You are on page 1of 33

n Fungsi Akar pada Tumbuhan - Gambar

Struktur dan Fungsi Akar pada Tumbuhan - Gambar - Akar adalah


bagian tubuh tumbuhan yang berada dalam tanah. Bentuk akar sebagian
besar meruncing. Terkadang, akar memiliki ujung yang berwarna cerah. Akar
berfungsi sebagai penopang dan penguat berdirinya tumbuhan. Untuk
memperoleh zat dari luar tubuh, akar tumbuhan berperan dalam proses
penyerapan air dan garam mineral dari dalam tanah. Akar berfungsi sebagai
tempat penyimpanan cadangan makanan, contohnya adalah ketela pohon
dan kentang. Selain menjulur dari dasar tunas, akar tumbuhan juga dapat
keluar dari permukaan tanah. Akar demikian bisa muncul dari batang
ataupun daun. Kita dapat menyebut akar yang tumbuh pada bagian yang
tidak semestinya ini dengan nama akar liar atau adventitious (lihat Gambar
1).

Gambar 1. Akar liar (adventitious) pada tanaman jagung

Akar liar berfungsi sebagai penyangga dan penyokong batang tumbuhan


yang menjulang tinggi. Sebagai contoh ialah akar tanaman jagung yang
tumbuh dari batangnya.
Berdasarkan jenisnya, akar tumbuhan terbagi menjadi dua, yaitu sistem akar
tunggang dan sistem akar serabut. Sistem akar tunggang dimiliki oleh akar
tumbuhan dikotil, sedangkan sistem akar serabut dimiliki oleh akar tumbuhan
monokotil. Pada sistem akar tunggang terdapat satu akar tunggang besar,
namun akar lateralnya kecil. Sementara pada sistem akar serabut, akarnya
mirip benang-benang. Perhatikan Gambar 2.

Gambar 2. Sistem akar tunggang dan sistem akar serabut.

Secara morfologis, akar terdiri atas leher akar (pangkal akar), batang akar,
cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar
(kaliptra). Perhatikan Gambar 3.

Gambar 3. Akar dan bagian-bagiannya.

Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher
akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar
dinamakan batang akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol
pada batang yang membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus
bercabang-cabang yang disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian
yang mengalami diferensiasi pada jaringan epidermisnya. Bagian ini
dinamakan rambut akar. Sementara, bagian ujung akar yang berfungsi

sebagai pelindung mesistem saat akar memanjang menembus tanah disebut


tudung akar.
Di belakang tudung akar terdapat berbagai zona pertumbuhan primer. Zona
yang dimaksud adalah zona pembelahan sel, zona pemanjangan, dan
zona pematangan. Perhatikan Gambar 4.

Gambar 4. Zona pertumbuhan akar dan struktur akar.

Pada zona pembelahan sel terdapat meristem apikal atau meristem primer.
Meristem apikal menghasilkan sel-sel meristem dan mengganti sel tudung
akar yang mengelupas saat menembus tanah. Sel pusat tenang juga terdapat
pada lapisan ini. Fungsi sel pusat tenang adalah sebagai cadangan
pemulihan meristem saat mengalami kerusakan. Di dalam zona ini terdapat
protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Masing-masing akan
menghasilkan tiga sistem jaringan.
Zona pembelahan sel berhubungan dengan zona pemanjangan. Di dalam
zona
ini
sel-sel
mengalami perpanjangan
sepuluh
kali
panjang
asalnya. Akibatnya, ujung akar terdorong semakin jauh ke dalam
tanah. Sementara zona pematangan pada akar mengalami spesialisasi
dan diferensiasi sesuai fungsinya.
Selain
dapat
masih
dalam

beberapa zona tersebut, akar juga memiliki struktur tertentu. Kalian


mengamati strukturnya melalui preparat awetan sayatan akar yang
muda dengan menggunakan mikroskop. Struktur akar dari luar ke
berturut-turut adalah jaringan epidermis, korteks, dan stele (silinder

pusat). Agar kalian dapat membandingkan struktur akar tumbuhan dikotil dan
monokotil, perhatikan Gambar 5.

Gambar 5. Struktur akar tumbuhan dikotil dan monokotil.

Epidermis merupakan selapis sel yang berasal dari protoderm. Di dalamnya


terdapat dinding berkutikula dan susunan sel yang rapat. Selain itu,
epidermis terdapat rambut akar yang berguna memperluas permukaan sel
sehingga penyerapan air dan zat terlarut lebih efisien. Lapisan berikutnya
adalah korteks. Korteks terletak di antara lapisan epidermis dan stele. Pada
korteks terdapat sel-sel parenkim yang berdinding sel tipis. Lapisan luar
korteks tersebut dinamakan eksodermis. Sementara lapisan dalamnya
tersusun rapat tanpa ruang antarsel dan berbentuk kubus, yang disebut
endodermis. Sel-sel endodermis ini mengalami penebalan suberin yang
membentuk pita Kaspari. Adapun dinding sel endodermis yang tidak menebal
dan berfungsi sebagai jalan air mengalir dinamakan sel penerus.
Prokambium pada meristem primer berkembang menjadi stele (silinder
pusat). Stele terdapat pada akar bagian dalam, tepatnya di sebelah dalam
endodermis. Stele tersusun dari empulur, perisikel dan berkas vaskuler (fasis)
atau pembuluh pengangkut. Empulur merupakan sel-sel parenkim yang
terdapat pada stele tumbuhan monokotil.
Empulur ini dikelilingi oleh xilem dan floem secara bergantian. Sementara itu,
lapisan terluar stele membentuk periskel atau perikambium. Sel-sel stele
pada perisikel ini mudah membelah dan membentuk cabang. Karena itu,
cabang akar pertumbuhannya bersifat endogen. Sehingga stele ini dapat
membentuk kambium jari-jari empulur. Lapisan berikutnya adalah berkas
vaskuler atau jaringan pengangkut. Di dalam berkas vaskuler terdapat xilem

dan floem. Xilem akar dikotil terletak di pusat dan berbentuk bintang,
sedangkan floemnya terletak di luar xilem. Sedangkan tumbuhan
monokotil memiliki struktur yang berselang-seling.
Selain itu, di antara xilem dan floem akar tumbuhan dikotil terdapat kambium
atau kolateral terbuka. Sementara, pada tumbuhan monokotil tidak ada
kambium atau kolateral tertutup.
Anda sekarang sudah mengetahui Struktur Akar dan Fungsi Akar pada
Tumbuhan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.
http://duniabarusemua.blogspot.com/2012/11/struktur-dan-fungsi-akar-padatumbuhan.html

Struktur , Jaringan , Jenis &


Fungsi Akar Pada Tumbuhan
Struktur, Jaringan , Jenis & Fungsi Akar Pada Tumbuhan - Akar merupakan
bagian tubuh tumbuhan yang berada dalam tanah. Bentuk akar sebagian besar
meruncing. Terkadang, akar memiliki ujung yang berwarna cerah. Kami akan
membahas akar secara tuntas sampai ke akar akarnya ( LOh?? Mbulet ae haha )
dimulai dari apa sih fungsi akar pada tumbuhan itu ? lalu apa saja jenis jenis akar
yang selama ini ada ? Bagaimana dengan struktur serta jaringan dari akar pada
tumbuhan ?. Simak Artikel tentang Struktur , Jaringan , jenis & Fungsi Akar Pada
Tumbuhan ini.

