapat
memantul setinggi 1,4 meter.
14
15
Dua prinsip dasar dalam permainan bola basket adalah menciptakan peluang
shooting untuk mencetak skor saat offense, dan mencegah lawan melakukan hal sama
saat defense.
Tiga faktor utama dalam basket menurut Nuril Ahmadi (2007::12) meliputi:
1. Penguasaan tehnik dasar (fundamental).
2. Ketahanan fisik (physical condition).
3. Kerjasama (pola dan stategi).
Menurut Ishak dan Rusdi (2009:33) ada istilah yang berkaitan dengan teknik
shooting dalam bola basket yang perlu dikenalkan kepada pemain sejak dini, yaitu
BEEF, dimana :
1. B (Balance): gerakan selalu dimulai dari lantai, saat menangkap bola tekuk
lah lutut dan pergelangan kaki serta atur agar tubuh dalam posisi seimbang.
2. E (Eyes): agar shooting menjadi akurat, pemain harus dengan segera
mengambil fokus pada target (pemain dengan cepat mampu
mengkoordinasikan letak ring).
3. E (Elbow): pertahankan posisi siku agar pergerakan lengan tetap vertikal.
4. F (Follow through): kunci siku lalu lepaskan gerakan lengan, jari-jari dan
pergelangan tangan mengikuti kearah ring.
4.1. Mekanik Shooting Bola Basket
Ishak dan Rusdi (2009:33)dalam bukunya mengemukakan bahwa:
Balance: shooting yang baik bermula dari posisi kaki yang siap (triple threat
position).
Target: ring adalah target shooting, maka fokus pandangan kita adalah ring.
Shooting hand: cengkram bola dengan baik dan lebarkan jari-jari , kecuali telapak
tangan tidak menyentuh bola. Tekukkan pergelangan tangan melebihi 70 derajat.
16
Kunci siku pada posisi L. kesalahan yang sering terjadi karena siku sebagai penopang
terbuka ke samping.
Balance hand: tangan pendukung ini hanya digunakan untuk menjaga
keseimbangan memegang bola sebelum meninggalkan tangan. Kesalahan terjadi saat
mencengkram bola, dimana ibu jari ikut mendorong pada saat shooting.
Release: teori ini mengajarkan bagaimana melepas bola dengan back spin
(putaran bola kebelakang). Hindari kebiasaan tidak melihat target dan hanya fokus
melihat bola. Agar bola dapat back spin gunakan jari-jari untuk menekan bola keatas,
sesaat sebelum bola dilepaskan.
Follow through: langkah terakhir shooting yang baik adalah pergerakan tangan
dengan mengikuti ke arah ring. Siku tetap dikunci dan gunakan tenaga dorongan
terakhir dari pergelangan tangan.
Ishak dan Rusdi (2009:33) menyatakan fase persiapan melakukan
shootingadalah sebagai berikut:
1. Mata melihat target (ring),
2. Kaki dibuka selebar bahu,
3. Jari-jari kaki lurus ke depan,
4. Lutut dilenturkan,
5. Bahu dirilekskan,
6. Tangan yang tidak menembak berada di bawah bola,
7. Tangan yang menembak di belakang bola,
8. Jari-jari rileks,
9. Siku masuk ke dalam,
10. Bola di antara telinga dan bahu.
17
Teknik set-shoot dimulai dengan posisi badan seimbang dan menghadap ke arah
ring basket lawan. Kedua lutut ditekuk, kedua kaki dibuka selebar bahu dan bola
dipegang setinggi pinggang. Tembakan ini dilakukan dengan jarak dekat dengan cara
meluruskan lengan dan dengan pergelangan tangan yang kuat lalu jari-jari segera
melecutkan bola ke arah ring basket lawan (Agus Salim, 2007:107).
Set-shoot adalah melakukan shooting tanpa melompat dan semua mekanismenya
seperti tahapan melakukan shooting di atas.
18
19
20
21
semakin tinggi hasil belajar yang dicapai seorang siswa salah satunya terkait dengan
besarnya motivasi yang ia miliki.
Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa motivasi memegang peranan
penting dalam belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar, tidak akan
mendapatkan kualitas belajar yang baik.
Menjaga Wibawa Guru
Guru menyadari bahwa kehadirannya sewaktu membelajarkan tidak seluruh
siswa menyenanginya. Banyak guru yang kehadirannya disambut dengan senyum
kecut, ditertawai, bahkan adakalanya siswa menggunjing guru baik melalui
singgungan (tidak langsung) atau menggunjing ketika guru itu selesai
membelajarkan. Kondisi ini berpengaruh buruk terhadap penerimaan materi pelajaran
oleh siswa.
