You are on page 1of 11

Halaman

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

RANGKAIAN AMPLIFIER DASAR


Praktikan: 1. ANITA PRATIWI
(20153010036)
2. TAUFIKURAHMAN
(20153010058)
3. ANDY SETYA SAPUTRA (20153010068)
Asisten: Nurcholis
Waktu Percobaan: 23 Maret 2016
Laboratorium Elektronika
Program Studi Teknik Elektromedik
Program Vokasi - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
........................................................................................................................................................
.
Dasar-dasar pada Op-Amp masingmasing memiliki karakteristik dan fungsi
berbeda. Dasar-dasar tersebut merupakan
bagian dari setiap rangkaian Op-Amp yang
tidak dapat dipisahkan. Seperti halnya
rangkaian operasional amplifier. Penguat
operasional atau sering disebut Op-Amp
merupakan komponen elektronika yang
berfungsi untuk memperkuat sinyal arus
searah (DC) maupun arus bolak-balik
(AC). Op Amp dibagi menjadi dua yaitu
penguat linier dan tidak linier Seperti
penguat diferensial, non inverting dan
inverting. Penguat diferensial digunakan
untuk mencari selisih dari dua tegangan
yang telah dikalikan dengan konstanta
tertentu yang ditentukan oleh nilai
resistansi. Fungsi dari non inverting
adalah untuk memperkuat isyarat AC
maupun DC dengan keluaran yang tetap
sefase dengan sinyal inputnya. Sedangkan
fungsi dari inverting adalah untuk
memperkuat dan membalik polaritas sinyal
masukan atau hal yang berlawanan.
Kata Kunci : Differensial Amplifier

1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Operasional Amplifier (Op-Amp)
adalah suatu penguat berpenguatan
tinggi yang terintegrasi dalam sebuah
chip IC yang memiliki dua input
inverting dan non-inverting dengan
sebuah
terminal
output,
dimana
rangkaian
umpan
balik
dapat
ditambahkan untuk mengendalikan
karakteristik tanggapan keseluruhan
pada operasional amplifier (Op-Amp).
Pada dasarnya operasional amplifier
(Op-Amp) merupakan suatu penguat
differensial (Difference Amplifier) yang
memiliki 2 input dan 1 output. Penguat
beda (differential amplifier ), biasanya
dibuat dengan sistem transistor yang
dirangkai secara rangkaian emitterbiased. Dua buah tipe semikonduktor yang
hampir sama, yaitu BJT (Bipolar Junction
Transistor) dan FET (Field Effect
Transistor) diperlukan untuk aplikasi
pembuatan
penguat
differensial.
Termasuk sumber tegangan (power
supply) +VCC dan VEE. Penguat
differensial mempunyai kemampuan
menguatkan sinyal DC yang baik, sama
seperti menguatkan sinyal AC. Dalam
sistem
instrumentasi,
penguat
differensial juga baik dan banyak digunakan
sebagai pembanding dua buah sinyal input.
Pada praktikum kali ini kami akan
melakukan percobaan mengenai macammacam operasional dasar dari amplifier.

Differensial Amplifier

1.2. TUJUAN
Merencanakan dan membandingkan kerja
dari rangkaian Op-Amp

Difference Amplifier

2. DASAR TEORI
2.1. OPERASIONAL AMPLIFIER
Penguat operasional atau sering
disebut Op-Amp merupakan komponen
elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat sinyal arus searah (DC)
maupun arus bolak-balik (AC). Penguat
operasional terdiri atas transistor,
resistor dan kapasitor yang dirangkai
dan dikemas dalam rangkaian terpadu
(Intregrated circuit).
Dalam penggunaannya Op-Amp
dibagi menjadi dua jenis yaitu penguat
linier dan penguat tidak linier. Penguat
linier merupakan penguat yang tetap
mempertahankan
bentuk
sinyal
masukan, yang termasuk dalam penguat
ini antara lain penguat non inverting,
penguat
inverting,
penjumlah
differensial dan penguat instrumentasi.
Sedangkan
penguat
tidak
linier
merupakan penguat yang bentuk sinyal
keluarnya tidak sama dengan bentuk
sinyal
masukannya,
diantaranya
komparator, integrator, diferensiator,
pengubah bentuk gelombang dan
pembangkit
gelombang.
Simbol

