You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
keperawatan, manajemen berhubungan dengan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing), kepemimpinan
(leading),

dan

pengendalian

(controlling)

aktivitas-aktivitas

upaya

keperawatan atau devisi departemen keperawatan dan dari sub unit


departemen. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam
kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Malah sebenarnya, mungkin
komunikasi merupakan konsep yang paling penting dalam hidup. Komunikasi
terjadi dalam setiap tahap proses manajemen, semua dilakukan oleh pimpinan
perawatan akan melibatkan komunikasi baik dengan bawahan, atasan,
maupun dengan rekan yang sejajar posisinya. Komunikasi tidak terbatas pada
kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi,
senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan
minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu
dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah dialog antara orang
satu. Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer
keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian Swansburg (1990), bahwa lebih
dari 80% waktu yang digunakan manajer untuk berkomunikasi, 11% untuk
membaca, 9% untuk menulis. Kepler (1980) menyatakan bahwa komunikasi
adalah kemampuan yang paling penting dikuasai oleh seorang pemimpin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi komunikasi dalam manajemen keperawatan?
2. Apa komponen komunikasi dan hambatan komunikasi?

3.
4.
5.
6.
7.

Bagaimana proses komunikasi?


Apa prinsi dari komunikasi?
Apa saja model komunikasi?
Bagaimana aplikasi komunikasi dalam askep ?
Apa yang dimaksud dengan Teori Analisa Transaksaksional (Analisa
Struktural)?

8. Apa Hubungan Posisi hidup dengan analisa structural?


9. Bagaimana cara penerapan manajemen bagi analisa transaksional?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
konsep komunikasi pada manajemen keperawatan.
D. Manfaat Penulisan
Secara umum penyusunan makalah ini memiliki manfaat sebagai
pedoman dalam memahami konsep manajemen keperawatan khususnya
komunikasi dalam bidang manajemen keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian komunikasi
Komunikasi

adalah

suatu

seni

untuk

dapat

menyusun

dan

menghantarkan suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat
mengerti dan menerima. Berikut definisi komunikasi menurut para ahli :
1. Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan
memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih yang
saling bekerjasama (Tappen,1995)
2. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi
menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku
seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan
(Effendy, 2000 : 13).
3. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,
informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris communication),
secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata
communis ini memiliki makna berbagi atau menjadi milik bersama yaitu
suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
B. Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi


bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen
komunikasi adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan
dari pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan.
C. Hambatan komunikasi
Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan
menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal, yaitu:
1. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu
yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang
mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan
komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak
akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
2. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya,
suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak
berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya
dapat menyebabkan salah pengertian.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu,
Teori, dan Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu :
1. Gangguan

Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut


sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic.
a. Gangguan mekanik
: Gangguan yang disebabkan oleh saluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
b. Gangguan semantic
: Gangguan jenis ini bersangkutan dengan
pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan
semantic tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih
banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang
terdapat pada komunikator, akan lebih banyak gangguan semantic
dalam pesannya. Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.
2. Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati suatu pesan.
3. Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar
dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai
komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan
komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan.
Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak
sesuai dengan motivasinya.
4. Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu
kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang
hendak melancarkan komunikasi.
D. Proses komunikasi
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan
proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan
yang diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama

komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada


komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau
perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan
dimengerti oleh komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan
(decode) pesan dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan
lambang yang mengandung perasaan dan pikiran komunikator.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa
komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni
perpaduan pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan.
Kemudian Schramm juga menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan
lancara apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan dengan
bidang pengalaman komunikan. Sebagai contoh : si A seorang mahasiswa
ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat
mudah dan lancaraapabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan
dengan si B yang juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A
membicarakan hal tersebut dengan si C yang yang seorang pemuda desa
tamatan SD tentunya proses komunikasi tidak akan berjalan lancar.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media
pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi
karenakomunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan
media yang sering digunakan dalan komunikasi.
E. Diagram Proses komunikasi
Semua

fungsi

manajer

melibatkan

proses

komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini :

komunikasi.

