Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi yang diderita seseorang erat kaitanya dengan tekanan sistolik dan
diastolik atau keduanya secara terus menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan
tingginya tekanan pada ateri bila jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah
diastolik berkaitan dengan tekanan ateri pada saat jantung relaksasi diantara dua
denyut jantung. Dari hasil pengukuran tekanan sistolik memiliki nilai yang lebih besar
dari tekanan diastolic.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 50 tahun dan tekanan darah mencapai
160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Dan harus dilakukan pengukuran tekanan
darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg dapat diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan
sebagai primer atau esensial (hampir 90% dari semua kasus) dan hipertensi sekunder,
terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat
diperbaiki (Joint National Committee On Prevention, Detecion, Evaluation and
Treatment Of High Blood Plessure VI /JNC VI, 2001).
Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
darahnya diatas 140/90 mmHg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistoliknya 160 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg.
Hipertensi adalah suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal
jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Faqih, 2006).Hipertensi adalah
tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih atau sama dengan 90 mmHg atau mengkonsumsi obat anti hipertensi (Guyton,
2007).
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan arteri rata-rata lebih tinggi daripada
batas atas yang dianggap normal yaitu 140/90 mmHg (Guyton and Hall, 2001).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg (Sylvia Price,
2005).
Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik lebih
dari 140/90 mmHg, dimana sudah dilakukan pengukuran tekanan darah minimal dua
kali untuk memastikan keadaan tersebut dan hipertensi dapat menimbulkan resiko
terhadap penyakit stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.
2.2 Penyebab hipertensi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi atas hipertensi esensial dan
hipertensi sekunder (Setiawati dan Bustami, dalam farmakologi dan terapi. 2005)
a. Hipertensi esensial
Hiperetensi esensial juga disebut hipertensi primer atau idiopatik, adalah
hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk
dalam kelompok ini. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi esensial
adalah peningkatan resistensi perifer. Penyebab hipertensi esensial adalah
mulitifaktor, terdiri dari factor genetic dan lingkungan. Factor keturunan bersifat
poligenik dan terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dari keluarga.
2
Faktor predisposisi genetic ini dapat berupa sensitivitas pada natrium, kepekaan
terhadap stress, peningkatan reaktivitas vascular (terhadap vasokonstriktor), dan
resistensi insulin. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
hipertensi yakni, makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
b. Hipertensi sekunder.
Prevalensinya hanya sekitar 5-8 % dari seluruh penderita hipertensi. Hipertensi ini
dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin
(hipertensi endokrin), obat, dan lain-lain.
Hipertensi renal dapat berupa:
1) Hipertensi renovaskular, adalah hipertensi akibat lesi pada arteri
ginjal sehingga menyebabkan hipoperfusi ginjal.
2) Hipertensi akibat lesi pada parenkim ginjal menimbulkan gangguan
fungsi ginjal.
Hipertensi endokrin terjadi misalnya akibat kelainan korteks adrenal, tumor di
medulla
adrenal,
akromegali,
hipotiroidisme,
hipertiroidisme,
darah sistol pada kisaran 120-139 mmHg, dan tekanan darah diastole pada kisaran 8089 mmHg. Hipertensi level 2 dan 3 disatukan menjadi level 2. Tujuan dari klasifikasi
JNC 7 adalah untuk mengidentifikasi individu-individu yang dengan penanganan
awal berupa perubahan gaya hidup, dapat membantu menurunkan tekanan darahnya
ke level hipertensi yang sesuai dengan usia.
Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Normal
< 120
Prehipertensi
120-139
Hipertensi stadium 1 140-159
Hipertensi stadium 2 160
Diastolik (mmHg)
< 80
80-89
90-99
100
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
4
a. Faktor genetik
Hipertensi esensial biasanya terkait dengan gen dan factor genetik, dimana banyak
gen turut berperan pada perkembangan gangguan hipertensi. Seseorang yang
mempunyai riwayat keluarga sebagai pembawa hipertensi mempunyai resiko dua
kali lebih besar untuk terkena hipertensi.
b. Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien yang
berumur di atas 60 tahun, 50 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi
pada orang yang bertambah usianya.Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial
yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya
umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45tahun, dinding
arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen
pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit
dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkatkarena kelenturan pembuluh
darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh
sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai decade kelima dan keenam
kemudian
menetap
atau
cenderung
menurun.
Peningkatan
umur
akan
World
Health
Organization
(WHO)
(pengapuran/penebalan
dinding
pembuluh
darah).
Dengan
listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung dan peningkatan
pembentukan pembekuan darah.
c. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan yang tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal, yaitu glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus, darah
akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya membrane
glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid
plasma berkurang menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
kronik.
d. Ensefalopati
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang
meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini dapat menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang interstitium di
seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma
serta kematian.
2.8 Penatalaksanaan
10
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi. Langkah awal biasanya adalah merubah gaya hidup
penderita.
a. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
menurutnkan berat badannya sampai batas ideal.
b. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol
darah tinggi. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium
atau 6 gram
11
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik 140
mmHg dan tekanan darah diastoltik 90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang
berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan
hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder
yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit
ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio aorta.
13