You are on page 1of 8

Bab 43

Manajemen keperawatan: Masalah gastrointestinal bawah


INTISARI
DIARRHEA
Diarrhea adalah keluarnya feses berbentuk cair atau encer minimal 3 kali per hari.
Diare dapat berupa akut atau kronis.
Diarrhea dapat mengakibatkan gangguan motilitas usus, peningkatan sekresi, dan
penurunan absorpsi.
Semua kasus diare akut seharusnya dipandang infeksius sampai penyebabnya
diketahui. Perlu kewaspadaan pengendalian infeksi secara ketat.
Sebagian besar diare karena infeksi berlangsung secara normal dan tidak
memerlukan perawatan di rumah sakit.
Pasien yang mendapat antibiotika mudah kena Clostridium difficile (C. difficile),
merupakan infeksi bakteri serius.
Diagnosis dan manajemen yang tepat memerlukan pengkajian riwayat yang akurat,
pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium. Tritmen tergantung kepada penyebab.
Tujuan penatalaksanaan ke seluruh pasien dengan diare meliputi (1) tidak ada
penyebaran mikroorganisme penyebab diare infeksius, (2) berhenti diare dan pulih
ke pola buang air besar yang normal, (3) cairan dan elektrolit normal dan
keseimbangan asam-basa, (4) status nutrisi normal, dan (5) tidak ada kerusakan
kulit sekitar anus.
INKONTINENSIA FEKAL
Inkontinensia fekal, keluarnya feses tanpa disadari, terjadi ketika struktur normal
untuk mempertahankan kontinensia terganggu.
Faktor risiko meliputi kosntipasi, diare, trauma obstetrik, trauma bedah, penyakit
atau cedera saraf, dan impaksi fekal.
Pencegahan dan tritmen inkontinensia fekal dikelola dengan menerapkan program
bowel training.
KONSTIPASI
Konstipasi adalah penurunan frekuensi gerakan usus dari apa yang disebut
normal menurut individu; keras, sulit buang air besar; penurunan volume feses;
dan/atau retensi feses dalam rektum.
Terdapat sejumlah penyabab konstipasi. Presentasi klinik bervariasi dari tidak
nyaman kronis sampai kejadian akut, sering tergantung kepada penyebab.
Tujuan penatalaksanaan keseluruh pasien dengan konstipasi yaitu pasien akan
meningkatkan asupan diet serat dan cairan; peningkatan aktivitas fisik; memiliki
feses yang lunak, feses berbentuk; dan tidak ada komplikasi apapun, seperti
hemorrhoid berdarah.
Peran penting perawat adalah mengajarkan kepada pasien pentingnya diet dan
aktivitas tindakan untuk mencegah konstipasi.
NYERI AKUT ABDOMEN
Nyeri akut abdomen merupakan nyeri baru yang memerlukan pembedahan segera
atau tritmen medis lainnya.
Copyright 2014 by Prodi Keperawatan Purwokerto.

Pencernaan

43-2

Nyeri akut abdomen merupakan gejala berbagai jenis cedera jaringan yang berbeda
dan dapat muncul dari kerusakan organ abdomen atau pelvis dan pembuluh darah.
Nyeri merupakan gejala umum gangguan abdomen dan pelvis. Mual, muntah,
diare, letih, demam, dan konstipasi mungkin juga mewakili pasien dengan nyeri
abdomen akut.
Hasil yang diharapkan pada pasien dengan nyeri abdomen akut meliputi pemulihan
penyebab nyeri abdomen akut, meredakan nyeri abdomen, bebas dari komplikasi
(khususnya shock hipovolemik dan septikemia), dan status nutrisi, cairan, dan
elektrolit normal.
Hal yang penting dilakukan adalah monitor pasien untuk mendeteksi memburuknya
kondisi mereka (seperti., demam, denyut nadi dan pernapasan meningkat,
penurunan tekanan darah, penurunan oksigenasi, perubahan status mental, perfusi
kulit memburuk, penurunan haluaran urin).

