Professional Documents
Culture Documents
Dezca Nindita
Dokter Internship RS PKU Muhammadiyah Sruweng
Latar Belakang
Menurut WHO, stroke adalah gangguan fungsional otak sebagian atau
menyeluruh yang timbul secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih
dari 24 jam, yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. 1 Stroke
dengan defisit neurologis yang terjadi tiba tiba dapat disebabkan oleh iskemia
atau perdarahan otak.2
Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan
pembangunan nasional dan berkembangnya modernisasi serta globalisasi
menjadi alasan utama peningkatan risiko terjadinya penyakit vaskuler. 3 Secara
global, stroke merupakan penyakit penyebab kematian nomer dua. 4 Di negaranegara maju termasuk Amerika Serikat, stroke menempati urutan kelima. 4 Di
Amerika Serikat, sekitar 795.000 kasus strokes terjadi setiap tahunya dengan
presentasi 87% stroke iskemik dan 13% stroke perdarahan. 5
Lebih dari dua per tiga angka kejadian stroke di dunia, terjadi di negara
negara berkembang.4 Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi
stroke mengalami peningkatan sebesar 3,8%5 dan menempati urutan pertama
penyakit penyebab kematian, yaitu sebesar 21,1% diikuti oleh jantung sebesar
12,9%. 7 Angka kematian berdasarkan umur adalah: sebesar 15,9% (umur 4555 tahun) dan 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5% (umur lebih dari 65
tahun).8 Penderita laki laki lebih banyak daripada perempuan dan profil usia
dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia 45-64 tahun 54,2% dan usia diatas 65
tahun sebesar 33,5%. 9
Faktor yang dapat menimbulkan stroke dibedakan menjadi faktor risiko
yang tidak dapat diubah atau tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang
dapat diubah atau dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
diantaranya peningkatan usia10 dan jenis kelamin laki-laki. 3 Beberapa
penelitian mengenai epidemiologi stroke telah dilakukan di Indonesia
sebelumnya melaporkan bahwa terdapat hubungan antara pertambahan usia
dengan angka kejadian stroke. Dua pertiga dari kasus stroke adalah usia 65
tahun. Angka kematian stroke banyak dijumpai pada golongan usia lanjut 11
Faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, diabetes
melitus, dislipidemia, riwayat merokok, obesitas, gaya hidup yang tidak sehat,
frekuensi
<40
41-50
51-60
61-70
71-80
>81
Total
3
12
39
38
28
9
129
Persentase
kematian(%) dalam
kelompok usia
0 (0)
(33,3)
(30,8)
(18,5)
(53,6)
(66,7)
44 (34,1%)
36.40%
31.00%
27.10%24.80%
21.70%
8.50% 4.70%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
<40
>81
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
51.2%
40.3%39.5%
26.4%
9.3% 7.0%
6.2%
3.1%
0.0% 0.0%
56.30%
31.30%
13.70%
Conscious
Confused
stupor
coma
dengan penelitian yang dilakukan di Iran dan Amerika Serikat, yaitu 68,3. 11
Sebanyak 61,2% sampel berjenis kelamin laki-laki. Laki-laki cenderung
berisiko stroke karena kejadian stroke pada perempuan meningkat pada usia
pasca menopause, karena sebelum menopause perempuan dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan HDL, dimana HDL
berperan penting dalam pencegahan proses aterosklerosis. 18 Penyebab lainya
adalah faktor risiko kebiasaan merokok dan riwayat mengkonsumsi alkohol
ditemukan lebih dominan pada responden laki-laki dan berbeda signifikan
dengan responden perempuan.14
Uji korelasi menemukan hubungan yang signifikan antara kelompok usia
dengan angka kematian dalam perawatan pasien. Penelitian yang dilakukan
Bangladesh juga menemukan hal yang sama. 19 Hal ini dikarenakan pada usia
lanjut, sangat rentan terkena infeksi selain adanya komplikasi penyakit
degeneratif.