Halaman

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

Prinsip kerja sebuah operasional


amplifier
(Op-Amp)
adalah
membandingkan nilai kedua input (input
inverting dan input non-inverting),
apabila kedua input bernilai sama maka
output Op-Amp tidak ada (nol) dan
apabila terdapat perbedaan nilai input
keduanya maka output Op-Amp akan
memberikan
tegangan
output.
Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat
dari penguat differensial dengan 2 input.
Sebagai penguat operasional ideal,
operasional
amplifier
(Op-Amp)
memiliki karakteristik sebagai berikut :

Impedansi Input (Zi) besar =


Impedansi Output (Z0) kecil= 0
Penguatan Tegangan(Av) tinggi =
Band Width respon frekuensi lebar =
V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak
tergantung pada besarnya V1.
Karakteristik operasional amplifier
(Op-Amp)
tidak
tergantung
temperatur / suhu.

Penguat operasional (Op-Amp)


adalah suatu blok penguat yang
mempunyai dua masukan dan satu
keluaran. Penguat operasional (OpAmp) dikemas dalam suatu rangkaian
terpadu (integrated circuit-IC). Salah
satu tipe operasional amplifier (OpAmp) yang populer adalah LM741. IC
LM741
merupakan
operasional
amplifier yang dikemas dalam bentuk
dual in-line package (DIP). Kemasan
IC jenis DIP memiliki tanda bulatan
atau strip pada salah satu sudutnya
untuk menandai arah pin atau kaki
nomor 1 dari IC tersebut. Penomoran IC
dalam kemasan DIP adalah berlawanan
arah jarum jam dimulai dari pin yang
terletak paling dekat dengan tanda bulat
atau strip pada kemasan DIP tersebut.
IC LM741 memiliki kemasan DIP 8 pin

operasional amplifier yaitu :


Gambar 1
Simbol Operasional Amplifier (Op-Amp)

seperti terlihat pada gambar berikut :


Gambar 2

Pada IC ini terdapat dua pin input,


dua pin power supply, satu pin output,
satu pin NC (No Connection), dan dua
pin offset null. Pin offset null
memungkinkan kita untuk melakukan
sedikit pengaturan terhadap arus internal
didalam IC untuk memaksa tegangan
output menjadi nol ketika kedua input
bernilai nol. IC LM741 berisi satu buah
Op-Amp, terdapat banyak tipe IC lain
yang memiliki dua atau lebih Op-Amp
dalam suatu kemasan DIP.

Halaman

Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

Sebuah
penguat
pembalik
menggunakan umpan balik negatif untuk
membalik dan
menguatkan
sebuah
tegangan. Resistor Rf melewatkan
sebagian sinyal keluaran kembali ke
masukan. Karena keluaran tak sefase
sebesar 180 derajat, maka nilai keluaran
tersebut secara efektif mengurangi besar
masukan. Rumus
dari
rangkaiaan
inverting
dideskripsikan
oleh
persamaan di bawah ini:

2.2. INVERTING AMPLIFIER


Penguat
inverting
merupakan
rangkaian elektronika yang berfungsi
untuk memperkuat dan membalik
polaritas sinyal masukan. Jadi ada tanda
minus pada rumus penguatannya.
Penguat inverting amplifier adalah bias
lebih kecil nilai besaran dari 1. Inverting
amplifier merupakan penerapan dari
penguat operasional sebagai penguat
sinyal dengan karakteristik dasar sinyal
output memiliki fhase yang berkebalikan
dengan fhase sinyal input. Pada dasarnya
penguat operasional (Op-Amp) memiliki
faktor penguatan yang sangat tinggi
(100.000 kali) pada kondisi tanpa
rangkaian umpan balik. Dalam inverting
amplifier salah satu fungsi pamasangan
resistor umpan balik (feedback) dan
resistor input adalah untuk mengatur
faktor penguatan inverting amplifier
(penguat membalik) tersebut. Dengan
dipasangnya resistor feedback (RF) dan
resistor input (Rin) maka faktor
penguatan dari penguat membalik dapat
diatur dari 1 sampai 100.000 kali.
Rangkaiaan inverting dideskripsikan

oleh gambar dibawah ini:


Gambar 3
Rangkaian Inverting

2.3. NON INVERTING AMPLIFIER


Penguat non-inverting amplifier
merupakan kebalikan dari penguat
inverting, dimana input dimasukkan
pada input non-inverting sehingga
polaritas output akan sama dengan
polaritas input tapi memiliki penguatan
yang tergantung dari besarnya hambatan
feedback
dan
hambatan
input.
Rangkaiaan
non-inverting
dideskripsikan oleh gambar dibawah ini:

Gambar 4
Rangkaian Non-Inverting
Penguat ini memiliki masukan yang
dibuat melalui input non-inverting.
Dengan demikian tegangan keluaran
rangkaian ini akan satu fasa dengan
tegangan input. Rumus dari rangkaiaan
non-inverting
dideskripsikan
oleh
persamaan di bawah ini:

Penguat differensial adalah suatu


penguat
yang
bekerja
dengan
memperkuat sinyal yang merupakan
selisih dari kedua masukannya. Berikut
ini adalah gambar skema dari penguat
differensial sederhana:

Gambar 5
Penguat Diferensial Sederhana
Penguat
differensial
tersebut
menggunakan komponen BJT (Bipolar
Junction Transistor) yang identik / sama
persis sebagai penguat. Pada penguat
differensial terdapat dua sinyal masukan
(input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi
ideal, apabila kedua masukan identik
(Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal
ini disebabkan karena IB1 = IB2
sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2.
Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan
VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal
V1 dan V2, maka Vid = V1 V2. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya perbedaan
antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga
IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga
Vod meningkat sesuai sesuai dengan
besar penguatan transistor.
Untuk memperbesar penguatan
dapat digunakan dua tingkat penguat
differensial (cascade). Keluaran penguat
diferensial
dihubungkan
dengan
masukan penguat differensial tingkatan
berikutnya. Dengan begitu besar
penguatan total (Ad) adalah hasil kali
antara penguatan penguat differensial
pertama (Vd1) dan penguatan penguat
differensial kedua (Vd2). Penerapannya,

Halaman

2.4. DIFFERENCE AMPLIFIER

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI


penguat differensial lebih disukai apabila
hanya memiliki satu keluaran. Jadi yang
diguankan adalah tegangan antara satu
keluaran dan bumi (ground). Untuk
dapat menghasilkan satu keluaran yang
tegangannya terhadap bumi (ground)
sama dengan tegangan antara dua
keluaran (Vod), maka salah satu
keluaran dari penguat differensial tingkat
kedua di hubungkan dengan suatu
pengikut emitor (emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang
lebih baik, maka keluaran dari pengikut
emiter dihubungkan dengan suatu
konfigurasi yang disebut dengan totempole. Dengan menggunakan konfigurasi
ini, maka tegangan keluaran X dapat
berayun secara positif hingga mendekati
harga VCC dan dapat berayun secara
negatif hingga mendekati harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah
dihubungkan, maka rengkaian tersebut
sudah dapat dikatakan sebagai penguat
operasional (Operational Amplifier (Op
Amp)).

Gambar 6
Differential Amplifier

3.1. ALAT DAN BAHAN

Resistor
Op-Amp
Catu Daya DC
Multimeter
Oskiloskop
Generator
Generator Sinyal

3.2. LANGKAH PERCOBAAN

Halaman

3. METODOLOGI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

3. Dengan osiloskop, ukur tegangan


input DC V1(VB) dan V2 (VA)
dan catat hasilnya. Kemudian
ambil bedanya (VB-VA) dan
catat hasilnya.
4. Dengan osiloskop, ukur tegangan
output Vo dan catat hasilnya.
5. Balik hubungan input sehingga
R1 dihubungkan dengan titik V1
dan R3 dengan titik V2. Ulangi
langkah 3 dan 4 kemudian catat
hasilnya.
Gambar rangkaian percobaan 1b

PERCOBAAN 1
1. Rangkai
rangkaian
yang
ditunjuk
dalam
diagram
skamatik berikut dan pasang
catu daya.
Gambar rangkaian percobaan 1a

2. Pertama hubungkan resistor input


non inverting (R3) pada titik V1
dan resistor inverting (R1) pada
titik V2 di rangkai seperti resistor
pembagi.