Fungsi Akar Pada Tumbuhan


Adapun fungsi akar pada tumbuhan secara umum sebagai berikut.
1) Sebagai penyokong Batang Tumbuhan
2) tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena memiliki kemampuan

menerobos lapisan-lapisan tanah.


3) Menyerap garam mineral dan air melalui bulu-bulu akar.
4) Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan
cadangan, misalnya wortel dan ketela pohon.
5) Pada tanaman tertentu, seperti jenis tumbuhan bakau (Rhizopora sp.) akar
berperan untuk pernapasan.
6) Alat perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tertentu.

Jenis Jenis Akar Tumbuhan


Berdasarkan jenisnya, akar tumbuhan terbagi menjadi tiga jenis , yaitu jenis akar
tunggang , jenis akar serabut dan jenis akar adventif.
Jenis akar tunggang dimiliki oleh akar tumbuhan dikotil, sedangkan Jenis akar
serabut dimiliki oleh akar tumbuhan monokotil. Pada Jenis akar tunggang terdiri atas
sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar. Akar berasal dari
perkembangan akar primer biji yang berkecambah. ( Jenis Akar Tunggang
Tumbuhan )
Sementara pada jenis akar serabut, terdiri atas sejumlah akar kecil, ramping yang ke
semuanya memiliki ukuran sama. Sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu
akar primer membentuk cabang sebanyak banyaknya, cabang tidak menjadi besar,
dan akar primer selanjutnya mengecil, bentuknya mirip benang-benang. Perhatikan
Gambar 1. ( Jenis Akar Serabut Tumbuhan )

Gambar 1. Sistem akar tunggang


dan sistem akar serabut

Sedangkan jenis perakaran adventif, merupakan akar yang tumbuh dari setiap
bagian tubuh tanaman dan bukan akar primer. Misalnya akar yang keluar dari umbi

batang, akar yang keluar dari batang (cangkokan). ( Jenis Akar Adventif
Tumbuhan )

Gambar 2. Akar liar (adventitious)


pada tanaman jagung

Selain menjulur dari dasar tunas, akar tumbuhan juga dapat keluar dari permukaan
tanah. Akar demikian bisa muncul dari batang ataupun daun. Kita dapat menyebut
akar yang tumbuh pada bagian yang tidak semestinya ini dengan nama akar liar
atau adventitious (lihat Gambar 2.). Akar liar berfungsi sebagai penyangga dan
penyokong batang tumbuhan yang menjulang tinggi. Sebagai contoh ialah akar
tanaman jagung yang tumbuh dari batangnya.
Struktur & Jaringan Penyusun Akar pada tumbuhan Secara morfologi dan
anatomi
Secara morfologis ( dipotong membujur ) Struktur dan Jaringan akar terdiri
atas : leher akar (pangkal akar), batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut
akar, ujung akar, dan tudung akar (kaliptra). Perhatikan Gambar 3.

Gambar 3. Akar dan bagian-bagiannya

Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher akar.
Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang
akar.

Selanjutnya,

akar

juga

memiliki

bagian

menonjol

pada

batang

yang

membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang
disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi
pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara, bagian
ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar memanjang
menembus tanah disebut tudung akar.
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung
akar). Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Sel-sel baru
terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan
meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, disebut zona perpanjangan sel.
Di belakangnya terdapat zona diferensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona
diferensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen. Misalnya
beberapa sel terdiferensiasi menjadi xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim.
Perhatikan Gambar 4.

Gambar 4
Struktur morfologi akar

Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan penyusun


akar tumbuhan sebagai berikut :
1) Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya
tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan
hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi
memperluas bidang penyerapan.
2) Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapislapis, dinding selnya
tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringanjaringan
yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

Gambar 5.
Pita Kaspari pada sel endodermis. Sel endodermis dengan penebalan gabus ini sulit
ditembus oleh air.
3) Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu
lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami
penebalan

gabus.

Deretan

sel-sel

endodermis

dengan

penebalan

gabusnya

dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak tembus air dan zat-zat terlarut lainnya.
Air dan zat-zat terlarut yang melewati endodermis harus melalui protoplasma yang
melekat pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang letaknya sejajar dengan
silinder pusat. (Gambar 2.13 pita kaspari) .Pada lapisan endodermis juga ditemui
lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan tersebut membentuk huruf
U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat impermiabel sehingga tidak dapat dilalui
air. Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus masuk ke
silinder pusat melalui sel endodermis yang terletak segaris dengan xilem yang
dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis merupakan
pemisah antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai pengatur jalannya
larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat..
4) Stele (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Berkas
pengangkutan terdapat di antara stele.

Jaringan penyusun anatomi akar secara umum dapat Anda amati pada Gambar 6.
berikut.

Gambar 6.
Struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Dikotil dan akar tumbuhan
Monokotil yang diamati secara melintang
Anda telah mempelajari Struktur , Jaringan & Fungsi Akar Pada Tumbuhan secara
umum. Bagaimana struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Dikotil dan tumbuhan
Monokotil ? Apa perbedaan di antara keduanya?
Selengkapnya Pada Artikel Berikut :

Akar Tumbuhan Dikotil

Akar Tumbuhan Monokotil

Demikian artikel "Struktur , Jaringan , Jenis & Fungsi Akar Pada Tumbuhan" ini
saya susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ):
Biologi Kelas 11 karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.
Biologi SMA / MA Kelas 11 karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif
Biologi untuk SMA / MA Kelas 11 Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul
Urifah ,Ari Wijayati
Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.

http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi-akar.html

MORFOLOGI BUNGA

BUNGA (FLOS)

Akar, batang, daun serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan


bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan
(untuk penyerapan makanan, pengolahan bahan-bahan yang diserap menjadi
bahan-bahan yang bdigunakan oleh tumbuhan untuk keperluan hidupnya :
bernafas, pertumbuhan dan lain-lain) tumbuhan itu sendiri selama
pertumbuhannya, oleh sebab itu alat-alat tersebut sering kali dinamakan pula
alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu
alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang
demikian dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang
dibedakan dalam dua golongan : yang bersifat vegetatif dan yang generatif.

Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbedabeda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat
tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga.
Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya akan
mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah
terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut : persarian (penyerbukan) dan
pembuahan akan meghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang
didalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Dapatlah dimengerti sekarang, bahwa bunga merupakan suatu
bagian tumbuhan yang amat penting.
Seperti telah berulang kali diketengahkan, bagian pokok tubuh tumbuhan
hanya ada tiga macam, yaitu akar, batang, dan daun dan setiap bagian lainnya

hanya merupakan penjelmaan ketiga bagian pokok tersebut. Jadi bunga sebagai
suatu bagian tumbuhan harus pula merupakan suatu penjelmaan salah satu atau
kombinasi ketiga bagian pokok tadi, yang memang demikianlah keadaannya.
Dalam uraian mengenai kuncup, telah kita ketahui bahwa ada kuncup
yang dapat menjadi bunga yaitu kuncup bunga (alabastrum atau gemma
florifera), ada pula yang hanya merupakan cabang baru, ada pula yang menjadi
cabang baru dengan bunga.
Jika kita memperhatikan susunan suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa
bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk,
warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga
pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya
dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Tunas yang mengalami perubahan bentuk menjadi bunga itu biasanya
batangnya lalu terhenti pertumbuhannya, merupakan tangkai dan dasar bunga,
sedang daun-daunnya sebagian tetap bersifat seperti daun, hanya bentuk dan
warnanya berubah, dan sebagian lagi mengalami metamorphosis menjadi
bagian-bagian yang memainkan peranan dalam peristiwa-peristiwa yang
akhirnya akan menghasilkan calon individu baru tadi.
Berhubungan dengan terhentinya pertumbuhan batang, maka ruas-ruas
menjadi amat pendek, sehingga bagian bunga yang merupakan metamorphosis
daunnya tersusun amat rapi satu sama lain, bahkan biasanya bagian-bagian tadi
tampaknya seakan-akan tersusun dalam lingkaran-lingkaran. Bertalian dengan
letak dan susunan bagian-bagiannya bunga ini dibedakan atas :
a.

Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (acyclis), misalnya


bunga cempaka (Michelia champaka L.)

b.

Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis),


misalnya : bunga terong (Solanum melongena L.), bakung (Hymenocallis
littoralis Salisb.)

c.

Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian


lain terpencar atau menurut garis spiral (hemicyclis), misalnya bunga sirsak
(Annona muricana L.)
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifatsifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai
penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu
bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah :

Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya,

Warnanya,

Baunya,

Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.


Demikian karakteristik dan sifat-sifat tersebut untuk setiap jenis atau
golongan tumbuhan, oleh karenanya sifat-sifat bunga tersebut menjadi tanda
pengenal tumbuhan yang paling utama.

Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan


Ada kalanya pada suatu tumbuhan hanya terdapat satu bunga saja,
misalnya pada tumbuhan coklat (Zephyranthus rosea Lindl.), tetapi umumnya
pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya
mampu menghasilkan satu bunga saja disebut tumbuhan berbunga tunggal
(planta uniflora), dan jika tumbuhan tersebut dapat menghasilkan banyak bunga
dinamakan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).
Menurut tempat tumbuhnya bunga pada tumbuhan, dapat dibedakan
menjadi :
a.

Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya pada bunga coklat atau
pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz).

b.

Bunga pada ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada
kembang
sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L.)
dan
kembang
telang
(Clitoria ternatea L.).
Jika tanaman tersebut menghasilkan bunga dalam jumlah besar, maka
letaknya pada batang atau tangkai dapat dibedakan menjadi :

a.

Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang sepatu


(Hibiscusrosa-sinensis).

b.

Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beraneka


ragam.
Suatu
rangkaian
bunga
dinamakan
pula
bunga
majemuk
(anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada tanaman kembang merak
(Caesalpinia fulcerima L. Swart.)

Bunga majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)


Yaitu terdapat dua bunga atau lebih pada satu ibu tangkai yang sama.
Pada bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut :

1. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :

a.

Ibu tangkai bunga (Pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), yaitu


bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung
buga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangnya
bercabang lagi, dapat pula sama sekali tidak bercabang.

b.

Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung


bunganya.

c.

Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung


bagian-bagian bunga lainnya.
2. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu :

a.

Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian serupa dengan daun yang dari
ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.

b.

Daun tangkai (bracteole), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada
tangkai bunga, pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat
dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedangkan
pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun
tangkai dan letaknya di dalam bidang median, dibagian atas bunga.

c.

Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang sering kali
menyelubungi seluruh bunga majemuk yang belum mekar, misalnya terdapat
pada bunga kelapa (Cocos nucifera L.), iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl.).

d.

Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daundaun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat misalnya pada
bunga matahari (Helianthus annuus L.).

e.

Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna


hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misalnya
pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), kapas (Gossypium sp.).

f.

Daun-daun kelopak (sepalae).

g.

Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae).

h.

Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan bunga sama bentuk dan
warnanya.

i.

Benang-benang sari (stamina).

j.

Daun-daun buah (carpella).

Berdasarkan sifatnya, daun majemuk dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :


a. Bunga majemuk tidak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia

botryoides atauinflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu


tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat
bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunnan acropetal (semakin
muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada
bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas.
b. Bunga
majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia
centrifuga atauinflorescentia definita), yaitu bunga majmeuk yang ujung
ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai
mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Berdasarkan jumlah cabangnya,
bunga majemuk berbatas dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.

Bersifat monochasial jika ibu tangkai hanya memiliki satu cabang. Ditemukan
pada tumbuhan berbiji tunggal misalnya kapas (Gossypium sp.)

2.

Bersifat dichasial jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan
misalnya pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae).

3.

Bersifat pleiochasial jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang,
misalnya pada bunga oleander (Nerium oleander L.)
c. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk
yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk yang berbatas
maupun yang tak berbatas.

Berikut adalah ikhtisar berbagai ragam bunga majemuk :


a.

Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia


botryoides atauinflorescentia centripetala)

racemosa,

inflorescentia

Digolongkan lagi mejadi dua macam :


I.

Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang atau bunga terdapat pada ibu tangkai.

1.

Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu
tangkainya. Dan ada juga yang ibu tangkainya bercabang dengan masing
cabang mendukung satu bunga misalnya bunga merak (Caesalpinia
pulcherima Swartz.).

2.

Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya bunga
jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.)

3.

Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya
mendukung bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya, terdapat
pada sirih (Piper betleL.)

4.

Tongkol (spadix), seperti bulir tetapi ibu tangkai besar, tebal dan sering kali
berdaging, misalnya pada iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl.), jagung (Zea
mays L.), tetapi hanya bunga yang betina.

5.