Hipertensi menjadi faktor risiko tertinggi pada penelitian ini. Sebanyak
80,6% pasien stroke menderita hipertensi. Hipertensi meningkatkan risiko
terkena stroke sebesar 3,8 kali lipat. 20 Faktor risiko terbanyak lainya adalah
diabetes, penyakit jantung iskemik, dan riwayat konsumsi rokok. Sebagian
besar faktor risiko stroke merupakan hal yang dapat ditanggulangi dan
dikontrol melalui edukasi dan pengenalan penyakit.3
Pada studi ini ditemukan keluhan neurologis terbanyak adalah kelemahan
anggota gerak, disarthria, dan penurunan kesadaran.Tidak ada hubungan yang
signfikan mengenai gejala stroke dengan angka kematian dalam perawatan
kecuali pada penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran secara signifikan
berpengaruh terhadap angka kematian dalam perawatan (p = 0.000).
Kesadaran yang menurun terjadi akibat adanya edema serebral, perubahan
terjadi dalam otak dan batang otak diakibatkan karena terdesak sehingga
kesadaran secara berangsur-angsur terus menurun. 21
Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini. Pertama, penelitian ini
berdasarkan kasus yang terjadi di rumah sakit sehingga kurang teliti
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan pada populasi. Kedua, data
primer yang diambil adalah catatan rekam medis, yang masih mungkin ada
data yang tidak tercatatat dibandingkan dengan wawancara langsung. Kami
menyarankan adanya penelitian berbasis populasi sehingga hasil yang ada
menjadi lebih teliti dan lebih menggambarkan epidemiologi stroke yang ada di
masyarakat.
Kesimpulan
Penelitian ini memberikan gambaran epidemiologi stroke di RS PKU
Muhammadiyah yang terbukti hampir sama dengan epidemiologi stroke di
kota kota lain di Indonesia, walaupun letak rumah sakit yang ada di pinggir
kota dan golongan rumah sakit yang masih bertipe C. Diharapkan penelitian
ini membantu penyusunan sistem registrasi pasien stroke di RS PKU
Muhammadiyah Sruweng Kebumen sehingga tercipta sistem komprehensif
antara tenaga kesehatan, manajemen rumah sakit, dan pasien serta keluarga
pasien dalam upaya pencegahan serta pengenalan dini gejala stroke sehingga
pasien dapat ke rumah sakit dengan derajat yang lebih ringan.
Daftar Pustaka
1. WHO. MONICA. Manual Version 1: 1. 1995
2. Setyopranoto, Ismail. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. CDK 2011;
38(4):247-250
3. Kelompok Studi Stroke Perdossi.2011. Guideline StrokeTahun 2011.
4. Beal CC. Gender and stroke symptoms: a review of the current
literature. J Neurosci Nurs 2010; 42(2): 80-7.
5. CDC, NCHS. Underlying Cause of Death 1999-2013 on CDC
WONDER Online Database, released 2015. Data are from the
Multiple Cause of Death Files, 1999-2013, as compiled from data
provided by the 57 vital statistics jurisdictions through the Vital
Statistics Cooperative Program. Diakses pada 26 September 2016
6. Kemenkes RI.2015. Riset Kesehatan Dasar 2013
7. PERSI.Penyebab Kematian tertinggi di Indonesia: Stroke dan Jantung.
26 Mei 2015 <http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?
mid=5&catid=23&nid=1952> diakses pada 26 september 2016
8. Riskesdes depkes. Proporsi penyebab kematian pada kelompok umur
55-64 tahun menurut daerah. 2008. Dikutip dari Kelompok Studi
Stroke Perdossi.2011. Guideline StrokeTahun 2011.
9. Misbach J. pandangan umum mengenai stroke dalam: rasyid A
Soertidewi L editor. Units stroke: managemen stroke secara
komprehensif. Balai penerbit. Jakarta.2001-17
10. Kristiyawati, S.P., Irawaty, D., Hariyati, Rr T.S. Faktor risiko yang
berhubungan dengan Kejadian Stroke di RS Panti Wilasa Citarum
Semarang. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) vol 1 2009.
11. Daneshfard B, Izadi S,Shariat A, Toudaji MA, Beyzavi Z, Niknam
L.Epidemiology of stroke in Shiraz, Iran. Iran J Neurol 2015; 14(3):
158-63.