Professional Documents
Culture Documents
oleh:
Putri Mareta Hertika, S.Kep
NIM 122311101014
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan dengan fournier gangren pada pasien Tn. A di ruang rawat
Mawar RSD. dr Soebandi Kabupaten Jember telah disetujui dan disahkan pada:
Hari, tanggal : ................, ..... Januari 2017
Tempat: Ruang Mawar
Pembimbing Akademik
Stase Keperawatan Bedah
PSIK Universitas Jember
(..)
NIP
(..)
NIP
Nama Mahasiswa
Tempat Pengkajian
Tanggal
I. Identitas Pasien
Nama
: Tn. A
Umur
: 51 tahun
Jenis
: Laki-laki
Kelamin
Agama
: Islam
Pendidikan : SPK
Alamat
: Yosowilangun,
Lumajang
No. RM
Pekerjaan
Status
Perkawinan
Tanggal MRS
Tanggal
Pengkajian
Sumber Informasi
: 153222
: Perawat
: Kawin
: 12 Januari 2017
: 16 Januari 2016
: Wawancara dan
RM
1. Diagnosa Medik:
Fournier gangren
2. Keluhan Utama:
Pasien mengeluhkan nyeri di bagian skrotumnya, tidak enak makan
dikarenakan sariawan dan merasa lemas.
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit diabetes, klien memiliki
luka gangren pada kaki kanannya. Klien mengatakan skrotumnya hanya
bengkak dan diperiksakan di RS lumajang, dan pada tanggal 12 Januari
2016 pasien di rujuk ke RS Soebandi Jember. Pasien dilakukan eksisi pada
tanggal 13 Januari 2016. Pasien mendapat obat Ceftriaxone, Ranitidine,
Antrain dan Metronidazole.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
DM, Hipertensi
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Tidak ada
c. Imunisasi:
Pasien mengatakan tidak pernah dilakukan imunisasi ketika kecil
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Keterangan:
: Pasien
: Laki-Laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan sehat merupakan keadaan tubuh tanpa penyakit dan
bisa beraktifitas seprti biasanya. Pasien mengatakan meminum obat yang
ada di tenpat prakteknya ketika pasien sedang sakit dan apabila tidak
kunjung membaik pasien akan memriksakan keadaannya di pelayanan
kesehatan setempat..
Interpretasi :
persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien cukup
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah
sakit)
- Antropometeri
Keluarga mengatakan BB saat sakit MRS 65 kg, TB: 170 cm. IMT:
22,4= Berat badan berisiko
Interpretasi : Berdasarkan hasil yang didapat pasien berat badan
berisiko.
- Biomedical sign :
Berdasarkan hasil laboratorium : tanggal 11-01-2017
-hemoglobin 12,6 gr/dl
-lekosit 27.200/ ul
-hematokrit 40,6%
-trombosit 227.000/l
Interpretasi :
-Leukosit pasien lebih dari normal dapat di prediksikan pasien
mengalami infeksi
-
Clinical Sign :
Wajah tampak pucat, lemah, bibir kering, CRT < 2 detik, turgor
kulit pasien menurun.
Interpretasi : keadaan umum pasien cukup
3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi
: sebelum sakit 5-6x/hari, saat sakit pasien terpasang
kateter sehari 1000cc
- Jumlah : sebelum MRS 1000 cc/hari, setelah MRS 1000cc/hari
- Warna : kuning jernih
- Bau
: khas urin
- Karakter
: tidak ada darah
- BJ
: tidak terkaji
- Alat Bantu
:- Kemandirian : Pasien menggunakan kateter.
- Lain
:BAB
-
Frekuensi
: Pasien mengatakan saat sebelum
MRS BAB 1x sehari, setelah MRS pasien
Jumlah
Konsistensi
keras
Warna : Kuning (sebelum sakit)
Bau
: khas feses (sebelum sakit)
Karakter
:BJ
:Alat Bantu
:Kemandirian : Mandiri (sebelum sakit)
Lain
:-
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi / ROM
Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan pada penglihatannya.
