You are on page 1of 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin dengan tanda-tanda rasa sakit oleh adanya his yang datang
lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah ( show ) yang
lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar
dan pembukaan telah ada. Dalam proses keluarnya janin terdapat beberapa
teori persalinan yaitu penurunan kadar progesterone, teori oksitosi, ketegangan
otot otot, pengaruh janin, teori prostaglandin.
Persalinan merupakan suatu prose salami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu maupun janinnnya sehingga memerlukan pengawasan,
pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada
manusia dibagi menjadi empat tahap penting yaitu Kala 1, Kala 2, Kala 3,
Kala 4.
Dalam persalinan juga terjadi perubahan perubahan fisik yaitu, ibu
akan merasa sakit pinggang dan perut, merasa kurang enak badan, lesu, tidak
bias tidur enak sering mendapat kesulitan dalam bernafas dan perubahan
perubahan psikis lainnya.

Page 1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
Seorang perempuan umur 28 tahun G3P2A0 datang ke puskesmas
dengan kondisi inpartu. Setelah diperiksa dokter Puskesmas hasilnya; keadaan
umum baik. HPHT 23 Juni 2014.
Dikatakan oleh pasien sudah sejak 3 jam yang lalu keluar lendir dan
darah. Fundus uteri setinggi 3 jari di bawah processus xyphoideus dan teraba
bagian janin yang membujur dari atas ke bawah, pada bagian samping kiri uterus
teraba bagian kecil-kecil dari janin. Di bagian bawah dari uterus teraba bagian
janin yang bulat dan keras serta sudah sebagian besar masuk pintu atas panggul.
D.J.J 11 12 11, pembukaan 5 cm, kulit ketuban utuh. Penipisan 50%
dan kepala turun sampai H 3+.
2.2 TERMINOLOGI
1. Inpartu
2. G3P2A0

: seorang wanita yang sedang mengalami persalinan.


: G3 ( gravida ke-3/kehamilan ke-3 ), P2 ( partus 2 atau

sudah melahirkan 2 kali ), A0 ( Abortus 0 atau tidak pernah keguguran).


2.3 RUMUSAN MASALAH
1. Anatomi dan Fisiologi panggul ?
2. Mekanisme Persalinan Normal ?
3. Cara Menghitung HPHT ?
4. Etiologi dan Tanda Inpartu ?
5. Pemeriksaan Leopold ?
6. Patograf ?

2.4 PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Panggul
Anatomi panggul
Panggul palsu terletak diatas linea terminalis dan panggul sejati
terletak dibawah batas anatomik. Panggul palsu di bagian belakang

Page 2

dibatasi oleh vertebra lumbal dan di lateral oleh fosa iliaka,dan di depan
batasnya di bentuk oleh bagian bawah dinding abdomen anterior.
Panggul sejati merupakan bagian yang penting untuk melahirkan
anak. Panggul sejati di sebelah atas dibatasi oleh promontorium dan ala
sakrum,linea terminalis,dan tepi-tepi atas tulang pubis,dan disebelah
bawah oleh pintu bawah panggul. Rongga panggul sejati dapat
digambarkan sebagai silinder bengkok yang terpotong secara oblik dengan
tinggi terbesar di bagian posterior,karena dinding anteriornya di simfisis
pubis berukuran sekitar 5 cm dan dnding posteriornya sekitar 10 cm. Bila
seorang wanita berdiri tegak,bagian atas kanalis pelvis mengarah ke arah
bawah dn belakang,dan bagian bawahnya melengkung,menuju ke arah
bawah dan depan.
Dinding panggul sejati sebagian terbentuk dari tulang dan sebagian
berupa ligamen. Batas posteriornya adalah permukaan anterior sakrum,dan
batas-batas lateralnya dibentuk oleh permukaan dalam tulang-tulang
iskium dan insisura-insisura serta ligamentum-ligamentumsakroiskiadika.
Di depan,panggul sejati dibatasi oleh tulang pubis,rami superior asenden
tulang iskium,dan foramen obturatoria.
Dinding samping panggul sejati pada wanita dewasa normal agak
cekung,oleh karena itu,jika bidang tulang iskium diperlebar kearah
bawah,akan bertemu didekat lutut. Spina iskiadika menonjol dari
pertengahan margo posterior masing-masing iskium. Tonjolan ini
mempunyai makna obstetris yang pentng,karena jarak di antara nya
biasanya menyatakan diameter lateral terpendek rongga panggul. Spina
iskiadika juga berfungsi sebagai petunjuk berharga dalam menentukan
seberapa jauh bagian terbawah janin telah turun ke panggul sejati.
Sakrum membentuk dinding posterior rongga panggul. Tepi
anterior atasnya berhubungan dengan corpus vertebra sakralis pertama dan
disebut sebagai promontorium. Promontorium dapat diraba pada
pemeriksaan dalam dan berfungsi sebagai penanda untuk pelvimetri klinis.
Normalnya sakrum mempunyai kecekungan vertikal yang jelas dan
kecekungan horisontal yang kurang mencolok,yang pada panggul