NYERI KRONIK ABDOMEN


Penyebab umum nyeri abdomen kronis meliputi irritable bowel syndrome (IBS),
diverticulitis, ulkus peptikum, pankreatitis kronis, hepatitis, cholecystitis, penyakit
peradangan pelvis, dan insufisiensi vaskuler.
Tritmen nyeri abdomen kronis menggunakan pendekatan komprehensif dan
diarahkan untuk mengurangi gejala menggunakan analgesik nonopioid dan
antiemetik, serta terapi nutrisi, psikologi, atau perilaku.
IRRITABLE BOWEL SYNDROME
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan fungsional kronik dicirikan oleh
nyeri atau tidak nyaman pada abdomen intermitten dan berulang dan pola BAB
tidak teratur (diarrhea, konstipasi, atau keduanya).
Penyebab tidak diketahui dan tidak ada temuan khusus. Tritmen diarahkan kepada
faktor psikologis dan diet serta obat untuk mengatur BAB dan mengurangi
nyeri/tidak nyaman.
TRAUMA ABDOMEN
Trauma tumpul abdomen umumnya terjadi pada kecelakaan kendaraan bermotor
dan jatuh, dan mungkin tidak nyata karena tidak meninggalkan luka terbuka.
Trauma penetrasi terjadi pada luka karena senjata tajam atau tembakan.
Cedera umum pada abdomen meliputi laserasi hati, ruptur limpa, trauma pankreas,
robekan arteri mesenterik, ruptur diaphragma, ruptur kandung kemih, robekan
pembuluh besar, cedera ginjal, dan ruptur lambung atau usus.
Manajemen emergensi trauma abdomen difokuskan pada mempertahankan patensi
jalan napas dan pernapasan adekuat, penggantian cairan, dan pencegahan shock
hipovolemik dan shock septik.
PENYAKIT PERADANGAN
Appendiksitis
Appendicitis (peradangan pada appendiks) dengan obstruksi mengakibatkan
kembung, venous engorgement, dan akumulasi mukus dan bakteria, selanjutnya
terjadi gangren dan perforasi.

Copyright 2014 by Prodi Keperawatan Purwokerto.

Pencernaan

43-3

Tanda khas appendiksitis dimulai dengan nyeri periumbilikus, diikuti tidak nafu
makan, mual, dan muntah. Nyeri bersifat persisten dan terus menerus, kadangkadang berpindah ke kuadran kanan bawah dan terlokalisasi pada titik McBurneys.
Tritmen biasanya dilakukan pengangkatan dengan pembedahan segera, tetapi
tritmen konservatif (antibiotika dan istirahat) bila ada kontraindikasi pembedahan.

Peritonitis
Peritonitis akibat dari proses peradangan peritoneum terlokalisasi atau general yang
terjadi ketika organisme atau zat kimia masuk ke rongga peritoneum steril. Hal ini
dapat terjadi bila organ mengalami perforasi, mengeluarkan isinya ke rongga
peritoneum.
Gejala umum iritasi peritoneum meliputi abdomen keras seperti papan, rebound
tenderness, atau nyeri bertambah dengan gerakan.
Perhatian utama adalah mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan
mencegah septic shock.
Pembedahan dilakukan untuk mengalirkan cairan purulen dan memperbaiki
kerusakan. Perawatan lain yang dilakukan adalah pemberian antibiotika, suction
nasogastrik, pemberian analgetik, dan cairan IV.
Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus.
Manifestasi klinik meliputi mual, muntah, diare, kejang abdomen, dan kembung.
Sebagian kasus bisa pulih dan tidak perlu di rawat di rumah sakit.
Jika agen penyebab teridentifikasi, diberikan obat antibiotika dan antimikroba.
Asuhan keperawatan difokuskan kepada mempertahankan hidrasi yang adekuat dan
mengurangi mual, muntah, dan diare.
Inflammatory Bowel Disease
Crohns disease dan kolitis ulseratif merupakan penyakit yang berkaitan dengan
immun sering disebut inflammatory bowel disease (IBD).
IBD dicirikan oleh respon immun yang menetap, tidak wajar, over aktif terhadap
zat yang normalnya dapat ditoleransi.
Pasien menderita eksaserbasi akut ringan sampai parah yang terjadi dengan interval
tidak dapat diduga sepanjang hidup.
Kolitis ulseratif terbatas pada lapisan mukosa rektum dan kolon, tetapi beberapa
pasien memiliki peradangan ringan pada ileum terminalis. Gejala primer adalah
diare berdarah dan nyeri abdomen. Obat diperlukan untuk mencegah kekambuhan.
Crohns disease dapat terjadi dimanapun pada saluran pencernaan dari mulut
sampai anus tetapi paling umum terjadi pada ileum terminalis dan kolon.
Peradangan melibatkan semua lapisan dinding usus dengan segmen usus normal
terjadi antara bagian penyakitsering disebut skip lesions.
Gejala umum Crohns disease yaitu diarrhea dan nyeri kolik abdomen. Jika usus
halus terkena, masalah nutrisi dan turun berat badan merupakan hal yang umum
karena malabsorpsi. Pasien mungkin mengalami gejala sistemik seperti demam.
Tujuan tritmen untuk IBD meliputi mengistirahatkan usus, kendalikan peradangan
dan infeksi, perbaikan nutrisi, redakan stress, kurangi gejala, dan perbaikan kualitas
hidup.

