You are on page 1of 5

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Merokok merupakan penyebab kematian yang dapat dicegah dan terdapat hampir
enam juta kematian karena merokok dan dijangka akan mencapai 8 juta pada tahun 2030.
Setiap tahun angka kematian yang disebabkan rokok semakin bertambah, namun jumlah
perokok juga bertambah, bahkan usia seseorang merokok juga semakin muda. Remaja
mencapai angka yang tinggi sebagai usia awal seseorang merokok. Perilaku merokok sudah
menjadi salah satu masalah yang cukup serius ditandai dengan meningkatnya beberapa
gangguan kesehatan seperti penyakit saluran pernafasan, penyakit kardiovaskuler, kanker,
dan sebagainya.
Pada tahun 2011 sekitar 1.1 miliyar penduduk dunia merokok dan kebanyakan
perokok mulai merokok sebelum usia 20 tahun. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan
remaja merokok termasuk ingin terlihat keren dan matang, untuk mengurangi stress, ada
anggota keluarga atau teman yang merokok, pengaruh iklan merokok dan akses mudah untuk
pembelian rokok.1,2
Menurut Global Youth Tobacco Survey (GYTS) terdapat 37.6% siswa yang merokok
di Afrika di mana 47.5 adalah laki-laki dan 28.9 % adalah perempuan. 22.7% siswa biasanya
merokok di rumah. 54.4 % siswa membeli rokok di toko dan 78.1% siswa tidak dilarang
walaupun usia mereka di bawah 18 tahun.3
Pada tahun 2014 terdapat 40 juta perokok di Amerika ( 16.8%) dan 480000 penduduk
meninggal tiap tahun akibat merokok. Di samping itu penyakit yang berkaitan dengan
merokok menyebabkan kerugian kos $300 miliyar di mana $170 digunakan untuk biaya
pengobatan dan kehilangan $156 akibat penurunan produktivitas. Jumlah perokok siswa SMP
dan SMA di Amerika adalah 25.3% pada tahun 2015 dan tidak ada perubahan yang signifikan
sejak tahun 2011.4
WHO mengatakan Indonesia menduduki posisi

peringkat ke 3 dengan jumlah

perokok terbesar di dunia setelah setalah China dan India dan 34.7 % penduduk Indonesia 10
tahun ke atas adalah perokok. Di Indonesia, 8.9 % remaja yang merokok mulai merokok pada
usia 7 atau kurang dan paling banyak remaja mulai merokok pada usia 12-13 tahun sebanyak
43. 2%. Sebanyak 69.0 % perokok remaja usia 13-15 tahun meliat seseorang merokok di
dalam dan di luar sekolah dan 57.3 % meliat ahli keluarga yang merokok. 58.2% remaja
membeli rokok dari toko dan 64.5% tidak dilarang walaupun di bawah umur. Secara nasional,

prevalensi perokok tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 43.2% dan
terendah di Sulawesi Tenggaran sebanyak 28.3%. 5,6
Menurut Depkes RI (2010), jumlah perokok setiap tahunnya cenderung mengalami
peningkatan di mana sebesar 35% penduduk umur 15 tahun keatas merokok. Prevalensi
merokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun menunjukkan 30,4% pernah merokok dan
l20,3% anak sekolah merupakan perokok aktif. 6

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1Merokok merupakan penyebab kematian yang dapat dicegah dan terdapat hampir 6 juta
kematian karena merokok dan diasumsiakan mencapai 8 juta pada tahun 2030.
1.2.2 Terdapat 1.1 miliyar penduduk dunia merokok dan kebanyakan perokok mulai merokok
sebelum usia 20 tahun.
1.2.3 Menurut Global Youth Tobacco Survey (GYTS) terdapat 37.6% siswa yang merokok di
Afrika di mana 47.5.
1.2.4 Pada tahun 2014 terdapat 40 juta perokok di Amerika ( 16.8%) dan 480000 penduduk
meninggal tiap tahun akibat merokok.
1.2.5 WHO mengatakan Indonesia menduduki posisi peringkat ke 3 dengan jumlah perokok
terbesar di dunia setelah setalah China dan India dan 34.7 % penduduk Indonesia 10
tahun ke atas adalah perokok.
1.2.6 Menurut Depkes RI (2010), jumlah perokok setiap tahunnya cenderung mengalami
peningkatan di mana sebesar 35% penduduk umur 15 tahun keatas merokok.
1.2.7 Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan remaja merokok termasuk pengetahuan
tentang bahaya merokok, sikap terhadap perilaku merokok, perilaku merokok keluarga,
perilaku merokok teman sebaya, keterjangkauan terhadap rokok dan keterpaparan iklan
rokok.
1.2.8 Belum ada data mengenai faktor yang berhubungan dengan awal mulai merokok pada
siswa SMA Negeri 57 di Kecamatan Kebun Jeruk.
1.3 Hipotesis
Adanya hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok, sikap terhadap perilaku
merokok, perilaku merokok keluarga, perilaku merokok teman sebaya, keterjangkauan
terhadap rokok dan keterpaparan iklan rokokdengan awal mula mulai merokok pada
murid SMA Negeri 57 di Kelurahan Kedoya Utara
1.4 Tujuan
1.4.1 TujuanUmum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan awal mula mulai merokok
pada murid SMA Negeri 57 di Keluraahan Kedoya Utara.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1Diketahuinya frekuensi murid yang merokok di SMA Negeri 57 Kelurahan Kedoya
Utara.
1.4.2.2 Diketahuinya sebaran pengetahuan tentang bahaya merokok, sikap terhadap perilaku
merokok,

