You are on page 1of 3

Abstrak

Latar belakang kejang demam terjadi pada sekitar 2- 4% dari semua anak-anak, sekitar
sepertiga dari mereka kemudian akan berlanjut menjadi kejang demam yang berulang. Faktor
risiko untuk kejang berulang adalah riwayat keluarga kejang, usia kurang dari 18 bulan, suhu
yang relatif lebih rendah dan durasi yang demam lebih singkat pada kejang demam pertama.
Tujuan tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor risiko kejang demam berulang.
Metode seratus anak-anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun dengan kejang demam atau kejang
demam berulang akan dijadikan studi kasus terkontrol, yang dilakukan pada Juli 2006 sampai
Juni 2007. Anak yang mengalami kejang demam pertama dikumpulkan dari catatan medis
dan riwayat keluarga ditanyakan langsung ke orang tua.
Hasil 50 anak dengan kejang demam berulang dan 50 anak-anak tanpa kekambuhan masuk
dalam penelitian ini. Umur yang kurang dari 18 bulan (P <0,0001, COR = 71,37), riwayat
keluarga kejang demam (P <0,0001, COR = 6,00), dan durasi demam < 12 jam sebelum
munculnya kejang demam pertama (P <0,0001, COR = 4,96) dikaitkan dengan risiko
kekambuhan. Suhu yang rendah pada kejang demam pertama tidak menjadi faktor risiko
untuk terjadi kejang berulang (P = 1,21). Uji multivariat menunjukkan bahwa usia yang lebih
muda dan durasi demam yang lebih singkat sebelum munculnya kejang demam pertama
dikaitkan dengan kejang demam berulang.
Kesimpulan usia yang lebih muda dan durasi yang lebih singkat sebelum munculnya kejang
demam berhubungan dengan peningkatan risiko kejang demam berulang.
Kata kunci: kejang demam, kejang demam berulang
Latar belakang
kejang demam adalah jenis yang paling umum dari kejang pada anak-anak, terjadi pada 2%
sampai 5% dari anak-anak dengan usia < lima tahun. kejang demam sederhana disebut juga
kejang singkat (<15 menit) kejang umum yang terjadi hanya satu kali dalam 24 jam pada
anak demam tanpa bukti infeksi intrakranial.
Sekitar sepertiga dari anak dengan kejang demam akan mengalami kejang demam berulang
nanti. Faktor risiko untuk kejang demam berulang adalah usia yang lebih muda, riwayat
keluarga kejang demam, durasi demam yang lebih singkat dan suhu yang relatif lebih rendah
pada kejang demam pertama. Anak-anak dengan kejang demam berulang memiliki risiko
tinggi untuk terjadi keterbelakangan mental dan epilepsi. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi faktor risiko kejang demam berulang.