Page 3

abnormal,dapt mengalami variasi yang penting. Sebuah garis lurus yang


ditarik dari promontorium ke ujung sakrum biasanya berukuran 10
cm,sementara jarak sepanjang lengkungan itu rata-rata 12 cm.
Rami inferior desenden tulang pubis menyatu dengan sudut 90
hingga 100 derajat,sehingga membentuk suatu busur membulat yang harus
dilewati kepala janin.
Bentuk-bentuk Panggul
Dahulu,pelvimetri radiologik sering digunakan pada wanita dengan
dugaan disproporsi sefalopelvik atau malpresentasi janin. Radiografi
pelvis juga digunakan sebagai alat bantu untuk memahami arsitektur
umum dna konfigurasi panggul,juga ukurannya. Caldwellndan Moloy
(1993,1934) mengembangkan suatu klasifikasi panggul yang masih
digunakan sampai saat ini. Kalsifikasi tesebut didasarkan pada bentuk
pada bentuk panggul,dan pemahaman akan klasifikasi ini membantu
dokter memahami mekanisme persalinan pada panggul yang berbentuk
abnormal dan normal.
Klasifikasi Caldwell-Moloy
Suatu garis yang ditarik melalui diameter transversal terbesar dipintu atas
panggul membagi pintu atas ini menjadi segmen anterior dan posterior. Bentuk
segmen-segmen ini merupakan determinan penting dalam metode klasifikasi ini.
Karakter segmen posterior menentukan tipe panggulnya,dan karakter segmen
anterior menentukan kecendrungannya. Banyak panggul tidak merupakan tipe
murni,melainkan campuran. Misalnya panggul ginekoid dengan kecendrungan
android berarti panggul posteriornya berbentuk ginekoid dan panggul anteriornya
berbentuk android.
Panggul Ginekoid
Diameter sagital posterior pintu atas panggul hanya sedikit lebih pendek
dari diameter sagital anteriornya. Sisi segmen posteriornya berbentuk bulat dan
lebar. Karena diameter transversal pintu atas panggul sedikit lebih besar dari atau
kurang lebih sama dengan diameter anteroposterior,pintu atas panggul sedikit oval
atau bulat. Dinding samping panggul lurus,spina tidak menonjol,arkus pubis

Page 4

lebar,dan diameter transversal pada spina iskiadika 10 cm atau lebih. Sakrum


tidak miring ke anterior atau posterior. Incisura sakroiskiadika membulat dan
tidak pernah menyempit. Panggul ginekoid ditemukan pada hampir 50 persen
wanita.
Panggul android
Diameter sagital posterior pintu atas panggul jauh lebih pendek daripada
diameter sagital anteriornya,sehingga membatasi penggunaan ruang posterior oleh
kepala janin. Sisi segmen posteriornya tidak membulat melainkan cenderung
membentuk suatu tonjolan di titik pertemuannya dengan sisi segmen anterior yang
sesuai. Panggul anterior sempit dan berbentuk segitiga. Dinding samping biasanya
konvergen,spina iskiadika menonjol,dan arkus subpubikus menyempit. Tulangtulangnya secara khas berat dan insisura sakroiskiadikanya sempit dan
melengkung tinggi. Sakrum maju kedepan kedalam panggul dan biasanya
lurus,dengan sedikit atau tanpa lengkungan,dan diameter sagital posterior semakin
mengecil dari pintu atas sampai pintu bawah akibat melengkungnya sakrum ke
depan.
Panggul android ekstrem menandai prognosis pelahiran per vaginam yang
sangat buruk. Frekuensi tindakan forseps yang sulit meningkat cukup besar jika
terdapat panggul android yang kecil. Pada koleksi todd,panggul tipe android
meliputi sepertiga dari panggul tipe murni yang ditemukan pada wanita kulit putih
dan seperenam pada wanita bukan kulit putih.
Panggul antropoid
Diameter anteroposterior pintu atas tipe panggul ini lebih besar daripada
diameter transversalnya. Hal ini menyebabkan diameter anteroposterior berbentuk
oval,dengan segmen anterior yang agak sempit dan runcing. Insisura
sakroiskiadika besar,dan dinding sampingnya seringkali konvergen. Sakrum
biasanya mempunyai enam segmen dan lurus,sehingga membuat panggul
antropoid lebih dalam dibanding tipe-tipe lainnya.
Spina iskiadika cenderung menonjol. Arkus subpubikus sering menyempit
tetapi bentuknya baik.
Panggul platipeloid