Faktor ketidaksenangan siswa kepada guru umumnya terjadi sebagai reaksi
terhadap prilaku guru saat membelajarkan. Dengan kata lain, guru harus memiliki
bentuk dan model pembelajaran yang bervariasi.
Mendorong Kelengkapan Fasilitas Pembelajaran
Guru yang memiliki kemampuan variasi membelajarkan, terlebih dahulu
ditentukan oleh penguasaannya terhadap seluruh elemen-elemen pembelajaran seperti
materi, metode, media pendekatan dan teknik pembelajaran. Jika hal-hal itu kurang,
apalagi tidak dikuasai, maka sangat sulit mendambakan seorang guru yang memilki
variasi membelajarkan secara tepat dan diterima oleh siswa.
22
Aspek lain yang sangat penting bagi kemampuan guru memiliki variasi
membelajarkan bergantung dari ketersediaan fasilitas yang ada di sekolah. Menurut
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam Sobry Sutikno (2007:145) bahwa :
Fungsi fasilitas antara lain sebagai alat bantu, peraga dan sumber belajar. Jika guru
mengahadirkan pembelajaran yang bervariasi maka, dengan sendirinya memicu
sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung bagi penggunaan
pembelajaran yang bervariasi atau setidak-tidaknya siswa secara kreatif menyediakan
berbagai fasilitas yang memungkinkan ketika guru membelajarkan tersedia fasilitas
yang memadai.
Manfaat penggunaan variasi menurut Ibrahim, dkk (1988:71) yaitu :
Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap aspekaspek belajar-mengajar yang relevan.
Meningkatkan kemungkinan berfungisinya motivasi dan rasa ingin tahu
melalui kegiatan penelitian (investigasi) dan penjelajahan (eksplorasi).
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
Kemungkinan para siswa mendapatkaan pelayanan secara individual
sehingga memberi kemudahan belajar.
Mendorong aktifitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai
kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam
berbagai tingkat afektif, kognitif dan psikomotor.
Tujuan dan manfaat penggunaan variasi menurut Ahmad Sabri (2010:95) yaitu :
Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa pada aspek belajar
mengajar yang relevan.
Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin
mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
23
24
semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang
membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.
Menurut Sobry Sutikno (2007:147) Dalam proses pembelajaran ada beberapa
dimensi variasi yang harus diperhatikan, Variasi Gaya Guru dalam Pembelajaran,
Variasi dalam Penggunaan Media dan Variasi Pola Interaktif.
5.3 Variasi Gaya Guru dalam Pembelajaran
Variasi gaya guru dalam membelajarkan banyak sekali. Bila dilakukan dengan
baik, akan sangat berguna dalam usaha menarik dan mempertahankan minat serta
semangat siswa dalam belajar. Beberapa diantaranya yang termasuk dalam variasi
gaya guru membelajarkan, sebagai berikut :
a. Penguatan Variasi Suara
Tidak dapat dipungkiri bahwa suara guru memiliki peranan penting dalam
melahirkan variasi. Karena itu, intonasi, nada, volume dan kecepatan suara guru perlu
diatur dengan baik. Dalam hal ini termasuk pengubahan nada suara yang keras
menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dan cepat berubah menjadi lambat, dari
suara gembira menjadi suara sedih atau pada saat memberikan tekanan pada kata-kata
tertentu.
b. Pemberian Waktu
Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa perlu diberi waktu untuk
menelaah kembali atau mengorganisasikan pertanyaan. Caranya, setelah menjelaskan
satu sub-bab materi guru berhenti sejenak sebelum melanjutkan pada sub-bab
25
berikutnya. Ketika guru berhenti, siswa memiliki kesempatan menelaah atau mungkin
menyusun pertanyaan-pertanyaan guru yang belum jelas.
c. Kontak Pandang
Untuk meningkatkan hubungan dengan siswa, selama menyampaikan materi
pelajaran, tidak dibenarkan guru hanya memandang ke luar, ke atas, atau ke siswa
tertentu saja. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
(seperti membesarkan mata tanda mencengang), atau dapat juga siswa.
d. Gerakan Anggota Badan dan Mimik
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan badan adalah aspek
yang amat penting dalam berkomunikasi. Ekspresi wajah misalnya, tersenyum,
mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis, dll. Gerakan kepala dapat dilakukan
dengan cara misalnya, mengangguk, menggeleng, mengangkat atau merendahkan
kepala. Gerakan tangan juga dilakukan, seperti jari yang digunakan untuk menunjuk,
menggoyang-goyangkan tangan, dll.
e. Pindah Posisi
Berpindah posisi selain bermanfaat bagi guru itu sendiri agar tidak jenuh, juga
agar perhatian siswa tidak monoton. Dengan bergerak, berarti guru tidak berada
dalam satu posisi saja, melainkan berpindah-pindah. Perpindahan posisi guru
hendaklah Karena maksud-maksud tertentu dan dilakukan secara wajar dan tidak
berlebihan.
