Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
dr. Rahmania Kannesia Dahuri
Pembimbing:
dr. H. Syaifullah
NIP : 19760125 2006041010
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
1. PENDAHULUAN....................................................................................................................
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................
1.2.Rumusan Masalah...............................................................................................................
1.3.Tujuan.................................................................................................................................
1.3.1.............................................................................................................Tujuan Umum
4
1.3.2............................................................................................................Tujuan Khusus
4
1.4.Manfaat...............................................................................................................................
1.4.1..................................................................................................Manfaat bagi Penulis
5
1.4.2............................................................................................Manfaat bagi Puskesmas
5
1.4.3...........................................................................................Manfaat bagi Masyarakat
5
2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................
2.1.Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ).......................................................................
2.1.1.Gambaran Umum Puskesmas...................................................................................
2.1.2.Profil Puskesmas Murung Pudak..............................................................................
3. PENGKAJIAN MASALAH..................................................................................................
3.1.Identifikasi Penyebab Masalah.........................................................................................
3.2. A
n
a
l
i
s
i
s
M
2
a
s
a
l
a
h
.......
2
4
4. PEMECAHAN MASALAH..................................................................................................
4.1.Intervensi Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab Masalah....................................
4.2.Perincian Intervensi Pemecahan Masalah........................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan masyarakat merupakan persoalan signifikan yang harus menjadi
perhatian pemerintah dan tenaga kesehatan. Salah satu bagian dari program kesehatan
masyarakat adalah kesehatan anak usia dini, termasuk pemahaman
mengenai
karakteristik tumbuh kembang anak usia dini dan keterampilan dalam mendeteksi secara
dini disfungsi tumbuh kembang anak.2 Pada dasarnya setiap anak akan melewati proses
tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya. Untuk memantau tumbuh kembang
anak dengan baik maka para orangtua, tenaga kesehatan, pendidik, kader dan tenaga
lainnya perlu mengetahui sekaligus mengenali ciri-ciri serta prinsip tumbuh kembang
anak. Sesuai dengan proses tumbuh kembang, pemantauan perlu dilakukan sejak awal
yaitu sewaktu dalam kandungan sampai dewasa. Dengan pemantauan yang baik akan
dapat dideteksi adanya penyimpangan secara dini sehingga tindakan intervensi dan
koreksi yang dilakukan akan mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. 1,2
Pembinaan tumbuh kembang anak merupakan salah satu upaya prioritas dalam
mempersiapkan anak Indonesia menjadi calon generasi penerus bangsa yang sehat,
cerdas, tangguh dan berbudi luhur. Mengingat jumlah anak di Indonesia sangat besar,
yaitu sekitar 10 persen dari seluruh populasi, maka sebagai calon penerus bangsa,
kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia perlu mendapat perhatian serius, yaitu
mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan
kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang. 3
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas ) sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat merupakan salah satu tataran pelaksanaan pendidikan dan
pemantauan kesehatan masyarakat. Pemantauan dan deteksi tumbuh kembang anak usia
dini merupakan bagian dari tugas tenaga kesehatan puskesmas di wilayah kerjanya
masing-masing. Tugas tersebut menjadi sangat penting dan kompleks karena persoalan
tumbuh kembang anak bukan semata terarah pada pertumbuhan dan kesehatan fisik saja,
melainkan juga komprehensif pada perkembangan psikis anak usia dini. Kesalahan atau
disfungsi yang terjadi pada salah satu faktor, baik fisik ataupun psikis akan mengganggu
faktor lainnya. Apabila tidak dilakukan pemantauan dan dan deteksi tumbuh kembang
anak usia dini secara benar dan cermat, maka disfungsi tersebut dimungkinkan akan
menjadi kelainan permanen pada diri anak. 1,2,3
Mengingat pentingnya tugas tenaga kesehatan puskesmas dalam pemantauan dan
deteksi tumbuh kembang anak usia dini, maka pemahaman dan keterampilan setiap
petugas tenaga kesehatan puskesmas dalam konsep teknis deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak menjadi sangat penting. Atas latar belakang tersebut penulis
bermaksud melaksanakan mini project sosialisasi dan pelatihan deteksi dan intervensi
dini tumbuh kembang anak kepada tenaga kesehatan di puskesmas Murung Pudak.