Page 5

Panggul platipeloid ini mempunyai bentuk ginekoid pipih,dengan diameter


anteroposterior pendek dan diameter transversal yang lebar. Diameter transversal
ini berada didepan sakrum,seperti pada panggul ginekoid tipikal. Sudut panggul
anterior sangat lebar,dan bagian puboiliaka anterior serta iliaka posterior dari linea
iliopektinea cukup melengkung. Sakrum biasanya memiliki lengkungan yang
cukup baik dan terputar ke belakang. Oleh karenanya,sakrum pendek dan panggul
dangkal,sehingga membentuk insisura sakroiskiadika yang lebar. Panggul
platipeloid merupakan tipe paling jarang dari jenis-jenis murni dan ditemukan
pada kurang dari 3 persen
Panggul tipe intermediat
Panggul-panggul tipe intermediat atau campuran jauh lebih sering
daripada tipe-tipe murni.
B. FISIOLOGI DAN MEKANISME PERSALINAN NORMAL
FISIOLOGI PERSALINAN
Definisi
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Partus imaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu
dengan berat janin antara 1000 500 gram.
Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang
dapat hidup tetapi aterm(cukup bulan) berat janin antara 1000-2500
gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Partus postematorus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2
minggu atau lebih dari waktu erpartus yang di prkirakan.
Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.primigravida
adalah seorang wanita yang hamil pertama kali.
Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang
dapat hidup.Nullipara seorang wanita yang belum pernah melahirkan
bayi yang viable atau hidup untuk pertama kali.multipara atau pleuri
para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang viable
pertama kali.
Abortus adalah pengertian kehamilan sebelum janin viable,berat
janin dibawah 500 geram atau tua kehamilan di bawah 20 minggu.

Page 6

Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan


persalinan.Partus biasa atau partus normal atau partus sepontan adalah
bila bayi lahir dengan prsentasi belakang kepala tanpa memakai alatalat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan
umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus luar biasa atau partus abnormal ialah bila bayi dilahirkan
pervagina

dengan

cunam,atau

extraktor

vakum,fersi

dan

ektraksi,dekapitasi,embriotomi dan sebagainya.


1. Sebab-sebab mulainya persalinaan
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori teori yang
komplek. Faktor faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur
uterus,sirkulasi uterus,pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor
faktor yang memngakibatkan partus mulai.Perubahaan dalam
biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan
berlangsungnya partus, antara lain penurunan kadar hormon esterogen
dan progesteron .Seperti diketahui progesteron merupakan penenang
bagi otot-otot uterus.Menurunnya kadar hormon ini terjadi kira-kira 1
sampai 2 minggu sebelum partus dimulai.Kadar prostaglandin dalam
kehamilan dari minggu ke 15 hingga akterem meningkat lebih-lebih
waktu praktus.
Seperti telah dikemukakan,plasenta menjadi tuadengan tuanya
kehamilan.vili koriales mengalami perubahan-perubahan,sehingga
kadar ekterogen dan progesteron menurun.
Keadan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskimia otot-otot uterus.hal ini mungkin merupakan
faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplsenter sehingga
pelasenta mengalami degenerasi.Teori berkurangnya nutrisi pada janin
dikemukakan oleh Hipokrates untuk pertama kalinya.Bila nutrisi pada
janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.Faktor
lain yang dikemukakan ialah tekanan tekanan pada ganglion servixkale

Page 7

dari fleksus fran can houser yang terletak dibelakang serviks.Bila


ganglion ini tertekan,kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
Uraian tersebut diatas adalah hanya sebagaian dari banyak faktor
konflek sehingga his dapat dibangkitkan .
Selanjutnya dengan berbagai tindakan,persalinan dapat pula
dimulai(induction of labor ) misalnya 1) merangsang fleksus fran can
houser dengan memasukan beberapa gagang laminaria dalam kanalis
servikalis, 2) pemecahan ketuban, 3) penyuntikan oksitosin (sebaiknya
dengan

jalan

sebagainya,dalam

infus
hal

intravenus),pemakaian
mengadakan

induksi

prostaglandin,dan
persalinanperlu

di

perhatikan bahwa serviks sudah matang (serviks sudan pendek dan


lembek),dan kanalis servikalis terbuka untuk satu jari.Untuk menilai
serviks dapat juga dipakai skorbishop,yaitu bila nilai-nilai bishop lebih
dari 8,induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil.
2. Berlangsungnya persalinan normal
Partus dibagi menjadi empat kala.Pada kala I serviks membuka
sampai terjadi pembukaan sampai 10 cm.Kala I dinamakan pula
pembukaan.Kala II di sebut pula kala pengeluaran,oleh karena berkat
kekuatan his dan kekuatan mengedan janin di dorong keluar sampai
lahir.Dalam kala III atau kala urie plasenta terlepas dari dinding uterus
dan dilahirkan.Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1
jam.Dalam kala itu diamati apakah tidak terjadi pendarahan
pospartum.
Kala I
Klinis dapat di nyatakan partus dimulaai bila timbul his dan wanita
tersebut mengeluarkan lendir

yang bersemu darah (bloody

show).Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis


servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar .Sedangkan
darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada

Page 8

disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran


ketika serviks membuka .
Proses pembukaannya serviks sebagai akibat his dibagi menjadi 2
fase .
1. Pembuka fase laten : berlangsung selama 8 jam.Pembukaan
terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm .
2. Fase aktif : di bagi dalam 3 fase lagi yakni :
a. Fase akselerasi.Dalam waktu 2 jam pembkaan 3 cm tadi
menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal dalam waktu dua jam pembukaan
berlangsung sangat cepat,dari 4 cm menjadi 9 cm .
c. Fase deselerasi.Pembukaan menjadi lambat kembali dalam
waktu dua jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida.Pada
multigravida pun terjadi demikian,akan tetapi fase laten
,fase aktif,dan fase deselerasi terjadi lebih pendek .

Gambar 16-1. Berbagai fase dalam pembukaan serviks uteri.

Page 9

Gambar 16-3. Pembukaan serviks pada multipara dalam

kala I
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida
dan multigravia.Pada yang pertama postium uteri internum akan
membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan
menipis.Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka .Pada
multigravida ustium uteriinternum sudah sedikit rerbuka.Ostium uteri
intermum dan eksternum sera penipisan dan pendataran serviks terjadi
pada saat yang sama .
Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir atau
telah

lengkap.Tidak

jarang

ketuban

harus

dipecahkan

ketika

pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap.Bila ketuban telah

Page 10

pecah sebelum mencapai permukaan 5 cm ,disebut ketuban pecah


dini .
Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah
lengkap.Pada primigravida kala satu berlangsung kira-kira 13
jam,sedangkan pada multifara kira-kira 7 jam.
Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat,kira-kira
2-3 menit sekali.Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah
masuk diruang panggul,maka pada his dirasakan tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara revleks toris menimbulkan rasa
mengedan.Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak
buang air besar .Kemudia verinium mulai menonjol dan mulai
lebar dengan anus membuka .Labia mulai membuka dan tidak lama
kepala janin tanpak dalam pulpa pada waktu his .Bila dasar
panggul sudah lebih berelaksasi,kepala janin sudah tidak masuk
lagi diluar his ,dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal
kepala janin dilahirkan dengan sub oksifut dibawah simpisi dan di
bawah dahi,muka,dan dagu melewati perimium.Setelah istirahat
sebentar ,his mulai lagi untuk mengeluarkan badan,dan anggota
bayi.Para primigravida berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
multifara rata-rata 0,5 jam .

Page 11

Gambar 13-4. Kala I awal hingga kala II akhir


Kala III
Setelah bayi lahir,uterus teraba keras dengan pundus uteri
agak diatas pusat.Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi
lagi untk melepaskan plasenta dari dindingnya.Biasanya plasenta
lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar sepontan atau
dengan tekanan pada pundus uteri.Pengeluaran plasenta disertai
dngan pengeluaran darah.

Page 12

Gambar 16-5. (A). Kepala tanpak dalam vulva. (B). Kepala dilahirkan lewat
perinium. (C). Kepala sudah lahir seluruhnya. (D). Putaran paksi luar
Kala IV
Seperti yang diterangkan di atas,kala ini di anggap perlu untuk
mengamati apakah ada pendarahan pospartum.

Gambar 16-6. Plasenta sudah lepas dan terletak dibagian bawah jalan lahir.

Page 13

2.1 Mekanisme persalinan normal


Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada
presentasi kepala ini ditemukan 58% ubun-ubun kecil terletak di kiri depan,
23% di kanan depan, 11% di kanan belakang, 8% di kiri belakang. Keadaan ini
mungkin disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon
sigmoid dan rektum.Menjadi pertanyaan mengapa janin dengan persentase yang
tinggi berada dalam uterus dengan presentasi kepala? Keadaan ini mungkin di
sebabkan karena kepala relatif besar dan lebih berat. Mungkin pula bentuk uterus
sedemikian rupa, yang lebih luas, sedangkan kepala berada di bawah, di ruangan
yang lebih sempit. Ini stereometrik kepala janin dan ruang panggul harus panggul
harus benar-benar di pahami.
Seperti telah di jelaskan terdahulu 3 faktor penting yang memegang
peranan pada persalinan, ialah: 1. Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu eperti
kekuatan his dan kekuatan mengedan; 2. Keadaan jalan lahir; dan 3. Janinya
sendiri.

