You are on page 1of 9

LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F.5.2 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular


Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Sadari

Oleh:
Dr. Siska Dewi Agustina

DIBAWAKAN DALAM RANGKA MENYELESAIKAN


TUGAS SEBAGAI DOKTER INTERNSIP
WAHANA UPTD PUSKESMAS PORIAHA
KABUPATEN TAPANULI TENGAH

PERIODE OKTOBER 2016 FEBRUARI 2017

1.1 Latar Belakang


Menurut (WHO 2005), penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor
2 setelah penyakit kardiovaskuler, setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker
payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker payudara
adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan
ikat pada payudara. Pengetahuan tentang penyakit kanker khususnya kanker
payudara sangat berkembang pesat akhir-akhir ini disebabkan karena kanker ini
menempati urutan nomor satu. Saryono (2008). Kanker payudara ini menjadi
penyebab paling umum kematian di kalangan wanita. Kanker payudara juga
menjadi penyebab utama kematian kanker di negara-negara yang kurang
berkembang. Perubahan gaya hidup dan kurangnya perawatan medis yang
canggih menjadi faktor penyebab jumlah kasus kematian menjadi tinggi.
Perawatan, pengobatan dan kesadaran sejak dini mungkin dapat membantu
mengurangi beban kematian akibat kanker. Farman (2013).
Satu- satunya cara yang efektif sampai saat ini hanya dengan melakukan
deteksi sendini mungkin pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan
melakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri). Mendeteksi payudara
sendiri, sebaiknya dilakukan sebulan sekali seacara teratur. Waktu yang paling
tepat adalah setelah menstruasi, karena payudara saat itu sedang lunak. Sebaiknya
setiap perempuan melakukan pemeriksaan sendiri terhadap payudara, untuk
mengetahui adanya benjolan atau perubahan di payudara. Tidak perlu menunggu
hingga timbul gejala untuk mulai melakukan deteksi dini. Deteksi dini dilakukan
terutama pada usia remaja walaupun faktor resiko yang menyebabkan seorang
wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara sekitar 60% terjadi
pada usia diatas 60 tahun. Namun dengan dilakukannya pemeriksaan sedini
mungkin maka peningkatan kewaspadaan disertai pengobatan yang sesuai
dipercaya dapat menurunkan jumlah kematian karena kanker payudara. Banyak
mitos yang mengatakan bahwa kanker payudara lebih sering menyerang wanita

yang sudah berusia di atas 30 tahun, tetapi kini banyak wanita pada usia remaja
sudah menderita kanker payudara.
Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih
dari 70% penderita datang kedokter pada stadium yang sudah lanjut, maka dari itu
permasalahan mengenai kanker payudara memang membutuhkan perhatian
khusus Saryono (2008). Walaupun ada peningkatan kewaspadaan terhadap kanker
payudara, hanya sebagian kecil saja yang melakukan SADARI secara
teratur.Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah pengetahuan, sikap, dan
dukungan keluarga.
1.2 Permasalahan
I

Identitas Pasien

II

Nama Istri

: Ny. A

Umur

: 34 tahun

Alamat

: Tapian Nauli I

Pekerjaan

: Pedagang

Tanggal Periksa

: 2 November 2017

Anamnesis
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 19 Januari 2017
1

Keluhan selama kehamilan : benjolan di payudara kiri

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan adanya benjolan sebesar kelereng di payudara
sebelah kiri yang dirasakan pertama kali sejak kurang lebih 5 bulan yang
lalu. Benjolan dirasakan tidak semakin membesar, dan tidak nyeri. Pasien
tidak mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari puing atau bagian
payudari yang tertarik ke dalam. Pasien belum pernah memeriksakan
sakitnya ke pelayanan keehatan sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Hipertensi

: disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal

- Riwayat Penyakit Paru

: disangkal

- Riwayat kanker

: disangkal

Riwayat Haid

- Menarche

: 12 tahun

- Siklus haid

: 28 hari

- Lama haid

: 7 hari

- Dismenore

:-

Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat Hipertensi

: disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal

- Riwayat Penyakit Paru

: disangkal

- Riwayat kanker
III

: disangkal

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan tanggal 19 Januari 2017
a

Status Present
Keadaan Umum : baik
Kesadaran

: compos mentis

Vital Sign
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi

: 84 x/menit

RR

: 23 x/menit

Suhu : 36,5 0C
TB

: 149 cm

BB

: 56 Kg

LILA : 26 cm
b

Status Internus
- Kepala

: Mesocephale

- Mata

: Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)

- Hidung

: Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung

(-)
- Telinga

: Discharge (-), bentuk normal

- Mulut

: Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)

- Tenggorokan : Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-)


- Leher

: Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

- Kulit

: Turgor baik, ptekiae (-)

- Mamae

: Simetris, Besar (+/+), Tegang (+/+), Puting susu


menonjol (+/+), benjolan abnormal (-/-)