7. Pola persepsi diri
Gambaran diri : pasien mengatakan malu dengan keadaanya seperti ini,
pasien tidak dapat bekerja lagi seperti dahulu.
Identitas diri :
Pasien merupakan suami dari Ny. T dan ayah dari 3 orang anak. Sebelum
MRS pasien membuka praktek di rumahnya sebagai perawat dan berkeja
di puskesmas.
Harga diri :
Harga diri pasien terganggu dengan keadaannya saat ini, pasien
mengatakan tidak bisa bekerja lagi untuk menghidupi istri dan 3 orang
anaknya.
Ideal Diri :
Pasien mengatakan saat ini tidak bisa menjadi suami dan ayah yang baik
untuk istri dan ketiga anaknya karena pasien hanya bisa berbaring di
rumah sakit.
Peran Diri :
Peran diri T. A sebagai ayah dan suami terganggu, karena Tn. A sudah
tidak dapat bekerja lagi dengan keadaannya saat ini.
Interpretasi :
Pasien mengalami ganguan pola persepsi diri akibat sakitnya.
8. Pola seksualitas & reproduksi
Pasien mengalami gangguan seksualitas dikarenakan terdapat gangren
pada skrotumnya.
9. Pola peran & hubungan
Semenjak MRS pasien sudah tidak dapat melakukan perannya sebagai
kepala rumah tangga untuk mencari nafkah, pasien sangat dekat dengan
istri dan anaknya, setiap hari istrinya menemani pasien di RS.
Interpretasi :
Pola peran pasien terganggu sebagai seorang kepala rumah tangga.
10. Pola manajemen koping-stress
Istri dan ke tiga anaknya selalu menemani pasien dan mendukung pasien
untuk sembuh, ketika memilki masalah pasien menceritakan masalahnya
kepada istrinya.
Interpretasi :
manajemen koping-stress baik
11. System nilai & keyakinan
Pasien tidak pernah shalat ketika MRS, pasien meyakini sakitnya
merupakan cobaan yang harus dijalani.
Interpretasi :
Pasien memiliki spiritual yang kurang.
: 130/80 mm/Hg
: 84 X/mnt
: 20 X/mnt
: 36,3 0C
5555
5555
5555
5555
Keterangan:
0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total.
1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada
persendiaan yang harus digerakkan oleh otot tersebut.
2 : Didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat
( gravitasi ).
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat.
4 : Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan
yang diberikan.
5 : Tidak ada kelumpuhan ( normal ).
P
: Ekstrimitas atas
Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi pada tangan
: Ekstrimitas bawah
Dekstra: Terdapat nyeri tekan pada kaki sebelah kanan.
V. Terapi
NO
jenis
terapi
Cefotaxim
e
Farmako
dinamik
dan
farmako
kinetik
Obat ini
bekerja
dengan
menghenti
Dosis
dan
rute
pemb
erian
3x1
Indikasi dan
Kontra Indikasi
Efek samping
Indikasi : pasien
yang menjalani
operasi-operasi
untuk mencegah
a.
b.
Lelah
Sariawa
n
c.
Nyeri
implika
si
kepera
watan
kan
pertumbuh
an bakteri.
2
Ranitidin
Metronida
zole
terjadinya infeksi
Kontraindikasi :
hipersensitivitas
terhadap
ceftriaxon
Indikasi :
mengobati sat
maag beserta
gejala-gejala yang
ditimbulkan
Ranitidin
digunakan
untuk
mengurang
i produksi
asam
lambung
sehingga
dapat
mengurang
i rasa nyeri
uluhati
akibat
ulkus atau
tukak
lambung,
dan
masalah
asam
lambung
tinggi
lainnya.
2x1
80% dari
dosis oral
diserap
dari tract
GI Setelah
pemberian
oral tablet
konvensio
nal atau
kapsul,
konsentrasi
plasma
puncak
obat tidak
berubah
dan
metabolit
aktif
dicapai
dalam 1-3
jam.