Bunga payung (umbella), yaitu yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan
cabang-cabang yang sama panjangnya dengan satu daun pelindung pada
pangkalnya. Terdapat pada tumbuhan suku Umbelliferae, misalnya : daun kaki
kuda (Centella asiatica Urb.) contohnya pada wortel (Daucus carota L.).

6.

Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu yang ibu tangkainya melebar
dan merata sehingga seperti cawan dan pada bagia itulah tersusun bungabunganya yang pada pangkalnya terdapat daun pembalut (involucrum) misalnya
bunga matahari (Helianthus annuus L.). Terbagi atas dua macam, yaitu bunga
pita yang merupakan bunga mandul yang terdapat disepanjang tepi cawan dan
bunga tabung yang terdapat diatas cawannya sendiri dengan bentuk tabung.

7.

Bunga bongkol (capitulum), seperti bunga cawan tetapi tidak memiliki daundaun pembalut dan ujung ibu tangkainya membengkak sehingga berbentuk
seperti bola. Umumnya terdapat pada tumbuhan suku Mimosaceae misalnya
lamtoro (Leucaena glauca Benth.).

8.

Bunga periuk (hypanthodium), terbagi atas dua bentuk :

Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang
bunga-bunganya meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga
berbentuk bulat atau silinder dan tidak berdaun pembalut. Misalnya pada
keluwih (Artocarpus communis Forst.)

Ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang menyerupai


periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat
didalam periuk tadi dan sama sekali tak tampak dari luar, misalnya pada lo
(Ficus glomerataRoxb.)

II.

Ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi.


Digolongkan lagi sebagai berikut :

1.

Malai (panicula), ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial,


demikian pula cabangcabangnya, misalnya bunga mangga (Mangifera
indica L.)

2.

Malai rata (corymbus ramosus), ibu tangkai mengadakan percabangan secara


merata seperti bidang datar, misalnya bunga soka (Ixora grandiflora Zoll. et
Mor.)

3.

Bunga payung majemuk (umbella composite), yaitu suatu bunga payung yang
tersusun dan terdapat daun pembalut, misalnya pada adas (Foeniculum
vulgare Mill.)

4.

Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabangcabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti
tongkol pula, misalnya bunga kelapa (Cocos nucifera L.) dan palma (Palmae)
umumnya.

5.

Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga bercabang-cabang yang mendukung


bunga-bunga dengan susunan seperti bulir, misalnya bunga jantan pada jagung
(Zea mays L.)

b.

Bunga
majemuk
berbatas
(inflorescentia
centrifuga atauinflorescentia definita),

1.

Anak payung menggarpu (dichasium), yaitu satu bunga pada ujung ibu tangkai,
dibawahnya ada dua cabang sama panjang yang setiap ujungnya ada satu
bunga. Bunga yang mekar hanya yang diujung ibu tangkai, misalnya melati
(Jasminum sambac Ait.)

2.

Bunga tangga atau bercabang seling (cincinnus), yaitu ibu tangkainya


melakukan percabangan berseling bergantian ke kiri dan ke kanan, misalnya
buntut tikus (Heliotropium indicum L.)

3.

Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai membentuk satu cabang dengan sudut
siku-siku sehingga seperti spiral atau sekerup, misalnya kenari (Canarium
commune L.)

4.

Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan


terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk
seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.

5.

Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, terletak pada satu
bidang dan cabang tidak sama panjang. Sehingga bunga terdapat pada tempat
yang sama tingginya, terdapat pada tumbuhan suku Iridaceae.

c.

Bunga majemuk (inflorescentia mixta)

cymosa,

inflorescentia

Yaitu bunga majemuk yang merupakan campuran dari sifat-sifat bunga majemuk
berbatas dan tak berbatas, misalnya bunga soka (Ixora paludosa Kurz.)

d.

Lain-lain tipe bunga

1.

Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster), ibu tangkainya berbukubuku yang terdapat sejumlah bunga bersusun berkarang melingkarinya,
misalnya tumbuhan sukuLabiatae umumnya.

2.

Lembing (anthela), cabang ibu tangkai di bawah lebih panjang dari yang diatas,
terdapat pada Juncus dan Luzula.

3.

Tukal (glomerulus), terdiri atas bunga-bunga kecil tanpa tangkai yang tersusun
rapat, misalnya pada rami (Boehmeria nivea Gaud.)

4.

Berkas (fasciculus), ibu tangkainya pendek, misalnya pada jadam (Rhoeo


discolor Hance).

Bagian-bagian bunga
a.

Tangkai (pedicellus), yang bersifat batang.

b.

Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang sering kali melebar.

c.

Hiasan bunga (perianthium), yaitu kelopak (kalyx) dan tajuk bunga atau
mahkota bunga (corolla).

d.

Alat-alat kelamin jantan (androecium), yaitu sejumlah benang sari (stamen).

e.

Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yaitu putik (pistillum).

Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga dapat digolongkan sebagai berikut :


1.

Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl), jika satu bunga terdiri
atas kelopak, mahkota bunga, benang sari dan putik. Tetrasiklik, jika tersusun 4
lingkaran dan pentasiklik jika tersusun dalam 5 lingkaran.

2.

Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletus), jika salah
satu bagian dari bunga lengkap tidak ada.

Kelamin bunga
Berdasarkan alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang
membedakan :
a.

Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang memiliki
benang sari dan putik, misalnya bunga terung (Solanum melongena L.)

b.

Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah
satu dari kedua alat kelaminnya. Bunga ini terbagi atas bunga jantan (flos
masculus), bunga betina (flos femineus) dan bunga mandul atau tidak
berkelamin misalnya bunga matahari (Helianthus annuus L.)

Bertalian dengan kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, orang
membedakan tumbuhan yang :
a.

Berumah satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan
bunga betina pada satu individu, misalnya jagung (Zea mays L.).

b.

Berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan betina terpisah tempatnya,
misalnya salak (Zalacca edulis Reinw.).

c.

Poligam (polygamus), jika pada satu tumbuhan terdapat bunnga jantan, bunga
betina dan bunga banci, misalnya pepaya (Carica papaya L.).

Pembagian tempat antara bagian bunga yang satu dengan bagian yang lain
-

Terpencar, tersebar atau menurut suatu spiral (acyclic), misalnya bunga


cempaka (Michelia champaca L.).

Berkarang, melingkar (cyclic), misalnya bunga terung (Solanum melongena L.).

Campuran (hemicyclic), misalnya bunga sirsak (Annona muricata L.).

Letak bagian-bagian bunga pada bunga :


a.

Berseling (alternatio), yaitu jika bagian-bagian suatu lingkaran terletak diantara


dua bagian lingkaran dibawahnya atau diatasnya.

b.

Berhadapan atau tumpang tindih (superpositio), jika masing-masing bagian


dalam setiap lingkaran berhadapan satu sama lain.

