You are on page 1of 9

AGING DAN SISTEM IMUN

Kelompok 8 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

SISKA PRATIWI
TEGAR RIZKI N M
RIZKA WURYANINGSIH
SELFI ASTUTI
KARINA SARASWATI
AHMAD SYAKUR BANAFIF
RISKA AYU MELINDA D
RIZKA PUTRI APRELIA
LUSI ANIKA
IFAN NURHIDAYAT
GUNADIAH ANISA
NOVELINDA

(20130320012)
(20130320020)
(20130320032)
(20130320049)
(20130320059)
(20130320068)
(20130320085)
(20130320095)
(20130320101)
(20130320112)
(20130320114)
(20130320147)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi, perbaikan pelayanan kesehatan, dan peningkatan status gizi yang
lebih baik membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik, sehingga manusia dapat hidup lebih
lama dari sebelumnya. Hal ini membuat populasi penduduk manula semakin meningkat.
Peningkatan jumlah manula mempengaruhi aspek kehidupan mereka, seperti adanya perubahan
fisik, psikologis, biologis, maupun sosial sebagai akibat proses penuaan atau munculnya penyakit
degeneratif akibat proses penuaan tersebut. manula lebih rentan terhadap penyakit karena fungsi
sitem imun tubuh lansia mengalami penurunan.
Untuk memahami terjadinya perubahan respons imunitas tubuh pada lansia, dibutuhkan suatu
kajian yang mendalam tentang system imun pada lansia yang merupakan salah satu system tubuh
yang dipengaruhi oleh proses penuaan (aging).
B. Rumusan masalah
1. Pengertian aging ?
2. Pengertian sistem imun ?
3. Hubungan antara aging dan sistem imun ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu aging
2. Untuk mengetahui apa itu sistem imun
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara aging dan sistem imun

BAB II
PEMBAHASAN
A. Aging
Menua (=menjadi tua =aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) memperbaiki
kerusakan yang di derita. (Constantinides,1994).
Menua merupakan kondisi dimana stressor tidak dapat dilawan (counteracted) oleh fungsifungsi protektif, sehinggga terjadi disregulasi dalam perkembangan atau perjalanan proses
menua. Perubahanperubahan ini dapat diterjemahkan sebagai penurunan fungsi saraf, seperti
penurunan kinerja sensorik, motorik, kognitif, emosi dan perilaku. Jika hal-hal ini disertai
dengan gangguan-gangguan genetis, maka ekspresi penting perubahan-perubahan ini terlihat
seperti pada penyakit Alzheimer.
B. Sistem Imun
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Kata imun berasal dari bahasa latin
yaitu immunitas yang berarti pembebasan (kekebalan ). Sistem imun adalah suatu sistem
dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama
secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau
racunnya yang masuk kedalam tubuh.
Sistem pertahanan tubuh manusia terdiri dari sistem imun alamiah (innate immunity) dan
sistem imun buatan (acquired immunity). Sistem imun alamiah memberikan respon perthanan
yang cepat tapi tidak spesifik dalam melawan jejas hingga terbentuk respon imun buatan yang
lebih spesifik (Michel,2003).
1. Sistem imun alamiah/non spesifik (innate immunity)
Sistem imun alamiah adalah kekebalan yang diturunkan dan ada sejak lahir. Kekebalan
alamiah melakukan respon imum nonspesifik dalam waktu yang cepat. Dalam system kekebalan
alami, mekanisme pertahananya tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, akan tetapi untuk
berbagai macam antigen. Terdapat beberapa komponen dari kekebalan alami:

a. Kulit
Kulit merupakan pertahanan pertama terhadap terhadap berbagai macam penetrasi
mikroorganisme. Didalam kulit terdapat keratin yang sulit ditembus oleh antigen, sehingga
keratin tersebut yang melindungi kulit untuk mencegah masuknya antigen kedalam tubuh.
b. Membran mukosa
Membran mukosa memiliki enzim lisozim yang mengkatalisis penghancuran antigen yang
masuk ketubuh. Enzim seperti lisozim dapat merusak dinding sel antigen yang masuk.
c.