Metode
Serangan kejang demam pertama di dapatkan dari Rekam medis pasien di RS Wahidin
Sudirohusodo dan RS baji Labuang dari Juni 2006 sampai Juli 2007. Kriteria inklusi adalah
anak-anak usia 6 bulan sampai 5 tahun yang memiliki kejang yang berhubungan dengan
demam (> 38 C) tetapi tidak ada bukti infeksi intrakranial atau penyebab yang berbeda
(misalnya disfungsi metabolisme), dan status neurologi normal. Kejang yang disertai dengan
demam pada anak dengan status neulogi yang abnormal dikeluarkan dari penelitian ini..
kejang demam sederhana didefinisikan sebagai kejang umum primer yang berlangsung
kurang dari 15 menit dan tidak berulang dalam waktu 24 jam. Sebaliknya, kejang demam
kompleks didefinisikan sebagai focal atau berkepanjangan (> 15 menit) kejang, atau lebih
dari satu kejang dalam waktu 24 jam. Penelitian ini sudah di izinkan oleh komite etika untuk
studi kesehatan sekolah kedokteran universitas hasanuddin di makassar, Indonesia.
Data yang diperoleh dari catatan medis pada kejang demam pertama pada anak-anak dengan
atau tanpa kejang demam berulang akan dibandingkan. Perbedaan usia, suhu pada onset, dan
durasi demam dibandingkan antara kedua kelompok menggunakan t-test. Jika data tidak
terdistribusi normal, sebagaimana ditentukan oleh tes kolomogrov-Smirnov, perbedaan
diperiksa menggunakan mann-whitney uji U.
Parameter dengan P <0,05 dalam analisis univariat akan dilanjutkan ke studi bivariat dan
analisis multivariat tanpa proses elimation otomatis. analisis statistik SPSS v.15.0. P <0,05
dianggap signifikan secara statistik.
hasil
Selama periode satu tahun dari Juli 2006 sampai Juni 2007, 50 anak-anak dengan kejang
demam berulang dan 50 anak tanpa kejang demam berulang diidentifikasi, yang terdiri dari
68% laki-laki dan 32% perempuan dalam kelompok kasus. Karakteristik dasar dari anak-anak
dari kedua kelompok yang menunjukkan dalam tabel 1.
Dalam penelitian ini, usia kurang dari 18 bulan (P <0,0001, COR = 71,37), riwayat keluarga
FC (P <0,0001, COR = 6.00) dan durasi demam kurang dari 12 jam sebelum kejang pertama
(P <0,0001, COR = 4.96) dikaitkan dengan risiko kekambuhan. Sebuah suhu yang relatif
rendah pada onset bukanlah risiko RFC (P = 1,21) (Tabel 2). Berdasarkan analisis multivariat,
usia (AOR = 212,419) dan durasi demam (AOR = 21,521) ditentukan sebagai faktor risiko
untuk terjadinya kejang demam berulang (tabel 3)
Diskusi

Studi kami menunjukkan bahwa subyek dengan riwayat keluarga kejang demam enam kali
lebih berisiko untuk terjadi demam kejang berulang daripada mereka yang tidak memiliki
riwayat keluarga dengan kejang demam. Hasil ini mirip dengan penelitian lain, tapi setelah
data keluar dianalisis menggunakan analisis multivariat, ternyata riwayat keluarga kejang
demam bukan merupakan faktor risiko untuk kejang demam berulang; penelitian ini
bertentangan mungkin karena perbedaan dalam metode penelitian yang digunakan.
Dalam studi ini, kami menemukan bahwa usia kurang dari 18 bulan merupakan faktor risiko
untuk terjadinya kejang demam. Anak yang berusia 18 bulan memiliki risiko 71,37%
mengalami kejang demam berulang dengan CI 95% (18,09-281,47). Temuan ini mirip
dengan hasil berg, et al.
Suhu tubuh rata-rata pada kedua kelompok adalah serupa dengan nilai P 0,102 (P <0,05).
ketidakmampuan untuk menentukan suhu dalam terjadi kejang pada anak dapat menjelaskan
kondisi ini. Hasil ini berbeda dari berg et al.
Studi kami menunjukkan bahwa durasi demam yang lebih singkat sebelum terjadinya kejang
demam pertama dapat dikaitkan dengan kejang demam berulang, dengan rasio odds (COR)
4,96 dan CI 95% (2,12-11,58). pada kelompok tersebut, subjek dengan durasi demam kurang
dari 12 jam memiliki risiko lima kali lebih berisiko terkena kejang demam berulang
dibandingkan dengan mereka yang demam selama lebih dari 12 jam. Hasil ini sesuai dengan
yang Shinnar S et al.
analisis multivariat menunjukkan bahwa usia yang lebih muda dan durasi yang lebih singkat
pada serangan demam pertama berkaitan dengan kejang demam berulang. Keterbatasan
dalam penelitian kami adalah bahwa riwayat keluarga kejang demam hanya bisa dikonfirmasi
dengan mewawancarai orang tua, usia yang lebih muda dan durasi demam yang lebih singkat
pada serangan demam pertama berhubungan dengan peningkatan risiko kejang demam
berulang.

You might also like