Melalui upaya tersebut diharapkan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat dapat turut mempersiapkan anak Indonesia menjadi calon generasi
penerus bangsa yang sehat, cerdas, tangguh dan berbudi luhur.
Bagaimana upaya stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
-
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
-
Berperan serta dalam upaya deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak
Mengaplikasikan pengetahuan mengenai program deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak
Melaksanakan mini project dalam rangka program internship dokter Indonesia
Masyarakat terfasilitasi dalam program deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
anak.
Program deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak juga diharapkan dapat
mencegah dan meminimalisasi adanya efek negatif yang akan dialami anak dari
disfungsi tumbuh kembang, seperti gangguan dan kecacatan tertentu, baik fisik
maupun psikis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas )
2.1.1 Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan meliputi
pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.2
Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja Puskesmas dalam melaksanakan
tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi, sarana transportasi, masalah
kesehatan setempat, keadaan sumber daya, beban kerja Puskesmas dan lain-lain. Selain
itu juga harus memperhatikan upaya untuk meningkatkan koordinasi, memperjelas
tanggung jawab pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme
pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan dan
meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu wilayah kecamatan terdapat lebih dari satu
Puskesmas maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu
Puskesmas sebagai koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan. 2
Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam hal mempromosikan kesehatan
kepada seluruh masyarakat sebagai upaya untuk memberikan pengalaman belajar,
menyediakan media informasi, dan melakukan edukasi baik untuk perorangan,
kelompok, dan masyarakan guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat. Dengan berjalanannya program kesehatan yang dijalankan oleh setiap
Puskesmas, di harapkan pada akhirnya akan berpengaruh pada perubahan kepada setiap
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku sehat serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.3
Usia (Tahun)
Desa/Kelurahan
Belimbing Raya
<1
1-4
5-14
82
360
409
15-
45-
44
64
1.52
1.33
65
Jumlah
120
3.832
2.
Belimbing
70
210
236
965
957
116
2.554
3.
Kapar
40
138
230
711
689
113
1.921
4.
Masukau
18
48
82
221
169
89
627
5.
Kasiau Raya
Jumlah
29
214
785
87
67
33
1.04
3.49
3.18
51
271
489
9.205
Desa/Kelurahan
Usia (Tahun)
<1
1-4
5-14
15-44
45-64
65
Jumlah
1.
Belimbing Raya
62
338
325
1.631
1.514
107
3.977
2.
Belimbing
34
195
310
877
823
110
2.349
3.
Kapar
61
150
263
638
701
130
1.943
4.
Masukau
23
50
103
144
256
110
686
5.
Kasiau Raya
35
29
91
69
70
301
187
768
3.381
3.363
527
9.256
Jumlah
1.03
0
Petugas Kesehatan
Jumlah
1.
Dokter Spesialis
2.
Dokter Umum
3.
Dokter Gigi
4.
Perawat
5.
Bidan Puskesmas
6.
Bidan Desa
7.
8.
Asisten Apoteker
9.
Analis
10.
Kesehatan Masyarakat S1
11.
Kesehatan Masyarakat S2
12.
Sanitarian
13.
Gizi
14.
Keterapian Fisik
15.
