Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak ada beberapa tahapan, yaitu : 1) sejak lahir sampai usia 3
tahun anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat
menyerap pengalaman - pengalaman melalui sensorinya, usia setengah tahun
sampai kira-kira tiga tahun mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk
mengembangkan bahasanya, 2) masa usia 2-4 tahun gerakan-gerakan otot mulai dapat
dikoordinasikan dengan baik, untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak yang
semi rutin dan rutin, berminat pada benda-benda kecil dan mulai menyadari adanya
urutan waktu (pagi, siang, sore dan malam). Rentang usia 3 sampai 6 tahun terjadi
kepekaan untuk peneguhan sensoris, semakin memiliki kepekaan indrawi, khususnya
pada usia 4 tahun memiliki kepekaan menulis dan pada usia 4 6 tahun memiliki
kepekaan yang bagus untuk membaca (Noorlaila, 2010).
Beberapa anak yang sakit membutuhkan hospitalisasi agar cepat sembuh.
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan darurat mengharuskan
anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan
kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami
berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman
yang sangat traumatik dan penuh stres (Supartini, 2005).
Reaksi anak usia pra sekolah yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi
disebabkan karena mereka belum beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit,
masih merasa asing sehingga anak tidak dapat mengontrol emosi dan mengalami
stres, reaksinya berupa menolak makan, sering bertanya, menangis dan tidak
kooperatif dengan petugas kesehatan. Banyak metode menurunkan stres akibat
hospitalisasi pada anak. Perawat harus peka terhadap kebutuhan dan reaksi klien
untuk menentukan metode yang tepat dalam melaksanakan intervensi keperawatan
dalam menurunkan tingkat kecemasan (Kozier, 2010).
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan
sebelum dan sesudah tindakan operatif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan di dalam
melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bermain
Menurut Alimul (2005) bermain adalah suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktikan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa. Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak
sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada. Bermain
merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak.
Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang
membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini (Suryanti, 2011).
Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi atau pengobatan
terhadap anak yang dikenal dengan sebutan Terapi Bermain. Adapun tujuan bermain
bagi anak di rumah sakit yaitu, mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan
nyeri (Tedjasaputra, 2007).
B. Fungsi Bermain
Bermain dapat memberi manfaat bagi perkembangan anak yaitu :
1. Perkembangan fisik dan motorik
Dengan bermain, anak dapat melakukan koordinasi otot kasar.
2. Perkembangan kognitif
Kegiatan bermain memungkinkan anak menggunakan kemampuan kognitifnya
untuk
memecahkan
berbagai
masalah
seperti
kegiatan
mengukur,
BAB III
RANCANGAN BERMAIN
TOPIK
: Terapi aktivitas bermain anak pada usia pra sekolah (3-6 tahun)diruang
bermain ruang Anak Dasar RSUP DR. KARIADI
SUB TOPIK :
a. Stimulasi fungsi kognitif dengan cara memberikan instruksi
b. Stimulasi motorik dengan melempar bola
c. Stimulasi sensorik dengan membedakan beberapa warna bola
TEMPAT
WAKTU
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain diharapkan anak dapat bersosialisasi dan dapt
mengekspresikan perasaannya selama dirawat di rumah sakit untuk melanjutkan
tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti terapi bermain selama 45 menit diharapkan :
a. Segi kognitif
Anak mampu mengikuti instruksi yang diberikan
b. Segi Psikomotor
Anak dapat memilih warna yang tepat dan memasukkannya ke ember.
c. Segi motorik
1) Anak mampu melempar bola
2) Anak mampu mengenali warna dan memasukkannya ke ember
d. Segi sensorik
Peserta yang mengikuti dapat membedakan beberapa warna bola yang benar.
B. Perencanaan
1. Jenis Program Bermain
Jenis permainan yang dipilih adalah permainan aktif berupa melempar bola,
memasukkannya ke dalam ember, dan membedakan warna.
2. Karakteristik Bermain
Anak di bimbing untuk melempar bola dan memasukan ke ember yang sudah
tersedia, serta membedakan warnanya.
3. Karakteristik Peserta
Anak dengan usia todler dan pra sekolah yang dirawat di anak dasar yang
diberikan program LELA juga bertujuan untuk membuat anak berperan aktif,
berinteraksi dengan teman sebaya serta meningkatkan motorik halus dan kasar. Selain
yang disebutkan diatas, program ini juga diajukan untuk membantu anak dalam
mengenal warna terkait warna bola yang digunakan dan juga menghitung.
4. Sasaran
a. Anak usia pra sekolah (3-6 tahun)
b. Anak yang dirawat di ruang anak dasar
c. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
d. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
e. Anak yang dapat memegang danmelempar bola
f. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain melempar bola.
