You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tuberkulosis (TB) dikenal sebagai pembunuh utama di antara penyakit infeksi
bakterial di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
yang berbentuk batang, bersifat aerob dan tahan asam. Di Indonesia, TB merupakan
masalah utama kesehatan masyarakat dan merupakan negara dengan penderita kelima
terbanyak di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria. Tuberkulosis paru
menyerang 9,4 juta orang dan telah membunuh 1,7 juta penduduk dunia setiap
tahunnya, Meskipun strategi kontrol kasus TB paru cukup berhasil, World Health
Organization (WHO) menduga pengendalian TB paru makin dipersulit dengan
peningkatan jumlah penderita diabetes melitus (DM).
Hubungan antara TB paru dan DM sebenarnya sudah dilaporkan sejak tahun
1000 M Tahun 1883, dokter berkebangsaan Amerika Windle melakukan autopsy
terhadap 333 jenazah penderita DM hasilnya pada lebih dari 50% ditemukan TB paru.
Saat ini telah diketahui kasus TB paru di antara 454 penderita risiko penderita DM
untuk mengalami TB paru sebesar 4,7 kali lipat. Hubungan antara TB dan DM telah
lama diketahui karena pada kondisi diabetes terdapat penekanan pada respon imun
penderita yang selanjutnya akan mempermudah terjadinya infeksi oleh mikrobakteri
Mycobacterium

tuberculosis

dan

kemudian

berkembang

menjadi

penyakit

tuberkulosis. Pasien dengan diabetes memiliki risiko terkena tuberkulosis sebesar 2-3
kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes. Interaksi antara penyakit kronik
seperti TB

dengan DM perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut karena kedua

kondisi penyakit tersebut seringkali ditemukan secara bersamaan yaitu sekitar 42,1%,
terutama pada orang dengan risiko tinggi menderita TB.
Diabetes mellitus telah dilaporkan dapat mempengaruhi gejala klinis TB serta
berhubungan dengan respons lambat pengobatan TB dan tingginya mortalitas.
Peningkatan reaktivasi TB juga telah dicatat pada penderita DM. Sebaliknya juga
bahwa penyakit tuberkulosis dapat menginduksi terjadinya intoleransi glukosa dan
memperburuk kontrol glikemik pada pasien dengan DM, namun akan mengalami
perbaikan dengan pengobatan anti TB (OAT). Pemeriksaan radiologis merupakan

langkah awal untuk menentukan keparahan dan penatalaksanaan apa yang mungkin
dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut. Foto thorax

You might also like