His adalah slah satu kekuatan pada ibu seperti di jelaskan yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi

Page 14

kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam
rongga panggul.
Masuknya kepala melintasi pitu atas panggul dapat dalam keadaan
sinklitismus, ialah bila arah sumbu keapala janin tegak lurus dengan bidang pintu
atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah
sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus
anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip
ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior menurut
Litzman; keadaan adalah sebaliknya dari asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme
turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis didaerah
posterior adalah lebih luas di bandingkan dengan ruangan pelvis di daerah
anterior. Hal asinklitismus penting, apabila daya akomodasi panggul agak
terbatas.
Akibat sumbu kepala janin yang ekstrensik atau tidak simetris, dengan
sumbu lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya
terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan
fleksi di dalam rongga panggul menurut hukum koppel: a kali b = c kali d.
Pergeseran di titik B lebih besar dari di titik A.

Page 15

Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala
janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun
menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin di sebabkan
oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, di sebut pula putaran
paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke
arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis.
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah
simfisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan
gerakn defleksi untuk dapat di lahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan
kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus
membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan mengedan,
berturut-turut tampak bregma,dahi,muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir,
kepala segera mengadakan rotasi, yang di sebut putaran paksi luar.
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu
melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul
bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang di laluinya, sehingga di
dasar panggul , apabila kepala telah di lahirkan, bahu akan berada dalam posisi
depan belakang. Selanjutnya di lahirkan bahu depan terlebih dahulubaru
kemudian bahu belakang. Demikian pula di lahirkan trokanter depan terlebih
dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.
Bila mekanisme partus yang fisiologik ini di pahami dengan sungguhsungguh, maka pada hal-hal yang meyimpang dapat segera di lakukan koreksi
secara manual jika mungkin, sehingga tindakan-tindakan operatif tidak perlu di
kerjakan.

Page 16

Apabila bayi telah lahir, segera jalan napas di bersihkan. Tali pusat di jepit
di antara 2 cunam pada jarak 5 dan 10 cm. Kemudian, di gunting di antara kedua
cunam tersebut, lalu di ikat. Tunggul tali pusat di beri anti-septika. Umumnya bila
telah lahir lengkap, bayi segera akan menarik napas dan menagis.

Gambar 16-13. Kelahiran bahu depan,kemudian bahu belakang


Resutasi dengan jalan membersihkan dan mengisap lendir pada jalan
napas harus segera di kerjakan. Pula cairan di dalam lambung hendaknya di isap
untuk mencegahnya masuk ke paru-paru ketika bayi muntah dan muntahnya
terisap masuk ke paru-parunya.
Bila bayi telah lahir, uterus mengecil. Partus berada dalma kala III (kala
uri). Walaupun bayi telah lahir, kala uri ini tidak kalah pentingnya dari pada kala I
dan II. Kematian ibu karena perdarahan pada kala uri tidak jarang terjadi sebab
pimpinan kala III kurang cermat di kerjakan. Seperti telah di kemukakan, segera
setelah bayi lahir, his mempunyai amplitudo yang kira-kira sama tingginya hanya
frekuensinya berkurang. Akibat his ini, uterus akan mengecil, sehingga perlekatan
plasenta dengan dinding uterus akan terlepas. Melepasnya plasenta dari dinding
uterus ini dapat di mulai dari 1) tengah ( sentral menurut Schultze); 2) pinggir
( marginal menurut Mathews Duncan); 3) kombinasi 1 dan 2. Yang terbanyak
ialah yang menurut Schultze. Umumnya kala III berlansgung selama 6 sampai 15
menit. Tinggi fundus uteri setelah kala III kira-kira 2 jari di bawah pusat.

Page 17

C. Cara Menghitung HPHT


Bila hari pertama haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran
tanggal persalinan memakai rumus Naegele:
TTP = (hari +7), (bulan -3), (tahun +1) HT

Catatan:
- untuk HPHT bulan 1-3= (hari+7), (bulan +9), (tahun tetap) HT
- rumus ini hanya dapat dipergunakan jika haid ibu teratur.
Menentukan usia kehamilan menggunakan rumus:
(Tanggal kunjungan HPHT ) x 4 1/3
Taksiran tanggal persalinan dengan HPHT lupa menggunakan rumus Mac
Donald: jarak fundus simfisis (TFU) dalam cm dibagi 3,5 merupakan usia

kehamilan dalam bulan.


Menentukan usia kehamilan dan taksiran persalinan dengan lupa tanggal
HPHT atau haid ibu tidak teratur dapat pula dengan menggunakan rumus :
Usia kehamilan dalam minggu: TFU x 2/7 x 4 1/3
Taksiran persalinan:
40 minggu usia kehamilan (hasil dalam hari) + tanggal kunjungan.