Bakteri alami

Didalam tubuh terdapat berbagai macam bakteri alami yang apatogen. Bakteri alami tersebut
akan menghambat perkembangan baktri pathogen yang masuk ke dalam tubuh.
d. Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrophil, monosit, dan makrofag. Sel fagosit menghancurkan antigen
dengan mekanisme fagositosis.
e.

Komplemen (protein anti mikroba)

Komplemen adalah protein yang dihasilkan hati dan mengalir dalam darah. Komplemen
menempel pada membrane sel mikroba dan mempunyai fungsi agar sel asing mengalami lisis
(apoptosis), sel fagosit mudah mengenali mikroba, merangsang fagosit untuk lebih aktif.
f. Interfreon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus. Interferon berfungsi
mengingatkan sel lain disekitarnya akan adanya bahaya suatu antigen. Interferon diproduksi oleh
sel leukosit dan sel yang terinveksi virus, yang dapat menghambat replikasi virus didalam sel.
g. Sel Natural Killer (NK)
Sel Natural Killer (NK) adalah leukosit yang berjaga disistem peredaran darah dan limfatik.
Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinveksi virus.
h. Respon inflamasi
Respon inflamasi merupakan fungsi utama system imun alami (non spesifik) yang dicetuskan
sebagai reaksi terhadap cedera jaringan atau mikroorganisme penyerang.
2. Sistem imun adaptif/spesifik (acquired immunity)
Sistem imun adaptif yaitu kekebalan yang didapatkan dari pengenalan tubuh terhadap
antigen. Kekebalan adaptif melakukan respon imun spesifik dalam waktu yang lambat.
Mekanisme system imun adaptif diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan

komponen sistem imun lainya seperti sel makrofag dan komplemen. Sistem imun adaptif hanya
ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu antigen yang merupakan liganya (pasangannya). Di
samping itu, respon imun adaptif juga menimbulkan memori imunologis yang akan cepat
bereaksi apabila terpajan lagi dengan antigen yang sama dikemudian hari. Ada dua tipe sistem
imun adaptif:
1) Sistem imun adaptif yang aktif
Sistem imun adaptif aktif adalah kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh sendiri.
2) Sistem imun adaptif yang pasif
Sistem imun adaptif pasif adalah kekebalan yang dibuat pada tubuh organisme lain.
Berikut merupakan perbedaan sistem imun adaptif aktif dan pasif:
Perbedaan

Aktif

pasif

Ingatan imunologis

Dapat mengingat

Tidak dapat mengingat

Contoh alami

Antibody yang dibentuk

Antibodi dari ibu saat dalam

setelah infeksivaksinasi atau

kandungan

imunisasi
Contoh buatan

Vaksinasi atau imunisasi

Penyuntikan antibodi dari luar

C. Hubungan Aging dan Sistem Imun


1. Aging dan Sistem Imun Non Spesifik
Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan
berbagai mikroorganisme yang telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Sistem imun alamiah
terdiri dari sel dendritik, makrofag, sel NK (Natural Killer cells). Sel sel dalam system imun
non spesifik meliputi granulosit yang berfungsi memfagosti atau mencerna, natural killer cells
khusus untuk sel kanker, makrofag dan komplemen sebagai pertahanan pertama terhadap adanya
infeksi.
Sebagian besar penelitian menunjukan bahwa komponen system imun non spesifik relative
tidak dipengaruhi oleh aging. Jumlah granulosit, makrofag atau monosit tetap sama dan
kemampuannya melawan bakteri atau virus juga tetap sama (Age work, 2003). Akan tetapi
menurut Michel (2003) terdapat pengaruh aging terhadapt sel-sel dendritik. Orang tua