26
27
Mengembangkan
cara
berpikir
siswa
yang
konsisten
dan
berkesinambungan.
Memberikan pengalaman baru dan unik.
Variasi Media Dengar (audio)
Guru yang hanya mengandalkan suara saja tampaknya tidak cukup bagi
proses belajar siswa. Selain keras-lemah, tinggi-rendah, cepat-lambat, dan gembira
atau sedih dari kualitas suara yang dapat divariasikan oleh guru, diperlukan juga
media yang lainnya yang memungkinkan anak lebih konsentrasi dan merasa ada
pengalaman baru terhadap suara itu.
b. Variasi Media Taktil (Media yang dapat diraba tau dimanipulasi)
Media taktil merupakan media pembelajaran yang dapat disentuh, diraba, atau
dimanipulasi. Dalam hal ini kan melibatkan siswa dalam kegiatan penyusunan atau
pembuatan model, yang hasilnya dapat disebut sebagai media taktil. Media seperti
model, patung, alat mainan, bintang hidup yang kecil, dsb. Diberikan kepada siswa
untuk diraba dan dimanipulasi. Penggunaan media ini pada dasarnya merangsang
siswa lebih kreatif.
28
Variasi dalam pola interaksi yang lazim dilakukan guru menurut Nana
Sudjana dalam Sobry Sutikno (2007:150) adalah :
Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini
guru berperan sebagai aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan
siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah atau
komunikasi sebagai aksi.
Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada komunikasi
ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima
aksi. Di sini sudah terlihat hubungan dua arah tetapi, terbatas antara siswa
dan guru secara individual. Keduanya dapat saling memberi dan menerima.
Komunikasi ini lebih baik dari pada yang pertama, sebab kegiatan guru dan
siswa relatif sama.
Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi
ini tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antar guru dengan siswa tetapi
juga melibatkan antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Proses
pembelajaran dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses
pembelajaran yang mengembangkan kepada siswa yang optimal, sehingga
menumbuhkan siswa belajar aktif.
Sedangkan menurut Ahmad Sabri (2010:99) bahwa :
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar beraneka ragam
coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasikan oleh guru sampai kegiatan sendiri
yang dilakukan oleh siswa. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan pola interaksi ini dimaksud agar
tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas
demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
Dalam pola interaksi, guru bisa menggunakan metode pembelajaran dengan
bervariasi, tentunya harus disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran serta
situasi dan kondisi.
8
7
29
6
Adapun cara pelaksanaan dalam variasi pembelajaran Shooting bola basket ini
adalah sebagai berikut:
5
30
2
1
Shooting
Berpindah
31
32
penglihatan, dapat didengar dengan telinga dan dlihat dengan mata, kedengaran dan
kelihatan, berdasarkan pendengaran dan penglihatan, diberikan dengan suara-suara
dan gambar-gambar.
Penyebutan audio visual sebenarnya mengacu pada indera yang menjadi
sasaran dari media tersebut. Media audio visual mengandalkan pendengaran dan
penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio visual dapat menjadi
media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media
dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa.
Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audio visual melibatkan lebih
banyak
elemen
media
dan
lebih
membutuhkan
perencanaan
agar
dapat
mengkomunikasikan sesuatu.
Audio dan visual ialah gabungan komponen-komponen yang saling
melengkapi yang memproduksi suatu gambar dan suara yang dikombinasikan satu
sama lain.
33
34
35
dikemas
sedemikian
rupa
sehingga
dapat
digunakan
siswa
diluar
Televisi
Rekaman Audio
Programmed Instruction
Demontrasi
Keterangan:
R = Rendah, S = Sedang, T = Tinggi
1 = Belajar information factual
2 = Belajar pengenalan Visual
3 = Belajar prinsip, Konsep, Aturan
36
4 = prosedur belajar
5 = Penyampayan keteranpilan persepsi motorik
6 = mengembanmgkan sikap, Opini dan Motivasi
akhmadsudrajad. Wordpress.com//media pembelajaran/Media audiovisual memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya.