Copyright 2014 by Prodi Keperawatan Purwokerto.

Pencernaan

43-4

o Lima kelas utama obat yang biasa digunakan untuk tritmen IBD:
aminosalicylates, antimicrobia, kortikosteroid, immunosuppressan, dan
terapi biologi dan target.
o Kolitis ulseratif dapat diobati dengan kolektomi total, karena kolon dan
rektum tidak dapat dipertahankan. Pembedahan merupakan cara terakhir
pada Crohns disease karena rerata kekambuhan tinggi dan risiko
berkembang menjadi short bowel syndrome.
o Indikasi pembedahan jika pasien dengan IBD gagal berespon terhadap
tritmen; eksaserbasi sering terjadi dan melemahkan; perdarahan masif,
perforasi, striktur,d an/atau terjadi obstruksi; perubahan jaringan
mendukung bahwa dysplasia sedang terjadi; atau berkembang menjadi
karsinoma.
Selama eksaserbasi akut IBD, asuhan keperawatan difokuskan pada stabilitas
hemodinamika, mengendalikan nyeri, keseimbangan cairan dan elektrolit, dan
dukungan nutrisi.
Perawat dan anggota tim yang lain dapat membantu pasien menerima kekronisan
IBD dan belajar strategi koping jika kambuh, sifat tidak pasti.

OBSTRUKSI USUS
Obstruksi usus terjadi dapat terjadi pada usus halus atau usus besar. Obstruksi usus
dapat dibagi menjadi parsial atau komplikata, simpel atau strangulata. Obstruksi
parsial biasanya pulih dengan tritmen konservatif dan obstruksi komplikata perlu
pembedahan.
Obstruksi simpel memiliki suplai darah utuh, dan pada strangulata tidak.
Obstruksi fisik (mekanikal) dapat dilihat, tetapi obstruksi yang disebabkan oleh
gangguan fungsi neuromuskuler atau suplai darah yang buruk ke usus tidak dapat
dilihat.
Usus yang terobstruksi menyebabkan retensi cairan dalam usus dan pada akhirnya
rongga peritoneum, dimana dapat mengakibatkan berkurangnya volume darah
sirkulasi diikuti oleh hipotensi dan shock hipovolemik.
Manifestasi klinik obstruksi usus bervariasi, tergantung kepada lokasi obstruksi,
dan termasuk mual, muntah, nyeri abdomen lokal parah, distensi abdomen,
ketidakmampuan mengeluarkan flatus, obstipasi, dan tanda dan gejala hipovolemia.
Jika obstruksi strangulata, jaringan mati dapat menjadi nekrosis dan sepsis, dan
bedah emergensi perlu agar pasien selamat.
Asuhan keperawatan pada pasien berkisar pada diagnosa keperawatan nyeri akut,
defisiensi volume cairan, dan ketidakseimbangan nutrisi, serta monitoring ketat
untuk mendeteksi kemungkinan shock hipovolemik atau septik.
POLIP USUS BESAR
Adenomatous polyp dicirikan oleh perubahan neoplastik dalam epithelium dan
berkaitan erat ke adenokarsinoma kolorektum.
Familial adenomatous polyposis (FAP) merupakan penyakit polip herediter paling
umum.