perilaku

merokok

keluarga,

perilaku

merokok

teman

sebaya,

keterjangkauan terhadap rokok dan keterpaparan iklan rokok dengan awal mula
mulai merokok murid SMA Negeri 57 di Kelurahan Kedoya Utara.
1.4.2.3 Diketahuinya hubungan pengetahuan tentang pengetahuan tentang bahaya merokok,
sikap terhadap perilaku merokok, perilaku merokok keluarga, perilaku merokok
teman sebaya, keterjangkauan terhadap rokok dan keterpaparan iklan rokok dengan
awal mula mulai merokok murid SMA Negeri 57 di Kelurahan Kedoya Utara.
Manfaat Penelitian
1.5.1

BagiPeneliti

1.5.1.1 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam penelitian.


1.5.1.2Menerapkan

ilmu

pengetahuan

yang

telah

diperoleh

saat

kuliah

dan

membandingkannya dengan keadaan yang sebenarnya dalam masyarakat.


1.5.1.3 Mengembangkan daya nalar, minat, dan semangat, serta pengalaman penelitian.
1.5.2 Bagi Perguruan Tinggi
1.5.2.1 Mengamalkan Tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi atau tugas
Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian bagi masyarakat.
1.5.2.1 Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
1.5.2.2 Meningkatkan saling pengertian dan kerjasama antara mahasiswa dan staf pengajar.
1.5.2.3 Meningkatkan pengetahun tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan awal
mulai merokok pada murid SMA Negeri 57 di Kelurahan Kedoya Utara.
1.5.3

Bagi Sekolah
Sebagai sumber informasi bagi orang tuamuriddan guru untuk meningkatkan derajat
kesehatan pada anak.

1.6

SasaranPenelitian
Murid SMA Negeri 57 di Kelurahan Kedoya Utara periode Augustus 2016

Bab VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian perilaku merokok pada
siswa-siswi SMA Negeri 57 di Kelurahan Kedoya Utara Kecamatan Kebun Jeruk periode
Augustus 2016 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Frekuensi murid yang merokok di SMA Negeri 57 Kelurahan Kedoya Utara adalah
68.8%
2. Rata-rata murid SMA Negeri 57 Kelurahan Kedoya Utara mempunyai pengetahuan
baik tentang merokok yaitu sebanyak 44.1%, sikap yang kurang terhadap merokok
sebanyak 43%, teman sebaya yang tidak merokok 77.4%, ahli keluarga yang merokok
66.7%, mudah mendapatkan rokok 71% dan sering terpapar rokok 58.1%
3. Responden yang memiliki anggota keluarga yang merokok mempunyai peluang 2.5
kali lebih besar untuk merokok
4. Responden yang mudah terjangkau rokok mempunyai peluang 3.5 kali lebih besar
untuk merokok.
5. Faktor Pengetahuan dan iklan tentang rokok tidak memiliki hubungan yang bermakna
dengan perilaku merokok responden.
6.2 Saran
Untuk mencegah meningkatnya prevalensi merokok pada remaja dimasa mendatang perlu
penanganan dengan melibatkan :
Bagi Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk
i.
ii.

Memberikan pendalaman tentang bahaya rokok dalam kegiatan UKS, PMR remaja
Melalui Puskesmas setempat mengadakan penyuluhan berkala tentang bahaya
rokok bagi kesehatan.

You might also like