Contoh perhitungan:
(misalkan tanggal kunjungan ibu hamil adalah 13 agustus 2013)
1. HPHT di awal bulan: 1 November 2012 (01-11-2012)
o Taksiran tanggal persalinan:
01 11 - 2012
+7 -3
+1
08 - 08 - 2013 taksiran tanggal persalinan adalah 8 agustus 2013.
o Usia kehamilan:
13 - 08 - 2013
01 - 11 - 2012 (13-01) hari -- ((12bulan + 8 bulan)-11) x 4 1/3
12 hari - 9 bulan x 4 1/3 = (9x4) + (9x1/3) minggu= 36 +3 minggu = 39
minggu
12 hari = 1 minggu 5 hari
Usia kehamilan: 39 minggu + 12 hari = 39 minggu + 1 minggu 5 hari = 40
minggu 5 hari.
2. HPHT di tengah bulan: 18 November 2012 (18-1-2012)
o Taksiran tanggal persalinan:

Page 18

18 - 11 - 2012
+7

-3

+1

25 08 2013 taksiran tanggal persalinan adalah 25 agustus 2013.


o Usia kehamilan:
13 - 08 - 2013
18 11 - 2012 ((13+30)- 18)hari -- ((12+8-1)-11) bulan x 4 1/3
25 hari - 8 bulan x 4 1/3 = (8x4) + (8x1/3) minggu= 32 + 2,6 minggu = 34
minggu
25 hari = 25 hari/ 7 hari = 3 minggu 4 hari
Usia kehamilan: 34 minggu + 25 hari = 34 minggu + 3 minggu 4 hari = 37
minggu 4 hari.
3. HPHT di akhir bulan: 27 November 2012 (27-11-2012)
o Taksiran tanggal persalinan:
27 11 -2012
+7

-3

+1

34 08 2013 (tanggal jumlah hari dalam bulan tersebut), (bulan


+1)
karena hari pada bulan agustus berjumlah 31 hari, maka (34-31)--(8+1) 2013
3 9 - 2013, maka taksiran tanggal persalinan adalah 3 september 2013.
o Usia kehamilan:
13 - 08 - 2013
27 11 - 2012 ((13+30)- 27)hari -- ((12+8-1)-11) bulan x 4 1/3
16 hari - 8 bulan x 4 1/3 = (8x4) + (8x1/3) minggu= 32 + 2,6 minggu = 34
minggu
16 hari = 16 hari/ 7 hari = 2 minggu 2 hari

Page 19

Usia kehamilan: 34 minggu + 16 hari = 34 minggu + 2 minggu 2 hari = 36


minggu 2 hari.
4. HPHT lupa tanggal dengan TFU 32 cm
Usia kehamilan dengan rumus MacDonald: 32/ 3,5 = 9 bulan
Usia kehamilan= (32 x 2/7) x 4 1/3
= ( 9,1 x 4) + (9,1 x 1/3)
= 36,4 + 3,0 = 39,4 usia kehamilan 39 minggu
Taksiran persalinan= 40 minggu 39 minggu = 1 minggu = 7 hari
Tanggal kunjungan: 13 08 - 2013
7 hari

20082013 taksiran tanggal persalinan 20 agustus


2013.
5. HPHT lupa dengan TFU 28 cm
Usia kehamilan dengan rumus Mac Donald: 28/ 3,5 = 8 bulan
Usia kehamilan= (28 x 2/7) x 4 1/3
= (8x4) + (8x 1/3)
= 32 + 2,6 = 34 usia kehamilan 34 minggu
Taksiran persalinan = 40 minggu 34 minggu= 6 minggu = 42 hari
Tanggal kunjungan: 1308 2013
42 hari
+
55082013 (tanggal jumlah hari dalam bulan
tersebut), (bulan +1)
karena hari pada bulan agustus berjumlah 31 hari maka, (55-31) - (08+1) 2013=
24 09 - 2013, maka taksiran persalinan menjadi 24 September 2013.

D. ETIOLOGI INPARTU
Sebab sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyak
faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah :

Page 20

1. Penurunan Kadar Progesterone dan Estrogen


Progesterone menimbulkan relaksasi otot otot rahim, sebaliknya esterogen
meninggikan keregangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan esterogen didalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
2. Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah karena itu timbul
kontraksi otot otot rahim.
3. Ketegangan Otot Otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila
dindingnya teregang oleh isinya.
4. Pengaruh Janin / Fetal Cortisol
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan, oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering
lebih lama dari biasa.
5. Teori Prostatglandin
Prostatglandinyang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi
salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostatglandin yang diberikan secara intravena, intra
dan ekstra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostatglandin
yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu ibu
hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
3.

TANDA DAN GEJALA INPARTU

Gejala persalinan sebagai berikut :


1.

Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang

semakin pendek.