Copyright 2014 by Prodi Keperawatan Purwokerto.

Pencernaan

43-5

KANKER KOLOREKTAL
Faktor risiko mayor kanker kolorektal (KK) meliputi bertambah usia, riwayat KK
personal atau famili, polip kolorektal, dan IBD. Faktor gaya hidup berasosiasi
dengan KK meliputi obesitas, merokok, alkohol, dan diet.
Gejala tidak tampak sampai tahap lanjut dan meliputi hematochezia, melena, nyeri
abdomen, dan/atau perubahan kebiasaan BAB. Gejala tampak lebih dahulu kanker
sisi kiri dibandingkan kanker sisi kanan.
Sebagian besar KK muncul dari polip adenomatosa. Sehingga deteksi awal dan
pengangkatan polip prakanker dapat mencegah KK lebih lanjut.
Mulai pada usia 50, baik laki-laki dan wanita berisiko sama berkembang KK
seharusnya tes skreening dikerjakan untuk mendeteksi polip dan kanker atau tes
hanya untuk mendeteksi kanker. Kolonoskopi merupakan gold standard untuk
skreening KK.
Prognosis KK dan tritmen berkorelasi dengan tahap penyakit. Tritmen meliputi
diangkat dengan endoskopi, diangkat dengan pembedahan saja, diangkat dengan
pembedahan plus kemoterapi, atau kemoterapi paliatif untuk KK yang tidak dapat
direseksi.
Tujuan perawatan pasien dengan KK meliputi pola eliminasi usus normal, kualitas
hidup wajar terhadap progresi penyakit, meredakan nyeri, dan merasakan nyaman
dan sejahtera.
Dukungan psikologis untuk pasien dengan KK dan keluarga sangat penting.
Periode pemulihan lama, dan kanker dapat kambuh kembali.
Bedah usus dapat mengganggu saraf dan suplai pembuluh darah ke genital. Terapi
radiasi, kemoterapi, dan obat juga dapat mengganggu fungsi seksual.
BEDAH OSTOMI
Ostomi adalah membuat lubang dengan pembedahan disebut stoma yang bisa
membuat isi usus keluar melalui jalan pintas ke lubang pada kulit abdomen. Ostomi
digunakan jika rute eliminasi normal tidak memungkinkan.
Dua aspek mayor asuhan keperawatan untuk pasien yang dilakukan bedah ostomi
adalah dukungan emosi karena pasien memiliki koping terhadap perubahan radikal
citra tubuh dan pendidikan kesehatan tentang berbagai aspek perawatan stoma dan
ostomi.
Asuhan keperawatan postoperasi meliputi pengkajian stoma dan penetapan sistem
kantongan yang tepat yang melindungi kulit dan berisi drainase dan bau.
Pasien seharusnya mampu melakukan penggantian kantong, melakukan perawatan
kulit dengan tepat, mengendalikan bau, perawat stoma, dan mengidentifikasi tanda
dan gejala komplikasi.
Pasien dengan ileostomy seharusnya diobservasi terhadap tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, terutama natrium, potassium, dan defisit
cairan.
Orang dengan stoma selalu perhatian tentang bagaimana stoma akan
mempengaruhi gaya hidupnya termasuk aktivitas yang berhubungan dengan
pekerjaan, makan, olah raga, seksual, dan tidur. Mereka ingin tahu bagaimana
mengelola gas dan bau badan, dan bagaimana memilih pakaian yang dapat
menyembunyikan stoma. Mereka perlu memutuskan kapan atau jika perlu
memberitahu orang lain tentang stoma.
Copyright 2014 by Prodi Keperawatan Purwokerto.