Salah satu pekerjaan yang diperlukan dalam media audiovisual adalah penulisan
naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan banyak, rancangan, dan
penelitian. Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang disaring
dari isi pelajaran yang kemudian yang disitesis kedalam apa yang ingin ditunjukkan
atau dikatakan.
Narasi ini juga merupakan penentu bagi tim produksi untukkan memikirkan
bagaimana video menggambarkan atau memvisualisasikan materi pembelajaran. Pada
awal pelajaran media harus mempertunjukan suatu hal yang menarik perhatian siswa
hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program yang dapat membangun rasa
berkelanjutan sambung menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan
atau rangkuman, kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunakan
cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.
Ada beberapa paktor yang mempengaruhi seorang guru atau pelatih dalam
memilih dan menggunakan media audiovisual dalam menyyampaikan informasi,
fikiran, dan pesan kepada anak didiknya, menurut Sudiman (2003:23) antara lain:
1) Media audiovisual mempermudah orang menyampaikan dan menerima
materi, fikiran, dan pesan serta dapat menghindarkan salah pengertian.
37
demikian
menyampaikan
media
informasi
audiovisual
sehingga
sangat
penerima
berperan
informasi
dapat
sekali
dalam
memperoleh
38
39
40
atau tidaknya tugas awal, kemudian mencoba tugas berikutnya dan menafsir hasilhasilnya.
Kaitan media audio visual terhadap shooting bola basket yaitu dalam
melakukan tingkatan kesulitan dari tingkat kesulitan yang mudah ke tingkat kesulitan
yang sukar dalam melakukan shooting serta aktif berinteraksi antara guru dengan
siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka diharapkan variasi pembelajaran dengan
menerapkan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar shooting
bola
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subjek Penelitian.
41
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas
X-3 SMA Negri 2 Medan Medan Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 40 orang
yang terdiri dari 16 siswa putra dan 24 siswa putri yang terbagi kedalam kelas.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Menurut Arikunto (2008:16) langkah-langkah penelitian tindakan kelas
dilakukan dalam beberapa siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk
mengungkapkan kesulitan belajar siswa dalam proses pembelajaran penjas serta cara
mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan hasil
41
belajar siswa pada materi shooting bola basket.
D. Desain Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas maka
penilitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yang berupa siklus tapi sebelum
masuk ke siklus terlebih dahulu melakukan kegiatan di bawah ini :
Dari populasi yang ada diambil sampel melalui teknik pengambilan sampel
cluster sampling yang ada hanya 1 kelas yang akan diambil dan dijadikan sebagai
sampel.
42
Kemudian sampel diarahkan untuk melakukan test shooting bola basket dan
hasil test siswa tersebut dijadikan hasil test I dalam penelitian ini. Setelah didapat
hasil test I tersebut kemudian diadakan observasi dan evaluasi untuk melihat
permasalahan yang ada yang selama ini menyebabkan nilai hasil belajar siswa
rendah. Setelah itu masuk kedalam siklus yang dimaksud seperti gambar dibawah
ini :
43
44
d. Tahap Refleksi I
45
Hasil yang didapat dari tahap tindakan dan observasi dikumpulkan dan
dianalisis pada tahap ini, sehingga dapat disimpulkan dari tindakan yang dilakukan
dari hasil tes hasil belajar I. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk tahap
perencanaan siklus II.
E. Instrumen Penelitian
Insrtumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian
secara proses dengan portofolio tes shooting bola basket. Dalam tes ini siswa diminta
melakukan teknik dasar shooting (sikap permulaan, sikap pelaksanaan, dan sikap
akhir) sesuai tayangan dalam audio visual.
Aspek penilaian dan besaran skor yang diperoleh dari setiap item disesuaikan
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dibuat dimana jumlah skor tertinggi adalah 4
dan terendah adalah 1 dan total skor maksimum dari semua item adalah 12 seperti
yang dilihat pada tabel dibawah ini.
b. Peralatan :
46
ring.
Tes shooting dilakukan sebanyak 1 kali dengan ketentuan jarak
4 meter didepan ring.
d. Penilaian :
Teknik penilaian dalam pelaksaan shooting bola basket adalah :
47
Indikator
1
Sikap 1. Kaki
permulaan
direntangkan
selebar
bahu
Deskriptor
Penilaian
dan
lutut
ditekuk
sedikit.
Sikap akhir
Keterangan :
Kualitas gerak
tanda ( )
Nampak
Skor
48
Reduksi Data
3
3
3
Deskriptor
2
2
2
1
1
1
49
2,66
KKM
KKM
2,66