Proses

F. Prinsip komunikasi manajer keperawatan


1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang
siapa yang akan kena dampak dari pengambilan keputusan yang telah
dibuat.
2. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat
profesional adalah CARE:Complete,Acurte,Rapid,English. Artinya setiap
melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman sejawat atau profesi
kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur diatas. Profil perawat masa
depan yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa
asing, minimal bahasa inggris.
1. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat
diterima secara akurat, salah satu caranya bertanya / mengulangi pesan
yang telah disampaikan.
2. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang
disampaikan orang lain dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin
tahu terhadap pesan yang disampaikan.

G. Model komunikasi
1. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis digunakan untuk mencapai kebutuhan setiap
individu/staf, mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan.
Menurut asosiasi pendidikan kesehatan amerika (1998) komunikasi
tertulis dalam sutu organisasi meliputi:
a. Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum menulis
b. Gunakan kata aktif
c. Tulis kata yang sederhana, familier, spesufik dan nyata
d. Atur isi tulisan secara sistematis
e. Jelas

2. Komunikasi secara langsung/verbal


Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan
bawahan baik secara formal maupun informal.
Tujuan assertiveness. Perilaku asertif adalah suatu cara komunikasi yang
memberikan kesempatan individu untuk mengekspresikan perasaannya
secara langsung,jujur dan cara yang sesuai tanpa menyinggung perasaan
orang lain yang diajak komunikasi.
Hal yang harus dihindari pasif,agresif.
3. Komunikasi non verbal
Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, pergerakan tubuh, dan
sikap tubuh (body language).
Komunikasi non verbal mengandung arti yang lebih signifikan
dibandingkan dengan komunikasi verbal. Komunikasi non verbal meliputi
komponen emosi terhadap pesan yang diterima atau disampaikan, tetapi
akan menjadi sesuatu yang membahayakan jika komunikasi non verbal
diartikan salah tanpa adanya penjelasan secara verbal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi non verbal:
a. Lingkungan tempat dimana komunikasi dilaksanakan
b. Penampilan sesuatu yang menarik (pakaian, kosmetik)
c. Kontak mata memberikan makna kesediaan seseorang untuk
berkomunikasi
d. Postur tubuh (gesture) bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan
menunjukan telunjuknya, berdiri atau duduk
e. Ekspresi wajah

Komunikasi yang efektif memerlukan suatu respon wajah yang setuju


tehadap pesan yang disampaikan.
Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan non
verbal, agar individu (atasan dan bawahan) dapat menerima pesan
secara jelas.
4. Komunikasi via telepon
Dengan kemudahan sarana komunikasi memungkinkan manajer dapat
merespon perkembangan dan masalah dalam organisasi. Manajer dan
semua staf harus belajar etika bertelepon, serta menghargai setiap
menjawab telepon.
H. Aplikasi komunikasi dalam Askep
Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi antara lain:
1. Saat timbang terima (operan)
Diperlukan komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum, serta respon

pasien
Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama
dengan perawat lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara

akurat di dekat pasien


2. Interview / Anamnesa
Suatu komunikasi dengan tujuan tertentu untuk memperoleh data

tentang keadaan pasien dan melaksanakan tindakan yang akurat


Merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat kepada
pasien pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan

Prinsip yang perlu diterapkan perawat dalam komunikasi ini adalah:


1. Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tudak tepat.
Ciptakan suasana yang hangat, kekeluargaan
2. Hindari interupsi / gangguan yang timbul akibat lingkungan
yang gaduh
3. Hindari respon dengan

kata

hanya

ya

dan tidak

mengakibatkan komunikasi tidak berjalan dengan baik, perawat


kelihatan kurang tertarik dengan topik yang dibicarakan dan
enggan berkomunikasi

4. Jangan memonopoli pembicaraan


5. Hindari hambatan personal. Jika sebelum komunikasi perawat
menunjukan rasa tidak senang kepada pasien, maka akan
berdampak pada hasil komunikasi.
3. Komunikasi melalui komputer