Keteknisian Medis
Jumlah
33
10
remaja. Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita sebaiknya dilakukan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisis dan skrining perkembangan yang sistematis agar lebih
objektif. 1,3,6
2.3 Definisi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
Deteksi
dini
merupakan
upaya
penjaringan
yang
dilaksanakan
secara
11
Deteksi Dini
Penyimpangan
Pertumbuhan
BB/T
B
LK
0 bulan
3 bulan
6 bulan
Deteksi Dini
Penyimpangan
Perkembangan
KPSP
TDD
9 bulan
12 bulan
15 bulan
18 bulan
21 bulan
24 bulan
30 bulan
36 bulan
42 bulan
48 bulan
54 bulan
60 bulan
66 bulan
72 bulan
Deteksi Dini
Penyimpangan Mental
Emosional
TDL
KMM
E
CHAT*
GPPH
*
Keterangan:
BB/TB
LK
: Lingkar Kepala
12
KPSP
TDD
TDL
KMME
CHAT
GPPH
Tanda *
Diambil dari: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2006. Hal. 40
2.5.1 Deteksi dini Penyimpangan Pertumbuhan
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dapat dilakukan pada semua tingkat
pelayanan. Deteksi dini ini dilakukan dengan mengukur tinggi badan, berat badan, dan
lingkar kepala. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut : 1,3
Tingkat Pelayanan
Keluarga
Masyarakat
Pelaksana
Orang tua
KMS
Kader kesehatan
Timbangan dacin
Petugas PADU, BKB, TPA,
dan guru TK
Dokter
Tabel BB/TB
Bidan
Grafik LK
Perawat
Timbangan
Ahli Gizi
Alat ukur tinggi badan
Petugas Lainnya
Pita pengukur lingkar kepala
Puskesmas
Keterangan:
PADU
BKB
TPA
TK
: Taman Kanak-Kanak
LK
: Lingkar Kepala
Tabel 5. Pelaksana dan Alat yang Digunakan pada Deteksi Dini Pertumbuhan
13
Diambil dari: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI, 2006. Hal. 41
kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu
Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
Lihat jarum timbangan sampai berhenti
Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
Jika anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di
tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
dilakukan
badan
Dari angka berat bdan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka
standar deviasi ( SD )
Interpretasi :
Normal
: -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik
Kurus
: < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < -3 SD atau Gizi buruk
Gemuk
: > 2 SD atau Gizi lebih
B. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak ( LKA )
Pengukuran lingkar kepala anak dalah cara yang biasa dipakai untuk
mengetahui perkembangan otak anak. Biasanya besar tengkorak mengikuti
perkembangan otak, sehingga jika ada hambatan pada perkembangan tengkorak maka
perkembangan otak anak juga terhambat. LKA dapat dipakai sebagai salah satu alat
pemantau perkembangan kecerdasan anak. 7
Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak
dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal disesuaikan dengan umur anak.
Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar
umur 12-27 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan
penilaian lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. 7
o Cara mengukur lingkar kepala anak
Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.
Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
Tanyakan tanggal lahir bayi / anak, hitung umur bayi / anak
Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan
jenis kelamin anak
Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang
Lingkar Kepala
Anak
16
Interpretasi :
Jika ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau maka lingkaran
Intervensi :
Puskesmas
Pelaksana
Orang tua
Buku KIA
Kader kesehatan, BKB, TPA
Petugas Pusat PADU terlatih KPSP
Guru TK terlatih
TDL
TDD
Dokter
KPSP
Bidan
TDL
Perawat
TDD
Keterangan:
PADU
BKB
TPA
TK
: Taman Kanak-Kanak
KIA
KPSP
TDL
TDD
17
Diambil dari: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2006. Hal. 41
o Skrining Perkembangan
Menurut batasan WHO, skrining adalah prosedur yang relatif cepat, sederhana
dan murah untuk populasi yang asimtomatik tetapi mempunyai risiko tinggi atau
dicurigai mempunyai masalah. Blackman (1992) menganjurkan agar bayi atau anak
dengan risiko tinggi (berdasarkan anamnesis atau pemeriksaan fisik rutin) harus
dilakukan skrining perkembangan secara periodik. Sedangkan bayi atau anak dengan
risiko rendah dimulai dengan kuesioner praskrining yang diisi atau dijawab oleh
orangtua. Bila dari kuesioner dicurigai ada gangguan tumbuh kembang dilanjutkan
dengan skrining. 1,3
A. Skrining/ Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan ( KPSP )
Kuesioner ini diterjemahkan dan dimodifikasi dari Denver Prescreening
Developmental Questionnaire (PDQ) oleh tim Depkes RI yang terdiri dari beberapa
dokter spesialis anak, psikiater anak, neurolog, THT, mata dan lain-lain pada tahun 1986.