Page 21

2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :

Pengeluaran lender
Lender bercampur darah

3. Dapat disertai ketuban pecah


4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan servik :
a. Perlukaan servik
b. Pendataran servik
c. Pembukaan servik

4.

Pembagian tahap persalinan kala 1


Proses pembukaan servik sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
1.

Fase laten
Berlangsung sangat lambat, selama 8 jam pembukaan diameter 3 cm.

2.

Fase aktif
Fase aktif ini pembukaan lebih cepat. Fase ini dibagi dalam :
a. Fase akselerasi ( fase percepatan ) dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm
yang dicapai dalam 2 jam
b. Fase dilatasi maksimal ( fase kemajuan persalinan ) dari pembukaan
4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam
c. Fase decelerasi ( kurangnya percepatan ) dari pembukaan 9 cm sam
10 cm selama 2 jam

5.

Penanganan kala 1

a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan :


Berikan dukungan dan yakinkan diri ibu.
Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan.
Page 22

Dengarkan keluhan ibu.


b. Jika ibu tampak kesakitan dukungan / asuhan yang dapat diberikan :
Lakukan perubahan posisi.
Posisi sesuai dengan keinginan ibu terjadi jika ini di tempat tidur
sebaiknya dianjurkan miring kiri.
Sarankan untuk berjalan jalan.
Ajarkanlah orang yang menemani ibu untuk memijat atau menggosok
punggungnya.
Ibu diperolehkan melakukan aktifitas sesuai kesangguapan.
Ajarkan ibu teknik pernafas dan minta ibu untuk nafas panjang,
menahan nafasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup
udara. Keluarkan sewaktu waktu terasa kontraksi.
c. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan pada hasil pemeriksaan.
d. Memperolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
serta BAK/BAB.
e. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi berikan ibu
cukup minum.
f. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
E. Pemeriksaan Leopold I
Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk
mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas
perut ibu).
L1

Page 23

Gambar 2: Palpasi Leopold 1

Teknik:

Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian dalam
diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping
umbilical
Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan
bagian janin.
Hasil:
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting
Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong.
B. Pemeriksaan Leopold II
Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada
letak lintang tentukan di mana kepala janin.

Page 24

Gambar 3: Palpasi Leopold 2

Teknik:

Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian
yang sama
Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak
tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil
(ekstremitas).
Hasil:
Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas
dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
C. Pemeriksaan Leopold III
Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu
atas panggul (PAP).

Page 25

Gambar 4: Palpasi Leopold 3


Teknik:
Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan bawah perut ibu
Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian
terbawah bayi
Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang
bagian terbawah janin.
Hasil:
Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang
lunak dan kurang simetris adalah bokong
Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah
digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
D. Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.

Page 26

Gambar 5: Palpasi Leopold 4


Teknik:
Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus
Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen) atau tidak
bertemu (divergen)
Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan
bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi)
Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jarijari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Hasil:
Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti
bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila

Page 27

kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka
bagian terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba
kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian
kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala
sudah masuk PAP)
F. Patograf
Partograf adalah catatan grafik mengenai kemajuan persalinan
untuk memantau keadaan ibu dan janin, untuk menentukan adanya
persalinan abnormal yang menjadi petunjuk untuk tindakan bedah
kebidanan dan menemukan disproporsi kepala panggul (CPD) jauh
sebelum persalinan menjadi macet.
Penggunaan partograf merupakan Indikasi untuk semua ibu dalam
fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan.
Secara rutin oleh semua tenaga penolong persalinan yang memberikan
asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran. Kontraindikasi dari
partograf tidak boleh digunakan untuk memantau persalinan yang tidak
mungkin berlangsung secara normal seperti; plasenta previa, panggul
sempit, letak lintang dan lain-lain.
Cara Pengisian Partograf
Identitas pasien. Bidan mencatat nama pasien, riwayat kehamilan,
riwayat persalinan, nomor register pasien, tanggal dan waktu kedatangan
dalam "jam" mulai dirawat, waktu pecahnya selaput ketuban. Selain itu
juga mencatat waktu terjadinya pecah ketuban, pada bagian atas partograf
secara teliti.14
Kesehatan dan kenyamanan janin
Mencatat pada kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk
pencatatan:

Page 28

Hasil pemeriksaan DJJ setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tandatanda gawat janin. Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka
di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. DJJ dicatat dengan
memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik

lainnya dengan garis tidak terputus;


Warna dan adanya air ketuban, penilaian air ketuban setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban
pecah. Mencatat temuan-temuan ke dalam kotak yang sesuai di bawah
lajur DJJ, menggunakan lambang-lambang seperti berikut: (a) U jika
ketuban utuh atau belum pecah; (b) J jika ketuban sudah pecah dan air
ketuban jemih; (c) M jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium; (d) D jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah; (e) K jika ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban atau