Komputer merupakan alat komunikasi cepat dan akurat pada

manajemen keperawatan saat ini


Penulisan data-data pasien dalam computer akan mempermudah
perawat lain dalam mengidentifikasi masalah pasien dan
memberikan intervensi yang tepat.
Melalui komputer informasi-informasi terbaru cepat didapat

menggunakan internet bila perawat mengalami kesulitan dalam


menangani masalah pasien.

4. Komunikasi tentang kerahasiaan


Perawat sering dihadapkan pada suatu dilema dalam menyimpan
rahasia pasien, disatu sisi perawat membutuhkan informasi dengan
menghubungkan apa yang dikatakan pasien dengan orang lain, di
lain

pihak

perawat

harus

memegang

janji

untuk

tidak

menyampaikan rahasia pasien kepada orang lain.


5. Komunikasi melalui sentuhan

Merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara

pasien dan perawat


Sentuhan yang diberikan dapat sebagai terapi/tindakan
mandiri perawat untuk mengatasi masalah pasien

6. Dokumentasi sebagai alat komunikasi


Dokumentasi adalah alat yang digunakan dalam komunikasi
keperawatan untuk menvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan lain dan dokumen paten dalam
pemberian asuhan keperawatan
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:
1) Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat

2) Mengkomunikasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lain


tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
Komunikasi

yang

baik

akan

meningkatkan

hubungan

professional antar perawat dan tim kesehatan lainnya : dokter,


ahli gizi, fisioterapis,dll. (Doc Stoc, Komunikasi dalam
Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)
I. Teori Analisa Transaksional (Analisa Struktural)
Menurut Eric Berne (1960), Analisis transaksional adalah salah satu
pendekatan psikoterapi yang menekankan pada hubungan interaksional, dapat
digunakan untuk terapi individual, terutama untuk pendekatan kelompok.
(dalam Surya Muhamad :2003).
Analisis transaksional terdiri dari teori pengorganisasian kepribadian
yang diterapkan melalui proses analisis struktural, serta dilengkapi dengan
interaksi manusia yang tergambar dalam wacana analisis transaksional. Target
yang ingin dicapai adalah adanya tingkat kesadaran yang membuat seseorang
mempunyai kemampuan mental untuk membuat keputusan-keputusan baru
berkaitan dengan tingkah laku ke depan dan arah yang akan dituju dalam
hidupnya.

Konsep

teori

kepribadian

dalam

analisis

transaksional:

Status Ego

Ego Anak
Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir
ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman
semasa kanak-kanak. Jika individu melakukan, berperasaan, bersikap
seperti yang individu lakukan pada waktu masih kecil, maka individu
tersebut dalam status ego anak. Setiap individu akan mempunyai
pengalaman dan masa kanak-kanak yang berbeda-beda, maka status ego
anak untuk setiap individu akan berbeda.

Ego Dewasa
Jika individu bertigkah laku secara rasional, melakukan testing terhadap
realita, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa.
Pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan antara individu yang
satu dengan yang lain berbeda, mengakibatkan status ego dewasa juga
berbeda. Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang

bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status
ego dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.

Ego Orang Tua


Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya
dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dikatakan dalam
status ego orang tua. Oleh karena setiap individu mempunyai
pengalaman pendidikan, sikap, pandangan dan pendapat yang khs dari
kedua orang tuanya, maka setiap individu akan berbeda status ego orang
tuanya. Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap,
pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu
merasa dan bertingkah laku terhadap

dirinya.