Tujuan skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. 1,6
Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,
30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut,
minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.
Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan
KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. 6
o Alat / instrument yang digunakan adalah :
Alat Bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan,
kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit
kecil berukuran 0,5-1 cm.
18
Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir.Bila
umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan
16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan
menjadi 3 bulan.
Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
Perintahkan kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh: Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi anda pada
pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk.
Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya
ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
Jawaban Ya : Bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau
19
Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang
paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan
anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun. Tindakan
intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara
intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi
stimulasi perkembangan. 1,6
21
BAB III
PENGKAJIAN MASALAH
3.1 Identifikasi Penyebab Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai selisih antara ekspektasi dengan kenyataan.
Dilihat dari sudut pandang sistem, masalah berarti kesenjangan antara tolok ukur
dengan hasil pencapaian. Untuk mengetahui masalah yang ada di Puskesmas Poriaha
penulis melakukan observasi dan wawancara dengan petugas tenaga kesehatan.
Penulis mendapatkan beberapa masalah yang terdapat di Puskesmas Poriaha.
Salah satu masalah yang terdapat di Puskesmas Poriaha adalah sesuai dengan
topik mini project yang diangkat oleh penulis, yaitu mengenai program sosialisasi dan
penyuluhan terapi komplementer pada pasien dengan osteoartritis. Berdasarkan hasil
observasi, masalah program sosialisasi dan penyuluhan terapi komplementer pada
pasien dengan osteoartritis adalah sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia ( Tenaga Kesehatan Puskesmas ) yang mayoritas masih
belum mengetahui mengenai terapi komplementer pada pasien osteoartritis di
Puskesmas Poriaha.
Puskesmas Poriaha mempunyai tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 dokter
umum, 1 dokter gigi, 7 perawat , 3 bidan puskesmas, 5 bidan desa dan 2 ahli gizi.
Namun berdasarkan hasil observasi, belum ada tenaga kesehatan baik bidan dan
perawat
yang
mendapatkan
pengetahuan
tentang
terapi
komplementer
osteoartrits. Program sosialisasi terapi lain pada pasien dengan osteoartritis yang
dilakukan di Puskesmas Poriaha masih terbatas pada edukasi untuk menurunkan
berat badan, sedangkan pengetahuan yang lain seperti terapi modalitas lainnya
masih belum terlaksana.
2. Pedoman dalam melakukan sosialisasi dan penyuluhan terapi komplementer
osteoartritis belum terlaksana dengan baik
Belum adanya pedoman dalam melakukan sosialisasi terapi komplementer di
Puskesmas Poriaha. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Puskesmas
22
masih belum memiliki pedoman dalam program deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak.
penyebab
masalah dari setiap komponen. Analisis masalah tersebut dijabarkan melalui kerangka
konsep sebagai berikut :
Gambar 4. Diagram fishbone, sebab-akibat masalah dalam program seteksi dan intervensi
dini tumbuh kembang anak
23
BAB IV
PEMECAHAN
MASALAH
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien di Puskesmas Murung
Pudak diperlukan program-program intervensi sebagai pemecahan masalah. Berdasarkan
pembahasan yang telah dibahas diatas, salah satu penyebab utama dari masalah program
deteksi dini tumbuh kembang anak adalah karena sumber daya manusia ( Tenaga Kesehatan
Puskesmas ) yang mayoritas masih belum terlatih mengenai program deteksi dan intervensi
dini tumbuh kembang anak usia dini. Sehingga dari masalah tersebut diperlukan suatu upaya
intervensi yang salah satunya ialah dalam program sosialisasi dan pelatihan deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang anak.