"kering";
Molase atau penyusupan tulang-tulang kepala janin, menggunakan
lambang-lambang berikut ini: (a) 0 jika tulang-tulang kepala janin
terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi; (b) 1 jika tulang-tulang
kepala janin hanya saling bersentuhan; (c) 2 jika tulang-tulang kepala janin
saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan; (d) 3 jika tulangtulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan. Hasil

pemeriksaan dicatat pada kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban.
Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya
dilatasi serviks. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya pembukaan serviks.
Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan
penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 menunjukkan seberapa jauh
penurunan kepala janin. Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan waktu 30
menit. Kemajuan persalinan meliputi:

Page 29

Pembukaan serviks, penilaian dan pencatatan pembukaan serviks


dilakukan setiap 4 jam atau lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda
penyulit. Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf
hasil temuan dari setiap pemeriksaan dengan simbol "X". Simbol ini
harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan
serviks di garis waspada. Hubungkan tanda "X" dari setiap pemeriksaan

dengan garis utuh atau tidak terputus;


Pencatatan penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam atau setiap 4 jam, atau lebih sering jika ada
tanda-tanda penyulit. Kata-kata "turunnya kepala" dan garis tidak
terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan
serviks. Berikan tanda "--" pada garis waktu yang sesuai. Hubungkan

tanda " " dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
Garis waspada dan garis bertindak, garis waspada dimulai pada
pembukaan serviks 4 cm. dan berakhir pada titik dimana pembukaan
lengkap, diharapkan terjadi laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan

selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada.


Pencatatan jam dan waktu, meliputi:
Waktu mulainya fase aktif persalinan, di bagian bawah pembukaan serviks
dan penurunan, tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak

menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan;


Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan, dibawah lajur kotak untuk
waktu mulainya fase aktif, tertera kctak-kotak untuk mencatat waktu
aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam
penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur
kotak di atasnya ataii lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam
fase aktif persalinan, catat pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian
catat waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Bidan
mencatat kontraksi uterus pada bawah lajur waktu yaitu ada lima lajur
kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" di sebelah luar kolom paling
kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan
catat jumlah kontraksi daiam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam

Page 30

satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10


a)
b)
c)

menit menggunakan simbol:


a).Bila kontraksi lamanya kurang dari 20 menit;
bila kontraksi lamanya 20 menit sampai dengan 40 menit;
bila kontraksi lamanya lebih dari 40 menit.
Mencatat obat-obatan dan cairan intravena (IV)
Yang diberikan dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktu. Untuk

setiap pemberian oksitosin drip, bidan harus mendokumentasikan setiap 30 menit


jumlah unit oksitoksin yang diberikan per volume cairan (IV) dan dalam satuan
tetesan per menit (atas kolaborasi dokter), catat semua pemberian obat-obatan
tambahan dan/atau cairan IV.
Kesehatan dan kenyamanan ibu
ditulis dibagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan
dan kenyamanan ibu, meliputi:

Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh, angka di sebelah kiri bagian
partograf berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu. Nilai dan catat
nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan atau lebih sering jika
dicurigai adanya penyulit menggunakan simbol titik (). Pencatatan
tekanan darah ibu dilakukan setiap 4 jam selama fase aktif persalinan atau
lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit menggunakan simbol
pencatatan temperatur tubuh ibu setiap 2 jam atau lebih sering jika suhu
tubuh meningkat ataupun dianggap adanya infeksi dalam kotak yang

sesuai.
Volume urin, protein atau aseton, ukur dan catat jumlah produksi urin ibu
sedikitnya setiap 2 jam atau setiap kali ibu berkemih spontan atau dengan
kateter. Jika memungkinkan

setiap

kali

ibu

pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urin.

Page 31

berkemih,

lakukan

Contoh patograf

Page 32

BAB III

KESIMPULAN
Dari skenario diketahui wanita berumur 28 tahun dalam keaadan
kehamilan anak ke 3 dengan pernah melahirkan dua kali dan tidak pernah
abortus,dimana sudah terdapat tanda-tanda normal awitan persalinan dengan
keluanya mukus lendir disertai darah dengan sudah dalam kala satu pembukaan 5
cm dan turunya kepala janin sudah berada di bagian tengah panggul. Dalam
pemeriksaan denyut jantung bayi normal dan pada pemeriksaan leopod sudah
teraba posisi kepala, bokong punggung dan jari pada bagian janin.

Page 33

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obsetri EGC : Jakarta
Pawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan yayasan Bina Pustaka :
Jakarta
Pawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Yayasan Bina Pustaka : Jakarta
. 2007. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
. 2004.Obstetri Patologi Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mochtar R. 2002. Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil Dalam:
Sinopsis Obstetri (Obstetri Fisiologis & Obstetri Patologis) Jilid I, edisi II.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Page 34

You might also like