You are on page 1of 3

Sepsis (3B)

SIRS: systemic inflammatory response syndrome


Respon tubuh terhadap inflamasi sistemik mencakup 2 atau lebih keadaan
berikut:
1)

suhu >38C atau <36C

2)

frekuensi jantung >90 kali/menit

3)

frekuensi nafas >20 kali/menit atau PaCO2 <32 mmHg

4)

leukosit darah >12.000/mm3, <4.000/mm3

atau batang >10%

Sepsis
Keadaan klinis berkaitan dengan infeksi dengan manifestasi SIRS.

Sepsis berat
Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi termasuk
asidosis laktat, oliguria, dan penurunan kesadaran.

Syok sepsis
Sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara
adekuat atau memerlukan vasopressor untuk mempertahaankan tekanan
darah dan perfusi organ.

Faktor resiko
-

infeksi bakteri pada saluran nafas, kemih, digesti, kulit

pemasangan infus intravena

pemasangan kateter

luka terbuka/pasca operasi

luka bakar

pasien imunokompromise

Gejala
-

takipneu

takikardi

leukositosis/leukopenia

hiper/hipotermi

oliguria -

Sesuai dengan sumber infeksi primer

Pemeriksaan sistem neurologis (kaku kuduk, perubahan kesadaran)

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang
-

Darah lengkap : trombositosis/penia, leukositosis/penia

CRP meningkat : respon inflamasi akut

PCT meningkat

Rontgen sesuai dengan gejala primer


NaCl
-

Hidrasi intravena : RL/

Pasang oksigen

Bila perlu berikan injeksi epinefrin/dopamin (jika tekanan darah <70


mmHg)
-

Antibiotik spectrum luas -

RUJUK segera ke spesialis penyakit dalam

Leptospirosis tanpa komplikasi (4A)


Demam disertai menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia yang hebat pada
betis, paha, dan pinggang disertai nyeri tekan.
Mual, muntah, diare dan nyeri abdomen, fotofobia, penurunan kesadaran
Pemeriksaan Fisik :
a.

Febris,

b.

Ikterus,

c.

Nyeri tekan pada otot,

d.

Ruam kulit,

e.

Limfadenopati,

f.

Hepatomegali, dan splenomegali,

g.

edema,

h.

Bradikardi relatif,

i.

Konjungtiva suffusion,

j.

Gangguan perdarahan berupa petekie, purpura,

k.

epistaksis dan

l.

perdarahan gusi,

m.

kaku kuduk sebagai tanda meningitis

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Darah rutin : jumlah leukosit antara 3000-26000/L, dengan pergeseran ke
kiri, trombositopenia yang ringan terjadi pada 50% pasien dan dihubungkan
dengan gagal ginjal
b.
Urin rutin: Sedimen urin (Leukosit,eritrosit, dan hyalin atau granular) dan
proteinuria ringan, jumlah sedimen eritrosit biasanya meningkat 1.
Demam
dengue
2.

Malaria

3.

Hepatitis Virus

4.

Penyakit Rickettsia Antibiotik:

Leptospirosis ringan:

Doksisiklin 100 mg 2x sehari 7-10 hari, atau

Ampisilin 500-750 mg 4x sehari 7-10 hari, atau

Amoksisilin 500 mg 4x sehari 7-10 hari, atau

Azythromicin 500 mg/ hari selama 3 hari

Leptospirosis sedang/berat:

Penisilin G 1,5 juta unit/6 jam (IV), atau

Ampisilin 1 g/ 6 jam (IV) selama 7 hari, atau

Ceftriakson 1 g/ hari (IV) selama 7 hari, atau

Cefotaksim 1 g/ 6 jam (IV) selama 7 hari, atau

Eritromisin 500mg/6 jam (IV) selama 7 hari

Profilaksis:

Doksisiklin 200 mg/ minggu untuk orang orang yang terpapar dalam
jangka pendek
Untuk kasus leptospirosis berat, pemberian intra vena penicillin G, amoxiciliin,
ampisilin atau eritromisin dapat diberikan. Sedangkan untuk kasus-kasus ringan
dapat diberikan antibiotika oral tetrasiklin, doksisiklin, ampisilin atau amoksisilin
maupun sefalosporin.
1.Pakaian khusus yang melindungi diri dari kontak
dengan bahan bahan terkontaminasi dengan kemih binatang reservoir
2. simpan makanan dan minuman baik agar terhindar dari tikus,
3. mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mencuci tangan, kaki serta
bagian tubuh lain dengan sabun setelah bekerja

You might also like