3x50 Indikasi :
0 mg 1. Infeksi yang
diduga
disebabkan oleh
bakteri anaerob;
2. Infeksi
menular
seksual;
3. Infeksi
bakterial
vaginosis
(penyakit
infeksi tidak
spesifik pada
vagina);
4. Infeksi
parasit trichom
onas (misal
pada diare atau
keputihan
akibat trichomo
nas);
5. Infeksi
tenggoroka
d.
Diare
a. Kegelisaha
n, depresi,
halusinasi
b. Alergi
c. Gangguan
pernafasan
d. Perdarahan
e. Muntah
f. Menguning
nya kulit
atau mata
Kontraindikasi :
Lansia, ibu hamil,
ibu menyusui,
kanker lambung,
penyakit ginjal,
diabete, masalah
dengan sistem
kekebalan tubuh
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Nafsu
makan turun
(10%);
Muncul
infeksi jamur
(10%);
Diare
(10%);
Pusing
(10%);
Mual
dan muntah
(10%);
Air
kencing
berwarna
gelap (110%);
Alergi
(1-10%);
Kejang
(1-10%).
kuman amoeba
(misal pada
diare akibat
amoeba).
Antrain
Antrain
adalah obat
untuk
meringank
an rasa
sakit /kolik
dan rasa
nyeri
setelah
operasi.
Menghamb
at
transmisi
rasa sakit
ke susunan
saraf pusat
dan perifer.
3x1
Kontraindikasi :
1.
Pasien yang
pernah
mengalami
alergi
terhadap
antibiotik ini.
2.
Wanita hamil
trimester
pertama
(hamil usia 03 bulan) dan
saat menyusui.
Indikasi :
Nyeri kolik dan
nyeri setelah
operasi
Kontraindikasi :
Penderita
hipersensitif
terhadap
metamizole Na,
wanita hami dan
menyusui,
hipertensi
Jenis
pemeriksaan
1.
Hematologi
Lengkap:
Hemoglobin
Lekosit
Satuan
11,6-18
3.500-10.000
35-50
gr/dl
L
Hasil
(hari/tanggal)
Hasil
Tanggal
11-01-2017
12,6
27.200
2
3
Hematokrit
Trombosit
150.000450.000
%
L
40,6
227.000
Granulosit
Lymposhit
43,0-76,0
17,0-48,0
%
%
86,3
10,7
5-23
0,6-1,3
mg/dl
mg/dl
36
3,8
70-119
57
mg/dl
mg/dlG
94
<200
Faal Ginjal:
BUN
Creatinin
Gula Darah:
Gula darah puasa
Gula darah
sewaktu
X-Ray
12-01-2017
14-01-2017
12-01-2017
Selasa,
Januari 2017
Pengambil Data,
lampiran 10
ANALISA DATA
NO
DATA PENUNJANG
ETIOLOGI
1. DS:
Diabetes militus
- Pasien
mengatakan
lukanya tidak sembuh- Peningkatan viskositas
sembuh
di
daerah
darah
skrotum maupun kaki
sebelah kanan
Penurunan tranfer
DO:
oksigen ke jaringan
- Pasien memiliki riwayat
DM
Ketidakefektifan
- Terdapat
gangren perfusi jaringan perifer
dibagian skrotum dan
kaki sebelah kanan
- Banyak luka-luka kecil
di bagian kaki
2.
DS:
- Pasien
mengatakan
nyeri pada bagian mulut
dan skrotumnya
P:
Nyeri
diakibarkan
karena
gangren
yang
terdapat di kaki dan
sariawan yang terdapat di
mulut dan lidah pasien
Q: Pasien mengatakan
nyeri
dirasakan terus
menerus dan bertambah
sakit saat disentuh dan
dibuat bergerak
R: Sakitnya hanya di
skrotum dan mulut, sakit
tidak menjalar
S: Pasien mengatakan
nyeri skala 5 dari 10
(Nyeri sedang)
T: Nyeri dirasakan terusmenerus nyeri bertambah
ketika disentuh dan buat
bergerak
DO:
- Pasien nampak meringis
- Pasien
nampak
memegangi skrotumnya
ketika bergerak
DM
Fournier gangren
Nyeri meluas disertasi
nanah
Nyeri akut
MASALAH
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Nyeri akut
3.