- Jantung

Inspeksi

: Ictus cordis tampak

Palpasi

: Ictus cordis teraba

Perkusi

: Redup

Batas atas jantung

: ICS II linea sternalis sinistra

Batas pinggang jantung

: ICS

III

linea

parasternalis

sinistra
Batas kanan bawah jantung : ICS V linea sternalis dextra
Batas kiri bawah jantung

: ICS V 2 cm medial linea


midclavicularis sinistra

Auskultasi

: suara jantung I dan II murni, reguler, suara

tambahan (-)
- Paru

Inspeksi

: Hemithorax dextra dan sinistra simetris

Palpasi

: Stemfremitus dextra dan sinistra sama, nyeri

tekan (-)

Perkusi

: sonor seluruh lapang paru

Auskultasi

: vesikuler

- Abdomen

Inspeksi

: Cembung, striae gravidarum (+)

Palpasi

: nyeri tekan (-)

Perkusi

: Tidak dilakukan

Auskultasi

: Tidak dilakukan

- Extremitas

:
Superior

Inferior

Oedem

-/-

-/-

Varises

-/-

-/-

Reflek fisiologis

+/+

+/+

Reflek patologis

-/-

-/-

Status Obstetri
- Abdomen

Inspeksi : cembung, striae gravidarum (+)

Palpasi

Leopold I : TFU pertengahan umbilicus dan Proc. Xyphoideus


(22 cm)
Teraba massa besar lunak
Leopold II : Teraba tahanan memanjang pada uterus bagian
lateral kanan
Teraba bagian kecil-kecil pada uterus bagian lateral
kiri
Loepold III : Teraba masa bulat, keras

Masa bulat dan keras mudah digoyang


Leopold IV: Konfigurasi kedua tangan konvergen

Auskultasi: DJJ (+)

- Genitalia

Externa

: tidak dilakukan

Interna

: tidak dilakukan
A PERENCANAAN

DAN

PEMILIHAN

INTERVENSI
Intervensi yang dipilih adalah dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan atau Antenatal care. Dimana ibu-ibu hamil yang berisiko tinggi
ataupun yang tidak beresiko dilakukan pemeriksaan kehamilan secara
keseluruhan, untuk mengenal tanda-tanda bahaya saat kehamilan ataupun
setelah melahirkan.
B PELAKSANAAN
Kegiatan Antenatal care diawali dengan penimbangan berat badan ibu
hamil, dilanjutkan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital ibu hamil meliputi
tekanan darah, nadi, lingkar lengan dan keluhan yang dirasakan selama
kehamilan. Setelah itu dilakukan pemeriksaan kehamilan diawali dengan
perhitungan umur kehamilan, jika baru pertama kali melakukan pemeriksaan
tentukan HPHT (Hari Pertama Mens Terakhir) dan HPL (Hari Perkiraan
Lahir). Dilakukan juga pemeriksaan kesehatan janin meliputi posisi janin,
bagian terendah janin sampai denyut jantung janin. Untuk mendeteksi dini
faktor resiko pada ibu hamil disarankan untuk memeriksakan kadar Hb dan
protein urin pada ibu hamil pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
ANC pertama kali.

Pada

pasien

ini

didapatkan

konjungtiva

pucat,

hal

ini

menunjukkansalah satu tanda pasien mengalami anemia. Oleh karena itu,


diberikan suplemen tablet Fe dan vitamin C. Edukasi yang diberikan:
Makan makanan yang bervariasi
Mengkonsumsi suplemen harian yang sudah diberikan oleh tenaga medis
di puskesmas
Hindari diet untuk menurunkan berat badan, substansi berbahaya
(alkohol, rokok, obat-obatan), konsumsi lemak, garam, kafein, gula dan
pemanis buatan secara berlebihan
Hindari makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan
zat besi seperti teh, kopi, kalsium
Makan makanan yang matang dan perhatikan higienitas makanan
Asupan cairan/air lebih banyak dan hindari minuman bersoda serta soft
drinks.
Suplementasi vitamin A sebaiknya memperhatikan keamanan dalam
pemberiannya karena vitamin A mempunyai sifat teratogenik
Menganjurkan untuk mengikuti kelas hamil yang diadakan oleh
puskesmas Sangkrah
Mengingatkan untuk melakukan perawatan tubuh (payudara, gigi, dll)
Memberikan informasi kepada ibu hamil & keluarga untuk mencari
pertolongan segera jika mendapati tanda-tanda bahaya kehamilan
Semua kegiatan tersebut dicatat dalam buku khusus untuk ibu hamil atau yang
sudah melahirkan.
C MONITORING DAN EVALUASI
Kegiatan Antenatal care rutin dilakukan di poli KIA (Kesehatan Ibu
Anak) di Puskesmas Poriaha yang selalu di monitoring terlebih jika ada ibu
hamil yang beresiko. Pada pasien ini, diminta datang untuk datang kembali 2
minggu lagi.
Evaluasi kegiatan ini adalah dengan terdeteksinya secara dini faktor
resiko pada ibu hamil yaitu anemia. Dengan pemeriksaan antenatal, risiko
pada ibu dapat dideteksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat
merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.

You might also like