You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Problem solving cycle merupakan proses yang terdiri dari klarifikasi
suatu masalah, menyusun strategi, melakukan implementasi strategi, dan
mengevaluasi

outcome

dengan

tujuan

menyelesaikan

masalah

atau

memperoleh tujuan tertentu (ITEA, 2000).

Gambar 1. Kemampuan yang harus dimiliki dalam problem solving cycle


(Sumber: Kuodan Hwang, 2014)
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
(2011), penyakit terbanyak rawat inap maupun rawat jalan di puskesmas pada
tahun 2010 adalah infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas disusul
oleh hipertensi pada urutan kedua, dan secara nasional masih didominasi
penyakit menular.
Penyakit menular yang dikumpulkan dalam Riskesdas 2013
berdasarkan media/ cara penularan yaitu: 1) melalui udara (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut/ ISPA, pneumonia, dan TB paru); (2) melalui makanan, air
dan lainnya (hepatitis, diare); (3) melalui vektor (malaria). Sedangkan
penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari
orang ke orang. Penyakit tersebut meliputi: (1) asma; (2) penyakit paru
obstruksi kronis (PPOK); (3) kanker; (4) DM; (5) hipertiroid; (6) hipertensi;
(7) jantung koroner; (8) gagal jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis;
(11) batu ginjal; (12) penyakit sendi/ rematik.
1

Oleh karena itu, diperlukan analisis masalah berdasarkan metode


problem solving cycle untuk mengetahui masalah kesehatan prioritas dan
menyelesaikan masalah kesehatan tersebut.

B. Tujuan
1. Umum
Memecahkan masalah kesehatan di Puskesmas Weru, Sukoharjo.
2. Khusus
a. Memecahkan masalah kesehatan prioritas di Puskesmas Weru,
Sukoharjo.
b. Mengetahui faktor-faktor biologis, fisik, ekonomi, sosial, dan budaya
yang mungkin berpengaruh terhadap masalah kesehatan tersebut.
c. Untuk mengetahui alternative intervensi yang bias dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
d. Untuk mengetahui intervensi prioritas yang bias dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
e. Untuk mengetahui kekuatan sumber daya internal organisasi.
f.

Untuk mengetahui peluang dan ancaman dari luar puskesmas.

g. Untuk dapat menyusun plan of action(POA).


h. Untuk dapat menerapkan rencana serta langkah-langkah intervensi/
melakukan POA.
i.

Untuk mengetahui bagaimana mengimplementasikan plan of action.

j.

Untuk mengetahui bagaimana evaluasi monitoring outcome.

k. Untuk mengetahui apakah masalah sudah selesai.


l.

Untuk mengetahui apakah ada masalah yang tersisa.

m. Untuk mengetahui apakah timbul masalah baru.

C. Manfaat
a. Mampu memecahkan masalah kesehatan prioritas di Puskesmas Weru,
Sukoharjo.
b. Mampu mengetahui faktor-faktor biologis, fisik, ekonomi, sosial, dan
budaya yang mungkin berpengaruh terhadap masalah kesehatan tersebut.
c. Mengetahui alternative intervensi yang bias dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut.
d. Mengetahui intervensi prioritas yang bias dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut.
e. Mengetahui kekuatan sumber daya internal organisasi.
f. Mengetahui peluang dan ancaman dari luar puskesmas.
g. Mampu menyusun plan of action(POA).
h. Mampu menerapkan rencana serta langkah-langkah intervensi/ melakukan
POA.
i. Mengetahui bagaimana mengimplementasikan plan of action.
j. Mengetahui bagaimana evaluasi monitoring outcome.
k. Mengetahui apakah masalah sudah selesai.
l. Mengetahui apakah ada masalah yang tersisa.
m. Mengetahui apakah timbul masalah baru.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masalah kesehatan masyarakat merupakan masalah-masalah yang muncul
di dalam masyarakat berkaitan dengan kondisi kesehatan masyarakat itu sendiri.
Dalam menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat, perlu ditentukan prioritas
masalah yang harus segera ditangani lebih dulu. Untuk menentukan prioritas
masalah tersebut terdapat beberapa kriteria. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
1. Insidensi
Insidensi merupakan jumlah kasus baru di dalam kurun waktu tertentu
dibandingkan dengan jumlah orang yang memiliki risiko terkena penyakit.
Insidensi menunjukkan kecepatan suatu penyakit terjadi di dalam populasi
dalam kurun waktu tertentu. Semakin besar nilai dari insidensi maka penyakit
tersebut harus segera ditangani atau memiliki prioritas yang lebih tinggi
dibandingkan yang lain.
2. Prevalensi
Prevalensi merupakan jumlah kasus lama dan kasus baru di dalam suatu
waktu dibagi dengan jumlah populasi. Prevalensi menunjukkan beban suatu
penyakit. Semakin besar prevalensinya maka semakin besar penyakit yang
terjangkit di dalam masyarakat.
3. Mortalitas
Mortalitas