DS:
- Pasien
mengatakan
lukanya tidak kunjung
sembuh dan semakin
melebar
DO:
- Terdapat luka dibagian
skrotum dan kaki kanan
pasien
Diabetes militus
Kerusakan Integritas
kulit
Peningkatan viskositas
darah
Penurunan tranfer
oksigen ke jaringan
Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Terdapat luka
Penyembuhan luka
lama
DS:
- Pasien
mengatakan
malu
dengan
keadaannya seperti ini
DO:
- Pasien nampak sedih
dan tidak berani lamalama menatap mata
perawat
Kerusakan integritas
kulit
Diabetes militus
Peningkatan viskositas
darah
Penurunan tranfer
oksigen ke jaringan
Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Terdapat luka di
skrotum
Fournier gangren
Gangguan citra tubuh
DS:
- Pasien
mengatakan
lukanya tak kunjung
sembuh
- Pasien
mengatakan
mempunyai riwayat DM
DO:
- Terdapat luka dibagian
skrotum dan kaki sebelah
kanan
- Pasien terpaang infus dan
kateter
- Leukosit 27.200/ul
Diabetes militus
Peningkatan viskositas
darah
Penurunan tranfer
oksigen ke jaringan
Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Terdapat luka di
skrotum
Fournier gangren
Risiko Infeksi
DS:
DO:
- Nadi = 84x/menit, nadi
teraba lemah
- Gula darah sewaktu = 43
mg/dl
- Gula darah puasa = 69
mg/dl
Risiko Infeksi
Diabetes militus
Peningkatan viskositas
darah
Penurunan tranfer
oksigen ke jaringan
Terdapat luka di mulut
Nyeri pada mulut
Tidak enak makan
Penurunan glukosa
darah
Risiko Syok
Lampiran 11
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Diagnosa
Tanggal
perumusan
Ketidakefektifan
perfusi 16 Januari 2017
jaringan perifer berhubungan
dengan penurunan oksigen
ke jaringan yang ditandai
dengan terdapat gangren
dibagian skrotum dan kaki
sebelah kanan
Nyeri akut berhubungan 16 Januari
dengan agen cedera biologis 2017
yaitu infeksi yang ditandai
dengan pasien mengeluhkan
nyeri di bagian skrotum, kaki
kanan dan mulutnya dengan
skala nyeri 5 dari 10.
Kerusakan integritas kulit 16 Januari
berhubungan dengan adanya 2017
luka gangren pada kulit yang
ditandai dengan terdapat
luka pada bagian skrotum
dan kaki kanan pasien.
Gangguan
citra
tubuh 16 Januari
berhubungan
dengan 2017
penyakit yang diderita yang
ditandai
dengan
pasien
mengatakan malu dengan
keadaannya seperti ini
Risiko Syok berhubungan
dengan hipoglikemi dan
adanya infeksi pada tubuh
yang ditandai dengan Nadi =
84x/menit,
nadi
teraba
lemah; Gula darah sewaktu =
43 mg/dl; Gula darah puasa
= 69 mg/dl
Risiko infeksi berhubungan
dengan terdapatnya luka
gangren
pada
daerah
skrotum dan kaki kanan
pasien yang ditandai dengan
Leukosit 27.200/ul
16 Januari
2017
16 Januari
2017
Tanggal
pencapaian
Keterangan
lampiran 12
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
1.
