Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin dengan tanda-tanda rasa sakit oleh adanya his yang datang
lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah ( show ) yang
lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar
dan pembukaan telah ada. Dalam proses keluarnya janin terdapat beberapa
teori persalinan yaitu penurunan kadar progesterone, teori oksitosi, ketegangan
otot otot, pengaruh janin, teori prostaglandin.
Persalinan merupakan suatu prose salami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu maupun janinnnya sehingga memerlukan pengawasan,
pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada
manusia dibagi menjadi empat tahap penting yaitu Kala 1, Kala 2, Kala 3,
Kala 4.
Dalam persalinan juga terjadi perubahan perubahan fisik yaitu, ibu
akan merasa sakit pinggang dan perut, merasa kurang enak badan, lesu, tidak
bias tidur enak sering mendapat kesulitan dalam bernafas dan perubahan
perubahan psikis lainnya.
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
Seorang perempuan umur 28 tahun G3P2A0 datang ke puskesmas
dengan kondisi inpartu. Setelah diperiksa dokter Puskesmas hasilnya; keadaan
umum baik. HPHT 23 Juni 2014.
Dikatakan oleh pasien sudah sejak 3 jam yang lalu keluar lendir dan
darah. Fundus uteri setinggi 3 jari di bawah processus xyphoideus dan teraba
bagian janin yang membujur dari atas ke bawah, pada bagian samping kiri uterus
teraba bagian kecil-kecil dari janin. Di bagian bawah dari uterus teraba bagian
janin yang bulat dan keras serta sudah sebagian besar masuk pintu atas panggul.
D.J.J 11 12 11, pembukaan 5 cm, kulit ketuban utuh. Penipisan 50%
dan kepala turun sampai H 3+.
2.2 TERMINOLOGI
1. Inpartu
2. G3P2A0
2.4 PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Panggul
Anatomi panggul
Panggul palsu terletak diatas linea terminalis dan panggul sejati
terletak dibawah batas anatomik. Panggul palsu di bagian belakang
Page 2
dibatasi oleh vertebra lumbal dan di lateral oleh fosa iliaka,dan di depan
batasnya di bentuk oleh bagian bawah dinding abdomen anterior.
Panggul sejati merupakan bagian yang penting untuk melahirkan
anak. Panggul sejati di sebelah atas dibatasi oleh promontorium dan ala
sakrum,linea terminalis,dan tepi-tepi atas tulang pubis,dan disebelah
bawah oleh pintu bawah panggul. Rongga panggul sejati dapat
digambarkan sebagai silinder bengkok yang terpotong secara oblik dengan
tinggi terbesar di bagian posterior,karena dinding anteriornya di simfisis
pubis berukuran sekitar 5 cm dan dnding posteriornya sekitar 10 cm. Bila
seorang wanita berdiri tegak,bagian atas kanalis pelvis mengarah ke arah
bawah dn belakang,dan bagian bawahnya melengkung,menuju ke arah
bawah dan depan.
Dinding panggul sejati sebagian terbentuk dari tulang dan sebagian
berupa ligamen. Batas posteriornya adalah permukaan anterior sakrum,dan
batas-batas lateralnya dibentuk oleh permukaan dalam tulang-tulang
iskium dan insisura-insisura serta ligamentum-ligamentumsakroiskiadika.
Di depan,panggul sejati dibatasi oleh tulang pubis,rami superior asenden
tulang iskium,dan foramen obturatoria.
Dinding samping panggul sejati pada wanita dewasa normal agak
cekung,oleh karena itu,jika bidang tulang iskium diperlebar kearah
bawah,akan bertemu didekat lutut. Spina iskiadika menonjol dari
pertengahan margo posterior masing-masing iskium. Tonjolan ini
mempunyai makna obstetris yang pentng,karena jarak di antara nya
biasanya menyatakan diameter lateral terpendek rongga panggul. Spina
iskiadika juga berfungsi sebagai petunjuk berharga dalam menentukan
seberapa jauh bagian terbawah janin telah turun ke panggul sejati.
Sakrum membentuk dinding posterior rongga panggul. Tepi
anterior atasnya berhubungan dengan corpus vertebra sakralis pertama dan
disebut sebagai promontorium. Promontorium dapat diraba pada
pemeriksaan dalam dan berfungsi sebagai penanda untuk pelvimetri klinis.
Normalnya sakrum mempunyai kecekungan vertikal yang jelas dan
kecekungan horisontal yang kurang mencolok,yang pada panggul
Page 3
Page 4
Page 5
Page 6
dengan
cunam,atau
extraktor
vakum,fersi
dan
Page 7
jalan
sebagainya,dalam
infus
hal
intravenus),pemakaian
mengadakan
induksi
prostaglandin,dan
persalinanperlu
di
Page 8
Page 9
kala I
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida
dan multigravia.Pada yang pertama postium uteri internum akan
membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan
menipis.Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka .Pada
multigravida ustium uteriinternum sudah sedikit rerbuka.Ostium uteri
intermum dan eksternum sera penipisan dan pendataran serviks terjadi
pada saat yang sama .
Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir atau
telah
lengkap.Tidak
jarang
ketuban
harus
dipecahkan
ketika
Page 10
Page 11
Page 12
Gambar 16-5. (A). Kepala tanpak dalam vulva. (B). Kepala dilahirkan lewat
perinium. (C). Kepala sudah lahir seluruhnya. (D). Putaran paksi luar
Kala IV
Seperti yang diterangkan di atas,kala ini di anggap perlu untuk
mengamati apakah ada pendarahan pospartum.
Gambar 16-6. Plasenta sudah lepas dan terletak dibagian bawah jalan lahir.
Page 13
His adalah slah satu kekuatan pada ibu seperti di jelaskan yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi
Page 14
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam
rongga panggul.
Masuknya kepala melintasi pitu atas panggul dapat dalam keadaan
sinklitismus, ialah bila arah sumbu keapala janin tegak lurus dengan bidang pintu
atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah
sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus
anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip
ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior menurut
Litzman; keadaan adalah sebaliknya dari asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme
turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis didaerah
posterior adalah lebih luas di bandingkan dengan ruangan pelvis di daerah
anterior. Hal asinklitismus penting, apabila daya akomodasi panggul agak
terbatas.
Akibat sumbu kepala janin yang ekstrensik atau tidak simetris, dengan
sumbu lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya
terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan
fleksi di dalam rongga panggul menurut hukum koppel: a kali b = c kali d.
Pergeseran di titik B lebih besar dari di titik A.
Page 15
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala
janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun
menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin di sebabkan
oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, di sebut pula putaran
paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke
arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis.
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah
simfisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan
gerakn defleksi untuk dapat di lahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan
kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus
membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan mengedan,
berturut-turut tampak bregma,dahi,muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir,
kepala segera mengadakan rotasi, yang di sebut putaran paksi luar.
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu
melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul
bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang di laluinya, sehingga di
dasar panggul , apabila kepala telah di lahirkan, bahu akan berada dalam posisi
depan belakang. Selanjutnya di lahirkan bahu depan terlebih dahulubaru
kemudian bahu belakang. Demikian pula di lahirkan trokanter depan terlebih
dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.
Bila mekanisme partus yang fisiologik ini di pahami dengan sungguhsungguh, maka pada hal-hal yang meyimpang dapat segera di lakukan koreksi
secara manual jika mungkin, sehingga tindakan-tindakan operatif tidak perlu di
kerjakan.
Page 16
Apabila bayi telah lahir, segera jalan napas di bersihkan. Tali pusat di jepit
di antara 2 cunam pada jarak 5 dan 10 cm. Kemudian, di gunting di antara kedua
cunam tersebut, lalu di ikat. Tunggul tali pusat di beri anti-septika. Umumnya bila
telah lahir lengkap, bayi segera akan menarik napas dan menagis.
Page 17
Catatan:
- untuk HPHT bulan 1-3= (hari+7), (bulan +9), (tahun tetap) HT
- rumus ini hanya dapat dipergunakan jika haid ibu teratur.
Menentukan usia kehamilan menggunakan rumus:
(Tanggal kunjungan HPHT ) x 4 1/3
Taksiran tanggal persalinan dengan HPHT lupa menggunakan rumus Mac
Donald: jarak fundus simfisis (TFU) dalam cm dibagi 3,5 merupakan usia
Contoh perhitungan:
(misalkan tanggal kunjungan ibu hamil adalah 13 agustus 2013)
1. HPHT di awal bulan: 1 November 2012 (01-11-2012)
o Taksiran tanggal persalinan:
01 11 - 2012
+7 -3
+1
08 - 08 - 2013 taksiran tanggal persalinan adalah 8 agustus 2013.
o Usia kehamilan:
13 - 08 - 2013
01 - 11 - 2012 (13-01) hari -- ((12bulan + 8 bulan)-11) x 4 1/3
12 hari - 9 bulan x 4 1/3 = (9x4) + (9x1/3) minggu= 36 +3 minggu = 39
minggu
12 hari = 1 minggu 5 hari
Usia kehamilan: 39 minggu + 12 hari = 39 minggu + 1 minggu 5 hari = 40
minggu 5 hari.
2. HPHT di tengah bulan: 18 November 2012 (18-1-2012)
o Taksiran tanggal persalinan:
Page 18
18 - 11 - 2012
+7
-3
+1
-3
+1
Page 19
D. ETIOLOGI INPARTU
Sebab sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyak
faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah :
Page 20
Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
Page 21
Pengeluaran lender
Lender bercampur darah
4.
Fase laten
Berlangsung sangat lambat, selama 8 jam pembukaan diameter 3 cm.
2.