merupakan

jumlah

kematian

akibat

suatu

penyakit

dibandingkan dengan jumlah populasi masyarakat dalam kurun waktu tertentu.


Semakin tinggi nilai mortalitas maka semakin besar pula risiko penyakit
tersebut.
4. Kemudahan atau ketersediaan metode
Ketersediaan fasilitas kesehatan yang menunjang di dalam pengobatan
suatu penyakit di masyarakat memiliki peranan yang penting. Semakin baik
dan lengkap fasilitas kesehatan dan ketersediaan obat suatu penyakit, maka
semakin tinggi prioritas penyakit tersebut.

5. Perspektif masyarakat
Merupakan

pandangan dari masyarakat mengenai seberapa bahaya

penyakit tersebut. Suatu penyakit yang dianggap berbahaya bagi masyarakat


maka memiliki nilai lebih tinggi di dalam penentuan prioritas kesehatan
masyarakat.
6. Akibat sosial ekonomi
Penyakit yang mengakibatkan menurunnya kondisi sosial ekonomi di
dalam suatu masyarakat memiliki nilai lebih tinggi di dalam penentuan
prioritas kesehatan masyarakat. Penurunan kondisi sosial ekonomi tersebut
terjadi karena proses pengobatan yang mahal atau perlu pengobatan dalam
jangka waktu yang lama.
Untuk menentukan prioritas masalah suatu penyakit di masyarakat,
diperlukan data yang lengkap mengenai jumlah populasi, jumlah kasus baru dan
kasus lama akibat suatu penyakit di masyarakat, jumlah kematian akibat suatu
penyakit, fasilitas yang tersedia di pelayanan kesehatan, pendapat masyarakat
mengenai suatu penyakit, dan proses pengobatan suatu penyakit.
Masalah-masalah kesehatan tersebut kemudian dianalisis sehingga dapat
ditentukan penyakit yang menjadi prioritas untuk ditangani. Selanjutnya adalah
mencari berbagai alternatif solusi pemecahan dari prioritas penyakit yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam penentuan alternatif yang paling tepat, diperlukan
beberapa kriteria penting di dalam penilaian, kriteria tersebut adalah:
1. Cost
Cost atau harga menunjukkan seberapa besar biaya yang dikeluarkan
untuk menangani masalah penyakit di dalam suatu masalah.
2. Efektivitas
Perlu dinilai seberapa efektif alternatif tersebut di dalam memecahkan
masalah kesehatan di masyarakat. Salah satu tolak ukurnya adalah dengan
memperhatikan biaya dibandingkan dengan hasil yang didapat. Semakin tinggi
efektivitasnya, maka semakin baik pula solusi alternatif yang dilakukan.
3. Onset