Pencernaan

43-6

DIVERTICULOSIS DAN DIVERTICULITIS


Divertikula adalah pelebaran sakula atau kantongan mukosa yang berkembang di
kolon. Diverticulitis dalah peradangan divertikula, akibat dari komplikasi seperti
perforasi, abscess, pembentukan fistula, dan perdarahan.
Penyebab diverticuli tidak diketahui. Sebagian besar pasien dengan penyakit
diverticular menunjukkan asimptomatik. Mereka yang mengalami gejala tipikal
memiliki nyeri abdomen, bloating, flatulans, dan/atau perubahan dalam kebiasaan
baunag air besar.
Pasien dan orang terdekat diajarkan tentang diet tinggi serat, terutama dari sayuran
dan buah-buahan, dan menurunkan asupan lemak dan daging berwarna merah
direkomendasikan untuk mencegah memburuknya penyakit diverticular.
HERNIA
Hernia merupakan protrusi viskus melalui area yang terbuka abnormal atau lemah
pada dinding rongga yang normalnya membungkusnya.
Macam-macam hernia meliputi inguinal, femoral, dan ventral atau insisional.
Diagnosis berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik relatif terhadap macam
hernia.
Pembedahan merupakan tritmen pilihan untuk hernia.
Jika hernia menjadi strangulated, pasien akan mengalami nyeri parah dan gejala
obstruksi, seperti muntah, nyeri kejang abdomen, dan distensi.
SINDROM MALABSORPSI
Malabsorpsi akibat dari gangguan absorpsi lemak, karbohidrat, protein, mineral,
dan vitamin.
Penyebab malabsorpsi meliputi defisiensi enzim atau zat kimia, proliferasi bakteri,
kerusakan mukosa usus halus, gangguan sirkulasi kelenjar getah bening atau
vaskuler, dan short bowel syndrome.
CELIAC DISEASE
Celiac disease merupakan penyakit autoimmune yang dicirikan oleh kerusakan
mukosa usus halus dari memakan wheat, barley, dan rye pada seseorang yang
rentan secara individual.
Tiga faktor yang diperlukan untuk berkembangnya celiac disease (intoleransi
gluten) adalah predisposisi genetik, menelan gluten, dan respon yang dimediasi
immun.
Tanda klasik celiac disease meliputi diare berbau busuk, steatorrhea, flatulans,
distensi abdomen, dan gejala malnutrisi.
Diagnosis awal dan tritmen celiac disease dapat mencegah komplikasi seperti
kanker (contoh., lymphoma usus), osteoporosis, dan kemungkinan penyakit
autoimmun lain.
Celiac disease diatasi dengan menghindari diet gluten seumur hidup. Makanan
yang harus dihindari meliputi wheat, barley, oats, dan produk rye.
DEFISIENSI LACTASE
Defisiensi laktase merupakan kondisi dimana enzim lactase berkurang atau tidak
ada.
Copyright 2014 by Prodi Keperawatan Purwokerto.

Pencernaan

43-7

Gejala meliputi bloating, flatulans, nyeri abdomen kram, dan diarrhea, dimana
biasanya terjadi dalam setengah jam sampai beberapa jam setelah minum produk
susu.
Tritmen terdiri atas menghindari laktose dari diet dengan menghindari susu dan
produk susu/ atau terapi sulih laktase dengan produk yang tersedia secara
komersial.