Simetri pada bunga


Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk
bagian-bagian tubuh tumbuhan, jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi
menjadi dua bagian yang serupa sehingga kedua bagian itu saling dapat
menutupi. Berikut macam-macam simetri pada bunga :
a.

Asimetris atau tidak simetris, jika tidak dapat dibuat satu bidang simetri,
misalnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort.).

b.

Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika hanya dapat dibuat


satu bidang simetri saja. Simetri ini terbagi lagi, yaitu :
1. Setangkup tegak, misalnya bunga telang (Clitoria ternatea L.).
2. Setangkup mendatar, misalnya bunga Corydalis.
3. Setangkup miring, misalnya bunga kecubung (Datura metel L.)

c.

Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), dapat pula
dikatakan setangkup ganda karena bisa dilakukan dua tangkupan, misalnya
bunga lobak (Raphanus sativus L.) dan bunga tumbuhan lain yang se suku
(Cruciferae).

d.

Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regulasi atau actinomorphus),


yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri, misalnya lilia gereja (Lilium
longiflorum Thunb.)

Letak daun-daun dalam kuncup


Mengenai keadaan daun-daun dalam kuncup itu dapat dibedakan dua hal, yaitu :
a.

Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio),

b.

Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (aestivatio).

Berikut adalah keadaan bagian-bagian bunga, khususnya mengenai kelopak dan


mahkotanya, sewaktu bunga masih kuncup :
a.

Pelipatan (vernatio) daun-daun kelopak dan mahkota


Dibedakan atas :

1.
2.

Rata (vernatio plana),


Terlipat kedalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat kearah adaxial), (vernatio
conduplicanaatau vernatio duplicana.),

3.

Terlipat sepanjang tulang-tulang cabang (vernatio plicata),

4.

Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa),

5.

Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta),

6.

Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta),

7.

Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta),

8.

Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim involuta),

9.

Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim revoluta),

10. Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata),


11. Terlipat menurut poros lintang keluar (vernatio reclinata).

b.

Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya (aestivation),


diantaranya ialah terbuka (aperta) jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak
berlekatan, berkatup (valvata), berkatip dengan tepi melipat ke dalam
(induplicativa), dan menyirap yaitu yang berpuntir ke satu arah
(convolute atau contorta), mengikuti rumus 2/5 (quincuncialis) dan kohlearis
(cochlearis).

Dasar bunga
Merupakan bagian paling bawah dari suatu bunga yang diantaranya berbentuk
rata, menyerupai kerucut, seperti cawan dan seperti mangkuk.
Berdasarkan sifatnya bunga dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : hipogin
(hypogynus) jika hiasan bunga tumbuh lebih rendah dari duduknya putik, perigin
(perigynus) jika hiasan bunga tumbuh sama tinggi dengan duduknya putik dan
epigin (epigynus) jika hiasan bunga tumbuh lebih tinggi dari duduknya putik.

Kelopak

Merupakan daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar yang biasanya
berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar dari hiasan bunga yang sebelah
dalam.
Pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Malvaceae seperti kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis), diluar lingkaran kelopak bunga dari bunganya masih
terdapat daun-daun yang menyerupai kelopak yang disebut juga kelopak
tambahan (epicalyx).
Kelopak bunga memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu :
a.

Berlekatan (gamosepalus) yang terdiri atas berbagi (partitus), bercangap


(fissus) dan berlekuk (lobatus).

b.

Lepas atau bebas (polysepalus), yaitu daun-daun kelopak benar-benar terpisah.

Berdasarkan simetrinya kelopak bunga terbagi atas dua golongan, yaitu


beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus) dan setangkup tunggal
atau zigomorf (zygomorphus).

Tajuk bunga atau mahkota bunga (Corolla)


Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat
disebelah dalam kelopak yang umumnya lebih besar dan berwarna indah.
Mahkota bunga memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu berlekatan (sympetalus,
gamopetalus atau monopetalus),
lepas
atau
bebas
(choripetalus,
dialypetalus atau polypetalus)
Tajuk bunga seperti halnya dengan kelopak mempunyai bentuk yang bermacammacam, dan berdasarkan simetrinya dapat pula dibedakan, yaitu :
a.

Beraturan (regularis) atau bersimetri banyak (regularis atau actinomorphus)


atau juga polisimetris. Tebagi atas bentuk bintang, tabung, terompet,, mangkuk
atau buyung, corong dan lonceng.

b.

Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetris (zygomorphus). Terdiri


atas bertaji, berbibir, seperti kupu-kupu, bertopeng atau berkedok dan berbentuk
pita.

Tenda bunga (Perigonium)


Yaitu kelopak dan tajuk bunga sama baik warna ataupun bentuknya. Berdasarkan
bentuk dan warnanya tajuk bunga dibedakan menjadi dua golongan, yaitu

serupa kelopak (calycinus) jika berwarna hijau seperti daun-daun kelopak dan
serupa tajuk (corollinus) jika warnanya bermacam-macam.
Berdasarkan susunan bagian-bagiannya, tenda bunga digolongkan sebagai
berikut :
a.

Berlekatan (gamophyllus) misalnya pada Lilium longiflorum Thunb.

b.

Lepas atau bebas (pleiophyllus) misalnya pada Gloriosa superba L.

Benang sari (Stamen)


Merupakan metamorposis dari daun
disesuaikan sebagai alat kelamin jantan.

yang

bentuk

dan

fungsinya

telah

Pada benang sari dapat dibedakan tiga bagian berikut :


1.

Tangkai sari (filamentum) yang berbentuk benang,

2.

Kepala sari (anthera) yang terdapat di ujung tangkai sari,

3.

Penghubung ruang sari (connectivum) yang merupakan lanjutan tangkai sari


yang menghubungkan kedua bagian kepala sari yang terdapat di kanan kiri
penghubung ini.

Berdasarkan letak duduknya, benang sari digolongkan lagi, yaitu :


1.

Benang sari jelas duduk pada dasar bunga (tumbuhan Thalamiflorae), misalnya
pada jeruk (Citrus sp.)

2.

Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak (tumbuhan Calyciflorae),


misalnya pada mawar (Rosa hybrid Hort.)

3.

Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga (tumbuhan Corolliflorae),


misalnya pada buntut tikus (Heliotropium indicum L.)

Jumlah benang sari dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :


a. Benang sari banyak, yaitu jika dlam suatu bunga terdapat lebih dari 20

benang sari sperti halnya yang terdapat pada jambu-jambuan


(Myrtaceae). Contohnya pada tanaman jambu biji (Psidium guajava L.).

b. Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya. Dalam hal ini

benang sari biasanya tersusun dalam dua lingkaran, mengenai duduk


daunnya pada tajuk terdapat dua kemungkinan yaitu 1.
1. Obdiplostemon (obdiplostemonus), jika keadaan benang-benang

sari pada lingkaran dalamlah yang dudukya berseling dengan daundaun tajuknya, misalnya pada tumbuhan geranium (Pelargonium
odoratissimum Hort.)
2. Diplostemon (diplostemonus), yaitu benang-benang sari dalam

lingkaran luar duduk berselig dengan daun-daun tajuk, misalnya


pada kembang merak (Caesalpinia pulcherima L.Swartz)
a. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau

kurang, dalam hal ini duduk daun benang sari pada tangkai
dibedakan menjadi :
1. Episepal (episepalus), artinya berhadapan dengan daun-

daun kelopak, dan berseling dengan daun-daun tajuk.


2. Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-

daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun kelopak.


Benang sari yang terdapat pada suatu bunga, ukurannya dapat
sangat bervariasi ada yang panjang dan ada pula yang pendek,
bertalian dengan panjangnya benang sari yang terdapat pada suatu
bunga, dapat dibedakan menjadi :
a.

Benang sari panjang dua (didynamus), jika dalam satu bunga


terdapat misalnya 4 benang sari, dai diantara 4 benang sari
tersebut, dua diantaranya panjang dan dua benang sari yang lain
pendek, misalnya benang sari pada bunga kemangi (Ocimum
basilicum L.).

b.

Benang sari panjang empat (tertradynamus), jika dalam satu


bunga terdapat 6 benang sari, 4 diantara benang sari tersebut
panjang dan dua benag sari sisanya pendek, misalnya benang sari
pada bunga lobak (Raphanus sativus L.)
Umumnya benang sari terpisah dengan bagian putik, namun
ada kalanya benang sari berlekatan dengan putik membentuk suatu
badan yang dinamakan :ginostemium (gynostemium).

Tangkai sari (Filamentum)


Meilhat jumlah berkas yang merupakan perlekatan benang
sari, benang sari dapat dibedakan menjadi :
a.

Benang sari berberkas satu atau benang sari bertukal


satu(monadelpus), yaitu jika semua tangkai sari pada suatu bunga
berlekatan menjadi satu, berkas yang tengahnya berongga dan
hanya bagian ujung tangkai sari yang masih bebas satu-sama lain,
dapat dilihat pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).

b.

Benang sari berberkas dua atau benang sari bertukal


dua(diadelphus), jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok
dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok.
Jumlah tangkasi sari pada masing-masing kelompok tidak selalu
sama, benang sarinya tersusun dalam dua berkas (satu berkas 9
benang sari dan satu berkasnya lagi 1 benang sari/tangkai sari),
dapat dilihat pada kembang telang (Clitorea ternatea L.).

c.

Benang sari berberkas banyak atau benang sari bertukal


banyak,jika dalam satu bunga terdapat banyak benang sari,
tangkai sari tersusun menjadi beberapa kelompok berkas, misalnya
pada bunga kapok (Ceiba pentandra Gaernt.).

Kepala sari (Anthera)


Adalah bagian dari benang sari yang terdapat pada ujung
tangkai sari, badan ini bentuknya bermacam-macam : bulat, jorong
bulat telur, bangun kerinjal dll. Di dalamnya terdapat dua ruang
sari (theca), tetapi ada juga yang satu atau lebih dari 2 ruang.
Satu
ruang
sari
biasanya
terdiri
atas
2 Kantong
sari(loculumentum), akan tetapi sekat pembatasnya dapat hilang
sehingga hanya terdiri dari satu ruang saja.
Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari atau
tepung sari(pollen). Setelag terjadinya persarian (jatugnya serbuk
sari ke kepala putik), maka serbuk sari itu akan tumbuh menuju
bakal biji, sehingga inti sperma pada serbuk sari dapat melebur
dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga,
peleburan tersebut dinamakan Pembuahan.

Serbuk sari merupakan badan yang sangat lembut, jika satu gumpalan
terdiri atas 4 serbuk dinamakan pollen tetrade, jika pada satu
gumpalan terdapat sejumlah besar serbuk sari disebut Pollinium,
misanya pada anggrek.
Duduknya kepala sari pada tangkai sari dapat dibedakan menjadi :
a. Tegak (innatus atau basifixus),

jika kepala sari dengan


tangkainya memperlihatkan batas yang jelas, dan kepala
sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan
sambungan ini tidak memberikan kemungkinan gerak bagi
kepala sarinya.
b. Menempel (adnatus), jika tangkai sari pada ujungnya beralih
menjadi penghubung ruang sari, atau kepala sari sepanjang
penghubung ruang sarinya menempel pada ujung tangkai
sari.
c. Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu

titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat


digerak-gerakkan atau bergoyang, misalnya benang sari suku
rumput-rumputan (Graminae)Agar serbuk sari dapat keluar
dari ruang sari, kepala sari harus terbuka. Cara terbukanya
kepala sari dapat dibedakan menjadi :
d. Dengan

celah
terbagi menjadi :

membujur (longitudinallter

dehiscens),

1. Menghadap ke dalam (intorsum), misalnya pada

bunga matahari.
2. Menghadap ke samping (lateralier), misalnya pada

Begonia.
3. Menghadap

keluar (extrorsum), misalnya


bunga semprit (Belamcanda chinensis Leman).

b. Dengan
celah
dehiscens), misalnya
Euphorbiaceae.
c.

yang
pada

pada

melintang (transversaliter
beberapa tumbuhan suku

Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala


sari(poris dehiscens), misalnya pada kentang (Solanum
tuberosum L.).

d.

Dengan kelap atau katup-katup (valvis dehiscens),


misalnya pada keningar (Cinnamomun zeylanicum Breyn).

Penghubung ruang sari (connectivum) biasanya berukuran kecil,


sehingga tidak terlalu terlihat, pada penghubung ruang sari
ini juga sering terdapat alat-alat tambahan. Benang sari
yang
tidak
sempurna perkembangannya
dinamakan staminodium, karena tidak menghasilkan serbuk
sari, dapat juga disebut sebagai benang sari yang
mandul.