Pemecahan solusi yang cepat di dalam memecahkan masalah dalam suatu


penyakit diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,
semakin cepat onset tersebut maka semakin baik pula solusi alternatif yang
dilakukan.
4. Durasi
Dalam menyelesaikan masalah kesehatan diperlukan suatu solusi alternatif
yang dapat bertahan lama. Semakin lama dampak baik dari solusi tersebut
maka semakin baik solusi alternatif yang dilakukan.
5. Perspektif masyarakat
Pandangan masyarakat mengenai baik tidaknya solusi alternatif yang
digunakan di dalam penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat menjadi
sangat penting. Karena masyarakat senidirilah yang menjadi sasaran di dalam
penanganan masalah kesehatan. Semakin besar penerimaan masyarakat
terhadap suatu solusi masalah kesehatan, semakin baik pula solusi alternatif
yang dilakukan
6. Dukungan Politis
Dukungan politis dari pengambil keputusan di dalam menyelesaikan
masalah kesehatan masyarakat memiliki peranan yang besar. Semakin tinggi
dukungan politis yang diberikan dalam suatu solusi alternatif pemecahan
masalah kesehatan, maka semakin baik pula solusi alternatif yang diberikan.
7. Sustainability
Solusi alternatif yang dapat mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat memiliki sustainability yang besar. Semakin besar
sustainability suatu solusi alternatif, maka semakin baik pula solusi yang
dilakukan.
Setelah dipilih prioritas penyakit yang paling utama dan dipilih solusi
alternatif yang paling sesuai, tahap selanjutnya adalah membuat plan of action.
Rencana tindakan dapat dibuat dengan menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, dan Threat). Strength dan weakness merupakan faktorfaktor yang berasal dari intra organisasi. Sedangkan opportunity dan threat berasal
dari luar organisasi.

Untuk selanjutnya dilakukan implementasi dari rencana yang telah dibuat


berdasarkan analisis masalah tersebut. Implementasi ini merupakan sebuah proses
kegiatan yang dilakukan di masyarakat untuk menangani prioritas masalah
penyakit kemudian dilakukan solusi terhadap masalah tersebut berdasarkan
analisis masalah yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah dilakukan kegiatan untuk menangani masalah penyakit yang ada,
kemudian dilakukan evaluasi dan monitoring yang berguna untuk menilai
kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya apakah berjalan sesuai dengan
rencana dan untuk menilai apakah kegiatan yang berlangsung dapat memenuhi
tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu monitoring berperan penting
di dalam keberlangsungan program dan kegiatan yang sudah berjalan agar tetap
terus terlaksana sampai mencapai tujuan yang diinginkan.

BAB III
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
A. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Berdasarkan data yang dimiliki Puskesmas Weru, Sukoharjo berikut ini
adalah daftar 10 besar penyakit di Puskesmas Weru berdasarkan jumlah
kunjungan baik pasien baru maupun pasien lama dari bulan Januari 2014
hingga Agustus 2014 :

Tabel 1. Daftar 10 besar kunjungan penyakit di Puskesmas Weru dari bulan


Januari 2014 hingga Agustus 2014
No

Daftar Penyakit

Infeksi

1.

akut

lain

pada

saluran

pernapasan bagian atas


Arthritis tidak spesifik
Influenza, virus tidak teridentifikasi
Tension headache
Hipertensi primer
Penyakit lain-lain pada sistem otot dan

2.
3.
4.
5.
6.

jaringan pengikat
Gastritis
Vertigo
Penyakit kontak alergi
Diare dan gastroenteritis non spesifik

7.
8.
9.
10.

Kasus
Baru

Lama

4917

1701

6630

3499
4079
2960
2163

858
178
332
1031

4361
4259
3294
3198

1097

1802

2905

2177
1003
1051
842

646
365
64
133

2830
1371
1115
975

Total

Berdasarkan data di atas, infeksi akut lain pada saluran pernapasan


bagian atas menempati urutan teratas dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Weru dari Januari 2014 hingga Agustus 2014. Kemudian disusul dengan
arthritis tidak spesifik dan influenza karena virus yang tidak teridentifikasi.
B. Pemilihan Prioritas Masalah
Untuk mengetahui prioritas masalah digunakan tabel matrikulasi, sebagai
berikut:
Tabel 2. Matrikulasi prioritas jumlah kunjungan penyakit di Puskesmas Weru
dari Januari 2014 hingga Agustus 2014

bagian atas
Arthritis tidak spesifik

Akibat sosial

ekonomi

Perspektif

2.

saluran pernapasan

masyarakat

Infeksi akut lain pada

Peringkat

Ketersediaan

1.