5. Metode
a. Menjelaskan instruksi permainan
b. Membagikan bola dan ember
c. Anak melemparkan bola ke ember
d. Anak membedakan warna bola
e. Anak menghitung bola dan memasukkannya ember
Keterangan:
: Leader
: Orang tua anak
: Anak
: Fasilitator
: Pendokumentasi
8. Pengorganisasian
a. Leader : Dyah Rochmawati
1) Membuka pertemuan
2) Menjelaskan aturan bermain
3) Memberikan pertanyaan
4) Menutup pertemuan
5) Memberi motivasi pada orang tua
b. Fasilitator : Nur Maliyasari
1) Mengawasi gerakan-gerakan yang dilakukan anak
2) Membantu anak dalam melakukan terapi bermain
c. Dokumentasi : Elizaveda H.S
Melakukan dokumentasi selama kegiatan
d. Peserta : pasien anak yang terpilih sesuai kriteria
1) Mendengarkan dan mengikuti instruksi
C. Strategi Pelaksanaan
Tahap
Pra
Wkt
(mnt)
5
-
interaksi
Keg. Pengajar
Perkenalan
Alat
Mendengarkan
dari
moderator
akan dilakukan
-
Media &
Keg. Audien
Menjelaskan
manfaat
terapi bermain
Interaksi
30
Kontrak waktu
Memberikan 5 bola pada Mendengarkan
mengikuti
masing-masing anak
-
contoh moderator
Memberikan
Mengajarkan
mengenai
berbagai
anak
macam
Meminta
anak
untuk
dan Bola,ember
instruksi dan
baskom
diminta
dengan
didampingi
fasilitator
-
Bersama-sama menghitung
jumlah
Terminasi
10
bola
yang
dilempar
Melakukan
dengan
sudah
evaluasi Memperhatikan
memperhatikan
D. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan preplanning, alat bantu
b. Kontrak waktu dengan peserta sebelum melakukan kegiatan
2. Evaluasi proses
a. Peserta kooperatif terhadap terpai bermain yang diberikan
b. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Kegiatan berjalan lancar
3. Evaluasi hasil
a. Peserta merasakan senang
b. Terapi bermain yang dilakukan sukses
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN BERMAIN
A. Pelaksanaan
Kegiatan bermain yang kelompok kami buat kali ini adalah bermain lempar
bola. Permainan ini diikuti oleh anak pada usia 3-6 tahun dan didampingi oleh orang
tuanya. Waktu yang dibutuhkan untuk permainan ini adalah 45 menit. Untuk 5 menit
pertama digunakan sebagai perkenalan antar peserta supaya peserta saling mengenal
dan lebih akrab lagi.
Pada permainan ini ada 3 macam tipe permainan, yang pertama memasukan
bola kedalam keranjang. Yang kedua menyebutkan warna bola. Dan yang ketiga
tebak-tebakan dimana operator memutar musik dan peserta bermain memutar bola.
Setelah musik berhenti nanti bola tersebut berhenti di siapa dan akan diberi
pertanyaan seperti penambahan atapun pengurangan. Masing-masing permainan
membutuhkan waktu 10 menit. Kegiatan selanjutnya kita membagi doorprize bagi
peserta yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar maka peserta
akan diberikan hadiah. Untuk 5 menit terakhir digunakan untuk penutup.
B. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan bermain yang kami lakukan ini sudah sesuai dengan Proposal Bermain yang
kami buat, hanya saja untuk waktu pelaksanaannya sedikit mundur karena kendala
peserta yang akan diajak bermain akan dilakukan pemeriksaan dan ada pula yang
sudah pulang.
C. Kendala Yang Dihadapi
1. Hambatan yang ditemui dalam terapi bermain ini, antara lain :
a. Ada peserta yang masih malu-malu pada saat bermain.
b. Ada salah satu peserta yang kurang mau berinteraksi dengan orang lain selain
orang tuanya dihadapan banyak orang.
c. Peserta yang sudah dikontrak sebelumnya pada hari pelaksanaan terapi
bermain akan dilakukan operasi, sehingga kami harus mencari peserta yang
baru.
d. Sedikitnya pasien yang 3-6 tahun sehingga kami kesulitan mencari peserta
untuk terapi bermain ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi bermain ini bukan hanya untuk mencari kesenangan anak saja tetapi
bertujuan untuk mengurangi kecemasan anak karena dampak hospitalisasi,
meningkatkan dan melanjutkan
rumah sakit.
Terapi bermain ini harus mempunyai manfaat yang baik untuk anak dan orang
tua. Supaya orang tua selalu memperhatikan tumbuh kembang anak yang harus
dilanjutkan walaupun selama perawatan.
B. Saran
Untuk kedepannya diharapkan para perawat selalu mampu menyediakan terapi
bermain untuk klien anak anak, karena bermain merupakan kebutuhan tersendiri
bagi anak anak dan bermain diperlukan untuk meningkatkan tumbuh kembang
anak anak.
Lampiran :