SHORT BOWEL SYNDROME


Short bowel syndrome (SBS) akibat dari reseksi bedah yang terlalu sering pada
usus halus, defek kongenital, atau penyakit yang berhubungan dengan kehilangan
absorpsi. Panjang dan bagian usus halus yang terkena berasosiasi dengan sejumlah
dan keparahan gejala.
SBS dicirikan oleh ketidakmampuan untuk memperoleh nutrien yang adekuat dari
diet standar.
SBS diatasi dengan perubahan diet, pemberian suplemen, dan obat antidiare.
Pada kasus yang parah, pasien perlu nutrisi parenteral untuk bertahan hidup atau
transplantasi organ usus halus.
TUMOR STROMA GASTROINTESTINUM
Gastrointestinal stromal tumors (GISTs) merupakan bentuk kanker yang jarang
berasal dari sel yang ditemukan pada dinding saluran GI.
GISTS diangkat dengan pembedahan tetapi biasanya telah bermetastase pada saat
diagnosis.
Meskipun GISTs tidak berespon terhadap kemoterapi konvensional, penemuan
mutasi gen spesifik telah menjanjikan perkembangan terapi obat yang efektif untuk
memperbaiki prognosis.
MASALAH ANOREKTUM
Hemorrhoid
Hemorrhoid adalah pelebaran vena hemorrhoid. Hemorrhoid dapat terjadi secara
internal (terjadi diatas spinkter internal) atau eksternal (terjadi diluar spinkter
eksternal).
Gejala klasik meliputi perdarahan, gatal pada anus, prolapse, dan rasa nyeri.
Pembedahan diindikasikan bila terdapat prolaps atau perdarahan atau nyeri terusmenerus.
Manajemen keperawatan meliputi pendidikan kesehatan kepada pasien unyuk
mencegah konstipasi, menghindari berdiri atau duduk terlalu lama, memakai obat
yang dibeli bebas secara bijak, dan mencari bantuan medis bila gejala parah
(contoh., rasa nyeri dan perdarahan berlebihan, hemorrhoid prolaps).
Fissura anus
Fissura anus merupakan suatu ulkus kulit atau keretakan pada garis dinding anus
yang disebabkan oleh trauma, infeksi lokal, atau peradangan.
Gejala mayor yaitu nyeri anus dan perdarahan.
Koreksi pembedahan dilakukan hanya jika tritmen konservatif dengan obat tidak
efektif.
Abscess Anorectum
Copyright 2014 by Prodi Keperawatan Purwokerto.

Pencernaan

43-8

Anorectal abscesses merupakan kumpulan pus perianal akibat dari infeksi kelenjar
di anus.
Manifestasi meliputi nyeri dan pembengkakan lokal, drainase berbau busuk, teraba
lunak, dan demam.
Tritmen yang dilakukan yaitu mendrainase abscess. Setelah tindakan, pasien harus
diajarkan tentang perawatan luka, sitz baths, dan membersihkan sekitar area setelah
buang air besar.

Fistula Anal
Fistula anal adalah terowongan abnormal yang dimulai dari anus atau rektum,
sering menuju vagina, atau kulit disekitarnya. Hal ini sering disertai dengan infeksi
dan inkontinensia.
Fistula ditutup dengan pembedahan atau menggunakan lem fibrin. Asuhan
keperawatan postoperasi sama dengan hemorrhoid.
Kanker Anal
Kanker anal merupakan kejadian yang jarang pada populasi umum, tetapi insiden
terus meningkat. Human papillomavirus (HPV) diasosiasikan dengan sekitar 80
persen kanker anal.
Faktor risiko meliputi sering berganti pasangan seksual, genital warts, merokok,
seks anal, dan infeksi HIV.
Gejala awal paling sering yaitu perdarahan rektum. Gejala lain meliputi nyeri
rektum dan sensasi adanya massa di rektum. Beberapa pasien tidak memiliki gejala,
dimana menjadikan diagnosis dan tritmen terlambat.
Saat ini sebuah vaksin telah disetujui untuk pencegahan kanker anal dan berasosiasi
dengan lesi prekanker karena HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 pada orang berusia 9
sampai 26 tahun.
Tritmen tergantung pada ukuran dan kedalaman lesi. Tritmen bervariasi dari ablasi
lokal sampai reseksi bedah.
Pilonidal Sinus
Sinus pilonidal adalah saluran kecil dibawah kulit antara bokong di dalam area
sacrococcygeal.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kista atau abses pilonidal termasuk
aplikasi uap hangat, lembab ketika ada abses.

Copyright 2014 by Prodi Keperawatan Purwokerto.

You might also like