Total

metode

Masalah

Prevalensi

No.

Insidensi

Kriteria

16

III

17

3.

Influenza, virus tidak

4.
5.
6.

teridentifikasi
Tension headache
Hipertensi primer
Penyakit lain-lain pada

7.
8.
9.
10.

16

III

4
3

4
3

5
3

1
3

2
3

16
15

II
IV

sistem otot dan jaringan

12

VII

pengikat
Gastritis
Vertigo
Penyakit kontak alergi
Diare dan gastroenteritis

3
1
2

3
2
1

5
4
4

2
3
1

2
3
1

15
13
9

V
VI
IX

11

VIII

non spesifik

Scoring :
Kriteria insidensi dan prevalensi :
1 = sangat rendah; 2 = rendah; 3 = sedang; 4 = tinggi; 5 = sangat tinggi
Kriteria ketersediaan metode dan perspektif masyarakat :
1 = sangat mudah diatasi; 2 = mudah diatasi; 3 = sedang; 4 = sukar diatasi;
5 = sangat sukar diatasi
Kriteria akibat sosial ekonomi :
1 = sangat ringan; 2 = ringan; 3 = sedang; 4 = berat; 5 = sangat berat
Dari hasil matrikulasi prioritas kunjungan penyakit di Puskesmas
Weru dari Januari 2014 hingga Agustus 2014, arthritis tidak spesifik
menempati peringkat pertama dengan total poin 17. Hal ini menunjukkan
bahwa arthritis tidak spesifik menjadi masalah yang pertama kali harus
diselesaikan walaupun jumlah besarnya kunjungan kasus arthritis tidak
spesifik hanya menempati peringkat ke-2, namun jika dianalisis lebih
menyeluruh, ternyata kasus arthritis tidak spesifik lebih penting daripada
penyakit yang lain.
Arthritis tidak spesifik mendapat poin 4 untuk insidensi karena
arthritis tidak spesifik menempati peringkat ketiga selama bulan JanuariAgustus tahun 2014. Kemudian mendapatkan poin 5 untuk prevalensi karena
arthritis tidak spesifik menempati peringkat kedua selama bulan JanuariAgustus tahun 2014.

Pada kriteria ketersediaan metode, arthritis tidak spesifik mendapat


poin 3 karena cenderung mudah diatasi namun memiliki prevalensi yang
sangat tinggi.
Berdasarkan perspektif masyarakat, arthritis tidak spesifik mendapat
poin 2 yang berarti mudah diatasi. Sedangkan pada akibat sosial ekonomi,
arthritis tidak spesifik mendapatkan poin 3 karena penyakit ini bisa
mengganggu aktivitas saat kambuh dan membutuhkan biaya untuk berobat
secara terus menerus karena frekuensi kambuh yang tinggi.

BAB IV
PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR
A. Alternatif Jalan Keluar
Setelah menentukan masalah apa yang akan diprioritaskan di
Puskesmas Weru, Sukoharjo perlu dilakukan peninjauan penyebab masalah
tersebut. Analisis tinjauan tersebut didapatkan melalui data sekunder yang
berasal dari data puskesmas yang berhubungan dengan terjadinya kasus
arthritis tidak spesifik. Hasil analisis tersebut kami kembangkan dalam bentuk
diagram tulang ikan yang menunjukkan analisis sebab akibat terjadinya
arthritis.
MAN

MONEY

METHOD

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat


Keterbatasan dana puskesmas

Pemanfaatan alkes, obat, dan BHP yg diberikan Dinkes


Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat
Kurangnya kesadaran olah raga