(Indoskripsi,

Transaksional, 23-12-2009)

J. Life Position (Posisi Hidup)


Belaian meupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi
stimulasi yang optimal kepada individu. Belaian ini merupakan kebutuhan
dalam setiap interaksi sosial dan menyehatkan. Belaian ini tidak hanya
dibutuhkan dan terjadi pada anak, akan tetapi juga pada masa dewasa dan
belaian yang diterima atau yang diberikan akan menguatkan posisi hidup
seseorang.Ada empat dasar posisi hidup:
1. Im OK Youre OK. Posisi ini merefleksikan bahwa individu
mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya pada orang
lain. Individu tidak takut berhubungan dengan orang lain.
2. Im OK Youre not OK. Posisi ini merefleksikan bahwa individu
membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok,
individu

merasa

superior,

merasa

mempunyai

hak

untuk

mempergunakan orang lain untuk mencapai tujuan pribadinya.


3. Im not OK Youre OK. Posisi ini merefleksikan bahwa individu
merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini
merupakan posisi yang paling umum yang biasa disebut depresif.
Individu merasa bersalah, inferior, depresi, ketidakpercayaan dan rasa
takut.

4. Im not OK Youre not OK. Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya


merasa tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada
sumber belaian yang positif, individu akan menyerah dan merasa tidak
berdaya.(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)

K. Penerapan Manajemen Bagi Analisa Transaksional


Analisa

transaksional

memiliki

implikasi

bagi

manajemen

keperawatan. Karena seorang manajer harus mewujudkan sasaran kerja


melalui usaha orang lain. Komunikasi merupakan sarana pelengkap yang
dapat berlangsung tak pasti, karena komunikasi bersilang cenderung
mematahkan komunikasi dengan cepat, sehingga seorang manajer harus
menyesuaikan keadaan egonya untuk saling melengkapi transaksinya dengan
supervise.
Manajer sebaiknya sadar bahwa asal semua jawaban anak dan orang
tua adalah posisi yang tidak OK yang memulai kehidupan seseorang. Metode
tradisional

pendidikan

keperawatan

mempengaruhi

jenis

masalah

transaksional tertentu. Kehausan suatu belaian yang berkepanjangan


mendorong permainan, karena pengadaan belaian negative lebih baik dari
pada tidak mendapatkan belaian sama sekali.
Seringkali perawat mengalami masalah transaksional dengan para
dokter. Karena otoritas yang di berikan pada anggota profesi keperawatan
sangatlah rendah sehingga dokter lebih menguasai / berkuasa.
Analisa transaksional merupakan proses yang dimaksudkan untuk
memperkuat dan mendorong keadaan ego dewasa untuk menguji coba
kenyataan dengan lebih efektif, memperkirakan akibatnya, dan membuat
pilihan yang diinformasikan. (Gillies, Manajemen Keperawatan, 1989, Hal.
245 249).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan

tinjauan

teori

diatas

maka

penyusun

dapat

menyimpulkan bahwa salah satu nsure yang penting dalam aktivitas manajer
keperawatan adalah komunikasi. Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat
menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga
orang lain dapat mengerti dan menerima.
Dalam manajer keperawatan, komunikasi harus diperhatikan sesuai
dengan konsepnya (komponen, proses, prinsip dan model) agar mendapatkan
komunikasi yang efektif tanpa adanya hambatan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan
saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri
yaitu agar lebih memahami mengenai konsep manajemen dan kepemimpinan
keperawatan terkhususnya pada makalah ini yaitu mengenai komunikasi, demi

mewujudkan kualitas pelayanan yang baik dengan komunikasi yang baik


dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Gillies, D.A., 1994. Nursing management: a systems approach. (3rd edition).
Philadelphia: WB Saunders Company.
Handoko T. Hani .2002. Manajemen; Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas
Yogyakarta : BPFE.
Nursalam. 2001. Pendekatan praktis metodologi Riset Keperawatan. Jakarta.
Info Medika.
Surya Mohammad, (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Tappen,R.M.1995.Nursing Leadership and Management.3.ed.Philadelphia:F.A.
Davis Company.

You might also like