Ketidakefektifan
perfusi
jaringan perifer berhubungan
dengan penurunan oksigen ke
jaringan yang ditandai dengan
terdapat gangren dibagian
skrotum dan kaki sebelah
kanan
INTERVENSI
NIC:
Perawatan Sirkulasi: Insufisiensi Vena (4066)
1. Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komperhensif
(misalnya, pengecekan nadi perifer, udem, waktu pengisian
kapiler, warna dan suhu tubuh)
2. Inspeksi kulit apakah terdapat luka tekan dan jaringan yang
tidak utuh
3. Pertahankan hidrasi untuk menurunkan viskositas darah
2.
3.
NIC:
Manajemen Nyeri (1400)
1. Kaji tanda-tanda vital klien.
2. Kaji secara komprehensif tentang nyeri klien meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, dan
faktor pencetus.
3. Observasi tanda-tanda non verbal yang mengganggu klien,
terutama dalam berkomunikasi efektif.
4. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang nyeri.
5. Kontrol
faktor
lingkungan
yang
menyebabkan
ketidaknyamanan pada klien, misalnya pencahayaan ruang,
temperatur ruang.
6. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri klien,
misal hypnosis, relaksasi, akupresur, terapi musik.
Perawatan luka (3660)
1. Ganti balutan dan pelekat adesi
2. Cukur rambut di arealuka jika dibutuhkan
3. Monitor karakteristik luka termasuk adanya cairan, warna,
ukuran dan bau
4. Ukur dasar luka sesuai kebutuhan
5. Bersihkan benda yang menempel pada luka
6. Bersihkan luka dengan normal salin atau caian yang non
toksik sesuai kebutuhan
7. Jika dibutuhkan letakkan area yang berpengaruh pada bak
pusaran
8. Berikan perawatan area insisi
9. Kelola perawatan ulser kulit
10. Berikan obat salep pada kulit atau lesi jika dibutuhkan
11. Berikan balutan, sesuai kebutuhan tipe luka
12. Menebalkan balutan sesuai kebutuhan
13. Jaga keseterilan balutan, teknik steril saat melakukan
14.
15.
16.
17.
4.
Gangguan
citra
tubuh
berhubungan dengan penyakit
yang diderita yang ditandai
dengan pasien mengatakan
malu dengan keadaannya
seperti ini
5.
perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan cairan
Inspeksi luka setip pergantian balutan
Secara reguler bandingkan dan rekam perubahan pada luka
Posisikan sesuai untuk menghindari tekanan pada luka
6.
CATATAN PERKEMBANGAN
1.
PARAF
EVALUASI
jam 13.30
S: O:
- N = 80x/menit
- Suhu = 36,7C
- CRT < 2 detik
- Keadaan luka skrotum terdapat nekrotik jaringan
A: masalah ketidak efektifan perfusi jaringan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-3
jam 13.30
S: O:
- N = 82x/menit
- Suhu = 36,8C
- CRT < 2 detik
09.00
10.00
10.55
18-01-2017
09.00
10.00
Melakukan penilaian
sirkulasi perifer secara komperhensif (misalnya,
pengecekan nadi perifer, udem, waktu pengisian
kapiler, warna dan suhu tubuh)
N= 72x/menit
Udem tidak ada
CRT < 2 detik
Warna tubuh pucat
Suhu = 36,3C
2.
menginspeksi kulit
apakah terdapat luka tekan dan jaringan yang
tidak utuh
jam 13.30
S: O:
- N = 80x/menit
- Suhu = 36,5C
- CRT < 2 detik
- Keadaan luka skrotum terdapat nekrotik jaringan dan
pus
A: masalah ketidak efektifan perfusi jaringan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
10.15
PARAF
EVALUASI
jam 13.30
S: pasien mengatakan nyerinya masih terasa, nyeri semakin
terasa apabila dibuat bergerak dan disentuh
O:
- nadi 80 x/menit
- RR = 20x/menit
- Suhu = 36,2C
- Pasien nampak meringis ketika disuruh untuk miring kanan
atau kiri
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
17-01-2017
08.30
11.00
11.30
15.00
18-01-2017
08.30
jam 13.30
S: pasien mengatakan nyerinya masih terasa, nyeri pada
skrotum semakin terasa apabila dibuat bergerak dan disentuh
O:
- nadi 76 x/menit
- RR = 20x/menit
- Suhu = 36,4C
- Pasien nampak meringis ketika disuruh untuk miring kanan
atau kiri
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
jam 13.30
S: pasien mengatakan nyerinya masih terasa, nyeri pada
skrotum semakin terasa apabila dibuat bergerak dan disentuh
O:
- nadi 80 x/menit
11.00
11.30
15.00
PARAF
- RR = 20x/menit
- Suhu = 36,6C
- Pasien nampak meringis ketika disuruh untuk miring kanan
atau kiri
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
EVALUASI
jam 13.30
S: pasien mengatakan lukanya terkadang gatal
O: Terdapat jaringan nekrotik dan pus pada luka
A: diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-5
5.