Diposkan oleh Anita Fahriana di 16.39

http://anitafahriana.blogspot.com/2013/05/morfologi-bunga.html

HEWAN
1. Perkembangbiakan Hewan secara Generatif
Perkembangbiakan hewan secara generatif dibagi dalam tiga kategori yaitu
perkembangbiakan secara Ovivar (bertelur), Vivivar (beranak/melahirkan) dan
Ovovivivar (Bertelur dan beranak/melahirkan).
a. Perkembangbiakan hewan Ovivar (bertelur)

Hewan yang digolongkan sebagai hewan Ovivar adalah


hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur. Embrio yang telah terbentuk
akan tumbuh menjadi individu yang baru (anak) diluar tubuh induk, yaitu
berkembang di dalam telur sebelum menetas menjadi individu yang baru. Berbicara
mengenai pembuahan pada hewan Ovivar, pembuahan dibagi dalam 2 kategori
yaitu Pembuahan Internal dan Pembuahan Eksternal.
Pembuahan Internal adalah proses pembuahan Ovum oleh sperma yang terjadi di
dalam tubuh induk betina contohnya Ayam (unggas, termasuk burung) dan penyu
(reptilia). Sedangkan Pembuahan Eksternal adalah proses pembuahan yang terjadi di
luar tubuh induk betina contohnya Ikan dan katak.
b. Perkembangbiakan hewan Vivivar (Beranak atau Melahirkan)

Hewan yang digolongkan sebagai hewan Vivivar adalah hewan yang


berkembangbiak dengan cara beranak atau melahirkan. Embrio yang telah terbentuk
akan tumbuh menjadi individu baru di dalam rahim induk betina sampai siap untuk
dilahirkan. Hewan vivivar adalah hewan yang masuk dalam golongan Mamalia atau
hewan menyusui misalnya lumba-lumba, harimau, kucing, kambing, ikan paus, tikus
dan lain sebagainya. c. Perkembangbiakan hewan Ovovivivar (bertelu dan
melahirkan)

Hewan yang digolongkan


sebagai hewan Ovovivivar adalah hewan yang proses pembuahannya terjadi dalam
tubuh induk betina. Hasil dari pembuahan ini kemudian membentuk telur dan masih
dalam rahim induk betina. Dan setelah janin tersebut sudah terbentuk secara
sempurna, maka telur siap untuk dikeluarkan dari dalam tubuh induk betina. Telur
tersebut kemudian langsung menetas begitu keluar dari tubuh sang induk. Contoh
hewan Ovovivivar adalah ikan Hiu, beberapa jenis kadal dan beberapa jenis ular.
2. Perkembangbiakan hewan secara vegetatif
Perkembangbiakan hewan secara vegetatifterjadi pada hewan-hewan tidak
bertulang belakang. Ada beberapa cara perkembangbiakan vegetatif pada hewan
misalnya dengan cara fragmentasi (fragmen=bagian) dan membentuk tunas.
COntoh hewan yang berkembang biak dengan cara fragmentasi adalah cacing
Planaria. Proses fragmentasi diawali dengan pemisahan atau pemutusan tubuh
induk. Tubuh yang sudah terpisah tersebut kemudian masing-masing dapat tumbuh
menjadi dua individu yang baru.
Contoh hewan yang berkembang biak dengan pembentukan tunas baru adalah
Hydra (Hydra adalah jenis hewan yang dapat berkembang biak baik secara generatif
maupun vegetatif). Tunas baru hydra berasal dari tubuh induk yang membengkak
yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi tunas baru. Tunas baru kemudian
melepaskan diri dari tubuh induk dan berkembang lagi menjadi Hydra dewasa yang
baru.

TUMBUHAN
1. Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Generatif (Kawin)Perkembangbiakan
secara generatif pada tumbuhan berbiji tertutup ditandai dengan munculnya bunga.
Dalam bunga inilah terdapat Putik dan Benang Sari yang menjadi alat reproduksi
bagi tumbuhan. Untuk lebih jelasnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagianbagian dari bunga agar kita lebih mudah untuk memahami penjelasan selanjutnya.
Bunga tersusun dari beberapa bagian. Namun ada bunga yang disebut dengan
bunga lengkap dan bunga tidak lengkap, juga ada yang disebut dengan bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna. Apa maksudnya yah? Yuk kita telaah lebih
dalam.
===> Bagian-Bagian Bunga

Perhiasan bunga. Yang dimaksud dengan Perhiasan Bunga yaitu kelopak

dan mahkota bunga. Kelopak bunga merupakan bagian dari bunga yang letaknya
di dekat dasar bunga dan menyambung dengan tangkai bunga. Kelopak bunga ini
biasanya menyelimuti bunga saat bunga masih dalam keadaan kuncup dan
biasanya setelah mekar dalam waktu tertentu, akan gugur dengan sendirinya.
Bentuk kelopak bunga sangat beraneka ragam bentuk dan warnanya sesuai
dengan jenis bunga. Bagian kelopak bunga inilah yang memberikan keindahan
pada bunga tersebut dan biasanya warnanya digunakan untuk mengindetifikasi
jenis bunga tersebut. Misalnya bunga mawar yang warna kelopaknya merah
disebut dengan Red Roses atau Mawar Merah.
Dasar Bunga. Dasar bunga merupakan bagian ujung tangkai bunga yang

membesar dan menjadi tempat melekatnya mahkota bunga.


Tangkai Bunga. Tangkai bunga merupakan bagian yang menghubungkan

bunga dengan batangnya.


Benang Sari. Benang sari adalah Alat Kelamin Jantan bagi tumbuhan.

Benang sari sendiri terdiri dari Tangkai Sari dan Kepala SAri, dan di dalam kepala
sari inilah terdapat butir-butir serbuk sari.
Putik. Putik adalah Alat Kelamin Betina pada tumbuhan. Putik terdiri dari
tangkai Putik, Kepala Putik dan bakal Buah, dan di dalam bakal buah terdapat
Bakal Biji. Di dalam bakal biji tersebut, masih terdapat dua inti yaitu calon
Lembaga dan Sel Telur.
Baiklah, saya kembali pada ulasan sebelumnya tentang Bunga Lengkap dan Tak
Lengkap serta Bunga Sempurna dan Tak Sempurna.
Bunga Lengkap adalah bunga yang memiliki seluruh bagian-bagian bunga. Bunga
Tidak lengkapadalah bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti

yang dijelaskan di atas.


Bunga Sempurna adalah bunga yang memiliki Putik dan Benang Sari.
Sedangkan Bunga Tidak Sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat
perkembangbiakan saja. Misalnya bunga yang hanya memiliki Benang sari saja dan
dinamakan Bunga Jantan, serta bunga yang hanya memiliki Putik saja dan disebut
dengan bunga Betina.
===> Proses Penyerbukan atau Pembuahan
Dalam proses perkembangbiakan generatif pada tanaman dikenal dengan
Penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari pada Kepala Putik.
Berdasarkan asal serbuk sarinya, penyerbukan dapat dibedakan menjadi:

Penyerbukan Sendiri. Penyerbukan Sendiri adalah penyerbukan yang


terjadi apabila Benang Sari yang jatuh pada Kepala Putik berasal dari bungan itu
sendiri dan tentu saja yang dapat melakukannya adalah Bunga Lengkap yang
memiliki Putik dan Benang Sari Sekaligus.
Penyerbukan Tetangga. Penyerbukan Tetangga adalah penyerbukan
yang terjadi jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain
tetapi masih pada satu pohon.
Penyerbukan Silang. Penyerbukan Silang adalah penyerbukan yang
terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang
sejenis tetapi berbeda pohonnya.
Penyerbukan Bastar. Penyerbukan Bastar adalah Penyerbukan yang
terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang
tidak sejenis.
Kalau di atas adalah jenis-jenis penyerbukan yang terjadi berdasarkan asal muasal
serbuk sari yang jatuh di kepala putik, maka berikut ini adalah Jenis-Jenis
penyerbukan berdasarkan faktor yang menyebabkan sampainya serbuk sari ke
kepala putik, yaitu:
Penyerbukan oleh angin. Bunga yang penyerbukannya dibantu oleh
angin memiliki ciri-ciri antara lain memiliki serbuk sari yang banyak, kecil, kerig
dan ringan sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Pada dasrnya bunganya
kecil atau mahkotanya kecil dan bahkan ada yang tidak memiliki mahkota.
Contohnya adalah bunga pada tumbuhan rerumputan.
Penyerbukan oleh hewan. Bunga yang penyerbukannya dibantu oleh
hewan memiliki ciri-ciri antara lain memiliki mahkota bunga yang besar, menarik,
memiliki warna mahkota yang mencolok, mengeluarkan bau yang khas serta
menghasilkan nektar yang semuanya dapat menarik binatang untuk
menghampirinya. Bunga jenis ini umumnya memiliki serbuk sari yang
menggumpal dan lengket sehingga mudah menempel pada hewan (terutama
pada kaki-kaki serangga). Contoh hewan yang biasanya membantu penyerbukan
adalah Kupu-kupu, lebah madu, kelelawar dll.
Penyerbukan oleh air. Penyerbukan yang dibantu oleh air biasanya
terjadi pada tumbuhan-tumbuhan air. Hal ini terjadi karena air hujan yang turun

dapat mengenai serbuk sari. Air yang telah mengandung serbuk sari tersebut
kemudian jatuh pada kepala putik sehingga terjadilah penyerbukan.
Penyerbukan oleh manusia. Tumbuhan yang proses penyerbukannya
dibantu oleh manusia adalah tumbuh-tumbuhan yang umumnya berguna bagi
kehidupan manusia sehingga manusia sering melakukan kotak dengan tumbuhan
berbunga tersebut. Contohya adalah Vanili dan bunga anggrek.
2. Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif (Tidak Kawin)
Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok yaitu
Perkembangbiakan secara vegetatif alami dan vegetatif buatan.
===> Perkembangbiakan secara Vegetatif Alami
Spora. Spora memiliki inti sel yang berubah fungdi menjadi alat
perkembangbiakan. Spora berbentuk seperti biji yang sangat kecil sehingga sulit
terlihat oleh mata telanjang. Spora hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat
yaitu mikroskop. Contoh tumbuhan spora adalah Lumut dan tumbuhan paku.
Umbi akar. Umbi akar adalah akar yang menggembung karena
menyimpan makanan. Umbi ini kemudian dapat mengeluarkan tunas sebagai
individu yang baru. Contohnya adalah wortel, bunga dahlia dll.
Umbi Batang. Yg dimaksud dengan Umbi batang adalah bagian batang
yang menggembung karena berisi cadangan makanan yang berbentuk zat
tepung. Contohnya adalah kentang, ubi jalar, dll.
Umbi lapis. Umbi lapis memiliki struktur berlapis-lapis dan tunas dibagian
tengahnya. contohnya adalah bawang-bawangan dan bunga tulip.
Akar tinggal atau Rhizoma. Rhizoma adalah batang yang tumbuh dan
menjalar didalam tanah serta bentuknya bercabang-cabang. Contohnya adlah
Kunyit, jahe, Bangle, lengkuas dan tebuh.
Geragih atau stolon. Geragih adalah batang beruas-ruas yang tumbuh
menjalar di atas permukaan tanah, dan dari ruas-ruas tersebut bisa
menumbuhkan tunas baru sebagai individu baru. Contohnya adalah tanaman
pegagan, strawberry, semanggi dan lain-lain.
Tunas. Tunas berasal dari tumbuhan induk dan dan dapat tumbuh menjadi
tumbuhan baru dengan cepat. Contohnya pisang, tebuh, pohon pinang dan
bambu.
Tunas Aventif. Tunas aventif adalah tunas yang tumbuh dari ujung-ujung
daun contohnya cocor bebek.
====> Perkembangbiakan secara Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan vegetatif buatan ditandai dengan adanya campur tangan
manusia dalam proses perkembangbiakannya. ia memiliki beberapa keunggulan
diantaranya tanaman baru yang dihasilkan cepat berbuah atau memberikan hasil
serta sifatnya sama atau bahkan lebih bagus dari tanaman indukannya. Berikut ini
beberapa cara perkembangbiakan vegetatif buatan:
Mencangkok. Mencangkok adalah proses menumnbuhkan akar dari
batang tanaman yang berada di atas tanah agar dapat ditanam menjadi tanaman
baru. Proses inilah yang paling sering dilakukan khususnya untuk tanaman buah

sehingga proses pembuahan bisa terjadi dengan cepat dan hasilnya banyak dan
besar. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada jenis tumbuhan yang
berkambium atau tumbuhan dikotil. COntohnya adalah rambutan, mangga, jeruk,
jambu dan sejenisnya.

Menempel atau Okulasi. Okulasi adalah proses menempelkan tunas dari


suatu tanaman ke tanaman lain. Contohnya adalah okulasi pada tanaman durian
dan jeruk.

Menyambung atau Kopulasi atau Enten. Proses Enten dilakukan


dengan cara menyambung batang bawah suatu tanaman ke batang atas
tanaman lain sehingga diperoleh tanaman baru. Tanaman yang biasa disambung
adlah jenis tanaman yang masih dalam rumpun keluarga. MIsalnya durian yang
lama tumbuh dibandingkan dengan Lai. Maka supaya cepat tumbuh dan berbuah,
tunas durian disambungkan dengan pokok lai.

Menyetek atau Stek. Menyetek adalah proses menanam sebagian


potongan atau bagian tubuh dari tanaman tersebut baik berupa cabang ataupun
batang. Bagian tanaman yang distek harus memiliki ruas atau mata tunas
sehingga dapat tumbuh tanaman baru. Contohnya adalah tebu, singkong dan
bunga mawar.

Merunduk. Merunduk adalah proses membengkokkan bagian tanaman


berupa dahan atau ranting ke dalam tanah lalu ditimbun. Bagian yang ditimbun
ini natinya akan mengeluarkan akar, dan setelah akar dirasa cukup banyak,
dahan atau ranting tersebut dapat dipotong dan dipindahkan sebagai tanaman
baru. Contohnya adalah tanaman selada, anyelir, amanda dll. Untuk siswa
dari SMP NEGERI 1 BOBOTSARI yang membutuhkan tugas ini cuma tinggal
nge-print download aja disini :
http://seventeen-swords.blogspot.com/2013/03/perkembangbiakan-secaravegetatif-dan.html

You might also like