PERCOBAAN 2
1. Putuskan catu daya dan ubah
resistor R1 dan R3 menjadi 33
K. Ulangi percobaan ini dari
langkah 1 sampai langkah 5
seperti pada percobaan 1.
Gambar rangkaian percobaan 2a

Halaman

Gambar rangkaian percobaan 2b

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

Percobaan 1 (b)
V1 = VA = 1,5 V

V2 = VB = 0,9 V

VB VA = -0,6 V
Vo (terukur) = -1,2 V

4. HASIL DAN ANALISIS


4.1. HASIL
PERCOBAAN 1
R1 = R3 = 47K
R2 = R4 = 100K
Percobaan 1 (a)
V1 = VB = 2 V

V2 = VA = 1,3 V

VB VA = 0,7 V
Vo (terukur) = 1,4
PERCOBAAN 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

Halaman

R1 = R3 = 33K
R2 = R4 = 100K
Percobaan 2 (a)
V1 = VB = 2 V

VB VA = -0,5 V
Vo (terukur) = -1,7 V

V2 = VA = 1,4 V

4.2.ANALISIS
Dengan menggunakan rangkaian dasar

VB VA = 0,6
Vo (terukur) = 1,9 V

dasar Op-Amp kita dapat menegetahui


sebesar apakah proses penguatan yang
terjadi dan perbedaan nilai Vo sesuai
dengan nilai resistor yang digunakan.

Selain itu kita dapat membandingkan


perbedaan nilai output yang terukur
osiloskop dengan output sesuai dengan
perhitungan.

Percobaan 2 (b)
V1 = VA = 1,3 V

V2 = VB = 0,8 V

5.KESIMPULAN

Jika VB lebih besar dari pada VA


maka hasil outputnya akan bernilai
positif (terhubung dengan kaki non
inverting) yang artinya output
sefase dengan input / tak membalik.

Jika VB lebih kecil dari VA maka


hasil outputnya akan bernilai negatif
(terhubung dengan kaki inverting)
yang berarti outputnya tidak sefase
dengan input / membalik.
V1 V2 tetapi Vcc
Hasil pengukuran dengan osiloskop
tidak jauh berbeda nilainya dengan
hasil perhitungan menggunakan
rumus.

6. DAFTAR PUSTAKA

Halaman

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

PARAF
ASISTEN
TANGGAL
JAM

[1] http://komputasirobotic.blogspot.co.id/2
013/04/rangkaiaan-op-amp.html
[2] http://elektronika-dasar.web.id/

operasional-amplifier-op-amp
[3]http://www.electronicglobal.com/2011/0
5/penguat-operasional-op-amp.html
[4] http://electrozone94.blogspot.co.id
/2013/08/ic-intregated-circuit.html

7. LAMPIRAN
PERCOBAAN 1
Untuk mencari penguatan tegangan
menggunakan rumus :
Vo =
R1 = R3 = 47K
R2 = R4 = 100K
a. VB VA = 0,7 V
Vo (terukur) = 1,4 V

Analisis perhitungan :
Vo terhitung =

b. VB VA = -0,6 V
Vo (terukur) = -1,2 V

Analisis perhitungan :
Vo terhitung =

100 K
(0,6 )=1,3V
47 K

PERCOBAAN 2
Untuk mencari penguatan tegangan
menggunakan rumus :
Vo =
R1 = R3 = 33K

Halaman

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI


R2 = R4 = 100K
a. VB VA = 0,6
Vo (terukur) = 1,9 V

10

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

Halaman

Analisis perhiturngan :
Vo terhitung =

Pengukuran

VA

2V

1,5 V

VB

1,3 V

0,9 V

Vo

1,4 V

-1,2 V

Analisis perhitungan :
b. VB VA = -0,5 V
Vo (terukur) = -1,7 V
Analisis perhitungan :
Vo terhitung =

VB =
=
LAMPIRAN TABLE

R1 = R3 =

VA = V2

VA = V1

47K

VB = V1

VB = V2

VA

1,69 V

2,51 V

VB

2,51 V

1,69 V

Vo

1,5 V

-1,3 V

Perhitungan

VA =
=

You might also like