mempunyai jumlah sel-sel dendritik yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih
muda.
Dengan bertambahnya umur aktivitas sel NK tidak dipengaruhi. Aging menyebabkan
berkurangnya sel NK sehingga fungsi sel NK untuk menghilangkan sel kanker menjadi
berkurang.
2. Aging dan Sistem Imun Spesifik
Sistem imun spesifik diperankan oleh sel Limfosit T dan limfosit B. Masalah yang terjadi
pada aging menunjukan bahwa menurunnya kemampuan sel limfotit T dan B untuk mengadakan
pembelahan secara cepat. Akibatnya, system imun spesifik kurang mampu mengimbangi
kecepatan pembelahan sel bakteri yang masuk dalam tubuh. Oleh sebab itu orang tua cenderung
lebih sering sakit dan lebih parah.
Sistem imunitas tubuh memiliki fungsi yaitu:
a. membantu perbaikan DNA manusia
b. mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur,bakteri,virus,dan organisme lain
c. menghasilkan antibodi (sejenis protein yang disebut immunoglobulin ) untuk memerangi
serangan bakteri dan virus asing ke dalam tubuh.
Fungsi sistem imunitas tubuh (immunocompetence) menurun sesuai umur. Kemampuan
imunitas tubuh melawan infeksi menurun termasuk kecepatan respon imun dengan peningkatan
usia. Saat menginjak usia tua maka resiko kesakitan meningkat seperti penyakit infeksi, kanker,
kelainan autoimun, atau penyakit kronik. Produksi imunnoglobulin yang dihasilkan tubuh orang
tua juga berkurang jumlahnya sehingga vaksinasi yang diberikan pada kelompok lansia kurang
efektif melawan penyakit. Salah satu perubahan besar yang terjadi seiring pertambahan usia
adalah proses Thymic infolution. Sel T sangat penting sebagai limfosit untuk membunuh bakteri
dan membantu tipe sel lain dalam sistem imun. Seiring perjalanan usia, maka banyak sel T atau
limfosit T kehilangan fungsi dan kemampuannya melawan penyakit. Jika hal ini terjadi, maka
dapat mengarah pada penyakit autoimun yaitu sistem imun tidak dapat mengidentifikasi dan
melawan kanker atau sel-sel jahat. Limfosit dihasilkan oleh kelenjar limfe yang penting bagi

tubuh untuk menghasilkan antibodi melawan infeksi. Kelompok lansia kurang mampu
menhasilkan limfosit untuk sistem imun. Sel perlawanan infeksi yang dihasilkan kurang cepat
bereaksi dan kurang efektif daripada sel yang ditemukan pada kelompok dewasa muda. Ketika
antibodi dihasilkan, durasi respon pada tubuh lansia lebih singkat dan lebih sedikit sel yang
dihasilkannya.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Aging (penuaan) berhubungan dengan menurunnya fungsi imun tubuh.fungsi system
imunitas tubuh menurun sesuai bertambahnya umur. Dengan beitu kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi menurun sesuai dengan peningkatan usia.hal ini bukan berarti manusia lebih
sering terkena penyakit akan tetapi saat menginjak usia tua lebih sering beresiko rentan terhadap
penyakit.
B.Saran
Untuk para anak muda di saran agar menjaga kesehatan sejak dini, tidak mengkonsumsi
makanan yang mengandung pengawet agar ketika masa tua datang tubuh tidak mudah terserang
penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Fatmah. 2006. Respon Imunitas yang Rendah pada Tubuh Manusia Usia Lanjut.
http://journal.ui.ac.id/health/article/download/169/165 (07 oktober 2014, 20:04 WIB)

Arina, Yuliana M. D. 2003. Pengaruh Aging Terhadap Sistem Imun.


http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-kedokteran/article/view/46/pdf (07 oktober 2014,
20: 11 WIB)

You might also like