4.1 Intervensi Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab Masalah
No
1
Sebab masalah
Input
A. Man
A. Man
Mayoritas SDM di puskesmas Memberikan edukasi dan motivasi
belum terlatih dalam program
kepada SDM tenaga kesehatan
deteksi dan intervensi dini
puskesmas mengenai pentingnya
tumbuh kembang anak.
program deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak.
Mengadakan
sosialisai
dan
pelatihan mengenai deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang
24
D. Material
D. Material
Belum tersedianya instrumen Penyediaan instrumen pelaksanaan
SDDTK.
untuk pelaksanaan SDDTK.
Process
E. Plan
E. Plan
Belum adanya perencanaan Membuat perencaan dengan dokter
untuk
melakukan
program
tenaga
kesehatan
mengenai
F. Organization
F. Organization
Belum adanya pengurus dan Merencanakan
penanggung
jawab
pengurus
dan
untuk
kembang anak.
G. Actualization
Belum adanya
sosialisasi G. Actualization
Sosialisasi dan edukasi tenaga
mengenai
deteksi
dan
kesehatan puskesmas mengenai
intervensi
dini
tumbuh
program deteksi dan intervensi dini
kembang anak.
tumbuh kembang anak.
Environment
Puskesmas
belum
memiliki
25
kerjasama
dengan
dinas
kembang anak.
Pelaksana
Sasaran
Metode
Tempat
: Puskesmas Poriaha
Waktu
Fasilitas
Anggaran
:-
Kriteria Keberhasilan :
o Sasaran atau jumlah tenaga kesehatan yang hadir sebanyak
75%
o Terdapat
peningkatan
pengetahuan
tenaga
kesehatan
Pelaksana
Metode
:
o Pembuatan flyer dan poster mengenai tumbuh kembang anak
dan pentingnya stimulasi, deteksi dini, dan intervensi tumbuh
kembang anak.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 0- 6 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 7-12 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 13-18 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 19-24 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 25-36 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 37-48 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 48- 60 bulan.
o Pembuatan flyer cara stimulasi anak usia 60-72 bulan.
o Pembuatan flyer waspada autisme, gangguan konsentrasi, dan
hiperaktivitas.
Tempat
Waktu
Fasilitas
Anggaran
: Rp. 150.000
Kriteria Keberhasilan :
o Puskesmas memiliki poster dan master copy atau softcopy flyer mengenai
tumbuh kembang anak dan pentingnya stimulasi, deteksi dini, dan
intervensi tumbuh kembang anak.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 0- 6 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 7-12 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 13-18 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 19-24 bulan.
27
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 25-36 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 37-48 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi
Puskesmas memiliki master copy atau softcopy anak usia 48- 60 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer cara stimulasi anak
usia 60-72 bulan.
o Puskesmas memiliki master copy atau softcopy flyer waspada autisme,
gangguan konsentrasi, dan hiperaktivitas.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI, 2006.
2. Depkes RI. Pedoman Kerja Puskesmas Mengacu Indonesia Sehat 2010. Jakarta, 2003.
3. Djauhar
Ismail.
Deteksi
Dini
Tumbuh
Kembang
Anak.
Diundur
dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195604121983011ATANG_SETIAWAN/PERKEMBANGAN_ABK/DETEKSI_DINI_TUMBUH_KEMBA
NG_ANAK.pdf pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 09.53.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabalong 2011. Tabalong, 2011.
5. Puskesmas Murung Pudak. Profil Puskesmas Murung Pudak Tahun 2011. Tabalong, 2011.
6. Soedjatmiko. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Diunduh dari:
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/3-3-12.pdf pada tanggal 16 September 2012 pukul
9.26.
7. Riset Kesehatan Dasar 2007. Pedoman pengukuran dan Pemeriksaan. Badan Litbang dan
Pengembangan Kesehatan RI Departemen Kesehatan, Jakarta 2007.
29
30