ARTHRITIS
Progresivitas
penyakit
pada
usia tua

Kurangnya
media
penyuluhan

Kurangnya
penyuluhan
mengenai arthritis
10

Kurangnya alat
diagnosis untuk
mengetahui
penyebab

MINUTE

INFORMATION

MATERIAL

Gambar 2. Diagram Tulang Ikan


Setelah menganalisis penyebab masalah utama, yakni arthritis non
spesifik. Langkah selanjutnya adalah menyusun jalan keluar dari setiap penyebab
masalah yang ada. Alternatif jalan keluar tersebut tersaji dalam tabel berikut :
Tabel 3. Alternatif Jalan Keluar
Masalah
Angka kasus
arthritis tinggi

1
2

Rendahnya
kesadaran
masyarakat
mengenai
pentingnya olahraga
Masyarakat masih
menganut
paradigma sakit

2
1.
2.
3.

Penanganan arthritis 1
kurang menyeluruh

Penyebab
Alternatif Jalan Keluar
Kurangnya pengetahuan
- Penyuluhan mengenai
masyarakat tentang arthritis
arthritis dan cara
Pola hidup sehat dan olah
pencegahannya
raga kurang
Rendahnya tingkat
pendidikan dan ekonomi
masyarakat
Pengetahuan masyarakat
yang masih kurang
Pengetahuan masyarakat
yang kurang
Kurangnya wadah
perkumpulan lansia
Kurangnya kegiatan
olahraga untuk pencegahan
arthritis
Kurangnya kerjasama
dengan sektor lain

- Penyuluhan mengenai
arthritis dan cara
pencegahannya

- Penyuluhan mengenai
arthritis dan cara
pencegahannya
- Membentuk wadah
perkumpulan lansia
- Menggerakkan senam
lansia secara rutin
- Membentuk kerjasama
dengan bagian Rehab
Medik

B. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik


Tabel 4. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik
11

No

Alternatif

Intervensi
Penyuluhan tentang

1.
2.

3.

arthritis
Membentuk wadah
perkumpulan lansia
Menggerakkan
senam lansia secara

B KU KR O

PS

KP

Total

29

28

25

23

rutin
Bekerjasama
4.

dengan rehab
medik

Keterangan:
E

: Efektivitas

: Biaya yang diperlukan

KU : Keuntungan
KR : Kerugian
O

: Onset efek yang diharapkan

: Durasi efek yang diharapkan

PS : Penerimaan sosial
KP : Komitmen Politis
Kriteria: 1= sangat rendah; 2= rendah; 3= sedang; 4= tinggi; 5= sangat tinggi
Dari tabel diatas didapatkan hasil alternatif intervensi yang mendapatkan skor
tertinggi adalah penyuluhan kepada masyarakat. Sehingga intervensi yang
kami pilih adalah penyuluhan terhadap masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Weru, Sukoharjo.

12

BAB V
PLAN OF ACTION
A. Plan Of Action (POA)
Dari hasil pemilihan prioritas jalan keluar dipilih bentuk kegiatan
berupa penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluhan tersebut ditujukan untuk
meningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang lebih mendalam
mengenai penyakit arthritis, cara pencegahan, dan penanganan arthritis.
Penyuluhan ini menggunakan slide presentasi dan leaflet yang menarik guna
mempermudah penyampaian materi kepada masyarakat. Berikut ini merupakan
rencana persiapan yang dibutuhkan :
1. Tujuan :
-

Meningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja


Puskesmas

Weru,

Sukoharjo

mengenai

penyakit

arthritis,

cara

pencegahan, dan penanganannya.


-

Meningkatan kesadaran masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Weru,


Sukoharjo mengenai pentingnya olahraga teratur untuk menghindari
arthritis.

2. Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Weru, Sukoharjo


3. Metode :
-

Pemberian penyuluhan dengan menggunakan media elektronik yang


menarik serta pemberian pamflet yang informatif dan edukatif.