Fase aktif
Fase aktif ini pembukaan lebih cepat. Fase ini dibagi dalam :
a. Fase akselerasi ( fase percepatan ) dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm
yang dicapai dalam 2 jam
b. Fase dilatasi maksimal ( fase kemajuan persalinan ) dari pembukaan
4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam
c. Fase decelerasi ( kurangnya percepatan ) dari pembukaan 9 cm sam
10 cm selama 2 jam
5.
Penanganan kala 1
Page 23
Teknik:
Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian dalam
diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping
umbilical
Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan
bagian janin.
Hasil:
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting
Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong.
B. Pemeriksaan Leopold II
Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada
letak lintang tentukan di mana kepala janin.
Page 24
Teknik:
Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian
yang sama
Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak
tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil
(ekstremitas).
Hasil:
Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas
dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
C. Pemeriksaan Leopold III
Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu
atas panggul (PAP).
Page 25
Page 26
Page 27
kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka
bagian terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba
kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian
kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala
sudah masuk PAP)
F. Patograf
Partograf adalah catatan grafik mengenai kemajuan persalinan
untuk memantau keadaan ibu dan janin, untuk menentukan adanya
persalinan abnormal yang menjadi petunjuk untuk tindakan bedah
kebidanan dan menemukan disproporsi kepala panggul (CPD) jauh
sebelum persalinan menjadi macet.
Penggunaan partograf merupakan Indikasi untuk semua ibu dalam
fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan.
Secara rutin oleh semua tenaga penolong persalinan yang memberikan
asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran. Kontraindikasi dari
partograf tidak boleh digunakan untuk memantau persalinan yang tidak
mungkin berlangsung secara normal seperti; plasenta previa, panggul
sempit, letak lintang dan lain-lain.
Cara Pengisian Partograf
Identitas pasien. Bidan mencatat nama pasien, riwayat kehamilan,
riwayat persalinan, nomor register pasien, tanggal dan waktu kedatangan
dalam "jam" mulai dirawat, waktu pecahnya selaput ketuban. Selain itu
juga mencatat waktu terjadinya pecah ketuban, pada bagian atas partograf
secara teliti.14
Kesehatan dan kenyamanan janin
Mencatat pada kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk
pencatatan:
Page 28
Hasil pemeriksaan DJJ setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tandatanda gawat janin. Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka
di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. DJJ dicatat dengan
memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik
"kering";
Molase atau penyusupan tulang-tulang kepala janin, menggunakan
lambang-lambang berikut ini: (a) 0 jika tulang-tulang kepala janin
terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi; (b) 1 jika tulang-tulang
kepala janin hanya saling bersentuhan; (c) 2 jika tulang-tulang kepala janin
saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan; (d) 3 jika tulangtulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan. Hasil
pemeriksaan dicatat pada kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban.
Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya
dilatasi serviks. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya pembukaan serviks.
Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan
penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 menunjukkan seberapa jauh
penurunan kepala janin. Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan waktu 30
menit. Kemajuan persalinan meliputi:
Page 29
tanda " " dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
Garis waspada dan garis bertindak, garis waspada dimulai pada
pembukaan serviks 4 cm. dan berakhir pada titik dimana pembukaan
lengkap, diharapkan terjadi laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan
Page 30
Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh, angka di sebelah kiri bagian
partograf berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu. Nilai dan catat
nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan atau lebih sering jika
dicurigai adanya penyulit menggunakan simbol titik (). Pencatatan
tekanan darah ibu dilakukan setiap 4 jam selama fase aktif persalinan atau
lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit menggunakan simbol
pencatatan temperatur tubuh ibu setiap 2 jam atau lebih sering jika suhu
tubuh meningkat ataupun dianggap adanya infeksi dalam kotak yang
sesuai.
Volume urin, protein atau aseton, ukur dan catat jumlah produksi urin ibu
sedikitnya setiap 2 jam atau setiap kali ibu berkemih spontan atau dengan
kateter. Jika memungkinkan
setiap
kali
ibu
Page 31
berkemih,
lakukan
Contoh patograf
Page 32
BAB III
KESIMPULAN
Dari skenario diketahui wanita berumur 28 tahun dalam keaadan
kehamilan anak ke 3 dengan pernah melahirkan dua kali dan tidak pernah
abortus,dimana sudah terdapat tanda-tanda normal awitan persalinan dengan
keluanya mukus lendir disertai darah dengan sudah dalam kala satu pembukaan 5
cm dan turunya kepala janin sudah berada di bagian tengah panggul. Dalam
pemeriksaan denyut jantung bayi normal dan pada pemeriksaan leopod sudah
teraba posisi kepala, bokong punggung dan jari pada bagian janin.
Page 33
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obsetri EGC : Jakarta
Pawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan yayasan Bina Pustaka :
Jakarta
Pawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Yayasan Bina Pustaka : Jakarta
. 2007. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
. 2004.Obstetri Patologi Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mochtar R. 2002. Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil Dalam:
Sinopsis Obstetri (Obstetri Fisiologis & Obstetri Patologis) Jilid I, edisi II.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Page 34