17-01-2017
08.30
1.
09.00
2.
09.15
3.
09.25
4.
Selalu
5.
10.00
6.
jam 13.00
S: Pasien mengatakan walaupun saat dibersihkan terasa sakit tetapi lebih
nyaman setelahnya
O:
Panjang luka 6cm
Terdapat pus dan jaringan nekrotik ketika dilakukan perawatan luka
A: diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi dengan 1-6
17-01-2017
08.30
1.
09.00
2.
09.15
3.
09.25
4.
Selalu
5.
10.00
6.
jam 13.00
S: O: luka nampak baik, dan tidak ada pus hanya darah saja
A: diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi dengan
- melakukan perawatan luka bekas operasi
- dan kaji keadaan luka
WAKTU
16-01-2017
08.15
IMPLEMENTASI
1. Menentukan harapan citra diri pasien
Pasien berharap dia bisa kembali seperti sedia
PARAF
EVALUASI
14.00
S : Pasien mengatakan saya bersukur masih diberi hidup
sampai saat ini.
08.45
09.20
09.30
17-01-2017
20.40
20.50
14.00
S : Pasien mengatakan saya sudah cuek dengan apa kata
orang mbak, yang penting keluarga saya masih setia
menemani saya
O : klien nampak mulai bisa menerima keadaannya
A : masalah keperawatan gangguan citra tubuh teratasi
P : hentikan intervensi
WAKTU
16-01-2017
08.15
IMPLEMENTASI
1. Memonitor terhadap adanya respon kompensasi
awal syok (misal: TD dibawah normal, tekanan
nadi melemah, hipotensi ortostatik ringan, pucat,
perlambatan pengisian kapiler, takikardi, mual
muntah, dll)
TD : 140/80 mmHg (nadi teraba lemah)
S : 36,6C
PARAF
EVALUASI
14.00
S:O:
-
TD : 130/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 16x/ menit
TTV dalam batas normal
08.45
13.30
17-01-2017
11.00
11.30
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
CRT < 2 detik
Kulit tampak pucat
2. Memonitor kemungkinan penyebab kehilangan
cairan
Keluarga pasien mengatakan pasien hanya
minum 2 gelas/hari dikarenakan sariawan yang
banyak di mulutnya
Urine 700cc/6 jam
3.
Melakukan GDA post 1 jam puasa
Gula darah 1 jam PP = 74
14.15
S : Pasien mengatakan tidak enak makan sejak kemarin
dikarenakan sariawan yang diderita
O:
- Pasien nampak lemah
TD : 130/70 mmHg (nadi teraba lemah)
S : 36,8C
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
CRT < 2 detik
A : masalah keperawatan risiko syok tidak menjadi aktual
P : lanjutkan intervensi
13.30
13.40
14.00
18-01-2017
11.00
11.30
13.30
13.40
14.15
S : Pasien mengatakan makannya sudah dipaksa meskipun
hanya sedikit-sedikit
O:
- Pasien nampak lemah
TD : 130/80 mmHg (nadi teraba lemah)
S : 36,8C
N : 78x/menit
RR : 18x/menit
CRT < 2 detik
A : masalah keperawatan risiko syok tidak menjadi aktual
P : lanjutkan intervensi