4. Materi :
- Pengetahuan tentang arthritis berupa gejala, cara pencegahan, serta
penanganan arthritis.
5. Waktu : Kamis, 11 September 2014
6. Lokasi

: Puskesmas Weru, Sukoharjo

7. Pelaksana: Dokter muda IKM 482B Fakultas Kedokteran Universitas


Sebelas Maret

8. Biaya

:
13

Biaya pelaksanaan bersumber dari swadana tim penyuluh sendiri dengan


B.

rencana anggaran :
Pemasukan : 5 x Rp. 10.000, 00
Pengeluaran : Cetak leaflet

= Rp 50.000,00
= Rp 20.000, 00

Analisis SWOT
Tabel 5. Analisis SWOT Arthritis di Puskesmas Weru Kabupaten Sukoharjo
1
SW
2
OT
3
4

O
Ketersediaan alat
kesehatan, obat, dan
bahan habis pakai dari
dinas kesehatan
kabupaten karanganyar
Tingginya tingkat
kepercayaan
masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan.

S
Tersedianya posyandu lansia di 1
wilayah kerja Puskesmas Weru
Cukupnya jumlah tenaga medis2
puskesmas
Terlatihnya paramedis yang 3
bekerja di puskesmas
Tersedianya obat-obatan untuk 4
menangani arthritis
5

W
Rendahnya kesadaran
berolahraga
Angka kejadian arthritis
tinggi
Keterbatasan dana
puskesmas
Kurangnya penyuluhan
tentang arthritis
Kurang rutin dilakukan
senam lansia

Strategi SO
Pemanfaatan alat
1
kesehatan, obat, dan bahan
habis pakai yang diberikan
oleh dinas kesehatan untuk
menangani pasien arthritis
Mengoptimalkan kerja
tenaga medis dan
2
paramedis dalam
menangani pasien arthritis
Pemanfaatan alat kesehatan
dan obat-obatan untuk
Posyandu lansia.
Strategi ST
Pemberian penyuluhan 1
tentang arthritis oleh
tenaga medis dan
2
paramedic yang ada
Pemanfaatan Posyandu
lansia untuk melayani
pengobatan gratis

Strategi WO
Memanfaatkan
kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan
kesehatan untuk
mengikuti senam lansia
dan penyuluhan
Mengoptimalkan alat
kesehatan dan obat
arthritis

1
2
3

T
Tingkat pendidikan
masyarakat rendah
Status ekonomi
menengah kebawah.
Anggapan bahwa
arthritis adalah
kejadian normal pada
lansia
Terdapat tempat
pelayanan kesehatan
lain/pelayanan

14

Strategi WT
Bekerjasama dengan tim
rehab medik
Bekerja sama dengan
tempat pelayanan
kesehatan lain/pelayanan
kesehatan swasta dalam
menangani kasus arthritis

kesehatan swasta

BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis prioritas masalah dari daftar 10 besar kunjungan
penyakit di Puskesmas Weru, Sukoharjo didapatkan bahwa penyakit arthritis
menempati peringkat pertama dengan skor 17. Setelah dilakukan analisis
penyebab dan berbagai alternatif jalan keluar maka didapatkan alternatif jalan
keluar terbaik yakni dengan penyuluhan mengenai arthritis dan cara
pencegahannya yang kemudian ditetapkan sebagai Plan of Action (PoA)
dengan tujuan untuk meningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat di
sekitar Puskesmas Weru, Sukoharjo mengenai penyakit arthritis, cara
pencegahan, dan penanganannya.
B. Saran
1

Menggalakkan kegiatan senam lansia dan penyuluhan secara rutin di


masyarakat mengenai arthritis oleh tenaga medis dan paramedis yang ada.

Petugas puskesmas sebaiknya mengoptimalkan dan memanfaatkan sebaik


mungkin alat kesehatan dan obat-obatan yang tersedia untuk menangani
pasien arthritis baik untuk pelayanan di puskesmas maupun di posyandu
lansia.

15

You might also like